Claim Missing Document
Check
Articles

Found 34 Documents
Search

ANALISIS PERILAKU “STRIVING FOR SUPERIORITY” PADA SISWA YANG TIDAK LULUS UJIAN NASIONAL Sujoko, Sujoko; Yuniati, Rosita
Intuisi : Jurnal Psikologi Ilmiah Vol 8, No 2 (2016): Juli 2016
Publisher : Intuisi : Jurnal Psikologi Ilmiah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Striving for superiority adalah suatu bentuk usaha yang digunakan untuk mengatasi perasaan rendah diri pada diri seseorang yang selanjutnya akan menghasilkan perasaan aman dan nyaman tanpa kekhawatiran dan kecemasan. Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui konsep striving for superiority pada siswa yang tidak lulus ujian dan faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi striving for superiority tersebut. Penelitian ini bersifat kualitatif dengan pendekatan eksploratif maka analisis data yang digunakan adalah analisis data induktif deskriptif. Adapau metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara langsung. Berdasarkan hasil wawancara maka dapat disimpulkan bahwa striving for superiority yang dilakukan oleh siswa yang tidak lulus ujian nasional lebih mengarah kepada strategi koping. Adapun strategi koping yang dilakukan oleh siswa yang tidak lulus ujian nasional tersebut dapat dibagi menjadi 2 jenis, yaitu:  emotion focused copying dan problem focused copying. Ada 2 (dua) faktor yang mempengaruhi strategi koping ini, yaitu; 1) faktor internal; keinginan dari dalam diri sendiri, 2) faktor eksternal; dorongan yang didapatkan dari lingkungan sekitar subjek; teman, guru, orang tua dan masyarakat yang ada disekitar subjek.Striving for superiority is an effort to cope with someone’s low self-reliance. This effort will then deliver safe and pleasant feeling for the person without feeling anxious and worry. This research is aimed to analyze striving for superiority concept of the students who didn’t pass the National Examination and also to find the factors affecting the concept.  This is a qualitative research using explorative approach, so, inductive descriptive analysis is applied for analyzing the data. Meanwhile, the method applied in this research is direct interview. The interview conducted by the researcher found that striving for superiority done by the student who didn’t pass the National Examination tended to use copying strategy. Furthermore, there are two kinds of copying strategy used by the student who didn’t pass the National Examination:  emotion focused copying and problem focused copying. The researcher then found that there are two factors affecting the strategy: 1) internal factor; self desire and 2) external factor; motivation from the environment; friends, teacher, parent, and society.
Gambaran Striving For Superiority Pada Keluarga Teroris Sujoko, Sujoko; Mukti, Patria
Intuisi : Jurnal Psikologi Ilmiah Vol 10, No 3 (2018): November 2018
Publisher : Jurusan Psikologi, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/intuisi.v10i3.18865

Abstract

Abstrak. Terorisme di Indonesia dianggap sebagai kejahatan luar biasa (Extraordinary Crime) dan juga sebagai kejahatan terhadap kemanusiaan (Crime Against Humanity). Oleh sebab itu, masyarakat di Indonesia sangat antipati dengan terorisme dan tidak akan memberikan ruang gerak sedikitpun terhadap kegiatan terorisme di Indonesia. Stigma negatif yang diberikan oleh masyarakat Indonesia terhadap terorisme ini, secara langsung ataupun tidak akan mempengaruhi persepsi masyarakat terhadap keluarga teroris. Persepsi negatif masyarakat terhadap teroris dan keluarganya akan membuat teroris dan keluarganya merasa terkucilkan dari lingkungan sekitarnya. Termasuk juga anak-anak mereka di lingkungan sekolah. Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana striving for superiority yang dilakukan oleh keluarga teroris dan bagaimana mereka berjuang untuk keluar dari stigma negatif tersebut. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dengan pendekatan eksploratif. Analisis data yang digunakan adalah analisis data induktif deskriptif yaitu melakukan abstraksi setelah rekaman fenomena-fenomena khusus dikelompokkan menjadi satu. Adapun metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara langsung, yaitu peneliti melakukan wawancara secara langsung kepada keluarga teroris. Berdasarkan  pada hasil penelitian dapat diketahui bahwa perilaku striving for superiority yang dilakukan oleh keluarga teroris adalah : sabar, berdo’a, tawakal (pasrah), tidak mempermasalahkan segala bentuk stigma negatif masyarakat, membuka diri, menjaga interaksi sosial dengan tetangga, dan melakukan kegiatan-kegiatan sosial. Selain itu, kuat dan lemahnya kondisi psikis (mental) keluarga almarhum dipengaruhi oleh banyak atau sedikitnya dukungan sosial (social support) yang mereka dapatkan baik dari keluarga, tetangga dekat maupun masyarakat pada umumnya. Kata Kunci : Berjuang untuk superioritas, keluarga, teroris  Abstract. Terrorism in Indonesia is considered as an extraordinary crime and crimes against humanity. Therefore, Indonesian people are very antipathy with terrorism and will not confer any chance to terrorism activities. The negative stigma given by Indonesians, whether it is directly or indirectly, will not affect people's perception to terrorist family. Negative society perceptions against terrorists and their families will make them feel isolated from their environment including non-acceptance to their children in the school environment. The purposes of this study were to find out how striving for superiority could be conducted by the terrorist families and how they strived to release from negative stigma. The research method used in this study was the qualitative method with exploratory approaching. Data analysis utilized was descriptive inductive technique which collated after recording process of special phenomena merged. Collecting the data used interviews which were held directly by the researchers in the family of terrorists. Based on this study, striving for superiority performed by terrorist family  is patiently, to accept what they are, and to disregard toward negative society stigma, the later asks them to open up themselves, to take care of social interaction with their neighborhood, and to commit social activities. Moreover, mental condition of the family deceased was affected by the amount of social support acquired from family or their surroundings.
ANALISIS PERILAKU “STRIVING FOR SUPERIORITY” PADA SISWA YANG TIDAK LULUS UJIAN NASIONAL Sujoko, Sujoko; Yuniati, Rosita
Intuisi : Jurnal Psikologi Ilmiah Vol 8, No 2 (2016): Juli 2016
Publisher : Jurusan Psikologi, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/intuisi.v8i2.8606

Abstract

Striving for superiority adalah suatu bentuk usaha yang digunakan untuk mengatasi perasaan rendah diri pada diri seseorang yang selanjutnya akan menghasilkan perasaan aman dan nyaman tanpa kekhawatiran dan kecemasan. Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui konsep striving for superiority pada siswa yang tidak lulus ujian dan faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi striving for superiority tersebut. Penelitian ini bersifat kualitatif dengan pendekatan eksploratif maka analisis data yang digunakan adalah analisis data induktif deskriptif. Adapau metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara langsung. Berdasarkan hasil wawancara maka dapat disimpulkan bahwa striving for superiority yang dilakukan oleh siswa yang tidak lulus ujian nasional lebih mengarah kepada strategi koping. Adapun strategi koping yang dilakukan oleh siswa yang tidak lulus ujian nasional tersebut dapat dibagi menjadi 2 jenis, yaitu:  emotion focused copying dan problem focused copying. Ada 2 (dua) faktor yang mempengaruhi strategi koping ini, yaitu; 1) faktor internal; keinginan dari dalam diri sendiri, 2) faktor eksternal; dorongan yang didapatkan dari lingkungan sekitar subjek; teman, guru, orang tua dan masyarakat yang ada disekitar subjek.Striving for superiority is an effort to cope with someone’s low self-reliance. This effort will then deliver safe and pleasant feeling for the person without feeling anxious and worry. This research is aimed to analyze striving for superiority concept of the students who didn’t pass the National Examination and also to find the factors affecting the concept.  This is a qualitative research using explorative approach, so, inductive descriptive analysis is applied for analyzing the data. Meanwhile, the method applied in this research is direct interview. The interview conducted by the researcher found that striving for superiority done by the student who didn’t pass the National Examination tended to use copying strategy. Furthermore, there are two kinds of copying strategy used by the student who didn’t pass the National Examination:  emotion focused copying and problem focused copying. The researcher then found that there are two factors affecting the strategy: 1) internal factor; self desire and 2) external factor; motivation from the environment; friends, teacher, parent, and society.
Gambaran Kehidupan Wanita yang di Poligami Khasan, Mohammad; Sujoko, Sujoko
INSIGHT: JURNAL PEMIKIRAN DAN PENELITIAN PSIKOLOGI Vol 16, No 2 (2020): Insight: Jurnal Pemikiran dan Penelitian Psikologi
Publisher : Universitas Muhammadiyah Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32528/ins.v16i2.2905

Abstract

The phenomenon of polygamy in Indonesia is still a polemic in society. One of them was during the speech by the chairman of Indonesian Solidarity Party (PSI) Grace Natalie at East Java Expo on Tuesday (11/12/2018) which stated that "PSI will never support polygamy". The objective of this study is to find out how the life phenomenon on polygamous women in Surakarta. The method used is a qualitative approach using interviews as a method of collecting data. The results of this study indicate that basically women who will be polygamous will emerge various kinds of feelings such as: distrust, sadness, anger, disappointment, and hurt. Nevertheles, a woman must obey or accept whatever her husband wants, this is due to the child, the future wife is pregnant out of wedlock, threatened to be divorced, and orders from God in Islamic law.
PERILAKU KOPING WARIA (Studi Fenomenologi Kasus Diskriminasi Waria Di Surakarta) Mohammad Khasan; Sujoko Sujoko
Jurnal Sains Psikologi Vol 7, No 1 (2018)
Publisher : Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (201.454 KB) | DOI: 10.17977/um023v7i12018p99-106

Abstract

Fenomena waria bisa ditemukan hampir disetiap wilayah di Indonesia tidak terkecuali Surakarta. Keberadaan mereka seringkali menimbulkan stigma negatif dan banyak menuai penolakan dari masyarakat, Fobia masyarakat terhadap kaum Waria membuat kelompok minoritas ini menjadi tertekan dan menjadikan mereka terisolir dari lingkungan masyarakat dan bahkan keluarga. Tujuan penelitian ini adalah untuk memahami perilaku koping yang dilakukan oleh waria.Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan menggunakan wawancara sebagai metode pengumpulan datanya. Fokus penelitian ini adalah mendeskripsikan perspektif subjektif waria dalam mensikapi penolakan dan diskriminasi masyarakat dan keluarga terhadap mereka.Hasil Penelitian: untuk mengatasi masalah diskriminasi yang dihadapi oleh waria. Informan melakukan dua jenis koping; 1) Emotion focused copying. Seperti: bercengkerama dengan teman-teman sesama waria, sholat, puasa, membaca al qur’an, mengadu kepada Tuhan, santai, enjoy dan tidak terlalu memikirkan serta menganggap cemoohan sebagai angin lalu.  2) Problem  focused  coping, Adapun problem focused copying yang dilakukan oleh waria nampak dalam upaya mereka melakukan klarifikasi dan mejelaskan kepada keluarga, teman dan masyarakat atas status mereka sebagai waria. Langkah ini tetap informan ambil, meskipun akan mendapatakan penolakan dan diskriminasi dari orang-orang yang ada disekitarnya. Kata kunci: Perilaku Koping  dan Waria 
Gambaran Hubungan Interpersonal Wanita Bercadar Sujoko Sujoko; Mohammad Khasan
Psikostudia : Jurnal Psikologi Vol 8, No 2 (2019): Volume 8, Issue 2, December 2019
Publisher : Program Studi Psikologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Mulawarman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30872/psikostudia.v8i2.2979

Abstract

Fenomena cadar di Indonesia sudah ada sejak dahulu bahkan sebelum Indonesia merdeka. Namun pembahasan tentang wanita bercadar masih sangat menarik untuk dikaji. Eksistensi mereka sering dikaitkan dengan Islam radikal dan aksi-aksi terorisme yang sering terjadi di Indonesia. Sehingga keberadaan wanita bercadar ini banyak menimbulkan aksi pro dan kontra dilingkungan masyarakat. Dalam pergaulan sosial, wanita bercadar akan menghadapi berbagai kendala salah satunya adalah dalam hal hubungan interpersonal. Hal ini karena keterbatasan mereka untuk lebih mudah dikenali, salah satunya karena wajah mereka tertutup. Sehingga dalam pergaulan sehari-hari juga akan mengalami kendala dikarenakan penampilan mereka  lain dari pada yang lain. Eksklusivitas dan ketertutupan wanita bercadar inilah yang kemungkinan besar dapat menghambat proses sosialisasi mereka. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana gambaran hubungan interpesonal wanita bercadar. Metode Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan menggunakan wawancara sebagai metode pengumpulan datanya. Hasil dari penelitian ini adalah ada persepsi yang salah terhadap wanita bercadar, bahwa mereka eksklusif dan tidak mau bergaul dengan masyarakat. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kedua informan dalam penelitian ini justru bersikap proaktif, terbuka dan mau bersosialisasi dengan siapapun.
Pembelajaran Ramah Anak Berbasis Multiple Intelligence Patria Mukti; Sujoko Sujoko; Prilya Shanty A; Rosita Yuniati
PLAKAT : Jurnal Pelayanan Kepada Masyarakat Vol 2, No 2 (2020): Volume 2, Nomor 2 Desember Tahun 2020
Publisher : Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Mulawarman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30872/plakat.v2i2.4968

Abstract

Sekolah merupakan lingkungan formal pertama anak melakukan pembelajaran. Sehingga sistem pembelajaran di sekolah perlu memperhatikan berbagai macam hal agar tercipta suasana pembelajaran yang ramah anak. Sekolah ramah anak adalah tempat pendidikan yang secara sadar menjamin dan memenuhi kebutuhan anak dalam mengembangkan kecerdasan mereka. Selain itu, metode pembelajaran yang diterapkan oleh guru harus memperhatikan segala aspek yang dapat menghambat dan mengembangkan kecerdasan mereka khususnya dalam hal multiple intelligence. Mitra kegiatan PKM ini adalah PAUD Little Sun. Mitra ini berada di Mojosongo Surakarta. Permasalahan yang dihadapi mitra yaitu, belum memiliki kemampuan dalam melakukan asesmen multiple intelligence dan belum mengetahui model pembelajaran yang mampu memfasilitasi kebutuhan belajar berbasis multiple intelligence. Tujuan dari program PKM ini adalah untuk membantu mitra dalam hal asesmen kecenderungan multiple intelligence yang dimiliki siswa dan memberikan edukasi model pembelajaran ramah anak yang tepat berbasis multiple intelligence. Setelah dilakukan asesmen multiple intelligence tentang ciri dan karakteristinya serta bagaimana melakukan deteksi multiple intelligence, guru-guru yang ada di PAUD Little Sun kini sudah memiliki pemahaman yang baik tentang multiple intelligence dan sudah mampu melakukan deteksi terhadap multiple intelligence.
Gambaran Kehidupan Wanita yang di Poligami Mohammad Khasan; Sujoko Sujoko
INSIGHT: JURNAL PEMIKIRAN DAN PENELITIAN PSIKOLOGI Vol 16, No 2 (2020): Insight: Jurnal Pemikiran dan Penelitian Psikologi
Publisher : Universitas Muhammadiyah Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32528/ins.v16i2.2905

Abstract

The phenomenon of polygamy in Indonesia is still a polemic in society. One of them was during the speech by the chairman of Indonesian Solidarity Party (PSI) Grace Natalie at East Java Expo on Tuesday (11/12/2018) which stated that "PSI will never support polygamy". The objective of this study is to find out how the life phenomenon on polygamous women in Surakarta. The method used is a qualitative approach using interviews as a method of collecting data. The results of this study indicate that basically women who will be polygamous will emerge various kinds of feelings such as: distrust, sadness, anger, disappointment, and hurt. Nevertheles, a woman must obey or accept whatever her husband wants, this is due to the child, the future wife is pregnant out of wedlock, threatened to be divorced, and orders from God in Islamic law.
Peran Fear of Missing Out Terhadap Phubbing pada Siswa SMA Kristen di Kota Surakarta Ardha Strinaricwari; Sujoko Sujoko; Yustinus Joko Dwi Nugroho
INSIGHT: JURNAL PEMIKIRAN DAN PENELITIAN PSIKOLOGI Vol 19, No 1 (2023): Insight : Jurnal Pemikiran dan Penelitian Psikologi
Publisher : Universitas Muhammadiyah Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32528/ins.v19i1.7210

Abstract

Technological developments make it easy for Generation Z, namely high school students, to fulfill their social needs, to actualize themselves, and to connect with many individuals both around them and far away. This then becomes a need that continues to be sought and must be met which triggers the indication of Fear of Missing Out. The fulfillment of these social needs is then found through social media on their gadgets. From here, Phubbing's behavior arises because they are busy looking for information and want to connect with their friends in cyberspace.This study aims to determine the relationship between Fear of Missing Out on Phubbing in Christian high school students in the city of Surakarta. The hypothesis proposed in this study is "There is a role of Fear of Missing Out on Phubbing in Christian high school students in the city of Surakarta." The research was carried out using a quantitative method and using a clustered random sampling technique. The sample used was 234 Christian high school students in Surakarta who were in grades 1, 2 and 3. The measuring instrument of this study used the Fear of Missing Out scale and the Phubbing scale. The data analysis method used is the non-parametric correlation of Kendall Tau with the help of SPSS 21.0 for windows release. The results of data analysis showed the correlation coefficient value of 0.317 with p = 0.000 (p 0.05). This proves that there is a positive relationship between Fear of Missing Out and Phubbing, the higher the Fear of Missing Out, the higher the Phubbing behavior that appears. So in this case the proposed hypothesis is accepted.
Resiliensi Remaja Pasca Kematian Salah Satu Orangtua Diakibatkan Kecelakaan Alifian Yogi Suprapmanto; Patria Mukti; Sujoko Sujoko
Philanthropy: Journal of Psychology Vol. 7 No. 1 (2023)
Publisher : Faculty of Psychology, Universitas Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26623/philanthropy.v7i1.6347

Abstract

Abstract. The death of one of the parents will bring significant changes to the lives of the individuals left behind. This research focuses on the resilience of adolescents after the death of one of their parents due to an accident. The aim of this study is, of course, to see how the resilience of adolescents is described after the death of one of their parents caused by accident. The method used in this research is the interview method with a semi-structured interview technique. Methods of data collection by conducting direct interviews. The informants in this study consisted of two people, the selection of informants used a purposive sampling technique with criteria that were adjusted to the focus of the research. The data validation technique used in this study is an interactive model analysis technique and a data validity technique consisting of interview questioning, triangulation, and reconfirming the willingness of research informants. The study results show that the description of adolescent resilience varies; this can be influenced by the background of the adolescent, gender and the post-death role of one of the parents. As for resilience efforts made by teenagers, such as trying to be sincere by praying, and remembering. Trying to accept the loss of an important figure in his life and always trying to get up from different circumstances by working, helping parents and completing education immediately illustrates that these adolescents have a good picture of self-reliance.Keywords: Adjustment of adolescents, Adolescents, The impact of parental deathAbstrak. Kematian salah satu orang tua akan membawa perubahan yang signifikan pada kehidupan individu yang ditinggalkan. Penelitian ini fokus pada resiliensi remaja pasca kematian salah satu orang tua yang diakibatkan kecelakaan. Tujuan dalam penelitian ini untuk melihat bagaimana gambaran resiliensi remaja pasca kematian salah satu orang tuanya yang diakibatkan karena kecelakaan. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode metode kualitatif studi fenomenologi Metode pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu wawancara langsung dengan teknik wawancara semi tertruktur. Informan pada penelitian ini terdiri dari dua orang, pemilihan informan tersebut menggunakan teknik purposive sampling dengan kriteria yang disesuaikan dengan fokus penelitian. Teknik keabsahan data yang digunakan dalam penelitian ini ialah teknik analisis model interaktif serta teknik keabsahan data yang terdiri dari interavie quitioning, Triangulasi, memastikan kembali kesediaan informan penelitian. Hasil penelitian menunjukan bahwa gambaran resiliensi remaja berbeda-beda hal tersebut dapat di pengaruhi oleh latar belakang remaja, gender dan peran pasca kematian salah satu orang tua. Adapun upaya Resiliensi yang dilakukan remaja seperti berusaha untuk ihklas dengan cara mendoakan, mengenang. Berusaha menerima akan kehilangan sosok penting dalam hidupnya serta selalu berusaha bangkit  dari keadaan yang berbeda dengan cara bekerja, membantu orang tua dan segera menyelesaikan pendidikan dengan demikian menggambarkan bahwa remaja tersebut memiliki gambaran resiliensi diri yang baik.Kata kunci: Resiliensi, Remaja, Dampak kematian orang tua