Claim Missing Document
Check
Articles

Formulasi Sediaan Masker Peel Off Gelatin Kulit Ikan Gabus (Channa striata) dan Pati Jagung Fitra Mulia Jaya; Neny Rochyani; Rih Laksmi Utpalasari
Sainmatika: Jurnal Ilmiah Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Vol. 19 No. 1 (2022): Sainmatika : Jurnal Ilmiah Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Publisher : Universitas PGRI Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31851/sainmatika.v19i1.7892

Abstract

 ABSTRAKGelatin adalah zat yang diperoleh dengan mengekstrak kolagen dari tulang rawan atau kulit hewan, seperti sapi, ikan, dan babi. Aplikasi gelatin pada produk olahan makanan sudah banyak dilakukan. Akan tetapi aplikasi gelatin dalam kosmetik seperti masker (masker peel off) dan senyawa alami lain masih terbatas. Pada penelitian ini, masker peel off yang diolah diberi penambahan bahan alami berupa gelatin dan beberapa variasi konsentrasi dari pati jagung. Gelatin yang digunakan yaitu gelatin dari kulit ikan gabus yang mengandung protein yang baik kulit dan pati jagung manis yang memiliki bermanfaat untuk mengeringkan luka atau noda pada cacar air dan jerawat. Tujuan penelitian ini yaitu mengetahui karakteristik dari masker peel off gelatin dan beberapa variasi konsentrasi pati jagung.  Penelitian dilaksanakan di WSTPHP Fakultas Perikanan dan Kelautan dan Laboratorium terpadu UPGRIP. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap,  dengan perlakuan konsentrasi pati jagung dan terdiri dari 3 (tiga) taraf perlakukan yang masing-masing perlakuan diulang sebanyak 3 kali. Konsentrasi perlakuan pati jagung terdiri dari M0 (0%), M1(2,5%), M2 (5%) dan M3 (7,5%). Parameter yang diteliti dalam penelitian ini meliputi : : uji homogenitas, uji pH, uji waktu sediaan mengering, daya sebar, air dan abu. Data hasil pengamatan proksimat dianalisis dengan analisis ragam dan diuji lanjut. Hasil penelitian diperoleh bahwa perlakuan Masker peel off yang terbaik adalah sediaan masker dengan penambahan gelatin dan konsentrasi pati jagung 7,5% berdasarkan uji homogenitas tidak adanya gumpalan partikel pada sediaan masker, nilai pH 6, uji sediaan mengering 17 menit 97 detik dan daya sebar 9,30 cm.  
Pengaruh Penambahan Sari Bunga Telang (Clitoria ternatea Linn) dengan Konsentrasi yang Berbeda Terhadap Mutu Kerupuk Ikan Patin Randi Chandra Pratama; Fitra Mulia Jaya; Lia Perwita Sari
Jurnal Ilmu-ilmu Perikanan dan Budidaya Perairan Vol 17, No 1 (2022): Jurnal Ilmu-ilmu Perikanan dan Budidaya Perairan
Publisher : University of PGRI Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31851/jipbp.v17i2.7877

Abstract

Salah satu jenis kerupuk yang digemari masyarakat Indonesia adalah kerupuk ikan. Hal tersebut disebabkan makin meningkatnya minat dan pengetahuan masyarakat akan kandungan gizi yang ada di dalam daging ikan serta manfaatnya bagi kesehatan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahuai mutu dari kerupuk ikan patin dengan adanya penambahan sari bunga telang. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah (RAL) dengan taraf 4 perlakuan 3 ulangan 0% (kontrol), 5%, 10% dan 15% sari bunga telang. Analisis data yang digunakan yaitu menggunakan ANOVA dan uji Friedman conover. Hasil dari penelitian ini adalah perlakuan terbaik dari kerupuk ikan patin adalah P2: 10% (Penambahan sari bunga telang) dengan Uji Kimia yaitu: Kadar Air: 3,14%, Kadar Abu: 0,68%, Kadar Lemak: 24,61%, Kadar Protein: 17,47%, karbohidrat: 54,1%, Uji Fisik yaitu: Warna Lightness: 53,12, Chroma: 3,93, Hue: 132,91 digolongkan kedalam kriteria Yellow green (YG) berdasarkan panjang gelombang, Daya Kembang: 73%, dan Uji Organoleptik yaitu Kenampakan: 7,65, Aroma: 8,10, Rasa: 8,15, Tekstur: 7,30.
Karakteristik Tekwan Instan Ikan Gabus (Channa striata) dengan Waktu Pembekuan yang Berbeda Joshua; Fitra Mulia Jaya; Indah Anggraini Yusanti
Jurnal Ilmu-ilmu Perikanan dan Budidaya Perairan Vol. 17 No. 2 (2022): Jurnal Ilmu-ilmu Perikanan dan Budidaya Perairan
Publisher : University of PGRI Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31851/jipbp.v17i2.10384

Abstract

Tekwan adalah makanan khas Sumatera Selatan, mempunyai kadar air tinggi sehingga mudah mengalami berbagai kerusakan. Berbagai penelitian seperti tekwan kering namun terdapat kelemahan yaitu waktu penyajian yang cukup lama karena harus dilakukan perendaman terlebih dahulu, untuk itu perlu dilakukan penelitian tekwan yang disajikan dalam waktu singkat.  Pada penelitian ini menggunakan pembekuan untuk menghasilkan tekwan kering dengan variasi waktu bertujuan untuk mendapatkan tekwan kering yang disajikan dalam waktu singkat (tekwan instan) . Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik tekwan instan, terdiri dari tiga taraf  tiga ulangan dengan rancangan acak kelompok (RAK). Perlakuan  dari waktu Pembekuan (A1=12 jam , A2=24 jam, A3=36 jam). Parameter yang diamati uji fisik warna, tekstur, jumlah pori, lama rehidrasi, uji kimia kadar air, kadar abu, kadar protein, serta uji organoleptik. Hasil analisis keragaman menunjukkan waktu pembekuan yang berbeda berpengaruh nyata terhadap Warna Lightness,  folding test dan tidak berpengaruh nyata terhadap warna Chroma, warna Hue, jumlah pori, lama rehidrasi dan Secara sensoris. Karakteristik terbaik A1 warna (Lightness 58,38%, Chroma 11,99 %, Hue 71, 36°), tesktur 212,70 g.f, lama rehidrasi 18,03 menit, jumlah pori 26,67%, Kadar air 15.38%, kadar abu 3,77%, kadar protein 12,16%  serta sensoris warna 7,90 (suka), tekstur 7,10 (suka), aroma 7,10 (suka), rasa 7,20 (suka) folding test 4,40 (grade A, dilipat satu kali tidak retak).
PELATIHAN PENGOLAHAN SAMPAH ORGANIK MENJADI ECO ENZYME BAGI MAHASISWA AKADEMI KOMUNITAS NEGERI (AKN) REJANG LEBONG, BENGKULU Sofian Sofian; Neny Rochyani; Indah Anggraini Yusanti; Fitra Mulia Jaya; Rih Laksmi Utpalasari; Riya Liuhartana
Jurnal Abdi Insani Vol 10 No 2 (2023): Jurnal Abdi Insani
Publisher : Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/abdiinsani.v10i2.967

Abstract

Eco enzyme is one of the potential organic waste processing technologies in the future. This community service activities aims to educate community groups ini managing organic waste produced by households into liquid fertilizer products that have economic value. The implementation method is carried out face to face by delivering materialand brochures as well as direct demonstrations of making eco-enzyme. The materials used are household waste such as vegetable and fruit that are not suitable for concumption, sugar/molase and water with a ratio of 3:1:6. The result of this activity is the increased understanding of participant in the management of organic waste originating from household. Participants showed good response, acceptance and participation during the activity. Participant are able to produce their own eco-enzyme as a natural disinfectant that can be used for households, agriculture or animal husbandry.
Sifat Fisik Kimia Permen Jelly dari Gelatin Ikan Gabus dengan Penambahan Lendir Okra Fitra Mulia Jaya; Lia Perwita Sari; Rih Laksmi Utpalasari
Jurnal Ilmu-ilmu Perikanan dan Budidaya Perairan Vol. 18 No. 1 (2023): Jurnal Ilmu-ilmu Perikanan dan Budidaya Perairan
Publisher : University of PGRI Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31851/jipbp.v18i1.12052

Abstract

Penggunaan gelatin dalam industri umumnya sebagai agen pembentuk gel, pengental, pengemulsi dan lain sebagainya. Namun, bahan baku gelatin yang banyak beredar dipasaran yaitu berbahan baku tulang sapi dan tulang babi. Pada peneltian ini, limbah ikan gabus berupa tulang sebagai bahan dalam pembuatan gelatin. Limbah tulang ikan gabus ini banyak tersedia di pasar sebagai limbah hasil olahan daging giling. Gelatin yang dihasilkan diaplikasi menjadi permen geli yang ditambahkan lendir okra untuk meningkatkan gizi permen sehingga manfaat lendir okra dapat dirasakan, mengingat pemanfaatan lendir okra sebagai bahan pangan belum maksimal dikarenakan selama ini masyarakat okra dengan menghilangkan lendirnya. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan konsentrasi lendir okra terbaik terhadap sifat fisiko kimia dalam pengolahan permen jeli dari gelatin tulang ikan gabus. Perlakuan yang digunakan adalah lendir okra dengan konsentrasi meliputi 0; 2,5; 7,5 dan 10%. Sifat fisik dan kimia terbaik pada permen jeli yang ditambahkan beberapa konsentrasi lendir okra  adalah perlakuan P2 (Penambahan 2,5% lendir okra) dengan nilai teksur 188,20 gf, karbohidrat 26,00%, kadar protein 8,48%, kadar abu 0,02%, kadar air 23,72%,  kadar serat 1,73% dan gula reduksi 13,00 sehingga berdasarkan hasil tersebut disimpulkan bahwa perlakuan yang diberikan berpengaruh nyata terhadap parameter fisik (tekstur), parameter kimia meliputi kadar protein, kadar serat kasar dan gula reduksi. Perlakuan penambahan konsentrasi lendir okra tidak berpengaruh nyata Kadar karbohidrat, air, dan abu. The use of gelatin in industry is generally as a gelling agent, thickener, emulsifier and so on. However, gelatin raw materials that are widely circulated in the market are made from beef bones and pork bones. In this research, snakehead fish waste is in the form of bone as an ingredient in the manufacture of gelatin. This snakehead fish bone waste is widely available in the market as a waste of processed ground meat. The resulting gelatin is applied to a gummy candy with okra slime added to increase the nutrition of the candy so that the benefits of okra slime can be felt, considering that the use of okra slime as food has not been maximized because so far the okra community has removed the mucus. This study aims to determine the best concentration of okra slime on physicochemical properties in the processing of jelly candy from snakehead fish bone gelatin. The treatment used was okra slime with concentrations covering 0; 2.5; 7.5 and 10%. The best physical and chemical properties of jelly candy with several concentrations of okra mucilage were P2 treatment (Addition of 2.5% okra slime) with a texture value of 188.20 gf, carbohydrates 26.00%, protein content 8.48%, ash content 0 0.02%, water content 23.72%, fiber content 1.73% and reducing sugar 13.00 so that based on these results it is concluded that the treatment given has a significant effect on physical parameters (texture), chemical parameters include protein content, crude fiber content and reducing sugar. The addition of okra mucilage concentration had no significant effect on carbohydrate, water, and ash levels.
Produksi Udang Galah (Macrobrachium resenbergii) pada Media Resirculating Aquaqultur System (RAS) Sofian, Sofian; Fitra Mulia Jaya; Riya Liuhartana; Rih Laksmi Utpalasari; Rahul
Jurnal Ilmu-ilmu Perikanan dan Budidaya Perairan Vol. 18 No. 2 (2023): Jurnal Ilmu-ilmu Perikanan dan Budidaya Perairan
Publisher : University of PGRI Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31851/jipbp.v18i2.13823

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengevaluasi kinerja produksi udang galah (Macrobrachium resenbergii) pada sistem resirkulasi. Benih udang galah sebanyak 105 ekor yang diperoleh dari pengepul udang galah hasil tangkapan alam dengan ukuran bobot 2,88±0,63 gram. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 3 perlakuan dan 3 kali ulangan. Perlakuan yang diujikan yaitu pemeliharaan dengan padat tebar berbeda pada sistem resirkulasi: kontrol = pemeliharaan tanpa sistem resirkulasi, P1: 5 ekor per wadah, P2= 10 ekor per wadah, P3= 15 ekor per wadah. Parameter yang diamati yaitu Pertumbuhan Bobot Mutlak, Pertumbuhan Panjang Mutlak, Laju Pertumbuhan Harian Tingkat Kelangsungan Hidup dan Kualitas Air. Data yang diperoleh diolah menggunakan program MS. Office Excel 2010 dan untuk uji ANOVA dianalisis menggunakan program SPSS 16.0 dengan selang kepercayaan 95 %. Hasil penelitian diketahui bahwa produksi udang galah pada sistem resirkulasi menghasilkan nilai pertumbuhan bobot mutlak terbaik, nilai pertumbuhan panjang mutlak, laju pertumbuhan harian serta tingkat kelangsungan hidup tertinggi bila dibandingkan dengan perlakuan lainnya. Sistem resirkulasi mampu menjaga nilai kualitas air tetapn optimal untuk pertumbuhan biota budidaya. The aim of this research is to evaluate the production performance of giant prawns (Macrobrachium resenbergii) in a recirculation system. There were 105 giant fresh water obtained from wild caught giant prawn collectors with a weight of 2.88 ± 0.63 grams. This research used a Completely Randomized Design (CRD) with 3 treatments and 3 replications. The treatments tested were rearing with different stocking densities in a recirculation system: control = rearing without a recirculation system, P1: 5 shrimp per container, P2= 10 shrimp per container, P3= 15 shrimp per container. The parameters observed were Absolute Weight Growth, Absolute Length Growth, Daily Growth Rate, Survival Rate and Water Quality. The data obtained was processed using the MS program. Office Excel 2010 and the ANOVA test was analyzed using the SPSS 16.0 program with a confidence interval of 95%. The results of the research showed that the production of giant prawns using a recirculation system produced the best absolute weight growth values, absolute length growth values, daily growth rates and the highest survival rates when compared with other treatments. The recirculation system is able to maintain optimal water quality values for the growth of cultivated biota.
Produksi Hidrolisat Protein Kepala Ikan Gabus Secara Enzimatis Dengan Variasi Waktu Hidrolisis Jaya, Fitra Mulia; Lia Perwita Sari; Rih Laksmi Utpalasari; Riya Liuhartana; Reshi Wahyuni; Yuni Filian Sari
Jurnal Ilmu-ilmu Perikanan dan Budidaya Perairan Vol. 19 No. 1 (2024): Jurnal Ilmu-ilmu Perikanan dan Budidaya Perairan
Publisher : University of PGRI Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31851/jipbp.v19i1.16255

Abstract

Pemanfaatan yang belum maksimal membuat limbah kepala ikan gabus memiliki potensial untuk dimanfaatkan. Limbah ikan mengandung senyawa nutrisi seperti adanya protein, sehingga sangat cocok sebagai bahan baku hidrolisat. Penggunaan enzim dalam hidrolisis untuk mendapatkan hidrolisat yang lebih aman. Pada penelitian ini proses hidrolisis hidrolisat kepala ikan gabus menggunakan enzim papain dengan variasi waktu hidrolisis untuk mendapatkan hidrolisis yang maksimal. Penelitian ini dilakukan secara eksperimental dengan menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK), dengan perlakuan waktu hidrolisis yang terdiri dari 3 (tiga) taraf perlakuan, masing-masing perlakuan diulang sebanyak 3 kali. Perlakuan pada penelitian ini adalah variasi lama waktu hidrolisis yaitu WH1: 2 jam, WH2: 4 jam, dan WH3: 6 jam. Parameter yang diteliti dalam penelitian ini meliputi: rendemen, pH, derajat hidrolisis, kadar protein, kadar air, sensori meliputi (penampakan, warna dan aroma). Hasil waktu hidrolisis tidak berpengaruh nyata terhadap sifat fisik (rendemen), kimiawi (Ph, derajat hidrolisis, protein, air dan abu) tetapi berpengaruh nyata terhadap tingkat penerimaan panelis. Proses hidrolisis selama 4 jam merupakan waktu yang optimal untuk menghasilkan hidrolisat protein dari limbah kepala ikan gabus berdasarkan nilai warna 1,7, aroma 2,55, rendemen 45,91%, pH 6,67, Derajat hirolisis 82,13% , kadar protein 10,82%, kadar air 84,46% dan kadar abu 2,06%.   Utilization that has not been maximized means that snakehead fish head waste has the potential to be utilized. Fish waste contains nutritional compounds such as protein, so it is very suitable as a raw material for hydrolysates. Use of enzymes in hydrolysis to obtain safer hydrolysates. In this study, the hydrolysis process of snakehead fish head hydrolyzate used the papain enzyme with varying hydrolysis times to obtain maximum hydrolysis. This research was carried out experimentally using a Randomized Block Design, with hydrolysis time treatment consisting of 3 (three) treatment levels, each treatment repeated 3 times. The treatments in this study varied the length of hydrolysis time, namely WH1: 2 hours, WH2: 4 hours, and WH3: 6 hours. The parameters examined in this research include: yield, pH, degree of hydrolysis, protein content, water content, sensory including (appearance, color and aroma). The results of the hydrolysis time did not have a significant effect on the physical (yield) and chemical properties (Ph, degree of hydrolysis, protein, water and ash) but had a significant effect on the level of panelist acceptance. The 4 hour hydrolysis process is the optimal time to produce protein hydrolyzate from snakehead fish head waste based on color value 1.7, aroma 2.55, yield 45.91%, pH 6.67, degree of hydrolysis 82.13%, protein content 10.82%, water content 84.46% and ash content 2.06%.  
Diversification of Processing of Cock Fish Bone Chips (Channa striata) with Different Compositions Fuji Astuti; Fitra Mulia Jaya; Lia Perwita Sari
Jurnal Perikanan dan Kelautan Vol. 27 No. 2 (2022): June
Publisher : Faculty of Fisheries and Marine, Universitas Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31258/jpk.27.2.164-173

Abstract

Processed fishery products produce unwanted materials, namely waste. Waste is generated in the form of heads, tails, fins, bones, and offal. Bone is one form of waste generated from the fish processing industry which has the highest calcium content in the fish body. Snakehead fish bone waste (Channa striata) is one of the potential food ingredients that is widely used in South Sumatra, especially in the city of Palembang as a raw material for processed Palembang specialties. Diversification of processed fishery products needs to be developed. In this study, the authors innovate processed products made from cork fish bones to increase the nutritional value of the community through protein and fish calcium in the form of processed products of cork fish bones chips. This research was conducted from April to June 2021. This study aims to determine the effect of using the addition of cork fish bones in the manufacture of fishbone chips with different compositions and to obtain the best chip products from the use of s cork fish bones. The method used was an experiment using a Completely Randomized Design (CRD), with 4 levels of treatment P0:0% (Without the addition of cork fish bones and 300 g of Wheat Flour) P1:20% (60 g Addition of cork fish bone and 240 g of Wheat Flour). ) P2: 25% (75 g cork fish bone and 225 g Wheat Flour), P3: 35% (105 g cork fish bone and 195 g Wheat Flour). The parameters measured in this study were organoleptic tests (appearance, aroma, taste, and texture) and proximate tests (moisture content, protein content, fat content, ash content, and carbohydrate content). The results showed that the best treatment on the P3 chips treatment: 35% (105 g Addition of Cork Fish Bone and 195 g Wheat Flour) including the best organoleptic average values ​​obtained in color (58.0) Aroma (60) Taste (52.5), and Texture (59.5). Chips P3: 35% (Addition of Cork Fish Bone 105g and Wheat Flour 195g) including proximate test, average water content is 3.09%, protein content is 18.68%, fat content is 28.81%, ash content is 6.30 %, and carbohydrate content is 43.12%.
PENGARUH PENAMBAHAN SARI SEREH DAPUR (CYMBOPOGON CITRATUS) TERHADAP MUTU BAKSO IKAN PATIN (PANGASIUS HYPOTHALAMUS) Tri Sujianti; Helmi Haris; Fitra Mulia Jaya
Jurnal Ilmiah Pangan Halal Vol. 2 No. 1 (2020): JURNAL ILMIAH PANGAN HALAL
Publisher : Universitas Djuanda

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Fisball is product of processed fish that done with mixing the fish that has been crushed with tapioca flour and spices,and formed a circle (ball), then boiled. One of fish that suitable for being as ingredient on making fishball is catfish (Pangasius hypothalamus ).But the problems of catfish is stench that cling on and strong enough so it becomes one of the dislike factor of people so need to diversification of processed fish product with adding the lemongrass (Cymbopogon citratus) for reducing that stench. The objective of the research is to study (1) chemical quality values of catfish (Pangasius Hypopthalmus) fishball (2) organoleptic quality of fishball that were treated with the addition of lemongrass extract (Cymbopogon citratus).This research uses Completely Random Design (CRD) with level 1 (one) treatment, experimental method with 4 treatment levels and 3 replications. Treatment of this research is adding the lemongrass extract (Cymbopogon citratus) on catfish (Pangasius hypothalamus) fishball processing with different (B/B) are: 0%, 5%, 10%, 15%, (from water volume for soaking the patin fish fillet). The result of adding the lemongrass extract research is for reducing stench on catfish (Pangasius hypopththalamus) fishball. The best treatment result is P3 (15% of adding the lemongrass extract) is more better than with concentration of adding the other of lemongrass extract (Cymbopogon citratus), with result of organoleptic test, is: aroma 3,60 and texture 3,76. Chemical analysis is: fat level 12,84%.
Analisis Pendapatan dan Efisiensi Usaha Produk Olahan Udang di Desa Sungsang, Kecamatan Banyuasin II. Studi Kasus : Pempek, Botor, dan Kerupuk Udang Harliani, Desliana Opie; Fitra Mulia Jaya; Tiara Santeri; Ragil Susilowati; Santi Mayasari; Panesa, Panesa
Jurnal Ilmu-ilmu Perikanan dan Budidaya Perairan Vol. 19 No. 2 (2024): Jurnal Ilmu-ilmu Perikanan dan Budidaya Perairan
Publisher : University of PGRI Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31851/jipbp.v19i2.17108

Abstract

Desa Sungsang, Kecamatan Banyuasin II, memanfaatkan potensi maritim dengan hasil tangkapan laut melimpah sebagai sumber utama pendapatan. Penelitian ini menganalisis pendapatan dan efisiensi usaha pengolahan udang, meliputi pempek, botor, dan kerupuk udang. Metode yang digunakan adalah survei dengan teknik purposive sampling. Data diperoleh melalui observasi, wawancara, dan literatur. Hasil analisis menunjukkan bahwa usaha pengolahan pempek udang memiliki nilai R/C ratio sebesar 1,28, sedangkan botor dan kerupuk udang masing-masing memiliki nilai R/C ratio sebesar 1,89. Nilai tersebut menunjukkan bahwa usaha ini efisien dan layak untuk dikembangkan karena setiap pengeluaran sebesar 1 rupiah mampu menghasilkan pendapatan lebih dari 1 rupiah. Pendapatan rata-rata per produksi adalah Rp.179.026,70 untuk pempek, Rp.495.172,13 untuk botor, dan Rp.642.116,77 untuk kerupuk, dengan biaya total masing-masing sebesar Rp.630.306,63, Rp.558.161,20, dan Rp.717.883,23 Berdasarkan hasil penelitian, usaha pengolahan udang di Desa Sungsang terbukti layak secara finansial dan memiliki potensi besar untuk dikembangkan lebih lanjut.   Sungsang Village, located in Banyuasin II District, leverages its abundant marine resources as the primary source of income. This study analyzes the income and efficiency of shrimp-based processing businesses, including pempek, botor, and shrimp crackers. The research utilizes a survey method with purposive sampling techniques. Data were collected through observations, interviews, and literature reviews. The analysis results show that the R/C ratio for pempek is 1.28, while for botor and shrimp crackers, it is 1.89. These values indicate that the businesses are efficient and feasible for further development, as every expenditure of 1 rupiah generates revenue exceeding 1 rupiah. The average income per production cycle is IDR 179,026.70 for pempek, IDR 495,172.13 for botor, and IDR 642,116.77 for shrimp crackers, with total production costs amounting to IDR 630,306.63, IDR 558,161.20, and IDR 717,883.23, respectively. Based on the findings, shrimp processing businesses in Sungsang Village are financially viable and hold significant potential for further development.