Claim Missing Document
Check
Articles

Found 29 Documents
Search

Perilaku Coping Masyarakat Menghadapi Banjir Khasan, Mohammad; Widjanarko, Mochamad
Jurnal Psikologi: PITUTUR Vol 1, No 2 (2011): Jurnal Psikologi PITUTUR
Publisher : Universitas Muria Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1680.297 KB)

Abstract

Various  disasters  hit  Indonesia  causing death,  injury,  permanent  handicap, psychological trauma, and even harvest failure. Setrokalangan  Village  of  Kudus  Regency  is frequently flooded caused by the overflowing of Wulan River. The community is forced to have a coping  behaviour  in  dealing  with  the  flood  in order to survive.  The purpose of the research is to know the type and intensity of the coping behaviour of Setrokalangan community who are victims of flood.  Not all  individu  of  the  community  from Setrokalangan  Village  can  be  the  informant. Only those who have the specific identification which meets with research main problem can be  the  informants.  The identifications  are indigenous villagers of Setrokalangan Village, Kaliwungu  Sub-district,  Kudus  Regency  and victims of flood. Coping behaviour in the research refers to Lazarus & Folkman definition. Coping strategy is  divided  into  two,  problem  focused  coping (PFC)  and  emotional  focused  coping  (EFC), which  consist  of  8  forms  of coping  strategy. They are confrontation, social support, problem solving  plan,  self  control,  diversion,  positive value,  responsibility  to  be  taken,  running  or avoiding. Based on the coding of the interview and observation with three research informants, it can be concluded that the coping behaviour of the  community  of  Setrokalangan  Village  of Kudus  Regency  who  are  the  victims  of  flood tends to be confrontation, problem solving plan, self control, and running or avoiding.
KEBERMAKNAAN HIDUP PADA PUNKERS DI SURAKARTA Sujoko, Sujoko; Khasan, Mohammad
Intuisi : Jurnal Psikologi Ilmiah Vol 9, No 2 (2017): Juli 2017
Publisher : Jurusan Psikologi, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/intuisi.v9i2.11605

Abstract

Abstrak. Masa remaja adalah masa pencarian identitas diri bagi setiap manusia  Pada fase inilah seorang individu mengalami masa-masa labil dan mencari komunitas demi terpenuhinya hasrat eksistensi. Individu yang berada dalam dalam tahap perkembangan remaja, membutuhkan penerimaan yang besar dari kelompok sosial. Salah satu kelompok remaja yang banyak mendatangkan pertanyaan dari masyarakat luas karena stereotip negatifnya adalah kelompok punk. Punker adalah suatu komunitas yang memiliki banyak stigma negatif di mata masyakarat. Pada penelitian kali ini, tim peneliti tertarik untuk mengetahui makna hidup anak punk. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan menggunakan wawancara sebagai metode pengumpulan datanya. Fokus penelitian ini adalah mendeskripsikan perspektif subjektif anggota komunitas punk dalam memaknai kehidupannya. Penelitian ini bersifat kualitatif dengan pendekatan eksploratif maka analisis data yang digunakan adalah analisis data induktif deskriptif yaitu melakukan abstraksi setelah rekaman fenomena-fenomena khusus dikelompokkan menjadi satu. Kebermaknaan hidup pada punkers di Surakarta lebih kepada kebebasan berkehendak. Kebebasan berkehendak mempunyai arti kebebasan menjadi diri sendiri, seperti; bebas bermain musik, bergaul dan lain sebagainya. Kehendak hidup bermakna menurut punker adalah perasaan senang dan nyaman serta dapat diterima oleh keluarga dan teman sesama punkers. Punk merupakan jalan yang dianggap benar sebagai penuntun kehidupan mereka. Kata kunci : Makna hidup, punker.  Abstract. Adolescence is a period of searching for identity of everyone. In this phase an individual experiences unsteady periods and seeks community for the fulfillment of the existence desires. Someone who are in the adolescent development phase, require a great acceptance from social groups. One of many teenagers who get questions from the wider community because of its negative stereotypes is punk. Punker is a community that has a lot of negative stigma in society. In this research, the research team is interested to know the meaning of punk kids’ life. This research uses qualitative approach by using interview as the data collection method. The focus of this research is to describe the subjective perspective of punk community members in understanding their life. This is a qualitative research  with explorative approach, hence the data analysis uses descriptive inductive  that is doing abstraction after recording of special phenomena grouped into one. The result showed that the meaning of life on punkers in Surakarta is to get freedom of will. Freedom of will means the freedom to be oneself, such as; feel free to play music, hang out and so forth. The meaning of life will, according to punker is feeling of pleasure and comfort and also can be accepted by punkers family and friends. Punk is a way that is considered as something true as their life guide. Keywords: Meaning of life, punker
Kontrol Diri dan Kecenderungan Narsistik Pada Pengguna Media Sosial Instagram Kusuma, Annisa Bella; Setyanto, Arif Tri; Khasan, Mohammad
Intuisi : Jurnal Psikologi Ilmiah Vol 11, No 1 (2019): Maret 2019
Publisher : Jurusan Psikologi, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/intuisi.v11i1.20114

Abstract

Abstrak. Perkembangan media sosial yang pesat mampu mempengaruhi perkembangan remaja, salah satunya adalah Instagram yang menempati urutan teratas sebagai platfrom media sosial paling banyak menunjukkan sisi narsistik. Salah satu yang mempengaruhi kecenderungan narsistik adalah kontrol diri. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara kontrol diri dengan kecenderungan narsistik pada pengguna media sosial Instagram di SMA Negeri 7 Surakarta. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif, pengambilan sampel dengan teknik cluster random sampling. Subjek dari penelitian ini merupakan siswa-siswi IPS kelas XII dengan jumlah 62 orang. Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini yaitu skala kontrol diri dan Narcisisstic Personality Inventory. Hipotesis yang diajukan adalah terdapat hubungan negatif antara kontrol diri dengan kecenderungan narsistik. Metode yang digunakan untuk analisis data adalah korelasi Product Moment dari Karl Pearson dengan bantuan SPSS 21.0 for windows. Hasil analisis menunjukkan koefisien korelasi sebesar rxy = -0,358 dengan p = 0,04 (p < 0,05). Hipotesis dalam penelitian ini diterima dengan adanya hubungan negatif yang signifikan antara kontrol diri dengan kecenderungan narsistik.Kata Kunci : Kontrol Diri, Kecenderungan Narsistik. Abstract. The rapid development of social media can influence youth development , one of which is Instagram, which occupies the top position as a social media platform, which shows a lot of narcissism side. One factor contributing to narcissistic predisposition is self-control. The objective of research was to find out the relationship between self-control and narcissistic predisposition in Instagram social media users in SMA Negeri 7 Surakarta. This research employed a quantitative method with cluster random sampling being the sampling technique.The subject of research was the 12th Social Science graders, consisting of 62 students. The measuring instrument used in this research is : self-control and Narcissistic Personality Inventory. Hypothesis proposed was that there is a negative relationship between self-control and narcissistic predisposition. The method of analyzing data employed was Karl Pearson’s Product Moment correlation with SPSS 21.0 for windows help. The result of analysis showed coefficient of correlation rxy = - 0.358 with p = 0.04 (p < 0.05). Hypothesis proposed in this research was supported by the existence of a negative significant relationship between self-control and narcissistic predisposition.Keywords : Self-Control, Narcissistic Predisposition 
Gambaran Kehidupan Wanita yang di Poligami Khasan, Mohammad; Sujoko, Sujoko
INSIGHT: JURNAL PEMIKIRAN DAN PENELITIAN PSIKOLOGI Vol 16, No 2 (2020): Insight: Jurnal Pemikiran dan Penelitian Psikologi
Publisher : Universitas Muhammadiyah Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32528/ins.v16i2.2905

Abstract

The phenomenon of polygamy in Indonesia is still a polemic in society. One of them was during the speech by the chairman of Indonesian Solidarity Party (PSI) Grace Natalie at East Java Expo on Tuesday (11/12/2018) which stated that "PSI will never support polygamy". The objective of this study is to find out how the life phenomenon on polygamous women in Surakarta. The method used is a qualitative approach using interviews as a method of collecting data. The results of this study indicate that basically women who will be polygamous will emerge various kinds of feelings such as: distrust, sadness, anger, disappointment, and hurt. Nevertheles, a woman must obey or accept whatever her husband wants, this is due to the child, the future wife is pregnant out of wedlock, threatened to be divorced, and orders from God in Islamic law.
PERILAKU KOPING WARIA (Studi Fenomenologi Kasus Diskriminasi Waria Di Surakarta) Mohammad Khasan; Sujoko Sujoko
Jurnal Sains Psikologi Vol 7, No 1 (2018)
Publisher : Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (201.454 KB) | DOI: 10.17977/um023v7i12018p99-106

Abstract

Fenomena waria bisa ditemukan hampir disetiap wilayah di Indonesia tidak terkecuali Surakarta. Keberadaan mereka seringkali menimbulkan stigma negatif dan banyak menuai penolakan dari masyarakat, Fobia masyarakat terhadap kaum Waria membuat kelompok minoritas ini menjadi tertekan dan menjadikan mereka terisolir dari lingkungan masyarakat dan bahkan keluarga. Tujuan penelitian ini adalah untuk memahami perilaku koping yang dilakukan oleh waria.Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan menggunakan wawancara sebagai metode pengumpulan datanya. Fokus penelitian ini adalah mendeskripsikan perspektif subjektif waria dalam mensikapi penolakan dan diskriminasi masyarakat dan keluarga terhadap mereka.Hasil Penelitian: untuk mengatasi masalah diskriminasi yang dihadapi oleh waria. Informan melakukan dua jenis koping; 1) Emotion focused copying. Seperti: bercengkerama dengan teman-teman sesama waria, sholat, puasa, membaca al qur’an, mengadu kepada Tuhan, santai, enjoy dan tidak terlalu memikirkan serta menganggap cemoohan sebagai angin lalu.  2) Problem  focused  coping, Adapun problem focused copying yang dilakukan oleh waria nampak dalam upaya mereka melakukan klarifikasi dan mejelaskan kepada keluarga, teman dan masyarakat atas status mereka sebagai waria. Langkah ini tetap informan ambil, meskipun akan mendapatakan penolakan dan diskriminasi dari orang-orang yang ada disekitarnya. Kata kunci: Perilaku Koping  dan Waria 
Gambaran Hubungan Interpersonal Wanita Bercadar Sujoko Sujoko; Mohammad Khasan
Psikostudia : Jurnal Psikologi Vol 8, No 2 (2019): Volume 8, Issue 2, December 2019
Publisher : Program Studi Psikologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Mulawarman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30872/psikostudia.v8i2.2979

Abstract

Fenomena cadar di Indonesia sudah ada sejak dahulu bahkan sebelum Indonesia merdeka. Namun pembahasan tentang wanita bercadar masih sangat menarik untuk dikaji. Eksistensi mereka sering dikaitkan dengan Islam radikal dan aksi-aksi terorisme yang sering terjadi di Indonesia. Sehingga keberadaan wanita bercadar ini banyak menimbulkan aksi pro dan kontra dilingkungan masyarakat. Dalam pergaulan sosial, wanita bercadar akan menghadapi berbagai kendala salah satunya adalah dalam hal hubungan interpersonal. Hal ini karena keterbatasan mereka untuk lebih mudah dikenali, salah satunya karena wajah mereka tertutup. Sehingga dalam pergaulan sehari-hari juga akan mengalami kendala dikarenakan penampilan mereka  lain dari pada yang lain. Eksklusivitas dan ketertutupan wanita bercadar inilah yang kemungkinan besar dapat menghambat proses sosialisasi mereka. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana gambaran hubungan interpesonal wanita bercadar. Metode Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan menggunakan wawancara sebagai metode pengumpulan datanya. Hasil dari penelitian ini adalah ada persepsi yang salah terhadap wanita bercadar, bahwa mereka eksklusif dan tidak mau bergaul dengan masyarakat. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kedua informan dalam penelitian ini justru bersikap proaktif, terbuka dan mau bersosialisasi dengan siapapun.
TERITORIAL PENGGUNA AIR BERSIH Mohammad Khasan
Jurnal Psikohumanika Vol 9 No 1 (2017): Jurnal Psikohumanika
Publisher : Program Studi S1 Psikologi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (618.575 KB) | DOI: 10.31001/j.psi.v9i1.336

Abstract

Air merupakan sumber kehidupan, masalah air bersih seperti perubahan iklim dan kerusakan lingkungan dapat berimbas pada terjadinya krisis air. Untuk memahami perilaku pengguna air bersih, dalam kajian psikologi lingkungan adalah tentang perilaku teritorial. Tujuan penelitian, untuk mendeskripsikan dinamika psikologis teritorial pengguna air bersih. Metode penelitian menggunakan penelitian kualitatif dengan ciri-ciri subyek yaitu penduduk yang menggunaan air bersih untuk dikonsumsi sendiri dan penduduk yang menggunakan air bersihuntuk dijual. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara dan observasi partisipan. Hasil penelitian, ketiga subyek memposisikan air dalam kategori teritorial air sekunder, dimana mereka menggunakan hak guna air bersih untuk konsumsi pribadi dan kelompoknya masing-masing kebijakan dari pemerintah tentang sumber daya air belum sepenuhnya berjalan dengan baik, dan pemerintah desa belum mempunyai peraturan desa tentang pengelolaan sumber daya air.
COPING STRESS STRATEGY PADA GURU ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS Yustinus Joko Dwi Nugroho; Mohammad Khasan
Jurnal Psikohumanika Vol 8 No 2 (2016): Jurnal Psikohumanika
Publisher : Program Studi S1 Psikologi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (566.101 KB) | DOI: 10.31001/j.psi.v8i2.345

Abstract

Setiap anak berhak untuk mendapatkan pendidikan termasuk anak berkebutuhan khusus. Guru merupakan salah satu komponen dalam proses pendidikan tersebut. Karakteristik anak berkebutuhan khusus yang berbeda dengan anak normal tentunya memberikan dinamika stress tersendiri bagi para pengajarnya. Tuntutan dari lingkungan terdekat anak atau keluarga agar perkembangan anak cepat membaik atau bahkan menjadi normal tanpa diimbangi dengan kerjasama yang baik, karakteristik anak berkebutuhan khusus yang berbeda sehingga menuntut kreativitas lebih dalam pembelajaran bagi mereka, padahal tidak semua guru memiliki kemampuan dan pengetahuan yang cukup baik dalam hal tersebut dan faktor lainnya seringkali membuat guru menjadi stres. Hal-hal diatas tentunya akan membuat stres guru yang menangani anak berkebutuhan khusus lebih besar daripada guru yang menangani anak normal. Apabila stres tersebut berkelanjutan tanpa sebuah penyelesaian, guru berpotensi untuk melakukan kekerasan baik secara verbal maupun fisik. Hal ini apabila terjadi terus menerus akan berakibat kurang baik dalam proses pendidikan anak berkebutuhan khusus. Dalam mengatasi stres tersebut agar tidak berkelanjutan, guru melakukan cara atau strategi tertentu yang dinamakan dengan coping stress. Penelitian ini bertujuan untuk melihat faktor-faktor yang menimbulkan stres (stressor) pada informan serta bentuk-bentuk coping stress strategy yang digunakan untuk menghadapinya. Informan yang dipakai adalah guru anak berkebutuhan khusus yang sesuai karakteristiknya yaitu guru anak berkebutuhan khusus dan sedang menangani anak berkebutuhan khusus yang lambat perkembangannya. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif, dengan pendekatan deskriptif. Jumlah subyek penelitian adalah 3 orang. Alat pengumpul data menggunakan wawancara dan observasi. Analisis data menggunakan koding sedangkan uji kredibilitas data dilakukan dengan proses pemeriksaan sejawat melalui diskusi dan pengamatan. Hasil analisis data menunjukkan bahwa stressor dari informan dipengaruhi oleh faktor diluar diri informan yang kemudian mempengaruhi faktor internalnya. Coping stress strategy yang dilakukan oleh informan berdasarkan aspek problem focused coping menggunakan Confrontive Coping, Planful Problem-Solving. Sedangkan strategi berdasarkan aspek emotion focused coping yang digunakan adalah Distancing, Self control, Positive Reappraisal dan Seeking Social Support.
PERAN RELIGIUSITAS TERHADAP REGULASI EMOSI PADA KOMUNITAS HIJRAH Ratna Purnamasyary; Sito Meiyanto; Mohammad Khasan
Jurnal Psikohumanika Vol 12 No 1 (2020): Jurnal Psikohumanika
Publisher : Program Studi S1 Psikologi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31001/j.psi.v12i1.691

Abstract

Hijrah is a changing the one self of a person, from a bad to be a better person. This study aims to examine the role of religiosity on emotional regulation in the hijrah community.The subject in this research are the ikhwan and akhwat in hijrah community “X” with the total of 100 respondents. The measuring instrument used in this study is the religiosity scale and emotional regulation scale. This study used quantitative methods and for the sampling the researcher used incidental sampling techniques.The method used for the data analysis is a simple regression analysis and an additional age and gender analysis using the cross tabulation analysis (crosstab) with the help of SPSS 21.0. The results of data analysis showed a regression coefficient of 0.379 with a value of p = 0,000 (p <0.01), indicating that the hypothesis proposed in this study was accepted, that there was a significant positive role between religiosity towards emotional regulation in ikhwan and akhwat in the hijrah community. The result of the additional analysis using crosstab shows that the most dominant age of the subject are between 20 to 25 years old and the most dominant gender is akhwat. Effective contribution of religiosity towards emotional regulation is 0,144 or 14,4% and the rest is 85.6% influenced by others factors that is gender, age, culture and education.
HUBUNGAN INTERAKSI SOSIAL DAN HARGA DIRI DENGAN KOHESIVITAS KELOMPOK PADA SISWA SEKOLAH SEPAKBOLA (SSB) DI KUDUS Mikail Ahabba; Mochamad Widjanarko; Mohammad Khasan
Jurnal Psikohumanika Vol 13 No 2 (2021): Jurnal Psikohumanika
Publisher : Program Studi S1 Psikologi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31001/j.psi.v13i2.1410

Abstract

This study aims to determine the relationship of social interaction and self-esteem with group cohesiveness of SSB students in Kudus. The subjects of this study were 80 students of SSB in Kudus. The sampling technique in this study used a quota sampling technique. The measuring tools used to obtain the data are the social interaction scale, self-esteem scale, and group cohesiveness scale. The results of data analysis using Regression Analysis where the calculation uses the SPSS 15.0 program. The results of the correlation coefficient rx1,2y of 0.836 with p of 0.000 (p<0.01) mean that there is a very significant relationship between social interaction and self-esteem with group cohesiveness. The result of the correlation coefficient between social interaction variables and group cohesiveness rx1y is 0.836 with p of 0.000 (p <0.01) this means that there is a very significant positive relationship between social interaction and group cohesiveness. While the correlation coefficient between the variable self-esteem and group cohesiveness rx2y is 0.708 with p of 0.000 (p <0.01) this means that there is a very significant positive relationship between self-esteem and group cohesiveness. The effective contribution of the independent variable to the dependent variable is 69.9%.