Claim Missing Document
Check
Articles

Pendidikan Islam dan Kelas Menengah Muslim Yogyakarta: Studi di SDIT Insan Utama Yogyakarta Nur Azizah; Imam Machali
Intizar Vol 24 No 1 (2018): Intizar
Publisher : Pusat Penelitian dan Penerbitan Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Islam Negeri Raden Fatah Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19109/intizar.v24i1.2186

Abstract

Masyarakat kelas menengah Muslim di Indonesia jumlahnya semakin meningkat seiring dengan pertumbuhan sekolah Islam terpadu. Mengetahui persepsi masyarakat tersebut terhadap sekolah Islam terpadu akan memberikan dampak yang positif terhadap perkembangan lembaga pendidikan Islam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa masyarakat kelas menengah Muslim Yogyakarta di SDIT Insan Utama menganggap bahwa lembaga pendidikan Islam sangat penting dan sangat berperan dalam membentuk kepribadian anak yang Islami serta menambah pengetahuan mengenai ajaran-ajaran Islam. Sebanyak 77% masyarakat kelas menengah Muslim yang ada di SDIT Insan Utama adalah supportive parent, yaitu orang tua yang ideal yang memiliki high democratic dan high involvement terhadap anak. Berdasarkan kategori perilaku konsumen, sebanyak 55% kelas menengah Muslim di SDIT Insan Utama adalah universalist dan 45% conformist. Universalist adalah mereka yang memiliki nilai spiritual dan emosional yang tinggi terhadap suatu produk. Sedangkan conformist adalah mereka yang memiliki nilai spiritual yang tinggi tetapi tidak memperhatikan emotional/functional value dari suatu produk. Adapun faktor yang mempengaruhi persepsi mereka adalah faktor pengetahuan orang tua, latar belakang pendidikan, pengalaman, kemampuan, lokasi sekolah, lingkungan masyarakat, materi pelajaran dan budaya di lembaga pendidikan Islam.
ISLAM MEMANDANG HAK ASASI PENDIDIKAN Imam Machali
Jurnal Pendidikan Islam Vol 27, No 1 (2012): MEDIA PENDIDIKAN JURNAL PENDIDIKAN ISLAM
Publisher : The Faculty of Tarbiyah and Teacher Training associated with PSPII

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15575/jpi.v27i1.492

Abstract

Fulfilling the education right in Indonesia as stated in the constitution faces a lot of problems. The problems include lagislation and policy, budgeting of education , fair distribution and easy access to education covering gender equality in getting and accessing education in area of conflict, boundaries, and remoted area. Problem of legislation related to law and national education policy and noble ideal of independence and the Constitution 1945, Instrument and National and International Standard of Human Right which are not in line yet, results in the condition that the education development is not based on the human right. The education budgeting relates to government commitment to allocate the amount based on the law, fair distribution and wide access to education covering the unit capacity and providing equal opportunities to all learners from different social, economic background, place of living, intelectual capacity, physical condition and gender. Those problems lead to unfulfilled education right as stated independece goals.
THE EDUCATIONAL IDEOLOGY OF INDONESIAN AND MALAYSIAN PESANTRENS: A STUDY OF AL MUNAWIR AND PASIR TUMBOH Ahmad Rodli; Imam Machali; Zainal Arifin
Jurnal Pendidikan Islam Vol 2, No 1 (2015): JURNAL PENDIDIKAN ISLAM
Publisher : The Faculty of Tarbiyah and Teacher Training associated with PSPII

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15575/jpi.v2i1.703

Abstract

The research mainly focuses on the comparative analysis towards the ideology and epistemology applied in Al Munawir Krapyak, Yogyakarta, Indonesia and Pasir Tumboh, Kelantan, Malaysia; both are pesantrens or traditional education institution-also called islamic boarding school. The study denotes that the curriculum utilized in al munawir pesantren is integrated Islam and science. While Pasir Tumboh employs the classical curriculum called kitab Jawi (Melayu). The epistemological base of curriculum of Al Munawir is Burhani-Irfani (demonstrative-gnostic) which in turn leads to transcendental contextual mindsets. It is rational religious ideology that modifies the methodology of Ahlussunnah Waljamaah emphasizing moderate and open-minded islamic teaching. On the other hand, the epistemological base of curriculum of Pasir Tumboh is Bayani-Irfani (explanative-gnostic) producing religious conservative ideology which is textual-trancendental, pseudo-exclusive and normative in observing the methods of ahlussunnah waljamaah.
PERILAKU KEAGAMAAN KAUM WARIA YOGYAKARTA; Kasus di Pondok Pesantren Waria “Senin-Kemis” Yogyakarta Imam Machali
AN NUR: Jurnal Studi Islam Vol. 3 No. 2 (2011): An-Nur: Jurnal Studi Islam
Publisher : Istitut Ilmu Al-Qur'an (IIQ) An-Nur Yogyakarta Komplek PP An Nur Ngrukem PO BOX 135 Bantul 55702 Yogyakarta Tlp/Fax (0274) 6469012. http://jurnalannur.ac.id/

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (131.798 KB)

Abstract

Religious behavior of Transgender in Yogyakarta, especially in Islamic boarding schools ofTransgender “Monday-Thursday” has five dimensions: Religious Beliefs (Ideological) ReligiousPractices (ritualistic), Religious Experience (consequential), religious comprehension(experiential), and Religious knowledge (Intellectual). Religious behavior of transgender isinfluenced by two factors: internal and external factors. The internal factor is the factor ofpsychology, physiology, knowledge, and experience. Psychological and physiological factorsare the cause of the transsexual character of an individual. External factors are a family,couples, social, economics, and politics. The factors shape and influence of “typical” religiouspractice of transgender in the Islamic boarding school “Monday-Thursday” Yogyakarta.
MENUMBUHKEMBANGKAN SIKAP TOLERANSI BEDA AGAMA TERHADAP PESERTA DIDIK DI SEKOLAH Imam Machali; Itsna Fitria Rahmah
AN NUR: Jurnal Studi Islam Vol. 4 No. 2 (2012): An-Nur: Jurnal Studi ISlam
Publisher : Istitut Ilmu Al-Qur'an (IIQ) An-Nur Yogyakarta Komplek PP An Nur Ngrukem PO BOX 135 Bantul 55702 Yogyakarta Tlp/Fax (0274) 6469012. http://jurnalannur.ac.id/

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (207.633 KB)

Abstract

The position of religious education according to the National Education Law, serves to prepare students to be member people who understand and practice the values of their religion and / or a theologian. Indonesia is a country that democratic, but many social conflicts associated with religion. School under the general non religious and religious foundations have an opportunity large to make the experimentation of religious education, one of which could be a response to a multicultural society. SMA BOPKRI 1 Yogyakarta is not using the separation of students at religious instruction, because the school is under the auspices of the Christian foundation doesn’t provide Protestant religious instruction, the other hand religoius education is the answer of this problem.
walimah tasmiyah M. Ikhsanudin; A. Sihabul Millah; Imam Machali
AN NUR: Jurnal Studi Islam Vol. 5 No. 2 (2013): An-Nur: Jurnal Studi ISlam
Publisher : Istitut Ilmu Al-Qur'an (IIQ) An-Nur Yogyakarta Komplek PP An Nur Ngrukem PO BOX 135 Bantul 55702 Yogyakarta Tlp/Fax (0274) 6469012. http://jurnalannur.ac.id/

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (938.132 KB)

Abstract

Penelitian ini mengkaji tentang pengembangan kurikulum perguruan tinggi pesantren studi pada Al-Ma’had Al-Aly Pondok Pesantren Situbondo, al-Munawwir Krapyak dan Wahid Hasyim Sleman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kerangka dasar dan strukur kurikulum di tiga Perguruan Tinggi Pesantren Al-Ma’had Al-Aly memiliki ciri khas sendiri-sendiri dengan standar kompetensi sesuai dengan visi-misi di setiap pesantren. Ma’had Aly Salafiyyah Syafi’iyyah Sukorejo dan Ma’had Aly al-Munawwir lebih menekankan pada program studi fiqh dan ushul fiqh (Qism al-Fiqh wa Ushulihi), sementara Ma’had Aly Wahid Hasyim pada bidang al-fiqh dan tafsir (Qism al-Fiqh Wa Tafsir). Ada perbedaan model kuliah diantara Ma’had Aly tersebut adalah Ma’had Aly Salafiyyah Syafi’iyyah Situbondo lebih menekankan dan melatih santri untuk mendalami metodologi dan maslahah, semantara Ma’had Aly PP al-Munawwir dan PP Wahid Hasyim lebih menitikberatkan kajian kitab kuning yang dipilih sebagai materi perkuliahan.
Pendidikan Agama Islam Pada Santri Lanjut Usia Di Pondok Pesantren Sepuh Masjid Agung Payaman Magelang Imam Machali; Nur Sufi Hidayah
AN NUR: Jurnal Studi Islam Vol. 6 No. 1 (2014): An-Nur: Jurnal Studi ISlam
Publisher : Istitut Ilmu Al-Qur'an (IIQ) An-Nur Yogyakarta Komplek PP An Nur Ngrukem PO BOX 135 Bantul 55702 Yogyakarta Tlp/Fax (0274) 6469012. http://jurnalannur.ac.id/

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (913.09 KB)

Abstract

Penelitian ini membahas tentang Pendidikan Agama Islam pada Santri Lanjut Usia di Pondok Pesantren Sepuh Masjid Agung Magelang. Hasil penelitian menunjukan bahwa, motivasi para santri Lansia masuk ke pondok pesantren ini karena ingin belajar agama Islam dan ingin menghabiskan masa usia lanjutnya untuk terus beribadah hingga meninggal dalam keadaan khusnul khotimah. Pelaksanaan Pendidikan Agama Islam meliputi komponen yang berkaitan dengan: tujuan, metode, materi, pendidik, peserta didik dan kegiatan belajar mengajar. Pembinaan Pendidikan Agama Islam meliputi pembinaan al-Qur’an, tafsir al-Ibriz, pengajian, al-Berzanji, dan shalat. Faktor pendukung dan penghambat berasal dari luar dan dalam. Faktor penghambat dari dalam yakni: latar belakang santri, kondisi fisik dan kognitif santri lanjut usia, prilaku sosial, niat dan minat santri. Faktor penghambat dari luar adalah kurang terkontrol keluar masuknya santri dari pondok pesatren. Sedangkan pendukung dari dalam yakni: adanya motivasi dalam diri untuk bekal menghadapi kehidupan akhirat. Faktor pendukung dari luar yakni: adanya kesabaran dan keuletan para guru, sanak keluarga, teman dan adanya fasilitas yang memadai guna pelaksanaan kegiatan keagamaan.
Manajemen Pengembangan Sumber Daya Pendidik di Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPQ) Al-Hidayah Purwogondo Kalinyamatan Jepara Imam Machali; Fia Ainul Munawaroh
AN NUR: Jurnal Studi Islam Vol. 6 No. 2 (2014): An-Nur: Jurnal Studi ISlam
Publisher : Istitut Ilmu Al-Qur'an (IIQ) An-Nur Yogyakarta Komplek PP An Nur Ngrukem PO BOX 135 Bantul 55702 Yogyakarta Tlp/Fax (0274) 6469012. http://jurnalannur.ac.id/

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (466.282 KB)

Abstract

Artikel ini mengkaji tentang Manajemen Pengembangan Sumber Daya Pendidik di Taman Pendidikan Alquran (TPQ) Al-Hidayah Purwogondo Kalinyamatan Jepara. Artikel ini bertujuan untuk menganalisis serta mendeskripsikan pelaksanaan manajemen pengembangan sumber daya pendidik di TPQ Al-Hidayah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan manajemen pengembangan sumber daya pendidik di TPQ Al-Hidayah dilaksanakan dengan empat tahapan yaitu menentukan program, proses yang dibutuhkan lembaga, menyusun program, proses perencanaan pengembangan yang disesuaikan dengan visi, misi, dan tujuan TPQ, melaksanakan program, dan proses yang telah direncanakan, serta mengevaluasi pelaksanaan program yang telah dilaksanakan. Adapun faktor yang mendukung dalam pelaksanaannya adalah kuantitas sumber daya pendidik yang tidak terlalu banyak, motivasi yang tinggi baik dari kepala TPQ maupun dari as?ti? serta berbagai dukungan dari masyarakat, Pemkab Jepara, dan dari lembaga Qiroati pusat. Sedangkan faktor yang menghambat adalah keterbatasan waktu yang dimiliki oleh as?ti? serta keterbatasan dana yang ada.
Peace Education sebagai Resolusi Konflik Studi Kasus di Forum Persaudaraan Umat Beriman (FPUB) DIY Imam Machali; Zainal Arifin; Ahmad Rodli
AN NUR: Jurnal Studi Islam Vol. 7 No. 2 (2015): An-Nur: Jurnal Studi ISlam
Publisher : Istitut Ilmu Al-Qur'an (IIQ) An-Nur Yogyakarta Komplek PP An Nur Ngrukem PO BOX 135 Bantul 55702 Yogyakarta Tlp/Fax (0274) 6469012. http://jurnalannur.ac.id/

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (160.784 KB)

Abstract

This article describes a peace education, as conflict resolution and other forms of conflict resolution based on religiousconducted by FPUB in Yogyakarta. The results showed that the activity FPUB in conflict resolution is carried out through four forms, namely; First, discussions and inter-religious dialogue is a cultural movement that is trying to explore, understand, and mutual understanding of the real problems faced by the community. Secondly, social solidarity that concern the political situation, social, economic, and cultural. Thirdly, peaceful action and prayer together. Fourth, peace education is the process of accepting and respecting differences as a form of de-radicalization and conflict resolution in order to build inter-religious relations are open, egalitarian and peaceful. Forms of peace education are peace and non-violence, human rights, democracy, tolerance, international and intercultural understanding, and cultural and linguistic diversity
Yogyakarta Urban Middle-Class Sufism: Economic, Political and Cultural Networks Yusdani Yusdani; Hujair AH Sanaky; Edi Safitri; Imam Machali; Muhammad Iqbal Juliansyahzen
Ulumuna Vol 23 No 2 (2019): December
Publisher : Universitas Islam Negeri Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20414/ujis.v23i2.342

Abstract

The phenomenon of strengthening religious activity in the urban middle-class society in Yogyakarta Special Region in the last decade has been remarkable. The shift from the traditional Sufism to the model of piety associated with this middle-class Sufism further reinforce the middle class's religiosity. This study focused on the problem of the middle-class Muslim community when involving in Sufi practices. Through an in-depth interview with Sufi members and observation on their Sufi practice, this study shows that the urban middle-class Sufism pattern in Yogyakarta places emphasis on aesthetic-symbolic values. On the one hand, the tendency of religious patterns of Muslim communities is a form of negotiation between the values of spirituality in Islam and the forms and practices of global culture. On the other hand, the Sufi practice constitutes negotiation of the models of piety with economic-business motives. This Sufism is not institutionalized in conventional Sufism, commonly known as sufi order (tarekat) such as qadariyya, naqshabandiyya, and shattariyya, among the most popular Sufi order. Middle-class Sufism frames their distinctiveness in the form of economic, political, and cultural networks.