Claim Missing Document
Check
Articles

Repellensi dan Toksisitas Minyak Atsiri Daun Kirinyuh (Chromolaena odorata (L.) King & Robinson) terhadap Sitophilus oryzae L. Dea Rumambi Sinaga; Hendrival Hendrival; Khaidir Khaidir; Hafifah Hafifiah; Novita Pramahsari Putri; Muhammad Muaz Munauwar
Biofarm Jurnal Ilmiah Pertanian Vol 19, No 1 (2023): BIOFARM JURNAL ILMIAH PERTANIAN
Publisher : Universitas Pekalongan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31941/biofarm.v19i1.2850

Abstract

Hama kumbang bubuk beras, Sitophilus oryzae (Coleoptera: Curculionidae) merupakan hama primer pada serealia di penyimpanan dengan kehilangan hasil mencapai 70%. Teknologi pengendalian alternatif yang lebih ramah lingkungan yaitu penggunaan minyak atsiri daun kirinyuh.  Penelitian bertujuan mempelajari pengujian aktivitas repellensi dan toksisitas minyak atsiri daun kirinyuh imago S. oryzae. Konsentrasi minyak atsiri daun kirinyuh yang diuji yaitu 0,25, 0,5, 1, 2, 4% (v/v) dan kontrol. Percobaan diulang sebanyak tiga kali. Metode residu pada kertas saring digunakan untuk pengujian aktivitas repellensi dan toksisitas minyak atsiri daun kirinyuh. Hubungan konsentrasi minyak atsiri daun kirinyuh dengan mortalitas imago S. oryzae ditentukan dengan analisis probit. Hasil penelitian menunjukkan bahwa minyak atsiri daun kirinyuh menyebabkan repellensi dan mortalitas imago S. oryzae bersifat terpaut konsentrasi. Aktivitas repellensi dan kematian imago pada konsentrasi 0,25–4% mencapai > 50%. Nilai LC50 minyak atsiri daun kirinyuh pada 2–7 hari setelah aplikasi berkisar antara 1,71– 0,22%. Hasil ini menunjukkan bahwa minyak atsiri daun kirinyuh dapat dimanfaatkan untuk pengendalian imago S. oryzae pada produk serealia yang disimpan.
Pemasyarakatan Program Pengendalian Hama Terpadu Hypothenemus hampei di Kecamatan Pintu Rime Gayo Kabupaten Bener Meriah Baidhawi Baidhawi; Hendrival Hendrival; Yusra Yusra; Mawardati Mawardati; Suryadi Suryadi; Muhammad Muaz Munauwar
Jurnal Malikussaleh Mengabdi Vol 2, No 1 (2023): Jurnal Malikussaleh Mengabdi April 2023
Publisher : LPPM Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/jmm.v2i1.10692

Abstract

Hama penggerek buah kopi merupakan hama utama penyebab kerusakan dan kehilangan hasil kopi di Desa Bener Meriah Kecamatan Pintu Rime Gayo, Kabupaten Bener Meriah.  Hama PBKo merusak buah kopi mulai dari buah muda sampai buah masak, namun kerusakan paling berat terjadi pada buah masak. Program pemberdayaan kelompok tani kopi berkaitan dengan pengendalian hama PBKo pada tanaman kopi secara terpadu. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat melibatkan secara langsung petani yang merupakan kelompok tani kopi arabika Gayo yang mengelola perkebunan kopi di Desa Bener Meriah, Kecamatan Pintu Rime Gayo, Kabupaten Bener Meriah. Tahapan kegiatan pengabdian meliputi survei informal atau eksplorasi, memberikan penyuluhan, tahapan pembinaan kepada kelompok tani kopi arabika, dan kegiatan percontohan tentang metode pengendalian hama PBKo pendekatan ekologi. Pencapaian yang diperoleh dari pelaksanaan program pengabdian kepada masyarakat ini adalah anggota Kelompok Tani Makmur Tani Desa Bener Meriah Kecamatan Pintu Rime Gayo telah memiliki pengetahuan dan keterampilan dalam identifikasi, penanganan, dan pengendalian hama PBKo pada tanaman kopi secara terpadu.  Kelompok Tani Makmur Tani sudah melakukan pemeliharan dan pemangkasan cabang kopi secara lebih intensif, serta telah mengenal dan mengetahui jenis agens pengendali hayati seperti jamur Beauveria bassiana dan semut predator.
Populasi, Serangan dan Pola Distribusi Hypothenemus hampei Ferr. pada Kopi Arabika Gayo Berdasarkan Zona Elevasi Hendrival, Hendrival; Usnawiyah, Usnawiyah; Nurdin, Muhammad Yusuf; Ahmadika, Hafizh Mulia; Margono, Margono
Agrikultura Vol 35, No 1 (2024): April, 2024
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/agrikultura.v35i1.45701

Abstract

Provinsi Aceh sebagai sentral penghasil kopi arabika berada di Dataran Tinggi Gayo yaitu Kabupaten Bener Meriah. Faktor yang menyebabkan produksi kopi arabika tergolong rendah yaitu serangan hama penggerek buah kopi, Hypothenemus hampei Ferr. Hama ini termasuk hama utama yang paling merugikan yang menyebabkan kerugian kuantitatif dan kualitatif pada kopi arabika dan robusta. Pola sebaran H. hampei dipengaruhi oleh zona elevasi. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pola sebaran hama H. hampei pada kopi arabika Gayo berdasarkan elevasi.  Lokasi penelitian mencakup wilayah perkebunan kopi arabika milik petani di Kecamatan Bukit, Timang Gajah, dan Pintu Rime Gayo di Kabupaten Bener Meriah Provinsi Aceh dengan waktu penelitian dari bulan Juli sampai dengan Desember 2021. Lokasi yang dipilih sebagai tempat pengamatan dan pengambilan sampel yaitu perkebunan kopi rakyat dengan variasi zona elevasi. Setiap wilayah ditentukan dua titik lokasi pengamatan dan pengambilan sampel. Hasil penelitian menunjukkan bahwa populasi dan serangan hama H. hampei pada kelompok zona elevasi rendah (700 mdpl–1000 mdpl) tergolong tinggi dibandingkan kelompok ketinggian medium (1000–1250 mdpl) dan tinggi (1250–1500 mdpl). Pola sebaran hama H. hampei pada kopi arabika Gayo pada parameter populasi dan serangan mengikuti pola mengelompok berdasarkan perbedaan zona elevasi. Tindakan monitoring populasi dan serangan hama H. hampei diperlukan untuk mengurangi penurunan produksi kopi arabika Gayo terutama di daerah dengan zona elevasi antara 700–1000 mdpl.
Peningkatan Kualitas Pembelajaran Melalui Variasi Pembelajaran Online di Kabupaten Aceh Singkil Arnawan Hasibuan; Adi Setiawan; Muhammad Daud; Widyana Verawaty Siregar; B Baidhawi; H Hendrival; Robi Kurniawan; Putri Anjali Safina
Jurnal Solusi Masyarakat Dikara Vol 2, No 2 (2022): Agustus 2022
Publisher : Dikara Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Wabah Covid-19 berdampak di berbagai sektor termasuk juga di bidang Pendidikan. Di masa tanggap darurat ini mengharuskan semua guru dan siswa belajar dari rumah nyatanya tak sekadar mengubah lokasi namun juga metode belajar. Guru merupakan kunci utama untuk menghasilkan generasi hebat dengan memberikan pembelajaran yang bermakna dan bermanfaat untuk siswa. Untuk menghasilkan generasi hebat yang bermutu dan berkualitas, guru harus mempunyai kemampuan dalam mendesain pembelajaran agar mudah dipahami dan mengerti teknologi agar semua pembelajaran mudah di akses pada saat sulit di masa pandemic seperti ini. Oleh karena itu guru sebagai media pengarah materi pembalajaran harus memahami bagaimana pengoperasian teknologi aplikasi pembelajaran jarak jauh yang dilakukan secara online tersebut. Tujuan pengabdian ini adalah untuk memberikan pemahaman teknologi penggunaan berbagai macam aplikasi media belajar dan memberikan inspirasi kepada para pengajar untuk memberikan model pembelajaran yang kreatif agar siswa dapat semangat dan tetap mendapatkan pendidikan yang berkualitas sehingga menjadi generasi tangguh dan hebat di masa mendatang. Kegiatan pengabdian ini dilakukan berbentuk interaksi langsung antara pemateri dengan para pengajar (guru) dengan memberikan secara langsung contoh pelaksanaan pekerjaan dengan menginput materi pembelajaran dan absensi melalui aplikasi media pembelajaran online di bawah lisensi google dan mencari materi belajar yang menarik sehingga menjadikan materi belajar online terlihat bagus dan menjadi perhatian bagi siswa. Setelah pelatihan  ini dilaksanakan, dapat ditarik kesimpulan yaitu pelatihan ini berjalan dengan baik dan  lancar serta mencapai target yang di tentukan sebelumnya. Pengabdian ini memberikan dampak positif bagi para guru dengan menambah pengetahuan dan wawasan baru. Selain itu, hasil pengabdian ini terbukti mempermudah para guru dalam proses memberikan materi pembelajaran online bagi siswa yakni para guru mampu mengaplikasikan media tersebut dan memanfaatkan nya dalam pembelajaran.
Patogenisitas Cendawan Colletotrichum musae dan Colletotrichum gloeosporioides Penyebab Penyakit Antraknosa dan Ketahanan Buah Beberapa Kultivar Pisang Dwi Nanda Aulia Situmorang; Hendrival Hendrival; Usnawiyah Usnawiyah; Latifah Latifah; Novita Pramahsari Putri; Muhammad Muaz Munauwar; Baidhawi Baidhawi
Jurnal AGROSAINS dan TEKNOLOGI Vol 9, No 1 (2024)
Publisher : Fakultas Pertanian - UMJ

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24853/jat.9.1.36-43

Abstract

Penyakit antraknosa merupakan salah satu penyakit pascapanen pada buah pisang saat penyimpanan yang menyebabkan buah akan membusuk dan rusak sebelum matang. Penyakit antraknosa pada buah pisang disebabkan oleh cendawan Colletotrichum musae dan C. gloeosporioides. Penelitian bertujuan untuk mengetahui patogenisitas isolat C. musae dan C. gloeosporioides serta ketahanan buah beberapa kultivar pisang. Penelitian dilaksanakan pada  November 2021 sampai Januari 2022  di Laboratorium Hama dan Penyakit Tanaman, Fakultas Pertanian, Universitas Malikussaleh. Percobaan disusun menggunakan Rancangan Acak Lengkap pola faktorial. Faktor pertama  yaitu kultivar buah pisang dan faktor kedua yaitu  isolat cendawan.. Parameter yang diamati adalah warna koloni cendawan, periode inkubasi, dan keparahan penyakit. Hasil penelitian menunjukkan bahwa koloni C. musae berwarna putih dan C. gloeosporioides berwarna putih keabuan, periode inkubasi paling singkat terjadi pada buah pisang yang diinokulasi C. musae. Berdasarkan nilai keparahan penyakit respons buah pisang dibedakan menjadi sangat rentan ( Tanduk), rentan ( Barangan, Mas, Awak, dan Raja) dan agak tahan (Kepok). Inokulasi isolat C. musae dan C. gloeosporioides pada buah pisang Tanduk dapat meningkatkan keparahan penyakit dan periode  inkubasi yang singkat dibandingkan pada buah pisang Kepok. Isolat C. musae memiliki tingkat patogenisitas lebih tinggi dibandingkan C. gloeosporioides.ABSTRACTAnthracnose disease is one of the post-harvest diseases in bananas during storage that causes the fruit to rot and be damaged before it ripens. Anthracnose disease in bananas is caused by the fungi Colletotrichum musae and C. gloeosporioides. The study aims to determine the pathogenicity of C. musae and C. gloeosporioides isolates and the resistance of several banana cultivars. The study was conducted from November 2021 to January 2022 at the Plant Pests and Diseases Laboratory, Faculty of Agriculture, Malikussaleh University. The experiment was arranged using a Completely Randomized Design with a factorial pattern. The first factor is the banana cultivar and the second factor is the fungal isolate. The parameters observed were the colony color, the incubation period, and the severity of the disease. The results showed that the C. musae colony was white and C. gloeosporioides was grayish white, the shortest incubation period occurred in bananas inoculated with C. musae. Based on the severity of the disease, the response of banana fruit is divided into very susceptible (Tanduk), susceptible (Barangan, Mas, Awak, and Raja) and somewhat resistant (Kepok). Inoculation of C. musae and C. gloeosporioides isolates on Tanduk banana fruit can increase the severity of the disease and the short incubation period compared to Kepok banana fruit. C. musae isolates have a higher pathogenicity level than C. gloeosporioides.
REPELLENSI DAN TOKSISITAS EKSTRAK DAUN Lantana camara L. TERHADAP HAMA PASCAPANEN Hendrival Hendrival; Syahrani Khairani Marpaung; Dwi Asti Purnama; Millenia Dzikra Az Zahra; Baidhawi Baidhawi; Khaidir Khaidir; Usnawiyah Usnawiyah
Jurnal Agrotek Tropika Vol 12, No 1 (2024): JURNAL AGROTEK TROPIKA VOL 12, Februari 2024
Publisher : Departement of Agrotechnology, Agriculture Faculty, Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/jat.v12i1.6920

Abstract

Tribolium castaneum Herbst (Coleoptera: Tenebrionidae) dan Sitophilus oryzae L. (Coleoptera: Curculionidae) merupakan hama primer serealia di penyimpanan. Penelitian ini menguji aktivitas repellensi dan toksisitas ekstrak metanol daun Lantana camaraterhadap imago S. oryzae dan T. castaneum. Pengujian repellensi menggunakan metode pilihan pada kertas saring yang dipotong menjadi dua bagian yang sama. Potongan kertas saring bagian pertama diaplikasikan ekstrak daun sebanyak 500 μl, sedangkan yang kedua tanpa aplikasi ekstrak daun. Pengujian toksisitas menggunakan metode residu pada kertas saring. Larutan ekstrak daun diteteskan pada kertas saring secara merata dengan volume 1000 µl. Hasil peneltian menunjukkan bahwa ekstrak daun L. camara memiliki aktivitas repellensi dan mortalitas terhadap imago S. oryzae dan T. castaneum bersifat terpaut konsentrasi ekstrak. Ekstrak daun menyebabkan efek repellensi dan mortalitas lebih tinggi pada imago T. castaneum dibandingkan S. oryzae. Ekstrak daun L. camara menyebabkan repellensi pada imago T. castaneum berkisar antara 60–100%, sedangkan pada imago S. oryzae mencapai 53,33–93,33%. Ekstrak daun L. camara lebih banyak menyebabkan kematian pada imago T. castaneum daripada S. oryzae. 
PATOGENISITAS CENDAWAN ENTOMOPATOGEN Beauveria bassiana (Bals.) PADA HAMA PASCAPANEN Hendrival, Hendrival; Batubara, Fazriani; Munauwar, Muhammad Muaz; Baidhawi, Baidhawi; Putri, Novita Pramahsari; Nurmasyitah, Nurmasyitah
Jurnal Agrotech Vol 13 No 2 (2023)
Publisher : FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS ALKHAIRAAT

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31970/agrotech.v13i2.128

Abstract

Sitophilus oryzae dan Tribolium castaneum merupakan hama primer yang menyebabkan kerusakan kuantitas dan kualitas pada bahan pangan dan olahannya di penyimpanan. Pemanfaatan patogen serangga seperti cendawan entomopatogen mempunyai prospek yang baik untuk mengendalikan hama pascapanen. Penelitian bertujuan untuk mengevaluasi efektivitas cendawan entomopatogen Beauveria bassiana yang menyebabkan infeksi dan mortalitas pada imago S. oryzae dan T. castaneum. Aplikasi suspensi cendawan entomopatogen B. bassiana pada imago S. oryzae dan T. castaneum dengan metode pencelupan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa cendawan entomopatogen B. bassiana lebih efektif menyebabkan infeksi dan mortalitas pada imago S. oryzae dibandingkan imago T. castaneum. Mortalitas pada imago S. oryzae lebih tinggi terjadi pada dengan pengenceran 10-1 sebesar 91,67%, sedangkan pada imago T. castaneum hanya mencapai 75%. Nilai LT50 pada imago S. oryzae dan T. castaneum pada pengenceran 10-1 lebih singkat yaitu 8,46 dan 9,15 hari daripada pengenceran 10-3. Cendawan entomopatogen B. bassiana memiliki kemampuan untuk mengendalikan hama S. oryzae dan T. castaneum. Informasi ini memberikan prospek yang baik bagi pengendalian hayati pada hama pascapanen lainnya di penyimpanan
Kerentanan Relatif Beras Putih Terhadap Infestasi Hama Kumbang Bubuk Beras Mustikarani, Asri; Hendrival, Hendrival; Usnawiyah, Usnawiyah; Munauwar, Muhammad Muaz; Latifah, Latifah; Putri, Novita Pramahsari
Biofarm : Jurnal Ilmiah Pertanian Vol 20, No 1 (2024): BIOFARM JURNAL ILMIAH PERTANIAN
Publisher : Universitas Pekalongan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31941/biofarm.v20i1.4052

Abstract

Beras termasuk komoditas pangan masyarakat Indonesia selain jagung dan sorgum. Hama kumbang bubuk termasuk penyebab kerusakan beras di penyimpanan. Kerentanan beras dipengaruhi oleh jumlah F1 dan median waktu perkembangan hama kumbang bubuk. Penelitian bertujuan menentukan kerentanan beras putih terhadap infestasi hama kumbang bubuk beras selama penyimpanan. Jenis beras putih yang digunakan terdiri dari berbagai varietas padi yaitu Ciherang, Mekongga, Cigeulis, Inpari 30, Inpari 32, 42, 44, dan Inpari Sidenuk. Pengujian kerentanan menggunakan metode tanpa uji pilihan. Variabel pengamatan meliputi jumlah F1, median waktu perkembangan, indeks kerentanan, dan susut berat beras. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kerentanan beras tersebut ditentukan oleh jumlah F1, median waktu perkembangan, dan persentase susut berat. Beras dari Varietas Ciherang dan Cieugelis tergolong moderat sampai rentan, sedangkan dari Varietas Inpari 30, 32, 42, 44, Inpari Sidenuk, dan Mekongga tergolong moderat terhadap infestasi S. oryzae selama penyimpanan.
The Effect of Botanical Fungicides on Anthracnose Disease in Chili Fruit (Capsicum annuum L.) Syamimi, Nur Kholilah; Hendrival, Hendrival; Khaidir, Khaidir; Hafifah, Hafifah; Usnawiyah, Usnawiyah
Journal of Tropical Horticulture Vol 5, No 1 (2022): April 2022
Publisher : Yayasan Pertanian Tropika Indonesia (YPTI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33089/jthort.v5i1.76

Abstract

Research on the application of billygoat weed, lantana, and cogon grass leaves extracts on anthracnose disease in chili plants. This research aims to determine the fungicidal activity of billygoat weed, lantana, and cogon grass leaves extracts on the growth and development of anthracnose disease in chili plants. This research method includes the extraction of billygoat weed, lantana, and cogon grass leaves, Potato Dextrose Agar (PDA) media preparation, Colletotrichum capsici fungal isolates breeding, and in vitro and in vivo testing. The research was conducted in the laboratory with three types of treatments arranged in a completely randomized design (CRD). The results of in vitro testing showed that billygoat weed, lantana, and cogon grass leaves extracts were able to inhibit the growth of Colletotrichum capsici colonies ranging from 0.50-1.24 cm, 80.58-92.15% inhibitory capacity, 0.16x1060.22x106 spore density at 7 days after inoculation and testing. The results of in vivo testing showed that billygoat, lantana, and cogon grass leaves extracts were able to reduce disease severity between 12.50-16.00%, disease incidence ranging from 26.00-30.00%, and chili fruit weight loss of 28.97-32.92%. Billygoat weed, lantana, and cogon grass leaves extracts have the potential as a botanical fungicide in controlling anthracnose disease in chili plants.
Effect of Soaking Time and Gibberellin Concentration on Viability and Vigor of Expired Red Chili (Capsicum Annum L.) Seeds Kamal, Muhammad; Faisal, Faisal; Hafifah, Hafifah; Rafli, Muhammad; Hendrival, Hendrival
Journal of Tropical Horticulture Vol 4, No 2 (2021): October 2021
Publisher : Yayasan Pertanian Tropika Indonesia (YPTI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33089/jthort.v4i2.67

Abstract

Chili is included in horticultural commodities cultivated by Indonesian farmers. Red chilies are annual shrubs classified as vegetables the community needs as kitchen necessities. Expired seeds are seeds that have experienced a decline in growth and yield. Growth hormones can be used to increase the existing hormone levels and seed germination. Gibberellins are plant growth regulators that accelerate seed germination. Gibberellin is an essential organic compound in seed germination because it controls the process. The research was conducted to determine the effect of Gibberellins concentration and soaking time on the viability and vigor of expired red chili seeds. This research used a completely randomized design (CRD) with two factors. The first factor is the soaking time (P), which consists of 3 levels: 4 hours soaking (P1), 8 hours soaking (P2), and 12 hours soaking (P3). The second factor was the concentration of gibberellins (K), which consisted of 4 levels, which are 0 ppm (K0), 100 ppm (K1), 200 ppm (K2) and 300 ppm (K3).
Co-Authors Abdul Azis Abdul Khalid Adi Setiawan Adnan Adnan Agustina Maulida Ahmadika, Hafizh Mulia Alfiatun Nisa ALI NURMANSYAH Ami Safriyanur Anggra Wismawati Annisa, Muhtia Arnawan Hasibuan Aryani, Dewi Sartika Aryani, Dewi Sartika Aula Afzal Aulia Afzal Baidhawi Baidhawi Batubara, Fazriani Chodirun Chodirun Cut Nura'ala Putri Cut Rahmi Damayanti, Elok Davit Hasimi Dea Rumambi Sinaga Dedi Saputra Dewi Safitri, Triana Dewi Sartika Aryani Dewi Sartika Aryani Dhea Afriani Dwi Asti Purnama Dwi Nanda Aulia Situmorang Elviana Elviana, Elviana Elvira Sari Dewi Fahdra Putri Romadani Faisal Faisal Hafifah Hafifah Hafifah Hafifah, Hafifah Halimuddin Halimuddin Hamzah Fanshury Nasution Hamzah Fansury Nasution Hijri Juliansyah Idawati Idawati Irham Irham Jariah Abu Bakar Jauharlina Jauharlina Juhaimi Juhaimi Julianti Khaidir Khaidir Khusrizal Khusrizal Latifah Latifah Latifah Latifah Latifah Latifah Latifah Latifah Latifah, Latifah Lilis MELINDA Lukman Hakim Maisura Maisura Margono Margono Maryati . Mawardati Mawardati Mentari Setia Ningsih Mentari Setia Ningsih Mihram . . Millenia Dzikra Az Zahra Mirzawati, Mirzawati Muhamad Yusuf Muhammad Daud Muhammad Kamal Muhammad Muaz Munauwar Muhammad Muaz Munawwar Muhammad Nazaruddin Muhammad Yusuf Nurdin Mustikarani, Asri Nafsiah Nafsiah Nasrianti . Nasruddin Nasrul ZA Nazimah Novita Pramahsari Putri Novita Pramahsari Putri Nurdin, Muhammad Yusuf Nurmasyitah Nurmasyitah Orina Orina Pramahsari Putri, Novita PURNAMA HIDAYAT Putra, Rengga Laksamana Putri Anjali Safina Putri, Novita Pramahsari Putri, Novita Pramahsari Rafli, Muhammad Rahmaniah Rahmaniah Rahmaniah Rd. Selvy Handayani Rega Hayu Rengga Laksamana Putra Ricky Ridwan Rangkuti Rika Khairunnisa Rika Muetia Rizka Amelia Robi Kurniawan Safrizal Safrizal Saputri, Nanda Siti Fanda Rini Suryadi Suryadi Suwaranita Sitompul Syahrani Khairani Marpaung Syamimi, Nur Kholilah Usnawiyah Usnawiyah, Usnawiyah Widyana Verawaty Siregar Yuliana Sari Yunaida Yunaida Yusnellis Yusnellis Yusra Yusra Zulkarnain Zulkarnain Zurrahmi Wirda Zurrahmi Wirda Zurrahmi Wirda