Penilaian sikap spiritual merupakan aspek krusial dalam Pendidikan Agama Islam (PAI) yang penilaiannya idealnya dilakukan melalui asesmen autentik untuk merefleksikan perilaku siswa secara nyata. Namun, guru PAI sering menghadapi berbagai kendala dalam penerapannya. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor penyebab kesulitan guru PAI dalam menerapkan asesmen autentik untuk penilaian sikap spiritual di sekolah. Metode penelitian yang digunakan adalah pendekatan kualitatif dengan melibatkan 15 guru PAI sebagai partisipan yang dipilih melalui teknik purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara mendalam dan analisis dokumen terkait perencanaan serta pelaksanaan asesmen. Data yang terkumpul dianalisis secara tematik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor-faktor utama penyebab kesulitan guru PAI meliputi: (1) keterbatasan alokasi waktu pembelajaran PAI dan banyaknya jumlah siswa per kelas; (2) kendala terkait validitas dan reliabilitas instrumen penilaian diri siswa, termasuk kejujuran dan konsistensi siswa; (3) keterbatasan pengetahuan agama dan keragaman kemampuan siswa; (4) beban kerja guru yang tinggi dan persepsi bahwa penilaian spiritual hanya menjadi tanggung jawab guru PAI; serta (5) kurangnya komunikasi dan kerjasama efektif dengan orang tua siswa. Temuan ini mengimplikasikan perlunya solusi sistemik dan dukungan berkelanjutan bagi guru PAI untuk mengoptimalkan implementasi asesmen autentik sikap spiritual.