Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search
Journal : SOCIAL : Jurnal Inovasi Pendidikan IPS

IDENTITAS NASIONAL ANAK PEKERJA MIGRAN DI SB PPWNI KLANG SELANGOR, MALAYSIA, INDONESIA, BUGIS ? Anjani, Mutia; Yulianie, Putri; Karliani, Eli; Triyani , Triyani; Cionita , Tezara
SOCIAL : Jurnal Inovasi Pendidikan IPS Vol. 5 No. 1 (2025)
Publisher : Pusat Pengembangan Pendidikan dan Penelitian Indonesia (P4I)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51878/social.v5i1.4570

Abstract

This study aims to understand the formation of national identity of children of Indonesian migrant workers at the Learning Center of the Representative of the Indonesian Citizens' Movement (PPWNI) Klang, Selangor, Malaysia. The research method used is descriptive qualitative, which focuses on in-depth description and interpretation of social phenomena, as well as understanding the experiences and views of the research subjects. The subjects of this study were grade III students at the PPWNI Klang Learning Center. Data were collected through participant observation, in-depth interviews, and documentation studies. The results of the study indicate that the national identity of children of Indonesian migrant workers at the PPWNI Klang guidance center tends to lead to primary identity, without ignoring secondary identity. This primary identity is manifested in pride in their ethnic origin (Bugis) and the use of the Bugis language in everyday life. Nevertheless, these children of migrant workers still show a sense of nationalism and love for the Indonesian homeland, for example by displaying the Indonesian flag juxtaposed with the Malaysian flag. This study also identifies factors that influence the formation of national identity of these children of migrant workers, amidst the complexity of the problems of their parents' residency status in Malaysia. ABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk memahami pembentukan identitas nasional anak pekerja migran Indonesia di Sanggar Belajar Perwakilan Pergerakan Warga Negara Indonesia (PPWNI) Klang, Selangor, Malaysia. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif, yang berfokus pada pendeskripsian dan interpretasi mendalam mengenai fenomena sosial, serta pemahaman tentang pengalaman dan pandangan subjek penelitian. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas III di Sanggar Belajar PPWNI Klang. Data dikumpulkan melalui observasi partisipan, wawancara mendalam, dan studi dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa identitas nasional anak pekerja migran Indonesia di sanggar bimbingan PPWNI Klang cenderung mengarah pada identitas primer, tanpa mengesampingkan identitas sekunder. Identitas primer ini termanifestasi dalam kebanggaan terhadap suku asal (Bugis) dan penggunaan bahasa Bugis dalam keseharian. Meskipun demikian, anak-anak pekerja migran ini tetap menunjukkan rasa nasionalisme dan cinta tanah air Indonesia, misalnya melalui pemasangan bendera Indonesia yang disandingkan dengan bendera Malaysia. Penelitian ini juga mengidentifikasi faktor-faktor yang memengaruhi pembentukan identitas nasional anak-anak pekerja migran tersebut, di tengah kompleksitas permasalahan status kependudukan orang tua mereka di Malaysia.
HABITUASI NILAI-NILAI PANCASILA DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA DI SMK Kurniawan, Dony; Karliani, Eli; Ikbal, Asep
SOCIAL : Jurnal Inovasi Pendidikan IPS Vol. 5 No. 2 (2025)
Publisher : Pusat Pengembangan Pendidikan dan Penelitian Indonesia (P4I)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51878/social.v5i2.5366

Abstract

This study aims to determine how the habituation of Pancasila values in the learning process and the school environment at SMK YPSEI Palangka Raya in shaping student character. The method used in this research is descriptive research with a qualitative approach. The data collection techniques used by the author in this research are observation, interview and documentation. The results of this study indicate that the habituation of Pancasila values such as in the Learning Process which uses lecture and discussion methods, in-depth questions and answers, group discussions and project methods, as well as strategies used experiential learning, social service activities and authentic assessment. There are two approaches in character building to strengthen the habituation of Pancasila values, namely by giving rewards and punishments. Student Literacy Movement (GLS) which is carried out every morning, Art Activities on Thursdays, Spirituality on Fridays, and Discipline during the learning process. Habituation can change attitudes, both in terms of discipline, activeness, and respect for friends and teachers. The habituation process that is carried out consistently is able to shape the character of students who are more responsible and independent. Students become more disciplined in attending on time, following instructions well, and showing an empathic attitude in their social environment. Obstacles in instilling Pancasila values such as parental factors, student environment, and economic conditions. The learning process cannot be separated from the obstacles in the habituation of Pancasila values such as students who are engrossed in their own world because Civics subjects are often scheduled in the final hours. Distraction from cellphones also has an effect, making students unfocused in participating in learning. Differences in the learning process and the inconsistency of teachers in instilling Pancasila values can hinder the habituation of Pancasila values to students. ABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana habituasi nilai-nilai Pancasila dalam proses pembelajaran serta lingkungan sekolah di SMK YPSEI Palangka Raya dalam membentuk karakter siswa. Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Adapun teknik pengumpulan data yang dilakukan penulis dalam penelitian ini adalah observasi, wawancara dan dokumentasi. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa habituasi nilai-nilai Pancasila seperti pada Proses Pembelajaran yang menggunakan metode ceramah dan diskusi, tanya jawab mendalam, diskusi kelompok dan metode projek, serta strategi yang digunakan berbasis pengalaman (experiential learning), kegiatan bakti sosial dan penilaian autentik. Terdapat dua pendekatan dalam pembentukan karakter untuk memperkuat habituasi nilai-nilai Pancasila yaitu dengan pemberian reward dan punishment. Gerakan Literasi Siswa (GLS) yang dilakukan setiap pagi, Kegiatan Kesenian pada hari kamis, Kerohanian pada hari jumat, dan Kedisiplinan saat proses pembelajaran. Habituasi dapat merubah sikap, baik dalam hal kedisiplinan, keaktifan, maupun rasa hormat terhadap teman dan guru. Proses habituasi yang dilakukan secara konsisten mampu membentuk karakter siswa yang lebih bertanggung jawab dan mandiri. Siswa menjadi lebih disiplin hadir tepat waktu, mengikuti instruksi dengan baik, serta menunjukkan sikap empatik dalam lingkungan sosialnya. Kendala dalam menanamkan nilai-nilai Pancasila seperti faktor orang tua, lingkungan siswa, dan keadaan ekonomi. Proses pembelajaran tak lepas terjadi kendala dalam habituasi nilai-nilai Pancasila seperti siswa yang asyik dengan dunianya sendiri karena mata pelajaran PPKn sering dijadwalkan pada jam-jam akhir. Distraksi terhadap handphone turut berpengaruh sehingga membuat siswa tidak focus dalam mengikuti pembelajaran. Perbedaan dalam proses pembelajaran dan tidak konsistennya guru dalam menanamkan nilai-nilai Pancasila dapat menghambat habituasi nilai-nilai Pancasila kepada siswa
Co-Authors Agel, Pepe Rusmitha Ahmad Saefulloh Ahmad Satria Ali Sunarno Ali Sunarno Anak Agung Istri Sri Wiadnyani Anderini, Ninin Andi Kristanto Anggun Anggraini Anjani, Mutia Anugerah Putera, Rezky Artasoma, Putu Asmina Bualiku Caroline Yunita Tiwo Cionita , Tezara Cionita, Tezara Cyndi Natalya Hutagalung Davi Lana Dewi Rakhmawati DONY KURNIAWAN Dotrimensi Dotrimensi . Dotrimensi, Dotrimensi Eddy Lion Eri Yanti Eri Yanti Eriawaty, Eriawaty Ermi Maria Sihombing Feri Wagiono Fernanda Fajeri, Mochammad Firman Fiteli Waruwu Gunawan, Vincentius Abdi Hariatama, Fendy Hernes Demar Wulan Ikbal, Asep Ikhsan, Ibnu Indrawati, Lala Kurniawan, Dony Lala Aprilia Wulandari Lana, Davi Lina Sari Lion Nanda Murya Sallom Lion, Eddy Manalu, Rifan Andika Maryam Mustika Misnawati Misnawati Muh. Safwan Muslimah Muslimah Muslimah Muslimah Musthafa, Ahmad Irfan Mustika, Maryam Nor Khadijah Nur Hapipah Nur Khasanah Nur Khasanah Offeny Offeny Ibrahim Offeny Offeny Pepe Rusmitha Agel Pernandes, Pernandes Pransiska, Anita Putra, Leonardus Sandy Ade R Siagian, Enika Rahman , Abdul Renold Aprilando Simamora Rinto Alexandro Sakman Salsabila Sangalang, Ronald Hadibowo Santy Permata Sary Sihombing Sekar Dwianti Septo Septo Septo, Septo Sihotang, Sesilia Stefania Sinaga, William Joshua Suryadi Suryadi Tardimanto, Yuyuk Tiwo, Caroline Yunita Triyani Triyani , Triyani Triyani Triyani Triyani Triyani Triyani, Triyani Tryani Tryani Tryani, Tryani Uda, Tonich vera anggraini, vera Wina Anjelina Wulan, Hernes Demar Wulandari, Lala Aprilia Yetwirani Lampe Yetwirani Lampe Yulianie, Putri Yuyuk Tardimanto