Claim Missing Document
Check
Articles

HUBUNGAN ANTARA ASUPAN SERAT DENGAN KADAR GLUKOSA DARAH PADA PENDERITA DIABETES MELLITUS TIPE II DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TLOGOWUNGU KABUPATEN PATI Maryanto, Sugeng; Purnasari, Mitha
JURNAL GIZI DAN KESEHATAN Vol 3 No 5 (2011): JURNAL GIZI DAN KESEHATAN
Publisher : UNIVERSITAS NGUDI WALUYO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Diabetes mellitus is one of degenerative disease that will increase the incidence in the future. Changes in food consumption pattern of low fiber, high energy and simple carbohidrates will affect the prevalence of type II diabetes mellitus. Consumption of high fiber on diabetic patients may help to control blood glucose levels. The purpose of this study to find out the correlation between fiber intake with blood glucose levels on type II diabetic patients at Tlogowungu health centers Pati regency. This study used a descriptive correlative design with the cross sectional research. Total samples of study were 35 people, collected by using total population. Fiber intake data was obtained by using 24 hours food recall form and fasting plasma glucose levels were measured by enzymatic method (glucose oxidase). Analysis of data used Kendall’s Tau correlation test. Statistical test results show a significant correlation between fiber intake with blood glucose levels on type II diabetic patients at Tlogowungu health centers Pati regency, shown with significant values p=0,000 < 0,005. Based on the results of the study, patients with diabetic are advised to always consume foods that contain high fiber. Abtsrak : Diabetes mellitus merupakan salah satu penyakit degeneratif yang akan meningkat insidennya di masa mendatang. Perubahan pola konsumsi makanan yang rendah serat, tinggi energi dan karbohidrat sederhana akan mempengaruhi prevalensi DM tipe II. Konsumsi tinggi serat pada penderita diabetes dapat membantu mengendalikan kadar glukosa darah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara asupan serat dengan kadar glukosa darah pada penderita diabetes mellitus tipe II di wilayah kerja Puskesmas Tlogowungu Kabupaten Pati. Desain penelitian ini adalah deskriptif kolerasi dengan pendekatan cross sectional. Jumlah sampel 35 orang, yang diambil dengan teknik total populasi. Data asupan serat diperoleh dengan metode formulir food recall 24 jam dan kadar glukosa darah puasa diukur dengan metode enzimatik (glukosa oksidase). Analisis data yang digunakan adalah uji kolerasi Kendall’s Tau. Hasil uji statistik menunjukkan ada hubungan yang bermakna antara asupan serat dengan kadar glukosa darah pada penderita diabetes mellitus tipe II di wilayah kerja Puskesmas Tlogowungu Kabupaten Pati, yang ditunjukkan dengan nilai kemaknaan p=.0,000 < 0,05. Berdasarkan hasil penelitian bagi pasien diabetes mellitus disarankan untuk selalu mengkonsumsi makanan yang mengandung tinggi serat
HUBUNGAN KEBIASAAN MAKAN TELUR AYAM DENGAN STATUS GIZI BALITA DI DUSUN LEYANGAN KRAJAN DESA LEYANGAN KECAMATAN UNGARAN TIMUR Maryanto, Sugeng; Krido Utami, H. Haryanti
JURNAL GIZI DAN KESEHATAN Vol 3 No 6 (2011): JURNAL GIZI DAN KESEHATAN
Publisher : UNIVERSITAS NGUDI WALUYO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Egg is one of the most perfect foods that contains complete nutrient for human growth, especially for toddler. The objective of this study is to know the correlation between the habit of egg consumption, energy sufficiency and protein sufficiency with nutritional status of toddlers in Leyangan Krajan, Leyangan village, East Ungaran district. This study used descriptive-correlation research with cross sectional approach. The population of the study was all of toddlers in Leyangan Krajan as many as 134 toddlers. The sampling technique used cluster sampling, 34 toddlers were taken as the sample. The data was taken by using recall method for 3x24 hours to know energy and protein sufficiency and frequency of egg consumption in a week. The data was analyzed by Kendall tau (Ï„) test. The results show there is a positive significant correlation between egg consumption habit (p= 0,0001, Ï„ = 0,592), energy sufficiency (p= 0,004, Ï„ = 0,471), protein sufficiency (p= 0,001, Ï„ = 0,569) with nutritional status of toddlers. Results of this study show there is a positive correlation between the habit of egg consumption, energy and protein sufficiency with nutritional status of toddlers. It is suggested to increase egg consumption in order to develop nutritional status and to consume various foods in order to fulfill adequate energy and protein. Abtrak : Telur ayam merupakan salah satu bahan makanan yang sempurna karena banyak mengandung zat gizi lengkap bagi pertumbuhan mahkluk hidup terutama balita. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan kebiasaan makan telur ayam, kecukupan energi dan protein dengan status gizi balita di Dusun Leyangan Krajan Desa Leyangan Kecamatan Ungaran Timur. Jenis penelitian ini adalah deskriptif korelasi dengan pendekatan cross sectional. Populasi pada penelitian ini adalah 134 balita. Sampel yang di ambil sebanyak 34 balita dengan teknik pengambilan cluster sampling. Pengumpulan data menggunakan teknik wawancara dengan menggunakan metode recall 3x24 jam untuk mengetahui kecukupan energi dan protein, dan frekuensi kebiasaan makan telur ayam dalam seminggu. Teknik analisa data yang digunakan adalah uji Kendall Tau (Ï„). Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada korelasi positif yang bermakna antara kebiasaan makan telur ayam (p = 0,0001, Ï„ = 0,592), antara kecukupan energi (p = 0,004, Ï„ = 0,471), antara kecukupan protein (p = 0,001, Ï„ = 0,569) dengan status gizi balita. Dari hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan, ada hubungan kebiasaan makan telur ayam, kecukupan energi dan protein dengan status gizi balita. Berdasarkan hasil penelitian saran yang di anjurkan adalah meningkatkan konsumsi telur untuk meningkatkan status gizi menjadi baik dan lebih dianjurkan makan aneka ragam makanan sehingga kecukupan energi dan protein dapat terpenuhi.
HUBUNGAN ASUPAN IODIUM DAN GOITROGENIK DENGAN GONDOK PADA ANAK SD JRAHI KECAMATAN GUNUNGWUNGKAL KABUPATEN PATI Nurdianti; Maryanto, Sugeng
JURNAL GIZI DAN KESEHATAN Vol 4 No 8 (2012): JURNAL GIZI DAN KESEHATAN
Publisher : UNIVERSITAS NGUDI WALUYO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Iodine deficiency disorder (IDD) is still a problem in Indonesia. Goiter is one of its manifestations. The main cause is not sufficient iodine in food intake, can also be caused by the influence of goitrogen. Gunungwungkal Sub-district is an endemic region with goiter prevalence of 32.33% on the schoolchildren. The purpose of this study was to find the correlation between iodine and goitrogen intakes on schoolchildren This was a discriptive and correlational study with cross sectional approach. The population in this study was 227 schoolchildren at Jrahi 01 and 02 Elementary School. The sampling technique used purposive sampling with the samples as many as 66 schoolchildren. This study instrument used the form of food frequency questionnaire (FFQ) to assess iodine and goitrogen intakes incidences and palpation examination. The data analysis used Kendall Tau test with α = 0.05. The results of this study indicated correlation between iodine intake and goiter on the schoolchildren (p = 0.001). There was a correlation between goitrogen intake and goiter on school children (p = 0.042). It is concluded that there was correlation between iodine and goitrogen intakes with goiter on the schoolchildren. It is recommended to increase iodine intake (either from iodized food sources or iodized salt) to prevent goiter. Keep goitrogen souce foods, but with attention to appropriate processing methods. Abstrak : Gangguan Akibat Kekurangan Iodium (GAKI) masih menjadi masalah di Indonesia. Gondok merupakan salah satu manifestasinya. Penyebab utamanya adalah tidak kecukupan iodium dalam makanan, dapat juga disebabkan oleh pengaruh goitrogenik. Kecamatan Gunungwungkal merupakan salah satu kecamatan endemis dengan prevalensi gondok anak sekolah 32,33%. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan asupan iodium dan goitrogenik dengan gondok pada anak SD. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dan korelasional dengan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah 227 siswa SD Jrahi 01 dan 02. Teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling dengan jumlah sampel 66. Instrumen yang digunakan adalah : formulir food frequency questionnaire (FFQ) untuk mengetahui asupan iodium dan goitrogenik dan pemerikasaan palpasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah uji Kendall Tau dengan α= 0,05 Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan asupan iodium dengan gondok pada anak SD (p= 0,001). Ada hubungan asupan goitrogenik dengan gondok pada anak SD (p= 0,042). Kesimpulan ada hubungan antara konsumsi asupan iodium dan goitrogenik dengan gondok pada anak SD. Disarankan, perlu adanya arahan pada anak SD bahwa mengkonsumsi makanan sumber iodium dan garam beriodium penting untuk mencegah terjadinya gondok. Tetap mengkonsumsi makanan sumber goitrogenik namun dengan memperhatikan cara pengolahan yang tepat.
HUBUNGAN KEBIASAAN KONSUMSI MEGONO DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI PADA WANITA USIA 40-55 TAHUN DI DESA BANDAR KECAMATAN BANDAR KABUPATEN BATANG Pratiwi, Aninda Putri; Maryanto, Sugeng
JURNAL GIZI DAN KESEHATAN Vol 4 No 7 (2012): JURNAL GIZI DAN KESEHATAN
Publisher : UNIVERSITAS NGUDI WALUYO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

High blood pressure (hypertension) is a main risk factor of cardiovasculer diseases, diseases kidney failure and stroke. Un balanced meal consumption will affect a person's nutritional status. The nutrient content of megono is high in sodium which can cause hypertension. The purpose of this study was to determine the relation of megono consumption habit and hypertension incidences on 40-55 years old women in Bandar Village, Bandar District, Batang Regency. This design of research was correlational study with cross sectional approach. The population in this study was all women aged 40-55 years old Bandar Village, Bandar District, Batang Regency in 2012 as many as 294 people. Sampling technique used a proportional random sampling and obtained the samples of 84 people. The instrument used a sphygmomanometer to measure blood pressure and food frequency questionnaire (FFQ) to determine the semi quantitative to know megono compsumption in a week. Data analysis technique used Chi Square. The results showed that consumption of megono in very often category was 46,4% (n=39 people) while in often category was 16,7% (n=14 people), rare category was 9,5% (n=8 people) and the category of very rare was 27,4% (n= 23 people). The women who suffered from hypertension and non hypertension were 59,5% (n=50 people) and 40,5% (n=34). The results of these study showed that there was a relation between megono consumption habit with hypertension on women. (p = 0,001). The conclusion was that there was a relation between megono consumption habit with incident hypertension incidences on women aged 40-55 years old. It is recommended for people to be able to limit the consumption of megono in a day. The researcher suggests to conduct more research on megono consumption and other intake. Abtrak : Tekanan darah tinggi (hipertensi) merupakan faktor risiko utama terjadinya penyakit jantung dan pembuluh darah, gagal ginjal dan stroke. Konsumsi makan jika tidak seimbang akan berpengaruh terhadap status gizi seseorang. Kandungan gizi megono merupakan makanan yang tinggi natrium sehingga dapat menyebabkan hipertensi. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan kebiasaan konsumsi megono dengan hipertensi. Jenis penelitian ini adalah studi korelasi dengan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh wanita usia 40-55 tahun di Desa Bandar Kecamatan Bandar Kabupaten Batang tahun 2012 sebanyak 294 orang. Teknik pengambilan sampel menggunakan proporsional random sampling dan didapatkan sampel sebanyak 84 orang. Instrumen yang digunakan adalah Sphygmomanometer untuk mengukur tekanan darahdan formulir food frequency questionnaire (FFQ) semi quantitatife untuk mengetahui konsumsi megono dalam seminggu. Teknik analisis data yang digunakan adalah Chi Square. Hasil penelitian menunjukan bahwa konsumsi megono kategori sangat sering sebesar 46,4% (n=39 orang), kategori sering sebesar 16,7% (n=14 orang), kategori jarang sebesar 9,5% (n=8 orang) dan kategori sangat jarang sebesar 27,4% (n=23 orang). Wanita yang menderita hipertensi dan non hipertensi sebesar 59,5% (n=50 orang) dan 40,5% (n=34 orang). Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan antara kebiasaan konsumsi megono dengan kejadian hipertensi pada wanita (p = 0,001). Kesimpulan ada hubungan antara kebiasaan konsumsi megono dengan kejadian hipertensi pada wanita usia 40-55 tahun. Disarankan kepada masyarakat untuk dapat membatasi konsumsi megono dengan lauk ikan asin dalam sehari. Peneliti menyarankan untuk mengadakan penelitian lagi tentang konsumsi megono dan asupan lain.
FAKTOR DETERMINAN YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN STUNTING PADA SISWA KELAS 1 USIA 6-7 TAHUN DI SDN 1 TANJUNGSARI KECAMATAN ROWOSARI KABUPATEN KENDAL Hasanah, Nur; Maryanto, Sugeng
JURNAL GIZI DAN KESEHATAN Vol 5 No 10 (2013): JURNAL GIZI DAN KESEHATAN
Publisher : UNIVERSITAS NGUDI WALUYO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

In Indonesia, the prevalence of stunting among school children is still high as a result of inadequate nutritional intake. Stunting is a public health concern due to the increased risk of morbidity, mortality, delayed motor development, and delayed linear growth or height. The purpose of this study was to determine the relation between energy intake, age birth, birth weight, and infectious diseases with stunting incidences on first grode students of aged 6-7 years old at Tanjungsari 1 elementary school. The design of this study was analytic with cross sectional correlation. The population in this study was grade one students at Tanjungsari 1 elementary school. the Samples were to 33 students aged 6-7 years old with a total sampling technique sampling. Data Collecting used interview techniques by using a 24-hour food recall method to determine energy intake and using interviews with questionnaires to determine the age of birth, birth weight, and infectious diseases. The data analysis technique used Kendall Tau test. The results showed that energy intake had a positive correlation test (p = 0.006), there was a correlation with the incidences of stunting. Age birth had a positive correlation test (p = 0.005), there was a correlation with the incidences of stunting. Birth weight had a weak correlation test (p = 0.111), there was no association with the incidences of stunting. Infectious diseases had a positive correlation test (p = 0.001), there was a correlation with the incidences of stunting. It was concluded that there was a relation between energy intake, age birth, and the infectious diseases with stunting incidences. There was no relation between the birth weight with stunting incidences Abtrak : Di Indonesia, prevalensi stunting pada anak sekolah masih cukup tinggi sebagai akibat asupan gizi yang tidak adekuat. Stunting merupakan masalah kesehatan masyarakat karena berhubungan dengan meningkatnya risiko terjadinya kesakitan, kematian, perkembangan motorik terhambat, dan terhambatnya pertumbuhan linier atau tinggi badan. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui hubungan antara asupan energi, umur kelahiran, berat badan lahir, dan penyakit infeksi dengan kejadian stunting pada siswa kelas 1 usia 6-7 tahun di SDN 1 Tanjungsari. Rancangan penelitian ini adalah analitik korelasi dengan pendekatan cross sectional. Populasi pada penelitian ini adalah siswa kelas 1 di SDN 1 Tanjungsari. Sampel yang di ambil sebanyak 33 siswa usia 6-7 tahun dengan teknik pengambilan total sampling. Pengumpulan data menggunakan teknik wawancara dengan menggunakan metode food recall 24 jam untuk mengetahui asupan energi dan menggunakan teknik wawancara dengan kuesioner untuk mengetahui umur kelahiran, berat badan lahir, dan penyakit infeksi. Teknik analisis data yang digunakan adalah uji Kendall Tau. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan antara asupan energi, umur kelahiran, dan penyakit infeksi dengan kejadian stunting. Tidak ada hubungan antara berat badan lahir dengan kejadian stunting. Disimpulkan bahwa ada hubungan antara asupan energi, umur kelahiran, dan penyakit infeksi dengan kejadian stunting. Tidak ada hubungan antara berat badan lahir dengan kejadian stunting.
HUBUNGAN KEBIASAAN MENGKONSUMSI JUNK FOOD DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI PADA REMAJA DI SMA NEGERI 01 KUDUS Silviana S, Andhike; Maryanto, Sugeng
JURNAL GIZI DAN KESEHATAN Vol 5 No 9 (2013): JURNAL GIZI DAN KESEHATAN
Publisher : UNIVERSITAS NGUDI WALUYO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The prevalence of hypertension on adolescences is increasing, one contributing factor is the eating habit in adolescences. They prefer to eat food and snacks as junk food. This study aimed to determine the relationship between junk food consumption habits and the incidences of hypertension on adolescences. The study design was cross-sectional study with the samples of 95 people taken by using cluster sampling method. The determination of hypertension on adolescences used the standard of NHANES. The measurement of blood pressure used a sphygmomanometer, height used microtoise, and eating habit used semi-quantitative FFQ. The data analysis used SPSS. Bivariate correlation analysis used chi-square test (α = 0.0500). The results showed that most respondents rarely ate junk food that were equal to 85.3% (n = 81), most of them had enough fat intake which where equal to 76.8% (n = 73), and enough sodium as much as 94.7 % (n = 90). There was a relation between the frequency of junk food consumption with the incidences of hypertension (p = 0.000). There was a relation between excessive fat intake with the incidences of hypertension (0.001). There is a relation between excessive sodium intake (0.002) and the incidences of hypertension. Conclusion: There was a significant association between the consumption of junk food consumption habits with the incidences of hypertension in adolescences. Abtrak : Prevalensi hipertensi remaja semakin meningkat, salah satu faktor penyebabnya adalah kebiasaan makan pada remaja. Remaja lebih memilih kudapan dan jajan seperti junk food. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kebiasaan konsumsi junk food dengan kejadian hipertensi pada remaja. Rancangan penelitian ini adalah cros-sectional dengan jumlah sampel 95 orang diambil dengan metode cluster sampling. Penentuan hipertensi pada remaja menggunakan standar dari NHANES. Pengukuran tekanan darah dengan menggunakan Sphygmomanometer, tinggi badan menggunakan microtoise, dan kebiasaan makan menggunakan FFQ semi-kuantitative. Analisis data menggunakan SPSS. Analisis bivariat menggunakan uji korelasi chi-square (α=0,05) Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden jarang mengonsumsi junk food yaitu sebesar 85,3% (n=81), sebagian besar mempunyai asupan lemak cukup yaitu sebesar 76,8% (n= 73), dan natrium cukup sebesar 94,7% (n= 90). Ada hubungan antara frekuensi konsumsi junk food dengan kejadian hipertensi (p = 0,000). Ada hubungan antara asupan lemak berlebih dengan kejadian hipertensi (0,001). Ada hubungan antara asupan natrium berlebih (0,002) dengan kejadian hipertensi. Ada hubungan yang bermakna antara kebiasaan konsumsi junk food dengan kejadian hipertensi pada remaja.
HUBUNGAN ASUPAN YODIUM DENGAN PENAMBAHAN BERAT BADAN IBU HAMIL DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS AMPEL II KABUPATEN BOYOLALI Kadarwati, Frisca Erwin; Maryanto, Sugeng
JURNAL GIZI DAN KESEHATAN Vol 6 No 11 (2014): JURNAL GIZI DAN KESEHATAN
Publisher : UNIVERSITAS NGUDI WALUYO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pregnant women should keep your intake of iodine, to maintain the growth and development of the fetus. Surveys iodized salt Ampel health center II in 2013 contained village with no salt either category by 29 percent. Susanto (2006) mentions hypothyroidism in pregnant women, will be bad for the fetus, especially for brain development. This study aims to determine the relationship of iodine intake with weight gain of pregnant women in health centers Boyolali Ampel II. This research is a correlation study involving the entire population of all pregnant women in the Ampel II Health Center work area Puskesmas Ampel II Boyolali as samples and obtained a sample of 48 people. In this study using a questionnaire research instruments for interview respondent identity, observation sheets to determine the iodine intake and weight gain of pregnant women as well as sheet FFQ (Food Frequency Quenstionnaires) semi-quantitative. Data analysis using Chi Square. The results show pregnant women in the Work Area Health Center II Ampel Boyolali mostly have moderate iodine intake category (50%), weight gain (62,5%). There was a relationship between intake of iodine by weight gain of pregnant women . Abtrak : Ibu hamil harus tetap mempertahankan asupan yodium, untuk menjaga pertumbuhan dan perkembangan janin. Survei Garam Beryodium Puskesmas Ampel II Tahun 2013 terdapat Desa dengan kategori garam tidak baik sebesar 29 persen. Kekurangan yodium akan berakibat buruk pada janin yang dikandungnya terutama untuk perkembangan otaknya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan asupan yodium dengan penambahan berat badan ibu hamil di Puskesmas Ampel II Kabupaten Boyolali. Penelitian ini merupakan penelitian korelasi dengan mengambil seluruh populasi yaitu ibu hamil yang ada di wilayah kerja Puskesmas Ampel II Kabupaten Boyolali sebagai sampel dan didapatkan sampel sebanyak 48 orang. Dalam penelitian ini menggunakan instrumen penelitian berupa kuesioner untuk wawancara identitas responden, lembar observasi untuk mengetahui asupan yodium dan penambahan berat badan ibu hamil serta lembar FFQ (Food Frequency Quenstionnaires ) semi kuantitatif. Analisis data menggunakan uji Chi Square. Hasil penelitian menunjukkan Ibu hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Ampel II Kabupaten Boyolali sebagian besar mempunyai asupan yodium kategori sedang (50%), mengalami penambahan berat badan (62,5%). Ada hubungan antara asupan yodium dengan penambahan berat badan ibu hamil.
FAKTOR DETERMINAN YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN GIZI KURANG PADA BALITA USIA 12-59 BULAN DI DESA MULYASARI KECAMATAN LOSARI KABUPATEN CIREBON Lusiana, Ita; Maryanto, Sugeng
JURNAL GIZI DAN KESEHATAN Vol 6 No 11 (2014): JURNAL GIZI DAN KESEHATAN
Publisher : UNIVERSITAS NGUDI WALUYO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Gizi kurang merupakan salah satu masalah gizi utama pada balita di Indonesia. Prevalensi tertinggi banyak terjadi pada anak- anak usia dibawah 5 tahun terutama usia 12 – 59 bulan. Beberapa faktor yang mempengaruhi kejadian gizi kurang yaitu kejadian penyakit infeksi (ISPA), tingkat asupan energi dan protein, usia penyapihan, tingkat pengetahuan pengasuh balita. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kejadian penyakit ISPA, usia penyapihan, tingkat pengetahuan pengasuh balita, tingkat asupan energi dan protein dengan kejadian gizi kurang pada balita usia 12 -59 bulan di Desa Mulyasari Kecamatan Losari Kabupaten Cirebon. Rancangan penelitian ini adalah cross sectional dengan jumlah sampel 78 balita dengan teknik sampling proportional random sampling. Analisis bivariat menggunakan uji chi-square dan Spearman Rank. Hasil : Penelitian menunjukkan bahwa balita paling banyak tidak menderita ISPA sebanyak 41 balita (52,6%), sebanyak 43 balita (55,1%) memiliki usia penyapihan kurang, tingkat pengetahuan pengasuh sebanyak 53 pengasuh (67,9%) kurang, sebanyak 41 balita (52,6%) dan 40 balita (48,9%) tingkat asupan energi dan protein dikategorikan defisit, serta kejadian gizi kurang sebanyak 26,9%. Analisis bivariat menunjukan ada hubungan antara Kejadian ISPA, usia penyapihan, tingkat pengetahuan pengasuh balita, dan tingkat asupan energi dan protein dengan gizi kurang (p = 0,0001; p =0,001; p = 0,009, p= 0,0001; p= 0,0001). Simpulan : terdapat hubungan antara kejadian penyakit ISPA, usia penyapihan, tingkat pengetahuan pengasuh balita, tingkat asupan energi dan protein dengan kejadian gizi kurang. Abtrak : Malnutrition is one of the major nutritional problems of infants in Indonesia. The highest prevalence is more common on under 5 years old children, especially 12-59 months old. Several factors influencing the incidences of malnutrition are infections (acute respiratory infection), the level of energy and protein intake, age of weaning, and the knowledge level of toddler’s caregiver. This study aims to determine the assosciation between the incidences of acute respiratory infection, the age of weaning, the knowledge level of toddler’s caregiver, the level of energy and protein intake with the incidences of malnutrition of 12-59 months old children at Mulyasari village. The study design was cross sectional with the samples of 78 toddlers using proportional random sampling technique. Bivariate analysis used chi-square test and Spearman Rank. The research shows that most toddlers, 41 toddlers (52,6%), do not suffer from acute respiratory infection, 43 toddlers (55.1%) have less weaning age, 53 toddler’s caregivers (67.9%) have less knowledge level, 41 toddlers (52.6%) and 40 toddler (48.9%) have the levels of energy and protein intake in the deficit category, and the incidences of malnutrition are 26.9%. Bivariate analysis shows an association between the incident of acute respiratory infection, age of weaning, knowledge level of toddler’s caregiver, and the level of energy and protein intake with malnutrition (p = 0.0001, p = 0.001, p = 0.009, p = 0.0001, p = 0 , 0001). there is a relation between the incidences of acute respiratory infection, the age of weaning, the knowledge level of toddler’s caregiver, the level of energy and protein intake with the incidences of malnutrition.
Pengaruh Pemberian Modisco Iii dengan Penambahan Kedelai terhadap Kadar Albumin pada Tikus Kekurangan Energi Protein Hasna Nur Afina; Sugeng Maryanto
JURNAL GIZI DAN KESEHATAN Vol 12 No 1 (2020): JURNAL GIZI DAN KESEHATAN
Publisher : UNIVERSITAS NGUDI WALUYO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35473/jgk.v12i1.76

Abstract

PEM is a condition where a person experiences a lack of long-term energy and protein intake. PEM is characterized by hypoalbuminemia and indigestion. Efforts to treat hypoalbuminemia sufferers by giving PMT in the form of soy formula. Before being given, it is necessary to test PER soybean modisco to see the quality of protein as well as digestibility of soy protein containing 40% vegetable protein and albumin of 2.25%. Some studies explain that soy can increase serum albumin levels in PEM infants with hypoalbuminemia. This research aims to determine the effect of modisco III supplementation with soybean on albumin content in PEM rats. This study used a randomized pretest posttest control group design. The research sample of 24 male Wistar rats. Data analysis using univariate analysis (description) and paired T-test. The average PER value of the four rations was relatively low PER <2.5. Giving modisco soybeans can increase albumin as much as 2.49 g / dl. The quality of protein from Modisco III with the addition of soybeans is included in the poor category. There was a significant effect of modisco III supplementation with soybean on PEM albumin levels. Abtrak : KEP merupakan kondisi dimana seseorang mengalami kekurangan asupan energi dan protein jangka panjang. KEP ditandai dengan kondisi hypoalbuminemia dan gangguan daya cerna. Upaya penanganan penderita hypoalbuminemia dengan pemberian PMT berupa formula kedelai. Sebelum diberikan perlu uji PER modisco kedelai untuk melihat mutu protein sekaligus daya cerna protein Kedelai mengandung protein nabati sebanyak 40% dan albumin sebesar 2,25%. Beberapa penelitian menjelaskan bahwa kedelai mampu meningkatkan kadar albumin serum pada balita KEP dengan hypoalbuminemia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian modisco III dengan penambahan kedelai terhadap kadar albumin pada tikus KEP. Penelitian ini menggunakan rancangan randomized pretest posttest control grup design. Sampel penelitian sebanyak 24 ekor tikus jantan wistar. Analisis data menggunakan Analisa univariat (deskripsi) dan paired T-test.. Rata-rata nilai PER keempat ransum tergolong rendah PER < 2,5. Pemberian modisco kedelai mampu meningkatkan albumin sebanyak 2,49 g/dl. Mutu protein dari Modisco III dengan penambahan kedelai termasuk dalam kategori kurang baik. Terdapat pengaruh yang bermakna pemberian modisco III dengan penambahan kedelai terhadap kadar albumin tikus KEP.
Profil Glukosa Darah pada Wanita Usia 31 – 45 Tahun dan Kebiasaan Konsumsi Nasi Jagung di Dusun Dawung Desa Candirejo Kecamatan Pringapus Kabupaten Semarang Umi Novianingtyas; Sugeng Maryanto; Indri Mulyasari
JURNAL GIZI DAN KESEHATAN Vol 12 No 1 (2020): JURNAL GIZI DAN KESEHATAN
Publisher : UNIVERSITAS NGUDI WALUYO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35473/jgk.v12i1.77

Abstract

Nasi jagung contains water soluble fiber in the form of gum and pectin which affects of gastric emptying and metabolic effects. Nasi Jagung is one source of fiber that can control blood glucose levels. This research aims to knowing the relationship between nasi jagung consumption habits and blood glucose profile in women 31-45 years old at Dawung, Candirejo village Pringapus district Semarang Regency. This study was cross sectional. Population was women aged 31-45 years old at Dawung, Candirejo Village Pringapus Subdistrict Semarang Regency as many as 78 people. Determined by purposive sampling technique. The habit of corn rice consumption was measured by the Semi Quantitative FFQ interview. Blood glucose profiles were measured using a glucometer. Data analysis was using Kendall tau correlation test (α = 0.05). Most of the respondents (77,2%) eat nasi jagung in occasionally category, (19,3%) in constantly category, and (3,5%) never eat nasi jagung in previous month. Most of the respondent’s blood glucose profiles were normal (93,0%). (5,2%) prediabets and (1,8%) hypoglycemia. There was no correlation between the habits of nasi jagung consumption and blood glucose profile in women 31-45 years old at Dawung, Candirejo Village Pringapus District Semarang Regency (p = 0.847). There was no correlation between the habits of nasi jagung consumption and blood glucose profile in women 31-45 years old at Dawung, Candirejo Village Pringapus District Semarang Regency. Abstrak : Nasi Jagung memiliki kandungan serat larut air berupa gum dan pektin yang berpengaruh pada waktu pengosongan lambung dan efek metabolik. Sehingga nasi jagung menjadi salah satu sumber serat yang dapat mengendalikan kadar glukosa darah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan kebiasaan konsumsi nasi jagung dan profil glukosa darah pada wanita usia 31-45 tahun di Dusun Dawung Desa Candirejo Kecamatan Pringapus Kabupaten Semarang. Pendekatan dalam penelitian ini adalah cross sectional. Populasi adalah seluruh wanita usia 31 – 45 tahun di Dusun Dawung Desa Candirejo Kecamatan Pringapus Kabupaten Semarang sebanyak 78 orang. Sampel penelitian ini ditentukan dengan teknik Purposive Sampling. Kebiasaan konsumsi nasi jagung diukur dengan wawancara FFQ Semi Quantitative. Profil glukosa darah diukur menggunakan alat glukometer. Analisis data menggunakan uji korelasi kendall tau (α = 0.05). Sebagian besar responden memiliki kebiasaan konsumsi nasi jagung kategori kadang-kadang yaitu sebesar (77,2%), sisanya kategori selalu/sering sebesar (19,3%), dan tidak pernah sebesar (3,5%). Profil glukosa darah responden sebagian besar kategori normal yaitu (93,0%). (5,2%) prediabetes dan (1,8%) hipoglikemia. Tidak ada hubungan kebiasaan konsumsi nasi jagung dan profil glukosa darah pada wanita usia 31-45 tahun di Dusun Dawung Desa Candirejo Kecamatan Pringapus Kabupaten Semarang (p=0.847). Tidak ada hubungan kebiasaan konsumsi nasi jagung dan profil glukosa darah pada wanita usia 31-45 tahun di Dusun Dawung Desa Candirejo Kecamatan Pringapus Kabupaten Semarang.
Co-Authors Afiatna, Puji Afim Rofkhul Roim Agi Yulia Ria Dini Agi Yulia Riadini Agnes Setiana, Dwi Ajeng Ayu Nur Fitriyani Alpia Pebriana Amalia, Friska Andini, Virnalia Anggun Novita Sari Anisa Puspitasari Astuti, Iga Dila Widuri Baiq Mega Narasuari Baiq Wiwik Subandary Cicik Lestari Dewi Puspita Dewi Puspita Dewi Puspita Dewi Ratnasari Dewi, Hany Kharisma Dian Oktianti Dyah Kartika Wening Elisabeth Usfal Erwin Indayanti Esti Rahayu Farhatus Saidah Faridah Aini Galeh Septiar Pontang Hany Kharisma Dewi Hany Kharisma Dewi Hapsari Windayanti Hasandi, Litta Arsieta Hasna Nur Afina Hifayah Iin Purnamasari Iin Purnamasari Indri Mulyasari Indri Mulyasari Kadarwati, Frisca Erwin Krido Utami, H. Haryanti Kumaladewi, Desy Kusmiyati Tjahjono Liestyaningsih, Chori’ah Lusiana, Ita Mardianti, Wiwit Maria Bella Pereira Maria Magdalena Meilina Rahmawati Martha Irene Kartasurya Martha Nilawati Meilita Dwi Paundrianagari Miftana Fitri Aditami Muhamad Aziz Anwar Novia Eka Rahmawati Nur Cholifah Nur Cholifah Nur Hasanah Nur Wulan Nurdianti Nurhijah Ermadani Nurina, Marliana Eka Pratiwi, Aninda Putri Pratiwi, Galuh Endah Pratiwi, Ni Luh Gede Trisna Puji Afiatna Puji Afiatna Purbowati Purbowati Purbowati Purnasari, Mitha Putri, Baiq Riski Amalina Putri, Risma Aliviani Quiteria Libania Marques Rifatul Ridlo Riva Mustika Anugrah Sari, Nikita Arum Shintia Dewi May Vebrianingsih Shintya Fika Harvi Silvia Rokana Alvida Silviana S, Andhike Sisca Ulivia Siska Dea Novitasari Siti Fatimah Siti Nurfaizah Srimaharani Suciani, Indah Sugiri Sugiri Suwarno Widodo Suwarno Widodo Tina Mawardika Umi Novianingtyas Umi Setyoningrum Untari Uswatun Khasanah Vanes Ufi Safarah Virginia, Any Windy Harly Yustinus Marsono