Claim Missing Document
Check
Articles

Found 36 Documents
Search

Pelatihan Pembuatan Minuman Serbuk Instan Kelakai dan Inovasi Marketing pada Mahasiswa Eko Suhartono; Dona Marisa; Istiana Istiana; Lisda Hayatie
Smart Society Empowerment Journal Vol 2, No 2 (2022): Smart Society Empowerment Journal
Publisher : Fakultas Kedokteran UNS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (492.717 KB) | DOI: 10.20961/ssej.v2i2.62495

Abstract

Pendahuluan: Mahasiswa yang memulai usaha atau membentuk usaha baru belum banyak. Hasil survey awal diketahui bahwa bahwa 11,6% mahasiswa berminat untuk wirausaha bidang makanan dan minuman kesehatan. Berkaitan dengan tersebut dilakukan pelatihan ini bertujuan untuk menghasilkan produk dan wirausaha minuman serbuk instan kelakai di kalangan mahasiswa.Metode: Metode yang digunakan adalah induktif partisipatif secara kelompok dan individu, yang diikuti oleh 63 peserta (3 narasumber dan 60 mahasiswa). Pemberian  materi  melalui aplikasi Zoom Cloud Meeting. Materi yang diberikan mulai pemilihan bahan hingga cara pemasaran melalui media sosial.Hasil dan Pembahasan: Kegiatan pelatihan pembuatan minuman serbuk instan kelakai dan inovasi marketing pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Lambung Mangkurat berjalan dengan lancar. Para peserta antusias dalam mendengarkan pemaparan materi, dan aktif dalam tanya jawab seputar pembuatan konten-konten pemasaran di media social.Kesimpulan: kegiatan ini adalah mahasiswa termotivasi untuk  membuat usaha baru terutama penggunaan aplikasi untuk marketing.
Pengaruh Penyuluhan Melalui Media Video terhadap Pengetahuan Remaja tentang Kesehatan Reproduksi di SMA IT Ukhuwah Banjarmasin Muhammad Ihsan Septia Wardana; Meitria Syahdatina Noor; Istiana Istiana; Juhairina Juhairina; Widya Nursantari
Homeostasis Vol 5, No 2 (2022)
Publisher : Homeostasis

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (200.591 KB)

Abstract

Abstract: According to the International Conference on Population and Development (ICPD) Cairo (1994), reproductive health is a state of complete physical, mental, and social well-being, not simply the absence of disease or disability in all aspects of the reproductive system, including its functions and processes. The high number of reproductive health issues, teenage female problems, and HIV/AIDS is attributable to a shortage of reproductive health information. At SMA IT UKHUWAH Banjarmasin, this study aims to explain the impact of video-based counseling on adolescent reproductive health knowledge. This is a one-group pretest-post-test study with a pre-experimental design. This research looks at the alterations that occur following treatment (counseling). This is a pre-experimental study on 32 students at SMA IT Ukhuwah using a one-group pretest-post-test approach. The findings revealed that knowledge prior to counseling was 25%, while knowledge after counseling was 37%. There is a connection between reproductive health counseling and knowledge (p = 0.00), implying that video counseling influences reproductive health knowledge. Keywords: education, video, knowledge, reproduction Abstrak: ICPD atau International Conference on Population and Development mendefinisikan kesehatan reproduksi sebagai kondisi sejahtera mental, fisik, maupun sosial secara jangkap, mengenai segala hal yang memiliki hubungan terhadap sistem reproduksi, bukan hanya terbebas dari penyakit ataupun kecacatan baik dari fungsi maupun prosesnya. Tingginya masalah kesehatan reproduksi, masalah remaja wanita maupun penyakit HIV/AIDS terjadi karena kurangnya informasi tentang kesehatan reproduksi. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan pengaruh penyuluhan melalui media video terhadap pengetahuan remaja tentang kesehatan reproduksi di SMA IT UKHUWAH Banjarmasin. Penelitian ini merupakan penelitian pre eksperimental dengan pendekatan one-group pretest-post-test pada 32 orang siswa di SMA IT Ukhuwah.  Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengetahuan sebelum diberikan penyuluhan 25%, dan setelah penyuluhan 37%.  Terdapat pengaruh penyuluhan kesehatan reproduksi dengan pengetahuan (p=0,00) yang menunjukkan bahwa penyuluhan dengan menggunakan video berpengaruh terhadap pengetahuan kesehatan reproduksi. Kata-kata kunci: penyuluhan, video, pengetahuan, reproduksi
Pengaruh Penyuluhan terhadap Tingkat Pengetahuan dan Sikap Remaja dalam Pencegahan Infeksi HIV/AIDS di SMA Negeri 2 Banjarmasin Ahmad Rianza Hutasuhut; Istiana Istiana; Noor Meitria Syahadatina
Homeostasis Vol 3, No 2 (2020)
Publisher : Homeostasis

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (138.357 KB)

Abstract

Abstract: HIV / AIDS infection can be caused by risky sexual behavior especially in adolescents. Based on data from the Banjarmasin City Health Office, there was an increase in HIV / AIDS sufferers from 2013 to 2017 and there was a slight decrease in 2018. HIV sufferers were 513 men and 274 were women. The age of most HIV sufferers in Banjarmasin is 20-29 years, with a total number of 309 people from 2012-2018. Lack of knowledge,,and attitudes of adolescents towards,,HIV / AIDS is one of the factors causing HIV / AIDS. The,pu.rpose, of this study is to determine the effect of counseling on the level of knowle.dge and att.itudes,of,ado.lescents in the prev.ention,of HIV / AIDS infection in SMA Negeri 2 Banjarmasin. The method used is pre-experiment with an approach using one-group pre-test-p.ost-test. Data,,ana.lysis using,,Wilcoxon test. The results of this study indicate the influence of counseling on the level of knowledge and attitu.des,of adolescents towards HIV / AIDS in SMA Negeri 2 Banjarmasin. The results,of the analysis,show the value,of p = 0,000 for pre-test and post-test knowledge and the value of p = 0,000 for pre-test and post-test attitude, with the conclusion of the study there is a relationship of influence before counseling and after counseling on the level of knowledge and,attitude of adolescents against HIV / AIDS.­Keywords: knowledge, attitude, HIV / AIDS, counseling. Abstrak: Infeksi HIV/AIDS dapat disebabkan oleh perilaku seksual beresiko terutama pada remaja. Berdasarkan data dinas kesehatan Kota Banjarmasin terdapat peningkatan penderita HIV/AIDS dari tahun 2013 hingga 2017 dan terdapat sedikit penurunan pada tahun 2018. Penderita HIV yang berje.nis kelam.in laki-laki sebanyak 513 orang dan pere.mpuan berjumlah 274 orang. Usia penderita HIV di Banjarmasin yang terbanyak adalah 20-29 tahun, dengan total jumlah sebanyak 309 orang dari tahun 2012-2018. Kurangnya pengeta.huan dan, ,sikap remaja ter.hadap,,HIV/AIDS menjadi salah,satu faktor penyebab HIV/AIDS. Tujuan dari penelitian,ini yaitu untuk menget.ahui,pengaruh penyuluhan,,terhadap tingkat,,pengeta.huan dan sikap remaja dalam,pencegahan infeksi HIV/AIDS di SMA Negeri 2 Banjarmasin. Metode yang di gunakan yaitu pre eksperimen dengan pendekatan menggunakan one-group pre-test-post-test. Analisis data menggunakan uji wilcoxon. Hasil penelitian ini menunjukan adanya pengaruh,,penyuluhan terh.adap tingkat pengetahu.an,,dan sikap re.maja terhadap HIV/AIDS, di SMA,Negeri 2 Banjarmasin. Hasil analisis menunjukan nilai p = 0,000 untuk pre-test dan post-test pengetahuan dan nilai p = 0,000 untuk pre-test dan post-test sikap, dengan kesimpulan penelitian ada hubungan pengaruh sebelum diberikan penyuluhan dan sesudah diberikan penyuluhan terhadap tingkat pengetah.uan,dan sik.ap rem.aja terhadap HIV/AIDS. Kata-kata kunci: Pengetahuan, Sikap, HIV/AIDS, Penyuluhan.
Karakteristik Pasien Hidrosefalus di RSUD Ulin Banjarmasin Tahun 2018-2020 Muhammad Ananda Putera; Agus Suhendar; Fakhrurrazy Fakhrurrazy; Ardik Lahdimawan; Istiana Istiana
Homeostasis Vol 5, No 2 (2022)
Publisher : Homeostasis

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (274.429 KB)

Abstract

Abstract: Hydrocephalus is a disorder or disease caused by increased intracranial pressure which is characterized by an increase in cerebrospinal fluid, caused by tumors, congenital, vascular disorders, infections, and head injuries. Hydrocephalus can cause seizures, neurological deficits, headache, fever, and paralysis, which causes a decrease in quality of life. This study aims to determine the characteristics of hydrocephalus patients at Ulin Hospital Banjarmasin in 2018-2020. This type of research is a descriptive retrospective research. The highest number of hydrocephalus cases was in 2018 namely 143 patients (49.14%). The 46 - 55 years old age group is the most patient age group. Males were found the most among hydrocephalus patients. The majority of patients came from South Kalimantan. Islam is the religion of most of the patients. The majority of patients are BPJS participants. Family history was found in 81 patients (29.56%) and a history of allergies was found in 19 patients (6.52%). Patients with headache and loss of consciousness are the majority of clinical symptoms in patients. Vascular abnormalities, tumors, and congenital are the most common causes in patients. Communicating hydrocephalus is the most common classification. The category of GCS scores in and out of patients that are often encountered is GCS 13-15. The majority of patients' length of stay was 15 days. The majority of patients improved after undergoing treatment. So, it can be concluded that most of them were in 2018, Islam, South Kalimantan, BPJS participants, male, with headache, 46-55 years old, communicating hydrocephalus, with GCS 13-15, length of treatment 15 days, and improving. Keywords: Characteristics, Hydrocephalus  Abstrak: Hidrosefalus adalah suatu kelainan atau penyakit yang disebabkan oleh peningkatan tekanan intrakranial yang ditandai dengan adanya peningkatan cairan serebrospinal, yang disebabkan oleh tumor, kongenital, kelainan vaskular, infeksi, dan cedera kepala. Hidrosefalus dapat menimbulkan kejang, defisit neurologis, nyeri kepala, demam dan paralisis yang menyebabkan penurunan kualitas hidup. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik pasien hidrosefalus di RSUD Ulin Banjarmasin tahun 2018-2020. Jenis penelitian ini adalah deskriptif retrospektif. Jumlah kasus hidrosefalus paling banyak terdapat pada tahun 2018 yaitu 143 pasien (49,14%). Kelompok usia 46-55 tahun merupakan kelompok usia pasien terbanyak. Laki-laki ditemukan paling banyak diantara pasien hidrosefalus. Mayoritas pasien berasal dari Kalimantan Selatan. Islam merupakan agama terbanyak dari pasien. Mayoritas pasien adalah peserta BPJS. Ditemukan riwayat keluarga pada 81 pasien (29,56%) dan untuk riwayat alergi ditemukan pada 19 pasien (6,52%). Pasien dengan nyeri kepala dan penurunan kesadaran merupakan gejala klinis mayoritas pada pasien. Kelainan vaskular, tumor, dan kongenital merupakan penyebab paling banyak pada pasien. Hidrosefalus komunikans merupakan klasifikasi terbanyak. Kategori skor GCS masuk dan keluar pasien yang sering ditemui adalah GCS 13-15. Mayoritas Lama perawatan pasien adalah ≥15 hari. Mayoritas pasien membaik setelah menjalani pengobatan. Maka dapat disimpulkan paling banyak terdapat pada tahun 2018, islam, Kalimantan Selatan, peserta BPJS, laki-laki, dengan nyeri kepala, usia 46-55 tahun, hidrosefalus komunikans, dengan GCS 13-15, lama perawatan 15 hari, dan membaik. Kata-kata Kunci: Karakteristik, hidrosefalus
Pengaruh Lingkungan Sekolah terhadap Perilaku Pencegahan Anemia pada Remaja Putri SMAIT Ukhuwah Banjarmasin Ade Satria Wiguna; Meitria Syahadatina Noor; Istiana Istiana; Juhairina Juhairina; Nika Sterina Skripsiana
Homeostasis Vol 5, No 1 (2022)
Publisher : Homeostasis

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (231.244 KB)

Abstract

Abstract: Anemia is a condition in which hemoglobin (Hb) or erythrocyte levels are low. According to the Banjarmasin City Health Office, there were 884 young women with anemia in 2018, out of 924 cases in adolescents aged 10 to 19. The goal of the study at SMAIT Ukhuwah Banjarmasin was to look at the impact of the environment on adolescent girls' conduct when it came to preventing anemia. This study takes a cross-sectional approach and employs an analytic observational method. A random sample of 36 students who met the inclusion and exclusion criteria was taken using a simple random sampling approach. The results demonstrate that there are two groups with an average value in environmental factors that is higher than the overall average, and the average value in environmental factors is higher than the overall average. Keywords: anemia, environment, behavior, young women. Abstrak: Anemia merupakan suatu kondisi dimana kurangnya nilai hemoglobin (Hb) atau eritrosit. Data Dinas Kesehatan Kota Banjarmasin menunjukkan bahwa pada tahun 2018 didapatkan sebanyak 884 remaja putri mengalami anemia dari 924 kasus pada remaja usia 10-19 tahun. Tujuan dari penelitian adalah untuk menganalisa pengaruh lingkungan terhadap perilaku pencegahan anemia remaja putri di SMAIT Ukhuwah Banjarmasin. Peneltian ini menggunakan metode observasional analitik dengan Teknik pendekatan cross sectional. Sampel diambil dengan teknik simple random sampling dengan jumlah sampel 36 siswi yang memenuhi kriteria inklusi serta eksklusi.  Hasil menunjukan terdapat dua kelas dengan nilai rerata di atas rata-rata keseluruhan dalam faktor lingkungan dan begitu pula dengan nilai rerata perilaku pencegahan anemia. Kata-Kata Kunci: anemia, lingkungan, perilaku, remaja putri.
Hubungan Pengetahuan dengan Kejadian Anemia pada Remaja Putri di SMA PGRI 4 Banjarmasin Atika Ahdiah; Farida Heriyani; Istiana Istiana
Homeostasis Vol 1, No 1 (2018)
Publisher : Homeostasis

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (199.247 KB)

Abstract

Abstract: Anemia is a condition in which the hemoglobin (Hb) level is <12 g/dl. The prevalence of anemia in the world based on World Health Organization (WHO) data ranges from 40-80%. Knowledge about anemia should be known by women, especially female adolescent, so it can be applied in everyday life in order to prevent anemia. This study aims to determine the correlation between knowledge to the incidence of anemia in female adolescent in PGRI 4 High School Banjarmasin. This research method used observational analytic with cross sectional approach. The number of samples were 56 female students who met the inclusion criteria and taken by proportional stratified random sampling. The research instrument was informed concent form sheet, respondent identity data, questionnaire consist of 10 multiple choice questions and pens. The result of the research found that 41.1% of respondents have less knowledge, 44.6% have sufficient knowledge and 14.3% have good knowledge anemia with status anemia are 64,3% and 35,7% not having anemia. The result of statistical test showed a significant correlation between knowledge to the incidence of anemia in female adolescent in PGRI 4 High School Banjarmasin (ρ = 0,037). Keywords: anemia, knowledge, female adolescent  Abstrak: Anemia adalah suatu kondisi dimana kadar hemoglobin (Hb) <12 g/dl.Prevalensi kejadian anemia di dunia berdasarkan data World Health Organisation (WHO) berkisar antara 40-80%. Pengetahuan tentang anemia perlu dimiliki oleh remaja putri dalam upaya pencegahan kejadian anemia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pengetahuan dengan kejadian anemia pada remaja putri di SMA PGRI 4 Banjarmasin. Metode penelitian yang digunakan adalah observasional analitik dengan pendekatan cross sectional. Jumlah sampel sebanyak 56 orang siswi yang memenuhi kriteria inklusi dan diambil dengan cara proporsional stratified random sampling. Instrumen penelitian berupa lembar informed concent, data isian identitas responden, lembar kuesioner sebanyak 10 soal pilihan ganda dan alat tulis. Hasil penelitian didapatkan sebanyak 41,1 % responden berpengetahuan kurang, 44,6% berpengetahuan cukup dan 14,3% berpengetahuan baik dengan status anemia sebanyak 64,3% dan tidak anemia 35,7%. Hasil uji statistik didapatkan hubungan yang bermakna antara pengetahuan dengan kejadian anemia pada remaja putri di SMA PGRI 4 Banjarmasin (ρ=0,037). Kata-kata kunci: anemia, pengetahuan, remaja putri
Literature Review: Analisis Efikasi ESWL sebagai Tatalaksana Nefrolitiasis Yana Mastionita Br Damanik; Eka Yudha Rahman; Istiana Istiana
Homeostasis Vol 4, No 3 (2021)
Publisher : Homeostasis

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (240.252 KB)

Abstract

Abstract: Extracorporeal Shockwave Lithotripsy (ESWL) is the first-line treatment for nephrolithiasis which is minimally invasive with a clearance rate of 85.3%. In its implementation, ESWL is influenced by many factors, which make many variations in its effectiveness. The literature review aims to analyze the efficacy of ESWL to treat nephrolithiasis in terms of age, sex, size and location of stones. Writing is done by analyzing related journals obtained through a database of medical journals, namely PubMed, Google Scholar, Cochrane, and DOAJ. Journals in English with publication time of 2006-2020, a total of 13 journals were obtained. The results consisted of the highest ESWL efficacy level, stone size = 6 mm (93.6%), stone location (upper calyx) by 100%, women (90.3%), men (85.5%), ages 31- 40 years (89%) . The lowest level of efficacy obtained related to the factors studied was stone size> 15 mm (54.9%), stone location (lower calyx) by 30.81%, women (66%), men (78%). and aged ≤ 65 years (69.2%). The conclusion was that stone size and stone location tended to affect the efficacy of ESWL (p <0.05) while age and sex tended not to affect efficacy (p> 0.05). Keywords: nephrolitiasis, efficacy factor, ESWL Abstrak: Extracorporeal Shockwave Lithotripsy (ESWL) menjadi first-line treatment nefrolitiasis yang bersifat minimally invasive dengan clearance rate 85.3 %. Dalam pelaksanaannya, ESWL dipengaruhi oleh banyak faktor, yang membuat banyak variasi keefektifannya. Literature review bertujuan menganalisis efikasi ESWL sebagai tatalaksana nefrolitiasis terkait faktor usia, jenis kelamin, ukuran dan lokasi batu. Penulisan dilakukan dengan menganalisis jurnal terkait yang didapatkan melalui database jurnal kedokteran, yaitu PubMed, Google Scholar, Cochrane, dan DOAJ. Jurnal dalam bahasa Inggris dengan waktu publikasi 2006-2020, total didapatkan 13 jurnal. Hasil berupa tingkat efikasi tertinggi ESWL secara berurutan, ukuran batu =6 mm (93.6%), lokasi batu (kaliks atas) sebesar 100 %, wanita (90.3%), pria (85.5%), usia 31- 40 tahun (89%). Tingkat efikasi terendah yang didapat terkait faktor yang diteliti adalah ukuran batu >15 mm (54.9%), lokasi batu (kaliks bawah) sebesar 30.81 %, wanita (66%), pria (78%). dan usia ≤ 65 tahun sebesar (69.2 %). Kesimpulan didapatkan bahwa ukuran batu dan lokasi batu cenderung mempengaruhi efikasi ESWL (p<0.05) sedangkan usia dan jenis kelamin cenderung tidak mempengaruhi efikasi (p>0.05). Kata-kata kunci: efikasi, faktor efikasi, ESWL
Hubungan Pengetahuan dan Sikap tentang Anemia dengan Perilaku Pencegahan Anemia pada Remaja Puteri di SMAIT Ukhuwah Banjarmasin Muhammad Sultan Izdihar; Meitria Syahdatina Noor; Istiana Istiana; Juhairina Juhairina; Nika Sterina Skripsiana
Homeostasis Vol 5, No 2 (2022)
Publisher : Homeostasis

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (226.598 KB)

Abstract

Abstract: Anemia is a medical condition in which the amount of red blood cells or hemoglobin is lesser than normal. The lack of knowledge about anemia in adolescent girls makes many students have poor eating patterns, resulting in poor anemia prevention behavior as well. The aim of this study was to explain the correlation between knowledge and attitudes about anemia with preventive behavior in adolescent girls at SMAIT Ukhuwah Banjarmasin. The research design was analytic observational with a cross sectional approach using the chi-square test. Sampling using purposive sampling technique with a total sample of 43 students who meet the inclusion and exclusion criteria. The results of the study showed 27 people (63%) had good knowledge and 16 people (37%) had bad knowledge. The majority of 20 female students (46%) have good knowledge and have positive preventive behavior. The correlation between knowledge and prevention behavior has a p value of 0.000 with a PR of 3.1339286. From these result, it can be deduced that there is a significant (p value <0.05) There are 28 respondents (65%) who have a positive attitude with good preventive behavior as many as 20 respondents (46%) and less behavior as many as 8 people (19%). The correlation between attitude and behavior to prevent anemia has p-value = 0.001 with PR = 2.8. between knowledge and attitudes with anemia prevention behavior at SMAIT Ukhuwah Banjarmasin. Keywords: anemia, knowledge, attitude, behavior of  prevention Abstrak: Anemia merupakan sebuah keadaan medis di mana kadar hemoglobin atau sel darah merah dalam tubuh berada di bawah normalnya. Minimnya pengetahuan tentang anemia remaja puteri membuat banyak siswi yang memiliki pola makan yang kurang baik sehingga terjadi sikap perilaku pencegahan anemia yang kurang baik. Penelitian ini ditujukan untuk menjelaskan korelasi antara sikap dan wawasan tentang anemia dengan tindakan antisipasi pada remaja puteri di SMAIT Ukhuwah Banjarmasin. Metode rancangan penelitian adalah observasional analitik melalui pendekatan cross sectional, lantas dianalisis menggunakan uji chi-square. Teknik purposive sampling digunakan untuk mendapatkan jumlah sampel sebanyak 43 orang siswi yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Hasil dari penelitian menunjukan 27 orang (63%) mempunyai pengetahuan baik dan 16 orang (37%) memiliki pengetahuan buruk. Mayoritas siswi 20 orang (46%) memiliki pengetahuan baik dan berprilaku pencegahan positif. Hubungan pengetahuan dan perilaku pencegahan memiliki p-value sebesar 0,000 dengan PR  sebesar 3,1339286. Simpulan yang didapat dari hasil tersebut adalah terdapat keterkaitan yang bermakna (p value <0,05) Terdapat 28 responden (65%) mempunyai sikap positif dengan perilaku pencegahan baik sebanyak 20 responden (46%) dan perilaku kurang sebanyak 8 orang (19%). Keterkaitan antara sikap dengan perilaku pencegahan anemia memiliki p-value = 0,001 dengan PR=2,8.  antara wawasan dan sikap dengan tindakan pencegahan anemia di SMAIT Ukhuwah Banjarmasin. Kata-kata kunci: anemia, pengetahuan, sikap, Perilaku Pencegahan
Karakteristik Pasien Meningioma di RSUD Ulin Banjarmasin Tahun 2018-2020 Faradila Hayuning Raharjanti; Agus Suhendar; Fakhrurrazy Fakhrurrazy; Ardik Lahdimawan; Istiana Istiana
Homeostasis Vol 5, No 2 (2022)
Publisher : Homeostasis

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (278.483 KB)

Abstract

Abstract: Meningioma are the most common primary tumors in the CNS. Although these tumors are benign, meningioma are a frequent cause of morbidity. This study aims to determine the characteristics of meningioma patients at General Ulin Hospital Banjarmasin in 2018-2020. This study used a retrospective descriptive method from the patient's medical record. The results of this study show that the number of meningioma patients in 2018 was 38 patients (40.4%), in 2019 was 42 patients (44.7%) and in 2020 was 14 patients (14.9%). The most common characteristics were 46-55 range of age (38.3%), female (84%), South Kalimantan (90.4%), Islam (96.8%), private employees (28.7%), BPJS patients (93.6%). All patients had no family history of the disease. Only one patient was recorded as having a history of hormonal treatment (1.1%). Most of the patients had no history of allergies (89.4%). Six patients were classified as class I meningioma (6.4%). The most common tumor location was supratentorial (89.3%). The most common tumor size occurred in the diameter range of 3-6 cm (33%). The most common clinical symptom that appeared was headache (57.4%). GCS scores pre and post operative the most, including mild-normal. The length of treatment for the most patients was more or equal to 10 days (54.3%). The most patient’s outcome was recovered (90.4%). Keywords: Meningioma, characteristics  Abstrak: Meningioma adalah tumor primer tersering di SSP. Meskipun tumor ini bersifat jinak, meningioma sering menjadi penyebab morbiditas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik pasien meningioma di RSUD Ulin Banjarmasin tahun 2018-2020. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif retrospektif dari rekam medis pasien. Hasil penelitian ini menunjukkan jumlah pasien meningioma terbanyak terjadi tahun 2019 sebanyak 42 pasien (44,7%). Karakteristik terbanyak terjadi pada rentang usia 46-55 tahun (38,3%), jenis kelamin perempuan (84%), alamat asal Kalimantan Selatan (90,4%), agama Islam (96,8%), pekerjaan pegawai swasta (28,7%) dan jaminan kesehatan berupa BPJS (93,6%). Semua pasien tidak memiliki riwayat keluarga. Sebagian besar pasien tidak memiliki riwayat alergi (89,4%). Lokasi tumor terbanyak di supratentorial (89,3%). Ukuran tumor terbanyak adalah diameter 3-6 cm (33%). Gejala klinis terbanyak adalah nyeri kepala (57,4%). Skor GCS datang dan pulang terbanyak termasuk ringan-normal. Lama perawatan pasien terbanyak adalah ≥10 hari (54,3%). Luaran terbanyak adalah sembuh (90,4%). Kesimpulan penelitian ini adalah karakteristik terbanyak pasien meningioma terjadi pada rentang usia 46-55 tahun, jenis kelamin perempuan, alamat asal Kalimantan Selatan, agama Islam, pekerjaan pegawai swasta, pasien BPJS, tidak ada riwayat penyakit keluarga, lokasi tumor supratentorial, diameter 3-6 cm, gejala nyeri kepala, skor GCS ringan-normal, lama perawatan ≥10 hari, dan luaran terbanyak sembuh. Kata-kata kunci: karakteristik, meningioma
Karakteristik Pasien Glioma di RSUD Ulin Banjarmasin Tahun 2018-2020 Muhammad Rozan Al Ishmat; Agus Suhendar; Fakhrurrazy Fakhrurrazy; Ardik Lahdimawan; Istiana Istiana
Homeostasis Vol 5, No 1 (2022)
Publisher : Homeostasis

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (327.114 KB)

Abstract

Abstract: Glioma is a common primary brain tumor. Characteristics data’s of glioma patients are rarely reported. This study aims to determine the characteristics of glioma patients at Ulin Hospital Banjarmasin in 2018-2020. The method of this research is retrospective descriptive from the patient's medical record. During 3 years there were a total of 77 patients. Most characteristics occurred in the age group > 55 years (20%), male gender (53.3%), address from South Kalimantan (83%), Islamic religion (96.6%), private workers (28.3 %), and BPJS patients (81.7%). All patients had no family history and most had no history of allergies (80%). The most common tumor classification was Grade II (31.6%) and astrocytoma was the histological majority (70%). The most common tumor location was Cerebrum (66.8%) and tumor size was 3-6 cm (33%). the most common clinical symptom was headache (36.6%). The biggest in and out GCS score is GCS 13-15. The length of treatment was 15 days (70%) and the outcome improved (65%). There was a recurrence incidence of 10%. In conclusion, the main characteristics of glioma patients who occurred in the age group > 55 years, male dominant, had no family history and allergies, the main tumor classification WHO Grade II and histological Astrocytoma, located in the cerebrum, 3-6 cm, headache. and decreased level of consciousness were common symptoms, duration of treatment 15 days, improved after treatment, and had a low incidence of recurrence. Keywords: characteristics, gliomas, recurrence, tumor location Abstrak: Glioma merupakan tumor otak primer yang umum ditemukan. Data karakteristik pasien glioma jarang dilaporkan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik pasien glioma di RSUD Ulin Banjarmasin tahun 2018-2020. Metode penelitian ini adalah deskriptif retrospektif dari rekam medis pasien. Selama 3 tahun terdapat total 77 pasien. Karakteristik terbanyak terjadi pada kelompok usia >55 tahun (20%), jenis kelamin laki-laki (53,3%), alamat asal Kalimantan Selatan (83%), agama islam (96,6%), pekerja swasta (28,3%), dan pasien BPJS (81,7%). Semua pasien tidak memiliki riwayat keluarga dan mayoritas tidak memiliki riwayat alergi (80%). Klasifikasi tumor terbanyak adalah Grade II (31,6%) dan Astrocytoma merupakan mayoritas histologis (70%). Lokasi tumor terbanyak adalah Cerebrum (66,8%) dan ukuran tumor 3-6 cm (33%). Gejala klinis terbanyak adalah nyeri kepala (36,6%). Skor GCS masuk dan keluar terbanyak adalah GCS 13-15. Mayoritas Lama perawatan adalah ≤15 hari (70%) dan luaran membaik (65%). Ditemukan kejadian rekurensi sebesar 10%. Kesimpulannya, mayoritas karakteristik dari pasien glioma terjadi pada kelompok usia >55 tahun, laki-laki dominan, tidak memiliki riwayat keluarga dan alergi, klasifikasi tumor mayoritas WHO Grade II dan histologis Astrocytoma, berlokasi di Cerebrum, berdiameter 3-6 cm, nyeri kepala dan penurunan kesadaran merupakan gejala yang sering muncul, lama perawatan ≤15 hari, membaik setelah pengobatan, dan memiliki kejadian rekurensi rendah. Kata-Kata Kunci: glioma, karakteristik pasien, lokasi tumor, rekurensi