Claim Missing Document
Check
Articles

Found 22 Documents
Search

The Association between Daily Contact, Working Period and Biosecurity to Colonization of Extended-Spectrum Beta Lactamase-Producing Escherichia coli of Poultry Workers Eustachius Hagni Wardoyo; Sonya Ananda Elya John; Muhamad Ali
Jurnal Penelitian Pendidikan IPA Vol 10 No 12 (2024): December
Publisher : Postgraduate, University of Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jppipa.v10i12.8076

Abstract

Extended-spectrum beta lactamase producing Escherichia coli (ESBL-Ec) colonization in poultry worker is one prominent of zoonotic problem, in which of it, daily contact, working period and biosecurity play role. This study aimed to identify association between daily contact, working period and biosecurity to ESBL-Ec’ colonization. Rectal swab was applied to poultry workers to identify phenotypic ESBL-Ec. Duration of contact, working period and biosecurity parameter data was obtained through structured questionnaire. A number of 51 poultry workers with a mean age of 42.7 years, and 54.9% are male. Nineteen poultry workers (37.3%) was tested positive for ESBL-Ec. Daily contact of ≥ 2 hours is not significant (p = 0.291; 95% CI) while working period of ≥ 3 years is significant (p = 0.024; 95% CI) to ESBL-Ec’ colonization. Twenty-one biosecurity parameters were measured, with 3 parameters significant association: sick chicken isolation (p = 0.022), existence of quarantine shed (p = 0.018) and past biosecurity training (p = 0.047). In conclusion, working period ≥ 3 years, sick chicken isolation, existence of quarantine shed and past biosecurity training is associated with ESBL-Ec’ colonization to farmer.
MODEL PENGEMBANGAN PETERNAKAN RAKYAT TERINTEGRASI YANG RAMAH LINGKUNGAN MENUJU PETERNAKAN BERKELANJUTAN DI NUSA TENGGARA BARAT (KAJIAN EPISTEMOLOGI DENGAN PENDEKATAN SISTEM) Alimuddin Alimuddin; M Sarjan; Hery Heryanto; Anton Anton; Alis Mukhlis; Murad Murad; Zainal Arifin; Fahrudin Fahrudin; Sirajudin H. Abdullah; Asih Priyati; Amudin Amudin; Muhamad Ali
JAS (Jurnal Agri Sains) Vol 8, No 2: Desember 2024
Publisher : Universitas Muara Bungo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36355/jas.v8i2.1646

Abstract

Pertanian berkelanjutan merupakan tujuan dan fokus sistem pembangunan pertanian dewasa ini. Maraknya pembangunan di segala bidang menyisakan permasalahan besar terkait keberlanjutannya. Intervensi model pembangunan pertanian yang ramah lingkungan menjadi urgent untuk dilakukan shingga dapat membantu mewujudkan pembangunan yang yang berkelanjutan. Sektor peternakan memiliki peran penting dalam menyediakan pangan dan meningkatkan kualitas hidup manusia. Hal ini dapat dilihat dari tingkat permintaan produk-produk peternakan seperti telur, daging dan susu yang terus meningkat etiap tahun sesuai dengan peningkatan jumlah penduduk. Keseimbangan faktor peningkatan produksi dan penanganan limbah adalah suatu keharusan untuk keberlangsungan usaha peternakan. Sistem pembangunan pertanian yang masih mengandalkan bahan kimia sebagai salah satu komponen input usaha pertanian telah turut memberikan kontribusi dalam menurunkan produktivitas lahan dan kualitas kesuburan lahan, begitu juga dengan industri peternakan tanpa disertai pengolahan limbah yang memadai sehingga meninggalkan pencemaran lingkungan. Di sisi lain, alih fungsi lahan yang tinggi menyebabkan daya dukung lahan untuk pertanian dan peternakan menjadi rendah. Kondisi ini membuat semua pihak brada pada titik “khawatir” akan kecukupan pangan untuk penduduk dunia pada tahun 2050. Manurut United Nation (2023), jumlah penduduk dunia pada tahun 2050 sebesar 9.6 milyar, maka dunia harus menyediakan pangan 60% lebih banyak dari jumlah sekarang. Konsep integrasi peternakan-pertanian yang berkelanjutan menjadi yang bisa menjawab tuntutan ini sehingga menjadi sangat penting dalam setiap pelaksanaan pembangunan di semua bidang termasuk bidang peternakan. Peternakan yang berkelanjutan  harus memiliki 3 (tiga) pilar utama yakni ekonomi, sosial dan lingkungan. Integrasi sistem pertanian yang mengutamakan ke-3 pilar tersebut membantu arah pengelolaan peternakan rakyat menjadi lebih ramah lingkungan dan berkelanjutan. Tulisan ini berisi tentang kajian epistemology model integrasi usaha peternakan yang ramah lingkungan dan berkelanjutan untuk mewujudkan ketahanan pangan daerah di NTB.