Articles
Gambaran Kualitas Hidup pada Lansia di Posyandu Sasono Mulyo IV Masaran Sragen
Sintya Diah Putri Astuti;
Sitti Rahma Soleman
Inovasi Kesehatan Global Vol. 1 No. 3 (2024): Agustus : Inovasi Kesehatan Global
Publisher : Lembaga Pengembangan Kinerja Dosen
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.62383/ikg.v1i3.702
The quality of life of older people is a measure of how good and satisfying the life experienced by an older person is, referring to their level of satisfaction and well-being. The importance of understanding and improving the quality of life of the elderly is to ensure they can enjoy old age with maximum self- esteem, well-being and happiness so that when the elderly are gone, the elderly are at peace. The quality of life of the elderly includes several domains including physical health, psychological, social relationships and the environment. For prevalence in posyandu sasono mulyo IV has 384 elderly. Objective: To determine the description of quality of life in the elderly at Posyandu Sasono Mulyo IV Masaran Sragen. Methods: This study uses a quantitative descriptive method, the number of samples obtained from the calculation of the Slovin formula is 79 respondents. Results: The results of this study found that in general the description of the quality of life of the elderly was in the poor category as many as 71 respondents or 89.9%, while the moderate category was 8 respondents or 10.1%. Conclusion: The quality of life of the elderly in Posyandu Sasono Mulyo IV is generally in the poor category.
NYERI DAN PASIEN KANKER: LITERATURE REVIEW
Endrat Kartiko Utomo;
Totok Wahyudi;
Sitti Rahma Soleman;
Salma Putri Hazanah;
Adinda Laras Sri Karno Putri
Prosiding Seminar Informasi Kesehatan Nasional 2021: SIKesNas 2021
Publisher : Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Duta Bangsa Surakarta
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (498.196 KB)
|
DOI: 10.47701/sikenas.v0i0.1273
Pendahuluan: Nyeri merupakan hal yang umum pada pasien kanker, dilaporkan sekitar 64% nyeri dikeluhkan oleh pasien kanker dengan metastasis dan 59% pasien melaporkan nyeri selama pengobatan kemoterapi. Dalam hal ini nyeri menjadi tantangan tersendiri bagi perawat khususnya dalam merawat pasien kanker. Tujuan: Tujuan dari tinjauan ini untuk merumuskan dan merekomendasikan praktik bagi perawat mengenai intervensi apa yang dapat diterapkan untuk mengurangi tingkat nyeri pada pasien yang menjalani kemoterapi. Metode: Metode pencarian artikel yang relevan menggunakan database PubMed, Science Direct dan Google Scholar dengan kata kunci: "Cancer†+ “Chemotherapy†+ “Pain†+ “Nursing Intervention†+ “Randomized Control Trialâ€. Penelusuran literatur dari tahun 2017 hingga 17 Mei 2021 dan analisis literatur menggunakan pedoman PRISMA dan penilaian kelayakan menggunakan penilaian kritis JBI. Hasil: sembilan artikel dimasukkan dalam tinjauan literatur. Penelitian ini menemukan bahwa pemberian pijat refleksi, pijat aromaterapi, pijat refleksi dan relaksasi otot progresif, relaksasi otot dan guide imagery mampu menurunkan tingkat nyeri pada pasien kanker yang menjalani kemoterapi. Kesimpulan: Pemberian intervensi pijat refleksi, pijat aromaterapi, pijat refleksi dan relaksasi otot progresif, relaksasi otot dan guide imagery dapat menurunkan tingkat nyeri pada pasien yang menjalani kemoterapi. Semua intervensi ini memiliki salah satu efek yang sama, khususnya merangsang serabut saraf besar untuk memblokir transmisi impuls nyeri sebelum mencapai otak.Keyword: Nyeri, Kanker, Kemoterapi
Pengaruh Musik Terhadap Nyeri dan Status Hemodinamik Pasien Setelah Operasi Jantung
Endrat Kartiko Utomo;
Sitti Rahma Soleman;
Totok Wahyudi
Prosiding Seminar Informasi Kesehatan Nasional 2022 : SIKesNas 2022
Publisher : Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Duta Bangsa Surakarta
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (428.834 KB)
|
DOI: 10.47701/sikenas.vi.2077
Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui efek mendengarkan pilihan musik terhadapstatus hemodinamik pada pasien yang telah menjalani operasi jantung. Desain studi ini quasieksperimen. Pasien dipilih melalui pengambilan sampel kenyamanan di Unit Perawatan IntensiveBedah Kardiovaskular di rumah sakit Dr. Moewardi Surakarta. Penelitian dilakukan dengan total30 pasien yang menjalani operasi jantung: 15 grup musik, 15 di kelompok kontrol, usia antara 18dan 78 tahun. Melalui desain pretest-posttest, data hari pertama pasca operasi dikumpulkan.Pertama, parameter fisiologis (tekanan darah, detak jantung, saturasi oksigen, dan lajupernapasan) dicatat dan skala intensitas nyeri verbal unidi- mensional diterapkan pada semuapeserta. Kemudian, kelompok kontrol beristirahat di tempat tidur mereka sementara grup musikitu bertahan dengan pilihan musik selama 30 menit. Data fisiologis kemudian dikumpulkan danskala intensitas diterapkan nyeri sekali lagi. Dalam kelompok musik, ada peningkatan yangsignifikan secara statistik dalam saturasi oksigen (p=0.001) dan skor nyeri yang lebih rendah(p=0.001) daripada kelompok pada kontrol. Tidak ada perbedaan antara kelompok-kelompokdalam parameter fisiologis lainnya. Hasil penelitian ini memberikan evidence dalam pemberianterapi musik. Musik mungkin merupakan metode yang sederhana, aman, dan efektif untukmenurunkan respon fisiologis yang berpotensi berbahaya yang timbul dari rasa sakit pada pasiensetelah operasi jantung.
TEKANAN DARAH SEBELUM DAN SESUDAH MENJALANI TERAPI HEMODIALISIS
Utomo, Endrat Kartiko;
Rahmasari, Ikrima;
Soleman, Sitti Rahma;
Kurniawan, Hendra Dwi;
Pratiwi, Nuri Okta
Prosiding Seminar Informasi Kesehatan Nasional 2024: SIKesNas 2024
Publisher : Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Duta Bangsa Surakarta
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.47701/sikenas.vi.3907
Latar Belakang: Fokus perawaran penyakit ginjal kronis diarahkan untuk mencegah terjadi gangguan kardiovaskuler. Tekanan darah tinggi dapat menjadi penyulit bagi karena menyebabkan prognosis yang buruk, termasuk terbentuknya hipertrofi ventrikel kiri yang menyebabkan cepatnya penurunan ginjal. Sedangkan tekanan darah rendah membawa prognosis yang lebih buruk. Tujuan:Menganalisis perbedaan tekanan darah sistolik dan diastolik sebelum dan sesudah dilaksanakan terapi hemodialisis pada pasien gagal ginjal kronik di RSUD Kabupaten Sukoharjo. Metode: Penelitian kuantitatif dengan desain Pre-Eksperimen design dengan rancangan One Group Pre-Post Test. Populasi 130 pasien dengan sampel 57 pasien. Tehnik pengambilan sampel menggunakan Purposive sampling. Instrumen penelitian ini menggunakan sphygmomanometer yang sudah terkalibrasi. Analisa data dalam penelitian ini mengunakan paired sample t-test. Hasil: Rata-rata pasien berusia 45-64 tahun, berjenis kelamin perempuan dan menjalani hemodialisis lebih dari satu tahun. Tekanan darah sebelum menjalani terapi hemodialisis rata-rata 146,93/93,51 mmHg dan tekanan darah sesudah terapi hemodialisis rata-rata 163,33/100,53 mmHg. Hasil uji paired sample t-test tekanan darah sistolik dan diastolik diperoleh nilai signifikansi (p-value) 0,000. Kesimpulan: Hasil uji analisis didapatkan terdapat perbedaan tekanan darah sistolik dan diastolik sebelum dan sesudah terapi hemodialisis pada pasien gagal ginjal kronik di RSUD Kabupaten Sukoharjo, dimana terjadi peningkatan tekanan darah sesudah terapi hemodialisis.
Penerapan Pijat Woolwich Untuk Meningkatkan Produksi ASI Pada Ibu Postpartum Di RSUD Kabupaten Karanganyar
Fergia Reka Inayya Putri;
Sitti Rahma Soleman;
Dewi Listyorini
Jurnal Ilmiah Kesehatan Mandira Cendikia Vol. 2 No. 8 (2023)
Publisher : YAYASAN PENDIDIKAN MANDIRA CENDIKIA
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
Salah satu masalah yang sering dihadapi ibu post partum antara lain kegagalan saat menyusui pada awal awal melahirkan. Kondisi ini biasanya disebabkan oleh sumbatan ASI yang terkumpul tidak keluar. Dampak yang terjadi jika ASI tidak keluar dengan lancar yaitu saluran ASI tersumbat. Salah satu intervensi keperawatan yang dapat dilakukan yaitu dengan pijat woolwich, dengan cara pijat woolwich dapat meningkatkan produksi ASI pada ibu post partum. Tujuan; Mengetahui Hasil implementasi pemberian Pijat Woolwich untuk meningkatkan produksi ASI pada ibu post partum di RSUD kabupaten Karanganyar. Metode; Rancangan penelitian ini dilakukan pada 2 responden dengan cara case study dengan wawancara dan pengukuran produksi ASI dengan gelas ukur. Hasil; Produksi ASI ibu post partum sebelum dilakukan pijat woolwich pada responden I yaitu 0,4 cc kemudian pada responden II yaitu 0,1 cc, kemudian setelah dilakukan pijat woolwich didapatkan hasil produksi ASI pada responden I yaitu 2,5 cc dan pada responden II yaitu 1,0 cc. Kesimpulan;. Terdapat peningkatan produksi ASI sebelum dan sesudah dilakukan pijat woolwich.
Penerapan Inhalasi Aromaterapi Lemon Terhadap Penurunan Mual Dan Muntah Pada Anak Yang Menjalani Kemoterapi Di Ruang Rawat Inap Flamboyan 9 RSUD Dr. Moewardi
Indriana Astuti;
Sitti Rahma Soleman;
Suciana Ratrinaningsih
Jurnal Ilmiah Kesehatan Mandira Cendikia Vol. 3 No. 5 (2024)
Publisher : YAYASAN PENDIDIKAN MANDIRA CENDIKIA
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
Kemoterapi pada anak dapat menimbulkan efek samping salah satunya yaitu mual muntah. Meskipun dengan perkembangan terapi farmakologis mual muntah tetap menjadi masalah utama dari kemoterapi. Dengan bertambahnya terapi nonfarmakologis salah satunya pemberian aromaterapi diharapkan mampu membantu mengurangi mual muntah pada anak kemoterapi. Tujuan : Untuk mengetahui hasil penerapan inhalasi aromaterapi lemon terhadap penurunan mual dan muntah pada anak yang menjalani kemoterapi di RSUD Dr. Moewardi. Metode : Metode penerapan deskriptif dengan pendekatan studi kasus dan menerapkan dua pasien dengan pre test dan post test, instrument penerapan dengan kuesioner Rhodes Index Of Nausea Vomiting And Retching (INVR). Pemberian intervensi inhalasi aromaterapi lemon selama 1x24 jam. Hasil : Sebelum diberikan inhalasi aromaterapi lemon didapatkan hasil An. Am dengan skor 20 termasuk mual muntah berat dan An. Mf dengan skor 14 termasuk kategori mual muntah sedang. sesudah diberikan inhalasi aromaterapi lemon didapatkan An. Am skor mual muntah 12 termasuk kategori mual muntah sedang dan An. Mf dengan skor mual muntah 8 termasuk kategori mual muntah ringan. Kesimpulan : Hasil penerapan menunjukkan intervensi yang diberikan dapat menurunkan tingkat mual muntah pada anak yang menjalani kemoterapi.
Penerapan Terapi Bermain Puzzle Terhadap Penurunan Tingkat Kecemasan Pada Anak Usia Toddler (1-3 Tahun) Yang Mengalami Hospitalisasi Di Rumah Sakit Umum Daerah Dr.Moewardi
Andresta Diansari;
Sitti Rahma Soleman;
Suciana Ratrinaningsih
Jurnal Ilmiah Kesehatan Mandira Cendikia Vol. 3 No. 5 (2024)
Publisher : YAYASAN PENDIDIKAN MANDIRA CENDIKIA
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
Kecemasan adalah suatu keadaan yang ditandai dengan perasaan takut dan pertanda sistem saraf otonom yang hiperaktif, dari rasa takut dapat menjadi respon akibat hospitalisasi pada anak. Untuk mengurangi kecemasan anak dapat diberikan terapi bermain. Tujuan : Mengetahui hasil penerapan terapi bermain puzzle terhadap penurunan tingkat kecemasan pada anak yang mengalami hospitalisasi. Metode : Desain penelitian dilakukan dengan metode deskriptif studi kasus kepada 2 responden anak yang mengalami kecemasan. Kecemasan diobservasi sebelum dan sesudah terapi bermain puzzle. menggunakan skala FIS (Faces Image Scale). Hasil : hasil penelitian menunjukkan bahwa setelah terapi bermain puzzle diberikan pada kedua subjek yaitu terjadi penurunan tingkat kecemasan dari An.A sebelum diberikan mendapat skor 4 kategori cemas sedang, setelah diberikan terapi tingkat kecemasan turun menjadi skor 2 kategori tidak cemas dan An.G sebelum diberikan terapi mendapatkan skor 3 kategori cemas ringan, setelah diberikan terapi tingkat kecemasan turun menjadi skor 1 kategori sangat tidak cemas. Kesimpulan : Setelah dilakukan penerapan terapi bermain puzzle didapatkan hasil bahwa terapi bermain puzzle dapat menurunkan tingkat kecemasan pada anak yang mengalami hospitalisasi.
Penerapan Terapi Individu Terhadap Kemampuan Mengontrol Halusinasi Pada Pasien Skizofrenia Di Ruang Sumbadra Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta
Putri Silvia Dewi;
Sitti Rahma Soleman;
Wahyu Yuniati
Jurnal Ilmiah Kesehatan Mandira Cendikia Vol. 3 No. 7 (2024)
Publisher : YAYASAN PENDIDIKAN MANDIRA CENDIKIA
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
Halusinasi adalah salah satu gejala gangguan jiwa dimana klien mengalami perubahan sensori, merasakan sensasi palsu berupa suara, merasakan stimulus yang sebenarnya tidak ada. Dampak upaya yang ditimbulkan dari adanya halusinasi adalah kehilangan sosial diri, yang mana dalam situasi ini dapat membunuh diri ,membunuh orang lain, bahkan merusak lingkungan. Upaya yang dilakukan adalah melakukan terapi individu strategi pelaksanaan (SP) 1-4 tentang halusinasinya. Tujuan : Mengetahui hasil penerapan terapi individu untuk meningkatkan kemampuan mengontrol halusinasi pada pasien skizofrenia di Ruang Sumbadra Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta. Metode : Metode penerapan deskriptif dengan pendekatan studi kasus dan menerapkan dua pasien dengan pre test dan post test, instrument penerapan menggunakan kuesioner mengontrol halusinasi. Pemberian intervensi terapi individu selama 3 hari berturut-turut . Hasil : Sebelum diberikan terapi individu didapatkan hasil responden 1 dengan nilai 5 termasuk kontrol halusinasi buruk dan responden 2 dengan nilai 4 termasuk kategori kontrol halusinasi buruk. sesudah diberikan terapi individu didapatkan responden 1 dengan nilai 9 termasuk kategori kontrol haluinasi baik dan responden 2 dengan nilai 8 termasuk kategori kontrol halusinasi baik. Kesimpulan : Hasil penerapan menunjukkan intervensi yang diberikan dapat meningkatkan kemampuan mengontrol halusinasi pada pasien skizofrenia.
Optimalisasi Intervensi Terapi Okupasi Aktivitas Menggambar Terhadap Perubahan Persepsi Sensori Pada Pasien Halusinasi Di RSJD. Arif Zainudin Surakarta
Regita Cahyani;
Sitti Rahma Soleman;
Luluk purnomo
Jurnal Ilmiah Kesehatan Mandira Cendikia Vol. 3 No. 7 (2024)
Publisher : YAYASAN PENDIDIKAN MANDIRA CENDIKIA
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
Halusinasi didefinisikan sebagai terganggunya persepsi seseorang, dimana tidak ada stimulus. Salah satu tipe halusinasi adalah halusinasi pendengaran dan menjadi tipe halusinasi yang paling banyak diderita. Gejala halusinasi yaitu seperti menar diri, melamun, berbicara sendiri, tertawa sendiri, tersenyum sendiri dan gelisah. Ada beberapa hal yang memicu kekambuhan halusinasi dengan ditandai munculnya-gejala-gejala psikis yang sebelumnya mengalami kemajuan yang baik. Gangguan jiwa kronik biasanya mengalami kekambuhan tahun pertama, dengan presentase 50% dan akan mengalami dampak sebesar 79% pada tahun kedua. Terapi okupasi aktivitas menggambar adalah suatu bentuk psikoterapi yang menerapkan media seni sebagai media berkomunikasi, terapi okupasi menggambar dapat mengurangi interaksi seseorang dengan pikirannya sendiri sehingga tidak berfokus pada halusinasinya. Metode yang digunakan dalam penerapan ini bersifat desktiptif dengan desain penelitian studi kasus pre test post test pada 2 responden, instrument penelitian lembar observasi kusioner AHRS. Sebelum diberikan terapi okupasi menggambar Tn. D dalam kategori halusinasi berat dan Tn. R dalam kategori halusinasi sedang. Setelah diberikan terapi okupasi menggambar selama 3 kali Tn. D dalam kategori halusinasi sedang dan Tn. R dalam kategori halusinasi ringan. Terapi Okupasi Aktivitas Menggambar untuk menurunkan tingkat halusinasi pada pasien halusinasi pendengaran.
Penerapan Terapi Bermain Plastisin Terhadap Penurunan Kecemasan Anak Usia Pra Sekolah (3-6 Tahun) Yang Mengalami Hospitalisasi Di Ruang Flamboyan 9 RSUD Dr. Moewardi
Syaharani Erika Sulistyana;
Sitti Rahma Soleman;
Suciana Ratrinaningsih
Jurnal Ilmiah Kesehatan Mandira Cendikia Vol. 3 No. 7 (2024)
Publisher : YAYASAN PENDIDIKAN MANDIRA CENDIKIA
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
Anak-anak sering menunjukkan tantangan dalam menghadapi hospitalisasi, seperti penolakan terhadap perawatan dan kesulitan beradaptasi dengan lingkungan rumah sakit, tetapi terapi bermain dapat mengurangi kecemasan mereka. Salah satu bentuk terapi bermain yang cocok untuk anak usia pra sekolah adalah bermain plastisin, yang membantu dalam pengembangan kemampuan motorik tanpa memerlukan banyak energi. Tujuan : Untuk mengetahui hasil penerapan terapi bermain plastisin terhadap penurunan kecemasan anak usia pra sekolah (3-6 tahun) yang mengalami hospitalisasi di RSUD Dr. Moewardi. Metode : Metode penerapan deskriptif dengan pendekatan studi kasus dan menerapkan dua pasien dengan pre test dan post test, instrument penerapan dengan Hospital Axienty Depresi Scale (HADS). Pemberian intervensi bermain plastisin selama 1x24 jam. Hasil : Skor kecemasan sebelum dilakukan teerapi bermain plastisin An.Cn 15 skor termasuk dalam kategori kecemasan sedang dan An.Mh sebesar 18 termasuk dalam kategori kecemasan berat. Skor kecemasan sesudah dilakukan terapi bermain plastisin An.Cn sebesar 7 yang termasuk dalam kategori normal dan skor kecemasan An. Mh sebesar 12 termasuk dalam kategori kecemasan sedang. Kesimpulan : Hasil penerapan menunjukkan intervensi yang diberikan dapat menurunkan kecemasan pada anak usia prasekolah yang mengalami hospitalisasi.