Claim Missing Document
Check
Articles

PEMANFAATAN DAUN TEMBAKAU UNTUK PEWARNAAN KAIN SUTERA DENGAN MORDAN JERUK NIPIS Santosa, Ester Kusumawati; Kusumastuti, Adhi
Teknobuga Vol 1, No 1 (2008)
Publisher : Jurusan Teknologi Jasa dan Produksi, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Natural dyes are cheaper, easy to get, and environmentally save. One of itis: tobacco leaves (nicotiana tabacum). The experiment is held to know the differencesof color quality of silk fabric dyed with addition of lemon extract (citrus aurantifoliaswingle). Independent variable is lemon extract with variation of concentration: 25g/l,50g/l, 75g/l, dan 100g/l, and quality of color as dependent variable. Control variablesare: tobacco leaves concentration 750g/l, dyeing times 1 hour, mordant ing times 30minutes, and dyeing frequences 5 times. Data collecting use laboratory test. Varianceanalysis proof that hypothesis is accepted, means that the color quality of silk dyed withtobacco leaves difference significantly according to concentration lemon extract. Thehigher mordant concentration, washing fastness becomes better, and color is deeper.The optimal result is in the used of 100g/l lemon mordant.Keyword : tobacco leaves, silk fabric, lemon.Zat warna alam digunakan untuk pewarnaan tekstil, karena lebih murah,mudah diperoleh, dan ramah lingkungan. Salah satu di antaranya adalah dauntembakau (nicotiana tabacum). Penelitian eksperimen dilakukan untuk mengetahuiperbedaan kualitas warna kain sutera yang dicelup dengan konsentrasi mordan jeruknipis (citrus aurantifolia swingle). Variasi konsentrasi jeruk nipis 25g/l, 50g/l, 75g/l, dan100g/l menjadi variabel bebas, kualitas warna kain sutera adalah variabel terikat.Variabel kontrolnya: konsentrasi daun tembakau 750g/l, waktu pencelupan 1 jam,waktu mordanting 30 menit, dan frekuensi pencelupan sebanyak 5 kali. Pengumpulandata dilakukan melalui uji laboratorium. Hasil analisis varian menunjukkan bahwahipotesis diterima, artinya kualitas warna kain sutera berbeda secara signifikan padasetiap variasi konsentrasi mordan jeruk nipis. Makin tinggi konsentrasi mordan yangdigunakan, ketahanan luntur warna terhadap pencucian makin baik, dan warna makintua. Kesimpulan dari penelitian ini adalah daun tembakau dapat dipakai sebagaipewarna kain sutera dengan bantuan mordan jeruk nipis, dengan kualitas warnaoptimum pada pemakaian konsentrasi mordan 100g/l.Kata kunci : daun tembakau, kain sutera, jeruk nipis.
PEMANFAATAN DAUN TEMBAKAU UNTUK PEWARNAAN KAIN SUTERA DENGAN MORDAN JERUK NIPIS Santosa, Ester Kusumawati; Kusumastuti, Adhi
Teknobuga Vol 1, No 1 (2014)
Publisher : Jurusan Teknologi Jasa dan Produksi, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Zat warna alam digunakan untuk pewarnaan tekstil, karena lebih murah, mudah diperoleh, dan ramah lingkungan. Salah satu di antaranya adalah daun tembakau (nicotiana tabacum). Penelitian eksperimen dilakukan untuk mengetahui perbedaan kualitas warna kain sutera yang dicelup dengan konsentrasi mordan jeruk nipis (citrus aurantifolia swingle). Variasi konsentrasi jeruk nipis 25g/l, 50g/l, 75g/l, dan 100g/l menjadi variabel bebas, kualitas warna kain sutera adalah variabel terikat. Variabel  kontrolnya:  konsentrasi  daun  tembakau  750g/l,  waktu  pencelupan  1  jam, waktu mordanting 30 menit, dan frekuensi pencelupan sebanyak 5 kali. Pengumpulan data dilakukan melalui uji laboratorium. Hasil analisis varian menunjukkan bahwa hipotesis diterima, artinya kualitas warna kain sutera berbeda secara signifikan pada setiap variasi konsentrasi mordan jeruk nipis. Makin tinggi konsentrasi mordan yang digunakan, ketahanan luntur warna terhadap pencucian makin baik, dan warna makin tua. Kesimpulan dari penelitian ini adalah daun tembakau dapat dipakai sebagai pewarna kain sutera dengan bantuan mordan jeruk nipis, dengan kualitas warna optimum pada pemakaian konsentrasi mordan 100g/l.
PEMBUATAN HIASAN KERUDUNG DENGAN TEKNIK MENGAIT DI KELURAHAN PATEMON GUNUNGPATI SEMARANG Sawitri, Sicilia; Rachmawati, Rina; Kusumastuti, Adhi
Teknobuga Vol 2, No 2 (2015)
Publisher : Jurusan Teknologi Jasa dan Produksi, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Permasalahan yang ingin diatasi dalam kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat ini adalah bagaimana mengembangkan keterampilan ibu-ibu dan remaja putri di wilayah kelurahan Patemon dalam membuat hiasan kerudung dengan teknik mengait (Crocheting) yang dapat dijadikan bekal berwirausaha. Metode yang dipergunakan dalam kegiatan ini antara lain: ceramah, demonstrasi dan latihan. Hasil yang didiperoleh dari kegiatan, adalah adanya   peningkatan keterampilan ibu-ibu rumah tangga dan remaja putri dalam membuat kerudung dengan teknik mengait sehingga dapat berwirausaha dan mendapat income tambahan bagi keluarganya. Saran yang diajukan antara lain: (1) Bagi ibu-ibu masyarakat Kelurahan Patemon hendaknya memanfaatkan sumber daya manusia yang telah diberi pelatihan agar produktivitasnya meningkat, (2) Masih perlu dikembangkan berbagai desain kerajinan dengan teknik mengait, agar diperoleh hasil kerajinan yang kreatif dan inovatif,  (3) Bagi Lembaga Pengabdian Kepada Masyarkat (LPM) hendaknya pelatihan ini ditindaklanjuti dengan pemberian materi   dan keterampilan-keterampilan lain, misalnya: membuat kerajinan dengan teknik  merajut, bordir mesin, dan pembuatan pelengkap busana.
Taylor-Couette Column for Emulsion Liquid Membrane System: Characterisation Study Kusumastuti, Adhi; Anis, Samsudin; Najibulloh, Gunawan Muhammad
Jurnal Bahan Alam Terbarukan Vol 8, No 1 (2019): June 2019 [Nationally Accredited - Sinta 2]
Publisher : Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/jbat.v8i1.20162

Abstract

Study on the application of Taylor-Couette column for emulsion liquid membrane system has been done. To optimise extraction process under TCC, a research to investigate effect of viscosity and cylinders rotation is of important. Fluid viscosity was examined by varying volume ratio of kerosene to water. TCC was characterised to determine flow regimes, shear stress, and energy loss distribution. Volume ratio of oil to water was varied at 1:1, 1:3, 1:5, and 1:6 while inner and outer cylinders speed were maintained constant at 300 and 200 rpm, respectively. Investigation on the effect of volume ratio of oil to water towards flow regime ended to same flow regime of Featureless Turbulent. There was degradation of wall shear stress from 8.57x10-2 Pa to 7.42x10-2 Pa.
PEMBUATAN HIASAN KERUDUNG DENGAN TEKNIK MENGAIT DI KELURAHAN PATEMON GUNUNGPATI SEMARANG Sawitri, Sicilia; Rachmawati, Rina; Kusumastuti, Adhi
TEKNOBUGA: Jurnal Teknologi Busana dan Boga Vol 2, No 2 (2015)
Publisher : Department of Home Economics, Faculty of Engineering, Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/teknobuga.v2i2.6431

Abstract

Permasalahan yang ingin diatasi dalam kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat ini adalah bagaimana mengembangkan keterampilan ibu-ibu dan remaja putri di wilayah kelurahan Patemon dalam membuat hiasan kerudung dengan teknik mengait (Crocheting) yang dapat dijadikan bekal berwirausaha. Metode yang dipergunakan dalam kegiatan ini antara lain: ceramah, demonstrasi dan latihan. Hasil yang didiperoleh dari kegiatan, adalah adanya   peningkatan keterampilan ibu-ibu rumah tangga dan remaja putri dalam membuat kerudung dengan teknik mengait sehingga dapat berwirausaha dan mendapat income tambahan bagi keluarganya. Saran yang diajukan antara lain: (1) Bagi ibu-ibu masyarakat Kelurahan Patemon hendaknya memanfaatkan sumber daya manusia yang telah diberi pelatihan agar produktivitasnya meningkat, (2) Masih perlu dikembangkan berbagai desain kerajinan dengan teknik mengait, agar diperoleh hasil kerajinan yang kreatif dan inovatif,  (3) Bagi Lembaga Pengabdian Kepada Masyarkat (LPM) hendaknya pelatihan ini ditindaklanjuti dengan pemberian materi   dan keterampilan-keterampilan lain, misalnya: membuat kerajinan dengan teknik  merajut, bordir mesin, dan pembuatan pelengkap busana.
PEMANFAATAN DAUN TEMBAKAU UNTUK PEWARNAAN KAIN SUTERA DENGAN MORDAN JERUK NIPIS Santosa, Ester Kusumawati; Kusumastuti, Adhi
TEKNOBUGA: Jurnal Teknologi Busana dan Boga Vol 1, No 1 (2014)
Publisher : Department of Home Economics, Faculty of Engineering, Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/teknobuga.v1i1.6397

Abstract

Zat warna alam digunakan untuk pewarnaan tekstil, karena lebih murah, mudah diperoleh, dan ramah lingkungan. Salah satu di antaranya adalah daun tembakau (nicotiana tabacum). Penelitian eksperimen dilakukan untuk mengetahui perbedaan kualitas warna kain sutera yang dicelup dengan konsentrasi mordan jeruk nipis (citrus aurantifolia swingle). Variasi konsentrasi jeruk nipis 25g/l, 50g/l, 75g/l, dan 100g/l menjadi variabel bebas, kualitas warna kain sutera adalah variabel terikat. Variabel  kontrolnya:  konsentrasi  daun  tembakau  750g/l,  waktu  pencelupan  1  jam, waktu mordanting 30 menit, dan frekuensi pencelupan sebanyak 5 kali. Pengumpulan data dilakukan melalui uji laboratorium. Hasil analisis varian menunjukkan bahwa hipotesis diterima, artinya kualitas warna kain sutera berbeda secara signifikan pada setiap variasi konsentrasi mordan jeruk nipis. Makin tinggi konsentrasi mordan yang digunakan, ketahanan luntur warna terhadap pencucian makin baik, dan warna makin tua. Kesimpulan dari penelitian ini adalah daun tembakau dapat dipakai sebagai pewarna kain sutera dengan bantuan mordan jeruk nipis, dengan kualitas warna optimum pada pemakaian konsentrasi mordan 100g/l.
Potensi Gulma Babandotan (Ageratum Conyzoides L.) sebagai Pewarna Alam Kain Katun Primissima Menggunakan Mordan Jeruk Nipis, Tawas, Kapur Tohor, dan Tunjung Rohmawati, Tri; Kusumastuti, Adhi
TEKNOBUGA: Jurnal Teknologi Busana dan Boga Vol 7, No 2 (2019)
Publisher : Department of Home Economics, Faculty of Engineering, Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/teknobuga.v7i2.21356

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk memanfaatkan ekstrak daun gulma babandotan (Ageratum conyzoides L.) sebagai zat warna alam pada kain katun primissima menggunakan mordan jeruk nipis (Citrus aurantifolia), tawas (Al2 (SO4)3), kapur tohor (Ca(OH)2), dan tunjung (FeSO4). Gulma babandotan diekstraksi menggunakan pelarut air dengan perbandingan 1:10 dengan metode pre-mordanting. Kain hasil pencelupan dianalisa menggunakan parameter uji ketahanan luntur warna terhadap gosokan dan ketahanan luntur warna terhadap pencucian. Jenis mordan berpengaruh pada arah warna dan pH larutan berpengaruh pada ketuaan warna. Arah warna yang dihasilkan adalah warna kuning hingga kuning-hijau abu-abu gelap. Nilai pengujian ketahanan luntur warna terhadap gosokan secara basah dan kering menghasilkan nilai yang “baik”, sedangkan nilai ketahanan luntur warna terhadap pencucian menghasilkan kategori “cukup”. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa ekstrak gulma babandotan dapat digunakan sebagai zat warna alam pada kain katun primissima.
Pembuatan Pewarna Tekstil Ekstrak Pulutan (Urena Lobata L) Untuk Pencelupan Kain Rayon Viskosa Aliffianti, Febbi; Kusumastuti, Adhi
TEKNOBUGA: Jurnal Teknologi Busana dan Boga Vol 8, No 1 (2020)
Publisher : Department of Home Economics, Faculty of Engineering, Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/teknobuga.v8i1.21504

Abstract

Bahan alami yang digunakan sebagai pewarna kain, diharapkan dapat mengurangi pencemaran lingkungan akibat penggunaan warna sintetis. Pulutan mengandung senyawa  alkaloid, flavonoid, saponin, dan tanin. Tumbuhan yang mengandung tanin dan flavonoid merupakan pigmen tumbuhan penimbul warna yang dapat dijadikan pewarna alam.  Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui ketuaan warna dan ketahanan luntur dari zat warna alam pulutan pada kain rayon viskosa. Penelitian ini menggunakan metode analisis deskriptif kualitatif. Kain sebelum diwarnai diberi perlakuan pre mordanting menggunakan tawas, kapur tohor dan tunjung dengan konsentrasi 50gr/l. Pewarnaan dilakukan dengan cara merendam kain dalam waktu 30 menit, kemudian dijemur dan diulangi hingga frekuensi pencelupan 15 kali. Hasil pencelupan diuji nilai ketuaan warna dan ketahanan luntur yang dihasilkan.. Hasil uji ketuaan warna nilai tertinggi terdapat pada mordan tunjung, kemudian disusul mordan tawas dan nilai paling rendah adalah mordan kapur tohor. Ketahanan luntur paling baik diperoleh pada penggunaan mordan tunjung dan mordan kapur tohor, ketahanan luntur sedang diperoleh pada penggunaan mordan tawas. Simpulan dari penelitian ini adalah pulutan berpotensi  sebagai pewarna alami dan jenis mordan berpengaruh terhadap hasil pewarnaan.
PEMBERDAYAAN PERAJIN JAMU TRADISIONAL UNTUK MENDUKUNG PROGRAM DESA WISATA WONOLOPO KECAMATAN MIJEN KOTA SEMARANG Rosidah, Rosidah; Kusumastuti, Adhi; Widodo, Rahmat Doni
Rekayasa : Jurnal Penerapan Teknologi dan Pembelajaran Vol 16, No 1 (2018): Juli 2018
Publisher : Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/rekayasa.v16i1.15089

Abstract

Program Kuliah Kerja Nyata Pembelajaran dan Pemberdayaan Masyarakat (KKN-PPM) ini bertujuan untuk memberdayakan perajin jamu tradisional yang berlokasi di Wonolopo, Kecamatan Mijen, Kota Semarang yang ditetapkan sebagai Desa Wisata dan Kampung Tematik Jamu oleh pemerintah Kota Semarang. Secara garis besar pelaksanaan KKN-PPM ini melalaui tahapan persiapan, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi. Jumlah mahasiswa peserta  KKNPPM dipilih sebanyak 30 orang, berasal dari berbagai program studi yang sesuai dengan bidang keahlian yang dibutuhkan di lapangan. Demikian pula dosen pembimbing lapangan (DPL) dipilih dari dosen yang sesuai dengan bidang keahlian yang relevan. Waktu pelaksanaan KKN-PPM di lapangan selama tiga bulan, yang dalam teknis pelaksanaannya berkoordinasi dengan Pusat Pengembangan KKN LP2M unnes. Kegiatan KKN-PPM ini diterjunkan dua tahap. Tahap pertama sebanyak 15 mahasiswa telah diterjunkan mulai 3 Agustus  dan sampai tanggal 20 September  2017, dan tahap kedua telah diterjunkan pada tanggal 21 Oktober 2017. Beberapa luaran atau kegiatan  yang telah dilaksanakan adalah: 1) Peningkatan aspek produksi, dengan memberikan bantuan mesin penggiling empon-empon, 2) Pengembangan desain kemasan (ada 9 jenis jamu) sehingga lebih menarik, 3) Peningkatan higienitas dan kesehatan, dengan mendatangkan nara sumber dari Dinas Kesehatan sekaligus untuk mendapatkan PIRT, 4) Perluasan pemasaran produk dengan memperkenalkan ke berbagai kalangan masyarakat, 5) Pendaftaran merek jamu “Sumber Husodo” ke Ditjen KI Kemenkumhan RI, 6) Pembuatan buku Buku Tamu dan Profil Perajin Jamu di Wonolopo, 7) Permintaan lahan kepada Pemkot Semarang  seluas 3.000 m2 untuk wisata edukasi kampong jamu Wonolopo, 8) Melakukan inisiasi kerjasama dan  studi banding ke  industri jamu modern PT. Sido Muncul di Bergas, yang dilaksanakan pada 28 September 2017.
PEMBUATAN BUBUK WARNA EKSTRAK DAUN PETAI CINA (LAUCAENA LEUCOCEPHALA) SEBAGAI PEWARNA ALAMI KAIN K, Elga Hayu; Kusumastuti, Adhi; Putri, Alda Talia
Fashion and Fashion Education Journal Vol 10 No 1 (2021)
Publisher : Department of Home Economics, Faculty of Engineering, Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/ffej.v10i1.32784

Abstract

Abstract. Natural ingredients used as fabric dyes is expected to reduce environmental pollution due to the use of synthetic dyes. Chinese petai leaves contain flavonoids which produce a yellowish green color. This study was conducted to determine and analyze the color quality natural dyes of Chinese petai leaves on primissima mori fabric. This study used descriptive qualitative data methods. The use of water and NaOH-water was used in this study as a variation of solvent. Dyeing was done by soaking the fabric in 15 minutes to 30 minutes, then drying and repeating until 15 times. The dyeing result was tested in term of color difference and type. Based on the research, it can be concluded that Chinese petai leaves extract with NaOH – water solvents achreved value of 85.69% while extract with water solvent achieved value of 72.63%. Keywords: Chinese petai leaves, natural dyes, water, water–NaOH, color Abstract. Bahan alami yang digunakan sebagai pewarna kain, diharapkan dapat mengurangi pencemaran lingkungan akibat penggunaan warna sintetis. Daun petai cina mengandung pigmen warna flavonoid yang menghasilkan warna hijau kekuningan. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui dan menganalisis kualitas ketuaan warna dari zat warna alam daun petai cina pada kain mori primissima. Penelitian ini menggunakan metode analisis deskriptif kualitatif. Penggunaan pelarut air dan NaOH–air digunakan dalam penelitian ini sebagai variasi pelarut. Pewarnaan dilakukan dengan cara merendam kain dalam waktu 15 menit, kemudian dijemur dan diulangi hingga frekuensi pencelupan 15 kali. Hasil pencelupan diuji nilai beda warna dan ketuaan warna yang dihasilkan. Kesimpulan yang diperoleh berdasarkan hasil analisis data bahwa larutan warna daun petai cina dengan pelarut NaOH–air memiliki nilai ketuaan 85.69%, lebih tinggi dibandingkan pelarut air yang memiliki nilai 72.63%. Kata Kunci : Daun Petai Cina, Zat Warna Alami, air, air–NaOH, Ketuaan Warna