Claim Missing Document
Check
Articles

Found 29 Documents
Search

An Analysis of Frieze Patterns, Crystallographic Patterns, and Philosophical Values on Subahnale Woven Motifs Sukarare Village Lalu Muhammad Fauzi; Shahibul Ahyan; Sri Supiyati; Nila Hayati; Rody Satriawan
Mosharafa: Jurnal Pendidikan Matematika Vol. 12 No. 3 (2023): July
Publisher : Department of Mathematics Education Program IPI Garut

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31980/mosharafa.v12i3.823

Abstract

Budaya dengan keberagaman dan keunikan adat istiadat, kesenian dan kerajinannya, memberikan identitas bagi suatu daerah. Keunikan-keunikan budaya ini dapat dikaji untuk dijadikan sebagai bagian dari sumber belajar. Etnomatematika merupakan jembatan untuk mengeksplorasi matematika yang berkembang di masyarakat. Dengan demikian penelitian ini berupaya untuk menganalisis pola frieze, pola kristalografi dan nilai-nilai filosofis yang terdapat pada motif kain tenun subahnale Desa Sukarare. Metode yang digunakan dalam Penelitian ini adalah metode etnografi. Data penelitian dikumpulkan melalui observasi, studi pustaka, dan wawancara dengan praktisi budaya, tokoh adat, pengerajin kain tenun dan budayawan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa motif (reragian) kain tenun subahnale terbentuk dengan perpaduan bentuk-bentuk geometri yakni garis, segi tiga, segi empat dan segi enam. Bentuk geometri tersebut tersusun menggunakan model matematika yakni translasi, rotasi da refleksi. Adapun pola-pola yang terbentuk berupa 4 buah pola frieze yaitu pola 3, 4 ,6 dan 7. Selain itu terdapat juga pola Kristalografi yaitu pola p1, pm, dan p4m. Culture, with its diversity and unique customs, arts, and crafts, provides an identity for a region. This cultural uniqueness can be studied as part of learning resources. Ethnomathematics is a bridge to exploring mathematics that develops in society. Thus, this study seeks to analyze the frieze patterns, crystallographic patterns, and philosophical values in the subahnale woven fabric motifs in Sukarare Village. The method used in this research is the ethnographic method. Research data were collected through observation, literature study, and interviews with cultural practitioners, traditional leaders, woven cloth artisans, and humanists. The results showed that the motif (reragian) of the subahnale woven fabric was formed by a combination of geometric shapes: lines, triangles, rectangles, and hexagons. The geometric shapes are arranged using a mathematical model: translation, rotation, and reflection. The patterns formed are 4 frieze patterns, namely patterns 3, 4, 6, and 7. In addition, there are also crystallographic patterns, namely patterns p1, pm, and p4m.
Pengaruh pendekatan pembelajaran matematika realistik, interaksi antarsiswa ditinjau dari motivasi intrinsik terhadap hasil belajar matematika Lalu Muhammad Fauzi; Nila Hayati; Zaotul Wardi; Muh Yazid
Jurnal Math Educator Nusantara: Wahana Publikasi Karya Tulis Ilmiah di Bidang Pendidikan Matematika Vol 10 No 1 (2024): Jurnal Math Educator Nusantara
Publisher : Program Studi Pendidikan Matematika, Universitas Nusantara PGRI Kediri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29407/jmen.v10i1.22431

Abstract

This research aims to see whether there is a direct or indirect influence from students' perceptions of realistic mathematics learning approaches and interactions between students in terms of learning motivation on mathematics learning outcomes. The type of research used in this research is quantitative research. All class VIII students of SMPN 1 Suralaga consisting of 6 classes are the population of this study. The sample in this study was class VIII D which was chosen randomly using a simple random sampling technique using a lottery. The instruments used in collecting data were questionnaires and tests. Data were analyzed using path analysis with the help of the Amos 25.0 program. Research results: 1) the realistic mathematics learning approach has a direct effect on students' learning motivation, this can be seen from the P value of 0.037, which is smaller than the significance level of 0.05; 2) interaction between students has a direct effect on students' learning motivation, this can be seen from the P value of 0.049, which is smaller than the significance level of 0.05; 3) the realistic mathematics learning approach has a direct effect on mathematics learning outcomes, this can be seen from the P value of 0.035, less than the significance level of 0.05; 4) interaction between students has no direct effect on mathematics learning outcomes, this can be seen from the P value of 0.088 which is greater than the significance level of 0.05; and 5) student learning motivation has a direct influence on mathematics learning outcomes, this can be seen from the P value of 0.023, which is smaller than the significance level of 0.05.
Pengaruh model MURDER (mood, understand, recall, digest, expland, review) terhadap kemampuan berpikir kritis siswa Dewi, Nurul Hardianti; Lalu Muhammad Fauzi; Rody Satriawan
NOTASI: Jurnal Pendidikan Matematika Vol. 2 No. 1 (2024): Juni
Publisher : Alpatih Cahaya Semesta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.70115/notasi.v2i1.100

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan model pembelajaran MURDER (mood, understand, recall, digest, expland, review) terhadap kemampuan berpikir kritis mtematis siswa. Pada sub materi persamaan kuadrat. Jenis penelitian yang digunakan adalah quasi experimen dengan design one shot case study. Populasi pada penelitian ini adalah semua siswa kelas X IPA dan sampel penelitian ini kelas X IPA 3 sebanyak 34 siswa. Pengambilan sampel menggunakan teknik probability sampling jenis simple random sampling. Instrumen yang digunakan adalah tes uraian dan angket persepsi siswa. Teknik analisis data menggunakan uji normalitas dengan liliefors, uji linearitas data dengan uji-F. Hasil uji Hipotesis di peroleh dari uji t dengan nilai thitung = 4,330 ttabel = 1,692 karena thitung > ttabel pada taraf signifikan 5%, maka disimpulkan bahwa Ho di tolak dan Ha diterima, artinya terdapat pengaruh yang positif dan signifikan penggunaan model pembelajaran MURDER (mood, understand, recall, digest, expland, review) terhadap kemampuan berpikir kritis siswa. Adapun nilai determinasi korelasi sebesar 0,612 termasuk kedalam kategori kuat. Pengaruh model pembelajaran MURDER (mood, understand, recall, digest, expland, review) terhadap kemampuan berpikir kritis siswa sebesar 37,5%, sedangkan sisanya dipengaruhi oleh faktor lain.
Investigation of mathematical and educational values in the Bedeyé tradition within the traditional trading system of the Sasak tribal community Fauzi, Lalu Muhammad; Hayati, Nila; Satriawan, Rody; Ali, Muhamad; Juaini, Muhamad; Yazid, Muh
Journal of Honai Math Vol. 7 No. 1 (2024): Journal of Honai Math
Publisher : Universitas Papua

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30862/jhm.v7i1.527

Abstract

Indonesia boasts a rich and diverse traditional culture, shaped by its historical context, geographic conditions, religious influences, values, and the varied experiences of its people. The distinctiveness and variety of these traditional cultures offer valuable insights and serve as resources for learning mathematics and economics. Common perceptions often dissociate mathematics from everyday activities such as farming, trading, and other practical tasks. This research aims to investigate the mathematical principles embedded in the Bedeyé activities within the traditional economic and trade practices of the Sasak tribe. Employing a qualitative research approach with ethnographic methods, data were gathered through observation, literature review, and interviews with cultural practitioners, traditional traders, community leaders, and cultural experts. The research findings reveal that Bedeyé activities exemplify traditional barter-based trading practices, where goods are exchanged for other goods. The mathematical concepts identified in the Bedeyé tradition include comparative mathematics, set theory, and volume estimation. Moreover, the educational values inherent in Bedeyé activities encompass itiq, saling redaq, semaiq, and saling saduq. These mathematical principles observed in the traditional trading systems of the Sasak tribe, as demonstrated through Bedeyé activities, can be leveraged as educational tools and foundational elements for teaching mathematics.
Eksplorasi Konsep Matematika dan Nilai-Nilai Pendidikan dalam Tradisi Bretes Pada Masyarakat Suku Sasak di Lomok Tengah Halimatussa'diyah, Halimatussa'diyah; Lalu Muhammad Fauzi; Rody Satriawan
Jurnal Ilmiah Profesi Pendidikan Vol. 10 No. 1 (2025): Februari
Publisher : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jipp.v10i1.2850

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi konsep matematika dan nilai-nilai pendidikan yang terkandung dalam tradisi bretes pada masyarakat suku Sasak di Lombok Tengah. Bretes dalam bahasa Sasak artinya putus, masyarakat Sasak mengaplikasikan tradisi bretes dalam bentuk selamatan (rowah). Kegiatan bretes dilakukan pada malam Jum’at, pada usia kehamilan tujuh bulan dan pada anak pertama. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan etnografi untuk memahami secara mendalam bagaimana konsep matematika dan nilai-nilai pendidikan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Melalui observasi langsung, wawancara secara mendalam, dan dokumentasi, penelitian ini mengidentifikasi konsep matematika yang terdapat pada alat-alat yang digunakan.  Temuan dari penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat unsur matematika yaitu konsep geometri bangun datar seperti persegi, lingkaran, dan persegi panjang. Dan konsep geometri bangun ruang seperti bola, setengah bola dan tabung. Adapun nilai pendidikan diantaranya, religius, disiplin, gotong royong, gemar membaca, dan jujur. Tradisi bretes tidak hanya berperan sebagai bentuk tradisi yang diyakini secara turun temurun, tetapi juga sebagai media yang efektif untuk mengajarkan dan mengenalkan keterampilan matematika dasar, memperkuat kerjasama sosial, dan menanamkan nilai-nilai budaya kepada generasi muda. Penelitian ini memberikan wawasan baru tentang hubungan antara tradisi lokal dan pendidikan matematika, serta menawarkan kontribusi terhadap pemahaman mengenai pendidikan berbasis budaya dalam konteks masyarakat adat.
Ethnomathematics study and educational values in fundamental activities at the langgar pusaka of sapit village Fauzi, Lalu Muhammad; Satriawan, Rody; Hayati, Nila
Jurnal Math Educator Nusantara: Wahana Publikasi Karya Tulis Ilmiah di Bidang Pendidikan Matematika Vol 11 No 1 (2025): Jurnal Math Educator Nusantara
Publisher : Program Studi Pendidikan Matematika, Universitas Nusantara PGRI Kediri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29407/jmen.v11i1.25097

Abstract

Sebagian besar orang memandang bahwa matematika tidak berhubungan dengan kehidupan nyata atau bebas budaya. Namun pandangan ini merupakan pandangan yang keliru karena matematika merupakan produk dari aktivitas manusia. Dalam hal ini terdapat jalan yang menghubungkan antara matematika dengan budaya yang disebut dengan etnomatematika. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji konsep etnomatematika dan nilai-nilai pendidikan pada aktivitas fundamental di rumah adat Langgar Pusaka, Desa Sapit, Lombok Timur. Rumah adat ini tidak hanya memiliki fungsi budaya dan spiritual tetapi juga memuat berbagai aspek matematika dalam arsitektur, konstruksi, dan aktivitas ritualnya. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan etnografi. Data dikumpulkan melalui observasi, wawancara mendalam, dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa aktivitas fundamental yang terdapat pada rumah adat Langgar Pusaka mencerminkan konsep-konsep matematika seperti geometri baik pada struktur bangunan dan alat-alat ritual yang digunakan pada prosesi adat, pengukuran, simetri, serta pola bilangan dalam tradisi ritual. Selain itu, aktivitas fundamental yang dilakukan di rumah adat Langgar Pusaka mengandung nilai-nilai pendidikan seperti kerja sama atau gotong royong yang disebut dengan berikuk tinjal, saling menghargai sesama (tindih), tidak berlebihan (semaik), dan bersifat irit (itiq). Kajian ini memiliki potensi untuk dijadikan sebagai sumber belajar matematika dan dapat menjadi referensi dalam mengintegrasikan budaya lokal dengan pembelajaran matematika yang kontekstual di sekolah
Workshop Desain Media Pembelajaran Berbasis Android dalam Menghadapi Implementasi Kurikulum Merdeka Fauzi, Lalu Muhammad; Gazali, Muhammad; Hayati, Nila; Satriawan, Rody; Rahmawati, B. Fitri; Dewi, Gustianti
Al-Mu'awanah: Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Vol 3 No 2 (2022): Desember 2022
Publisher : Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24042/almuawanah.v3i2.14385

Abstract

The use of technology in the world of education is a must where digital technology is currently an important part in supporting teaching and learning activities. Professional teachers have the obligation to plan learning, carry out quality learning processes, as well as assess and evaluate learning outcomes, so to carry out these obligations the first step a teacher must take is to design all learning tools. To improve this, it is considered important to provide workshops or training on Android-based learning media design. The workshop was carried out for one full day with details of the provision of materials, practice of making electronic applications and mentoring of participants after the workshop activities were completed. With the aim of increasing teacher competence in designing and utilizing android-based learning media in the learning process in the classroom. The workshop will be held on Saturday, August 6, 2022 at SMAN 2 Selong. The results of the workshop illustrate that participants have been able to create android-based learning media applications.
Pendampingan Persiapan Akreditasi Sekolah di SDN 3 Suralaga Fauzi, Lalu Muhammad; Gazali, Muhammad; Hayati, Nila; Satriawan, Rody; Wardi, Zaotul; Ibrahim, Malik; Fadilah, Dina; Ahmad, Syukron
Al-Mu'awanah: Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Vol 4 No 1 (2023): Juni 2023
Publisher : Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24042/almuawanah.v4i1.16688

Abstract

Accreditation is an acknowledgment from an accreditation body that an institution maintains a certain level of educational standards. Educational accreditation is a quality assurance process by which services and operating institutions, or educational programs are evaluated and verified by an external body to determine whether recognized and accepted standards are being met. If standards are met, accredited status is granted by the appropriate agency. To prepare for this it is considered important to provide assistance to every school that needs it, as was done by SDN 3 Suralaga. Assistance is carried out for 2 months, from April to May 2022. Assistance is carried out through 4 stages, namely 1) presentation of accreditation instrument material, 2) discussion and assistance on school readiness for accreditation, 3) physical evidence assistance, 4) preparation of physical evidence and 5) evaluation of sensitivity. The results of the assistance show that 1) the physical evidence prepared by each teacher who is given the task as the person in charge is ready and complete and 2) the school is ready for visitation.
ETHNOMATHEMATIC STUDY: NUMBER SYSTEM AND CULTURAL MEANING IN THE SASAK TRIBE COMMUNITY Fauzi, Lalu Muhammad; Ahyan, Shahibul; Rasidi, Ahmad; Wardi, Zaotul; Gazali, Muhammad
Jurnal Pendidikan Matematika (JUPITEK) Vol 6 No 1 (2023): Jurnal Pendidikan Matematika (JUPITEK)
Publisher : Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Universitas Pattimura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30598/jupitekvol6iss1pp19-26

Abstract

The uniqueness and cultural diversity of traditional communities as reflected in ideas, activities and artifacts can be studied and used as a source of learning mathematics. Most people view that mathematics is not related to culture or is culturally independent. The development of mathematics in society through cultural activities can be studied through ethnomathematics studies that can bring mathematics closer to student culture. Thus, this study aims to explore the number system and cultural meaning that developed in the Sasak people which can be used as a source of learning mathematics on the island of Lombok. This research is a research with ethnographic method. Research data was collected through observation, literature study, and interviews with cultural practitioners, traditional chief leaders, traditional leaders, Sasak cultural researchers and humanists. The results of this study indicate that the development of the number system has been developing for a long time in the Sasak people. Counting activities (bejinah) use arithmetic operations as is done in general but with local terms, namely total (rombok), less (sedik), times (kali) and divide (bagi). The developing number system is understood as a number in quantitative and qualitative form, in unit or set numbers. There are 5 types of unit or set numbers known by the Sasak people, namely bond units, measuring units for solid objects, measuring units for liquid objects, area units and length units. The mathematical concepts found in the activities of the Sasak people can be used as a source of learning and as a starting point in learning mathematics