Claim Missing Document
Check
Articles

Found 37 Documents
Search

KEARIFAN LOKAL DALAM PENGELOLAAN SUMBERDAYA ALAM HUTAN DAN EKOSISTEM (SDHAE) PADA MASYARAKAT DESA PENYANGGA TAMAN NASIONAL MERU BETIRI Diah Puspaningrum
Jurnal Sosial Ekonomi Pertanian (J-SEP) Vol 8 No 1 (2015)
Publisher : University of Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

This research aims to dig the potentials of each areas based on their local wisdom (resources, knowledge, culture and process) in the areas of villagers of buffer villages at Meru Betiri National Park. The research uses qualitative approach and purposive random sampling is used to determine research location. The locations chosen are buffer villages within the area of Meru Betiri National Park. The activity is conducted in all section of Meru Betiri National Park: Area Section I Sorongan (Rajegwesi), Area Section II Sorongan (Rajegwesi), Area Section II Ambulu (Curahnongko) and Area Section III Kalibaru (Kebunrejo). Data collection is conducted through rapid appraisal methods. The methods used in the researchs consisted of: indepth interview, field observation, and FGD (focus discussion group) thus various data collection technique are used (triangulation technique). Data analysis method collected through indepth interview and observation is using interactive data analysis from Miles and Huberman (1992). The conclusion of the research is that local wisdom owned by villagers of buffer villages in terms of local culture is varied. It is especially indicated in their value system of local culture. The local knowledge is relatively good in which there are technological use adjusted with the management of natural result. Local process in terms of gotong royong (mutual cooperation) and discussion still exists; however, it needs to be maintained for the sustainability of SDAHE management at Meru Betiri National Park. The potential of local resources owned by each buffer villages is different from each other.Keywords: Local wisdom, Natural Resources of Forest and Ecosystem (SDHAE), Buffer Village, Meru Betiri National Park
THE ROLE OF INSTITUTION INVOLVED IN THE PUBLIC FOREST RESOURCE MANAGEMENT AT KEMIRI VILLAGE, PANTI SUBDISTRICT Diah Puspaningrum
UNEJ e-Proceeding International Conference on Agribusiness Marketing (ICAM) 2012, Faculty of Agriculture, University o
Publisher : UPT Penerbitan Universitas Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

This research was aimed to understand and analyze the role of institution that directly and indirectly involved in the Public Forest Resource Management at Kemiri Village, Panti Sub-district; Qualitative approach is used. Research type is case study. The purposively selected sample was then subjected to the snowball sampling. The data were collected by methods such as in depth interview (unstructured interview). Data sources are primary and secondary data. The word, sentences, or direct expressions from key informant were also obtained. The data analysis method is Miles and Huberman’s (1992) interactive model. The parties with direct participation in the PHBM (Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat) Program include Perhutani, LMDH Taman Putri, Lembaga Pemerintah Desa, and certain party with interest to forest preservation (stakeholder), such as Pesantren Al-Hasan. All these parties have role conjuncvitality.
Dukungan Kelembagaan Agribisnis Terhadap Pengembangan Usahatani Bawang Merah di Desa Bimorejo Triya Sri Lestari; Diah Puspaningrum
UNEJ e-Proceeding 2018: Pembangunan Pertanian dan Peran Pendidikan Tinggi Agribisnis: Peluang & Tantangan di Era Indus
Publisher : UPT Penerbitan Universitas Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Bimorejo Village was one of the areas which had the most potential to expanse or develop onion agribusiness. Those were seen from the high amount of onion production of the village compared to the other areas located in the same sub-district. It was inseparable from the Institutional Agribusiness from upstream until downstream. However, those institutional agribusiness were not complex enough as there were not any Village Cooperative System (Indonesia: Koperasi Unit Desa) and agroindustry. It was also worsened by the institutions that did not undertake their role in the business, making the support given did not suffice. This research was done to know the reinforcement of the institutional agribusiness towards the expansion of Onion Agribusiness in Bimorejo Village. This research was done in Bimorejo Village using purposive method. This research was designed as a qualitative research with case study method. The sources of the data were chosen by using purposive sampling. The data was collected by using in-depth interview, non-participative observation, and document review. The data was then analyzed by using a method by Miles and Huberman. The validity test was done by using source and technique triangulation. The results of this research showed that the Institutional Agribusiness towards the expansion of onion agribusiness in Bimorejo Village including agriculture store Rukun Tani, Bimalestari farmers association, Tengkulak, Agriculture Counseling Bureau (Indonesia: Balai Penyuluh Pertanian/BPP), HIPPA Bimatirta, irrigation public works department, Bimorejo Village functionaries. The aforementioned support from Institutional Agribusiness could be classified in three forms: Instrumental Support, Emotional Support, and Informational Support.
PENDEKATAN PRA (PARTICIPATORY RESEARCH APPRAISAL) DALAM PENGEMBANGAN KOPI ARABIKA SPECIALTY KETINGGIAN SEDANG BERBASIS KAWASAN DI KABUPATEN JEMBER Diah Puspaningrum; Titin Agustina
AGRIBEST Vol 1, No 2 (2017): September
Publisher : Universitas Muhammadiyah Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32528/agribest.v1i2.1157

Abstract

Kopi Arabika yang berada di Kabupaten Jember ini diharapkan dapat menjadi kopi arabika specialty ketinggian sedang dan berbasis kawasan karena hanya bisa ditanam di ketinggian lebih dari 700 dpl. Metode penelitian menggunakan pendekatan kualitatif sedangkan penentuan daerah penelitian secara purposive method. Tujuan utama dari pelatihan pengolahan primer dan pengolahan sekunder yang diberikan kepada petani adalah untuk memberikan nilai tambah (added value) kepada komoditas kopi terutama kopi arabika ketinggian sedang di Kabupaten Jember.Berdasarkan hasil uji testcup, final score kopi arabika ketinggian sedang dari Lembaga Masyarakat Desa Hutan Taman Putri Desa Kemiri Kecamatan Panti adalah sebesar 60.50. Hasil dari uji testcup kopi arabika di Desa Karangpring Kecamatan Sukorambi Kabupaten Jember adalah sebesar 78.50.Dapat disimpulkan bahwa kopi arabika di Kabupaten Jember sangat berpotensi untuk mendapatkan kualitas specialty asalkan memenuhi persyaratan bahan baku dan diolah secara basah dengan SOP dari Puslitkoka. Berdasarkan kegiatan monitoring dan evaluasi bahwa kegiatan penelitian dengan menggunakan PRA (Participatory Research Appraisal)dalam pengembangan kopi arabika specialty ketinggian sedang berbasis kawasan di Kabupaten Jember memerlukan upaya yang terus-menerus dengan melibatkan partisipasi aktif masyarakat desa hutan yang benar-benar-benar ingin melakukan perubahan dalam menjawab kebutuhan utamanya untuk meningkatkan pendapatannya serta dukungan dari berbagai pihak yang secara sinergis untuk mendukung aktifitas dalam melakukan pengolahan primer maupun pengolahan sekunder.
MODEL PEMBANGUNAN ALTERNATIF BERBASIS MASYARAKAT PADA TAMAN NASIONAL MERU BETIRI [ALTERNATIVE MODEL OF COMMUNITY DEVELOPMENT IN MERU BETIRI NATIONAL PARK] Diah Puspaningrum; Titin Agustina
AGRITROP Vol 12, No 2 (2014): Agritrop: Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian
Publisher : Universitas Muhammadiyah Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32528/agr.v12i2.723

Abstract

Tujuan penelitian adalah untuk melakukan kajian model pengembangan masyarakat  oleh Taman Nasional Meru Betiri; dan menyusun model pembangunan alternatif masyarakat desa penyanggah di kawasan Taman Nasional Meru Betiri  Berbasis Masyarakat. Kegiatan dilaksanakan di semua Seksi Pengelolaan Taman Nasional Meru Betiri. Sumber data adalah informance yang terlibat dalam Pengelolaan Sumber Daya Alam Hutan dan ekosistem di kawasan Taman Nasional Meru Betiri dan data sekunder. Pengumpulan data dilakukan dengan metode pemantauan cepat  yaitu  Indepth  interview,  Observasi  lapang,  FGD  melalui  berbagai  macam  teknik  pengumpulan  data (Triangulasi teknik). Metode Analisis Data dan observasi menggunakan analisis Data Interaktif. Hasil penelitian: 1) Pemberdayaan masyarakat desa penyangga di Kawasan Taman Nasional Meru Betiri dilakukan melalui tiga cara : kegiatan rehabilitasi hutan, pemberian ternak dan optimalisasi tanaman obat. Selain itu ada  upaya pengembangan model desa konservasi. Strategi yang dilakukan  menggunakan pendekatan mezzo melalui pembentukan kelompok masyarakat secara lokal seperti : SPKP, Ketan Merah, MMB, Kader Konservasi, Jaketresi melalui pemberdayaan melalui pendidikan, pelatihan dan dinamika kelompok, dan   2) Model pembangunan alternatif masyarakat desa penyangga berbasis masyarakat lokal dengan menekankan pada capacity building. Kata Kunci : Model pembangunan alternatif, sumberdaya alam hutan dan ekosistem, Taman Nasional Meru Betiri.
Peran Wanita dan Relasi Gender dalam Keluarga Buruh Tani Wanita di Regu Tanam Mulyo Asri Desa Pontang Kecamatan Ambulu Kabupaten Jember Aulia Syifa Abdillah; Diah Puspaningrum
Jurnal KIRANA Vol 2 No 1 (2021): Jurnal KIRANA Volume 2 Nomor 1
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19184/jkrn.v2i1.24059

Abstract

This study aims to determine gender roles and gender relations in the family of female farm workers in the Mulyo Asri women's planting team in Pontang Village, Ambulu Sub-district, Jember District. The theory used in the research uses the theory of Gender. This study used a qualitative approach, with the method of determining informants using purposive sampling technique. Data collection techniques in this study by means of in-depth interviews, observation, and documentation study. Methods of data analysis in this study using the analysis method of Harvard and Miles and Huberman. The data validity test used technical triangulation and source triangulation testing techniques. The results of this study are the division of labor in the family of female farm workers, which includes productive activities, reproductive activities, and social activities. From an emic perspective, the participation of a wife in work is something that is normal and often happens. From an ethical perspective, there is a gender issue, namely the existence of a heavier workload experienced by the wife. The relationship that exists in the family of female farm workers is in the form of access to control over resources and benefits carried out by the family of female farm workers in Pontang Village, Ambulu Sub-district, Jember District. Keywords: Gender Roles, Gender Relations, Farm Workers, Family
Proses Perubahan Sosial Pengembangan Wisata Pesisir Payangan di Desa Sumberejo Kecamatan Ambulu Kabupaten Jember Indah Tri Qurniawati; Diah Puspaningrum
Jurnal KIRANA Vol 1 No 1 (2020): Jurnal KIRANA Volume 1 Nomor 1
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19184/jkrn.v1i1.20311

Abstract

One of the touris destinations which recenltly developed massively is the Payangan Beach. This tourism destination develops quite rapidly, this condition allows a social change among the society. The location of the research using purposive method. This research using case study method. The informants are chosen by using purposive sampling. The data collection is conducted by using interview, non-participatory observation, and documentation study. The data analysis is conducted by using Miles and Huberman’s method. The result of this research reveals: (1) there are internal factors includes the finding of a new destination and external factor is the environmental change to cause the social changes to happen. (2) the pushing factors of the social change are open stratification of the society, people respect, and the future orientation. (3) The inhibition factor to alter the social change to happen is the limited capability of human resources. (4) the process of the social change which starts from the change channels. The next stage of the process of social change is the adjustment conducted by the institutions and society. The last stage of the process of social change is seen on the occurrence of disorganization and reorganization Keywords : beach, social change, tourism destination
PERILAKU PETANI DALAM BUDIDAYA SAYUR: SUATU TINJAUAN DARI PERSPEKTIF TEORI GEORGE HOMANS Diah Puspaningrum; Sri Subekti; Aryo Fajar Sunartomo; Lenny Luthfiyah
AGRIBIOS Vol 20 No 2 (2022): NOVEMBER
Publisher : Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36841/agribios.v20i2.2426

Abstract

Budidaya tanaman sayur masih memiliki peluang pasar sehingga berpotensi untuk terus dikembangkan. Desa Sukorambi Kecamatan Sukorambi Kabupaten Jember merupakan salah satu desa yang memiliki potensi besar dalam produksi sayur-sayuran di Kabupaten Jember. Budidaya adalah sub sektor hulu yang harus diperhatikan karena menentukan keberhasilan keseluruhan sistem. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis perilaku petani dalam berusahatani sayur dengan menggunakan perspektif Teori George Homans. Metodologi penelitian yang digunakan adalah penentuan daerah penelitian secara purposif, pengumpulan data dengan Teknik indepth interview, observasi, dan dokumentasi, dengan analisis data secara interaktif dari Miles dan Huberman. Adapun hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Terdapat dua macam jaringan yang dimiliki oleh petani sayur yaitu jaringan individu dan jaringan kelompok; (2) Petani sayur tidak bertindak secara rasional sepenuhnya tetapi senantiasa berfikir untung rugi yang berkaitan dengan alasan berbudidaya tanaman sayur, membuat benih sendiri, menggunakan pupuk kimia, menyewa lahan; memasarkan sayurnya ke tengkulak atau langsung ke Pasar Tanjung; (3) Informasi yang dimiliki petani berasal dari petani lain, media massa dan tengkulak untuk mengembangkan alternatif guna memperhitungkan untung rugi yang meliputi, pemilihan komoditas, membuat pupuk dan pestisida organik dan melakukan pemasaran hasil; (4) Keterbatasan petani dalam budidaya sayur adalah keterbatasan pemilikan lahan, lahan yang relatif sempit, keterbatasan pupuk bersubsidi, keterbatasan relasi dengan tengkulak dan keterbatasan sarpras dalam berusahatani sayur; (5) Menjadi petani sayur menjadi pilihan, sebagian petani yang melakukan pemasaran kepada tengkulak atau pedagang tidak hanya masalah keuntungan tetapi etika.
Desa Ramah Perempuan: Pengembangan Kapasitas Perempuan Desa Sumberpakem dalam Implementasi SDG’s Diah Puspaningrum; Aryo Fajar Sunartomo
National Multidisciplinary Sciences Vol. 1 No. 2 (2022): Proceeding SEMARTANI 1
Publisher : Universitas Muhammadiyah Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (922.389 KB) | DOI: 10.32528/nms.v1i2.58

Abstract

Prioritas Penggunaan Dana Desa berdasarkan Permendesa PDTT 13 tahun 2020 Tahun 2021 menyebutkan bahwa SDGs Desa adalah upaya terpadu mewujudkan Desa tanpa kemiskinan dan kelaparan, Desa ekonomi tumbuh merata, Desa peduli kesehatan, Desa peduli lingkungan, Desa peduli pendidikan, Desa ramah perempuan, Desa berjejaring, dan Desa tanggap budaya untuk percepatan pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Kontribusi mendasar yang diharapkan dengan adanya Program Pengabdian Kemitraan (PPK) adalah Bagi Pemerintah Desa Sumberpakem Kecamatan Sumberjambe Kabupaten Jember untuk dapat mengupayakan kemandirian dan kesejahteraan masyarakat desa dengan adanya Program Desa Ramah Perempuan akan meningkatkan kesetaraan dan keadilan Gender dalam keluarga. Hasil Pelaksanaan Program Pengabdian Kemitraan ini adalah:1) Belum semua Indikator SDG’s dilaksanakan dalam Program Pembangunan di Desa Sumberpakem Kecamatan Sumberjambe Kabupaten Jember; 2) Sosialisasi SDG’s Desa terutama untuk indicator ke lima yaitu keterlibatan perempuan Desa dalam pembangunan Desa serta Desa Layak Anak; 3)Sosialisasi SDG’s Desa terutama terkait desa Ramah Perempuan dan Desa Layak Anak menambah pengetahuan perangkat desa juga perempuan desa dalam memahami Gender, pemberdayaan perempuan dan pentingnya kepedulian terhadap anak. Rekomendasi dalam Pelaksanaan PPK ini diharapkan agar Program Pengabdian Kemitraan yang dilaksanakan di Desa Sumberpakem Kecamatan Sumberjambe Kabupaten Jember perlu dilakukan secara berkelanjutan sehingga tidak hanya menambah pengetahuan tetapi dapat meningkatkan ketrampilan serta merubah perilaku dalam melakukan perencanaan pembangunan desa secara berkelanjutan khususnya mewujudkan kesetaraan gender.
Relasi Sosial Petani dalam Struktur Jaringan Kelembagaan Agribisnis Sayur Daun di Desa Sukorambi Kecamatan Sukorambi Kabupaten Jember Diah Puspaningrum; Sri Subekti; Lenny Luthfiyah; Aryo Fajar Sunartomo; Tazkia Nurfauziana
National Multidisciplinary Sciences Vol. 2 No. 3 (2023): Proceeding SEMARTANI 2
Publisher : Universitas Muhammadiyah Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32528/nms.v2i3.287

Abstract

Desa Sukorambi sebagai sentra komoditas unggulan sayur dan telah menjadi icon di Kabupaten Jember. Desa Sukorambi adalah pemasok atau supply tanaman sayur daun terbesar di Kabupaten Jember. Komoditas sayuran yang saat ini banyak dikembangkan di Desa Sukorambi adalah kangkung, sawi daging, kenikir, kemangi, sawi marakot, bayam. tujuan penelitian ini adalah: 1) menganalisis struktur jaringan kelembagaan agribisnis sayur daun di Desa Sukorambi Kecamatan Sukorambi Kabupaten Jember; 2) untuk menganalisis relasi sosial petani sayur daun pada struktur kelembagaan agribisnis sayur daun di Desa Sukorambi Kecamatan Sukorambi Kabupaten Jember. Metode penelitian dengan menggunakan deskriptif kualitatif dengan penentuan informan secara purposive dan metode pengumpulan data dengan wawancara mendalam (indepht interview), observasi, dan dokumen. Analisis data menggunakan analisis data interaktif dari Miles dan Hubberman. Keabsahan data dilakukan secara triangulasi. Adapun hasil penelitian ini adalah: 1. Kelembagaan agribisnis yang terlibat dalam usahatani sayur di Desa Sukorambi Kecamatan Sukorambi Kabupaten Jember yaitu i) Subsistem Sarana Produksi terdiri dari Kios Pertanian UD. Hidayah, Kelompok Tani, dan Gapoktan Sukorambi Bangkit; ii) Subsistem Produksi terdiri dari Kelompok Tani, Gapoktan Sukorambi Bangkit dan HIPPA Sukomakmur; iii) Subsistem Pasca Panen dan kegiatan Pengolahan Hasil terdiri dari Petani dan juga Tengkulak; iv) Subsistem Pemasaran terdiri dari Tengkulak; serta v). Subsistem Pendukung terdiri dari Pemerintah Desa Sukorambi dan Penyuluh Pertanian. Sedangkan 2. Relasi sosial petani dalam struktur kelembagaan agribisnis sayur buah adalah: 1) dalam subsistem sarana produksi terjadi relasi komunal, kolegal, dan dinamika kelompok dan antar kelompok; 2) dalam subsistem produksi adalah relasi kolegal, hirearkis dan dinamika kelompok; 3) dalam subsistem Pasca panen dan pengolahan hasil adalah relasi hirearkis; 4) dalam subsistem Pemasaran adalah relasi hirearkis serta 5) dalam subsistem penunjang relasi yang terjadi adalah relasi antar kelompok.