Claim Missing Document
Check
Articles

Found 32 Documents
Search

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PELAKSANAAN INISIASI MENYUSU DINI DI RUANG MAWAR PENDAHULUAN Latar Belakang 142 RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. H. SOEWONDO KENDAL Widiastuti, Yuni Puji; Rejeki, Sri; Khamidah, Nur
Jurnal Keperawatan Maternitas Vol 1, No 2 (2013): Jurnal Keperawatan Maternitas
Publisher : Jurnal Keperawatan Maternitas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Inisiasi menyusu dini (IMD) menjadi salah satu program pemerintah diIndonesia, tetapi khususnya Kabupaten Kendal praktik menyusu dini belum banyak dilakukan. Umumnya, setelah lahir, bayi dibersihkan dan dipisahkan dari ibu. Padahal keberhasilan inisiasi menyusu dini berpengaruh pada pemberian ASI eksklusif lebih lama. Hasil penelitian SDKI 2003 dan Health System Program (HSP) 2006 menunjukkan bahwa 27-74 % bayi menyusu dalam 1 hari setelah kelahiran.Hal ini sangat bertentangan dengan rekomendasi Inisiasi Menyusu Dini. Di masyarakat juga masih banyak terminologi yang berbeda untuk ASI eksklusif (Kroenger & Smitt, 2004). Faktanya di Indonesia hanya 4% bayi yang disusui ibunya dalam waktu satu jam pertama setelah dilahirkan (Tjahjo, 2008). Berdasarkan data di Departemen Kesehatan, dalam tahun 2006 tercatat 149 rumah sakit (RS) melaksanakan program rumah sakit sayang ibu bayi (RSSIB).Program ini mencakup pelayanan asuhan antenatal (pra melahirkan), pertolongan persalinan sesuai standar, pelayanan nifas (pasca melahirkan), rawat gabung ibu dan bayi, pemberian ASI eksklusif, pelayanan KB, dan imunisasi. Sampai Juli 2007 baru 19 RS melaksanakan kebijakan program inisiasi menyusu dini. Depkes juga telah mengirim surat edaran agar seluruh RS melaksanakan program inisiasi menyusudini (IMD, 2009).Namun sampai saat ini masih banyak dijumpai rumah sakit dan klinik bersalin yang belum melaksanakan proses IMD dengan alasan bervariasi. Dari data yang diperoleh dari Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dr.H. Soewondo Kendal, jumlah bayi yang dilahirkan dari bulan Juli sampai dengan September 2011 sebanyak 456 orang, bidan yang melakukan IMD pada bayi yang baru lahir sebanyak 30% dari persalinan yangditolong oleh bidan. Padahal bidan yang bertugas di RSUD Dr. H. Soewondo Kendal sudah mengikuti pelatihan baik itu pelatihan asuhan persalinan normal (APN), inisiasi menyusu dini (IMD), dan konselorair susu ibu (ASI). Namun pada kenyataannya masih ada ibu-ibu yangmempunyai bayi pada saat melahirkan tidak dilakukan IMD. Hal ini dipengaruhi oleh tingkat pengetahuan ibu hamil tentang inisiasi menyusu dini yang rendah karena dipengaruhi oleh faktor pendidikan ibu yang rendah, tidak ada dorongan atau motivasi untuk mengetahui perkembangan zaman, kurangnya ketersediaan informasi maupun fasilitas kesehatan, kurangnya dukungan dari orang terdekat, dukungandari tenaga kesehatan, kebudayaan, dan belum adanya promosi Insiasi Menyusui Dini (Rosita, 2008).
(حُرُوْفُ الْمَعَانِيْ فِي الْقُرْآنِ الْكَرِيْمِ (دِرَاسَةٌ تَحْلِيْلِيَّةٌ نَحْوِيَّةٌ عَنْ آيَاتِ الْأَحْكَامِ فِيْ سُوْرَةِ الْبَقَر? Khamidah, Nur
ASALIBUNA Vol 1, No 2 (2017)
Publisher : ASALIBUNA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Al-Quran adalah Kitab Suci yang diturunkan oleh Allah SWT kepada nabi Muhammad SAW. Bagi umat Islam, keberadaan al-Quran mempunyai kedudukan yang sangat sentral. Mengenal dan memahami al-Quran dari segi Nahwu/Sintaksis dan Makna/Semantik merupakan fenomena yang sangat menarik. Nahwu dan Makna sangat berkaitan dengan erat. Dalam ilmu Nahwu ada pembahasan tentang Huruf Ma’ani/huruf yang mempunyai makna. Pemberian nama Huruf Ma’ani disebabkan karena huruf ini diciptakan dalam keadaan mempunyai makna yang bisa membedakan dengan Huruf Mabani (huruf yang tidak mempunyai makna). Macam-macam Huruf Ma’ani adalah huruf yang khusus masuk pada isim (jar, qasam, istitsna’/pengecualian, huruf yang serupa dengan fiil/kata kerja, mufajaah, tafshil, tanbih, tarajji, tasybih dan huruf yang serupa dengan laisa), huruf yang khusus masuk pada fiil (nashab, mashdar, jazm, syarat, tahdlidl, istiqbal, tawaqqu’, rad’, tandim, ‘ardl, taqlil dan ta’liq) dan huruf yang khusus masuk pada isim saja/fiil saja/keduanya (taukid, tamanni, shilah dan ta’lil). Tulisan ini akan membahas tentang Huruf Ma’ani yang mencakup pada ‘athaf (wau, fa’, tsumma, au, lakin al-‘athifah, bal al-‘athifah, am al-‘athifah dan hatta), jar (hatta aljarrah, min, ila, ‘ala, fi, lam, ba’, ‘an, kaf, kai al-jarrah dan mashdariyah) dan adawat syarat (in, idza, idz, laula dan lau). Obyek Tulisan ini adalah Ayat-Ayat Ahkam dalam surat al-Baqarah. Pendekatan dalam Tulisan ini adalah pendekatan teori Nahwiyah/Sintaksis (pendekatan pada analisis bahasa yang memberikan perhatian secara eksplisit kepada struktur bahasa) dan Maknawiyah/Semantik (pendekatan pada analisis bahasa yang memberikan perhatian secara eksplisit kepada makna). النقاط الحاكمة: آیَاتِ الْأَحْكَامِ ، حُرُوْفُ الْمَعَانِيْ
ANALISIS PENGARUH FAKTOR LINGKUNGAN TERHADAP INOVASI PRODUK DAN KREATIVITAS STRATEGI PEMASARAN TERHADAP KINERJA PEMASARAN (Studi pada Perusahaan kerajinan keramik di Sentra Industri Kasongan, Kabupaten bantu, Yogyakarta) Khamidah, Nur
Jurnal Sains Pemasaran Indonesia (Indonesian Journal of Marketing Science) Vol 4, No 3 (2005): Desember
Publisher : Master of Management Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1356.457 KB) | DOI: 10.14710/jspi.v4i3.231-246

Abstract

Persaingan yang semakin kompetitif serta konsumen yang semakin kritis dalam memilih produk, menuntut perusahaan untuk lebih inovatif dalam menghasilkan suatu produk. tetapi untuk menghasilkan nilai lebih atau superior value harus diperoleh melalui berbagai pengembangan inovatif.. Dengan dekimian sasaran yang harus dicapai dalam mengembangkan strateginya, adalah menghasilkan superior value atau pelayanan (service) yang jauh lebih baik dibandingkan dengan dengan dilakukan pesaing. Penelitian ini didasari oleh adanya kontroversi pandangan mengenai variabel yang dapat mempengaruhi kinerja pemasaran. menurut menon et.al (1997, p. 60), komponen pembuatan strategi yang dapat mempengaruhi kreativitas strategi pemasaran dan kinerja pasar antara lain analisis sutiasional dan komiten sumber daya Oleh karena itu penelitian ini dilakukan untuk mengetahu pengaruh faktor lingkukanterhadap inovasi produk dan kreativitas strategi pemasaran dalam rangka meningkatkan kinerja pemasaran khususnya pada perusahaan kerajinan keramik di Sentra Indusitri Kasongan Yogyakarta. Teknik analisis data yang digunakan adalah Structural Equation Modeling (SEM). kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa faktor ;ingkungan, inovasi roduk dan kreativitas strategi pemasaran dapat meningkatkan kinerja pemasaran
UJI PUPUK KANDANG KOTORAN AYAM DAN PACLOBUTRAZOL TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN PADI HITAM (Oryza sativa L. Var. Cempo Ireng) Khamidah, Nur; Siswadi, Siswadi; Nurhayati, Dewi Ratna
Innofarm:Jurnal Inovasi Pertanian Vol 22, No 2 (2020): Innofarm: Jurnal Inovasi Pertanian
Publisher : FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SLAMET RIYADI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33061/innofarm.v22i2.4041

Abstract

Research on chicken manure manure and paclobutrazol test on rice plant growth and yield has been conducted in April - August 2020, located in Dibal Village, Ngemplak District, Boyolali Regency with a height of 150 meters above sea level with grumusol soil type. This research aims: to find out the effect of chicken manure and paclobutrasol manure test on the growth and yield of rice crops, know the best dose of chicken manure manure on the growth and yield of rice crops, know the influence of paclobutrasol on the growth and yield of rice crops. This study used a complete randomized group design (RAKL) factorial, namely the dose of chicken manure manure and the use of paclobutrasol resulted in 8 kinds of treatment. D0P0: without administration of manure and paclobutrasol, D1: manure manure chicken dose 0,9 kg, D2: manure chicken manure dose 1,8 kg, D3: manure manure chicken dose 2,7 kg, P1: the use of paclobutrasol. Treatment was repeated 4 times so that 32 units of probation were obtained. The experimental unit is a treatment tile consisting of 5 clumps of plants. Observations are observed on the treatment tile. To determine the effect of the treatment of plant extracts, test F is used through variety analysis. As for knowing the significant treatment, used Duncan Test at a rate of 5%. The results showed: (1) The weight of grain perpetak with the treatment without paclobutrasol with a high dose of chicken fertilizer, the result is lower than without the use of manure. While the use of paclobutrasol results is also lower with the dose of manure than without chicken manure, (2) The weight of perpetak grain with paclobutrasol treatment results higher than without the use of paclobutrasol, (3)The dose of chicken manure tends to decrease the yield, both use and without paclobutrasol.
UJI PUPUK KANDANG KOTORAN AYAM DAN PACLOBUTRAZOL TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN PADI HITAM (Oryza sativa L. Var. Cempo Ireng) Nur Khamidah; Siswadi Siswadi; Dewi Ratna Nurhayati
Innofarm:Jurnal Inovasi Pertanian Vol. 22 No. 2 (2020): Innofarm: Jurnal Inovasi Pertanian
Publisher : FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SLAMET RIYADI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Research on chicken manure manure and paclobutrazol test on rice plant growth and yield has been conducted in April - August 2020, located in Dibal Village, Ngemplak District, Boyolali Regency with a height of 150 meters above sea level with grumusol soil type. This research aims: to find out the effect of chicken manure and paclobutrasol manure test on the growth and yield of rice crops, know the best dose of chicken manure manure on the growth and yield of rice crops, know the influence of paclobutrasol on the growth and yield of rice crops. This study used a complete randomized group design (RAKL) factorial, namely the dose of chicken manure manure and the use of paclobutrasol resulted in 8 kinds of treatment. D0P0: without administration of manure and paclobutrasol, D1: manure manure chicken dose 0,9 kg, D2: manure chicken manure dose 1,8 kg, D3: manure manure chicken dose 2,7 kg, P1: the use of paclobutrasol. Treatment was repeated 4 times so that 32 units of probation were obtained. The experimental unit is a treatment tile consisting of 5 clumps of plants. Observations are observed on the treatment tile. To determine the effect of the treatment of plant extracts, test F is used through variety analysis. As for knowing the significant treatment, used Duncan Test at a rate of 5%. The results showed: (1) The weight of grain perpetak with the treatment without paclobutrasol with a high dose of chicken fertilizer, the result is lower than without the use of manure. While the use of paclobutrasol results is also lower with the dose of manure than without chicken manure, (2) The weight of perpetak grain with paclobutrasol treatment results higher than without the use of paclobutrasol, (3)The dose of chicken manure tends to decrease the yield, both use and without paclobutrasol.
KARAKTERISTIK WANITA USIA SUBUR (WUS) DENGAN KISTA OVARIUM DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BANJARNEGARA PERIODE 2009 - 2010 Nur Khamidah; Surtiningsih Surtiningsih
Viva Medika Vol 4 No 1 (2011)
Publisher : Universitas Harapan Bangsa Purwokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (324.917 KB) | DOI: 10.35960/vm.v4i1.199

Abstract

Pendahuluan :Jumlah penderita kista ovarium di dunia diperkirakan 5 sampai 10 persen dari keseluruhan perempuan (Rahmiyani, 2010). 20 -30% kista ovarium iniberpotensi menjadi ganas. Beberapa ahli mencurigai kista ovarium bertanggungjawab atas terjadinya kanker ovarium pada wanita di atas 40 tahun dan kankerovarium merupakan penyebab kematian terbanyak dari semua kanker ginekologi.Angka kematian yang tinggi ini disebabkan karena penyakit ini awalnya bersifatasimptomatik dan baru menimbulkan keluhan apabila sudah berada dalamstadium akhir. Menurut Rasjidi (2009),di seluruh dunia dari 204.000 wanita yangterdiagnosis kista ovarium yang bermetastase menjadi kanker ovarium, 125.000diantaranya meninggal dunia akibat penyakit ini. Tujiuan : untuk mengetahui karakteristik wanita usia subur (WUS) dengan kistaovarium di RSUD Banjarnegara selama periode 2009 – 2010.Metode : Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif kuantitatif. Populasidalam penelitian ini adalah seluruh pasien penderita WUS dengan kista ovariumdi Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Banjarnegara selama periode Tahun 2009sampai 2010 dengan teknik total sampling sebanyak 32 kasus. Hasil : Angka kejadian kista ovarium pada Wanita Usia Subur (WUS) di RSUDBanjarnegara periodeTahun 2009-2010 terdapat 32 kasus. Jenis kista 100% adalahkista neoplastik, dari arakteristik umur WUS yang berumur 22-28 tahun yaitu 11orang (34,38%), kelompok umur 29 - 35 tahun dan 36 -42 tahun terdapat jumlahyang sama yaitu 8 orang (25%), kelompok umur 43 - 49 tahun yaitu 4 orang(12,5%) dan terkecil yaitu 15 - 21 tahun yaitu 1 orang (3,12%). Dilihat darikarakteristik paritas didapatkan paritas 2-4 kali yaitu 21 orang (65,6%), kelompokparitas primipara yaitu 10 orang (31,3%) dan kelompok nullipara yaitu 1 orang(3,1%). Kesimpulan :Angka kejadian kista ovarium pada Wanita Usia Subur (WUS) diRSUD Banjarnegara periodeTahun 2009-2010 terdapat 32 kasus. Jenis kista 100%adalah kista neoplastik, dari arakteristik umur sebagian besar berumur 22 sampai28 tahun yaitu 11 orang (34,38%) sedangkan dilihat dari paritas terbanyak padaparitas 2-4 kali yaitu 21 orang (65,6%). Kata Kunci: Karakteristik WUS, Kista Ovarium
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PELAKSANAAN INISIASI MENYUSU DINI DI RUANG MAWAR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. H. SOEWONDO KENDAL Yuni Puji Widiastuti; Sri Rejeki; Nur Khamidah
Jurnal Keperawatan Maternitas Vol 1, No 2 (2013): Jurnal Keperawatan Maternitas
Publisher : Jurnal Keperawatan Maternitas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Inisiasi menyusu dini (IMD) menjadi salah satu program pemerintah diIndonesia, tetapi khususnya Kabupaten Kendal praktik menyusu dini belum banyak dilakukan. Umumnya, setelah lahir, bayi dibersihkan dan dipisahkan dari ibu. Padahal keberhasilan inisiasi menyusu dini berpengaruh pada pemberian ASI eksklusif lebih lama. Hasil penelitian SDKI 2003 dan Health System Program (HSP) 2006 menunjukkan bahwa 27-74 % bayi menyusu dalam 1 hari setelah kelahiran.Hal ini sangat bertentangan dengan rekomendasi Inisiasi Menyusu Dini. Di masyarakat juga masih banyak terminologi yang berbeda untuk ASI eksklusif (Kroenger & Smitt, 2004). Faktanya di Indonesia hanya 4% bayi yang disusui ibunya dalam waktu satu jam pertama setelah dilahirkan (Tjahjo, 2008). Berdasarkan data di Departemen Kesehatan, dalam tahun 2006 tercatat 149 rumah sakit (RS) melaksanakan program rumah sakit sayang ibu bayi (RSSIB).Program ini mencakup pelayanan asuhan antenatal (pra melahirkan), pertolongan persalinan sesuai standar, pelayanan nifas (pasca melahirkan), rawat gabung ibu dan bayi, pemberian ASI eksklusif, pelayanan KB, dan imunisasi. Sampai Juli 2007 baru 19 RS melaksanakan kebijakan program inisiasi menyusu dini. Depkes juga telah mengirim surat edaran agar seluruh RS melaksanakan program inisiasi menyusudini (IMD, 2009).Namun sampai saat ini masih banyak dijumpai rumah sakit dan klinik bersalin yang belum melaksanakan proses IMD dengan alasan bervariasi. Dari data yang diperoleh dari Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dr.H. Soewondo Kendal, jumlah bayi yang dilahirkan dari bulan Juli sampai dengan September 2011 sebanyak 456 orang, bidan yang melakukan IMD pada bayi yang baru lahir sebanyak 30% dari persalinan yangditolong oleh bidan. Padahal bidan yang bertugas di RSUD Dr. H. Soewondo Kendal sudah mengikuti pelatihan baik itu pelatihan asuhan persalinan normal (APN), inisiasi menyusu dini (IMD), dan konselorair susu ibu (ASI). Namun pada kenyataannya masih ada ibu-ibu yangmempunyai bayi pada saat melahirkan tidak dilakukan IMD. Hal ini dipengaruhi oleh tingkat pengetahuan ibu hamil tentang inisiasi menyusu dini yang rendah karena dipengaruhi oleh faktor pendidikan ibu yang rendah, tidak ada dorongan atau motivasi untuk mengetahui perkembangan zaman, kurangnya ketersediaan informasi maupun fasilitas kesehatan, kurangnya dukungan dari orang terdekat, dukungandari tenaga kesehatan, kebudayaan, dan belum adanya promosi Insiasi Menyusui Dini (Rosita, 2008).
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PELAKSANAAN INISIASI MENYUSU DINI DI RUANG MAWAR Nur Khamidah; Sri Rejeki; Yuni Puji Widiastuti
PROSIDING SEMINAR NASIONAL & INTERNASIONAL 2012: PROCEEDING SEMINAR NASIONAL KEPERAWATAN : Penggunaan Herbal Dalam Kesehatan Perempuan
Publisher : Universitas Muhammadiyah Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (167.28 KB)

Abstract

Inisiasi Menyusu Dini merupakan program pemerintah Indonesia, tetapikhususnya Kabupaten Kendal praktik menyusu dini belum banyak dilakukan. Dari data yang diperoleh di RSUD dr. H. Soewondo Kendal jumlah bayi yang dilahirkan dari bulan Juli sampai dengan September 2011 sebanyak 456 kelahiran hanya 30% yang dilakukan inisiasi menyusu dini. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pelaksanaan IMD di ruang Mawar Rumah Sakit Umum Daerah dr. H. Soewondo Kendal. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional.Populasi penelitian ini adalah semua perawat dan bidan di ruang mawar Rumah Sakit Umum Daerah Dr. H. Soewondo Kendal sebanyak 37 orang. Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah total sampel. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh pengetahuan Perawat dan Bidan terhadap pelaksanaan IMD dengan nilai p = 0,003 (p<0,05), sikap perawat dan bidan terhadap pelaksanaan IMD dengan nilai p = 0,020 (p<0,05), dan pengalaman perawat dan bidan terhadap pelaksanaan IMD dengan nilai p = 0,043 (p<0,05). Rekomendasi penelitian ini diharapkan perawat dan bidan lebih meningkatkan pengetahuan tentang pentingnya inisiasi menyusu dini dan lebihtermotivasi untuk melakukan praktek inisiasi menyusu dini pada ibu bersalin.
The effect of chem-preneurship-based project learning on students' creativity Prayitno, Mohammad Agus; Solikhah, Mar'attus; Khamidah, Nur
Psychology, Evaluation, and Technology in Educational Research Vol. 6 No. 2 (2024)
Publisher : Research and Social Study Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33292/petier.v6i2.158

Abstract

21st-century education not only involves aspects of knowledge but also emphasizes aspects of skills, such as critical thinking skills, creative thinking skills, communication, and collaboration. Creative thinking skills can be developed through contextual learning activities. One type of contextual learning is Chem-preneurship-based Project Learning (CBPL). CBPL trains students to be able to creatively design ideas, make products, design packaging, and do marketing. This study aimed to determine the effectiveness of the CBPL model. The research method used is descriptive quantitative. The population in this study were students of the 3rd semester of the department of chemistry. The sample of this study was 37 students who took Chem-partnership courses. The data analysis used is non-parametric statistical analysis. The results of the Wilcoxon test on student creativity obtained sig < 0.05, which means there were differences in student creativity before and after CBPL learning was implemented. The average score of students' creativity has increased from 58.83 to 82.34.
COMBINATION ANTIFUNGAL THERAPY FOR ONYCHOMYCOSIS Khamidah, Nur; Ervianti, Evy
Indonesian Journal of Tropical and Infectious Disease Vol. 7 No. 1 (2018)
Publisher : Institute of Topical Disease Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (212.229 KB) | DOI: 10.20473/ijtid.v7i1.6235

Abstract

Onychomycosis is a fungal infection of the nail unit including the nail matrix, the nail bed and the nail plate by both dermatophyte and non-dermatophyte agents. It is disturbs not only cosmetic disfigurement, but also it may have an impact on patients' emotional, social and occupational functioning, finally affecting the overall quality of life. The incidence rate tends to increase, management of onychomycosis is still challenging. Important problems regarding antifungal monotherapy have experienced many failures and recurrences. In general, pharmacological approaches for onychomycosis can be topical or oral antifungal. Antifungal monotherapies often lead to failure treatment, also high incidence of recurrence. One strategy for this problem is a combination antifungal therapy. In vitro studies show the synergistic effect of using combination two antifungals (both oral antifungal or combination topical and oral antifungal), hence it is mycologically or clinically expected to increase the success rate of onychomycosis therapy. This review tries to evaluate the previous study exploring the effectiveness of antifungal combination therapies on onychomycosis. Two oral antifungals usually used are terbinafine as fungicidal agent and itraconazole as fungistatic agent. There is combination between topical and oral antifungal such as itraconazole or terbinafine with amorolfine or ciclopirox, also other combination like griseofulvin and amorolfone or tioconazole. All the combination therapies show better result than monotherapy alone, but it is still difficult to conclude whether antifungal combinations in onychomycosis will increase effectiveness due to variations in therapeutic duration, result definition, and statistical evaluation on existing studies. Further research is required with longer duration of observation, uniform patient criteria and definition of success, random control and blinding to minimize bias.