Claim Missing Document
Check
Articles

HUBUNGAN LAMA PEMBERIAN ASI DAN USIA PERTAMA PEMBERIAN MP-ASI DENGAN STATUS GIZI PADA ANAK USIA 12-24 BULAN DI DESA SURODADI KECAMATAN GAJAH KABUPATEN DEMAK Siti Nurfaizah; Sugeng Maryanto; Galeh Septiar Pontang
JURNAL GIZI DAN KESEHATAN Vol 9 No 21 (2017): JURNAL GIZI DAN KESEHATAN
Publisher : UNIVERSITAS NGUDI WALUYO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Latar Belakang: Status gizi merupakan cerminan ukuran terpenuhinya kebutuhan gizi yangdidapatkan dari asupan dan penggunaan zat gizi oleh tubuh. ASI diberikan sejak anak berusia0-6 bulan, kemudian dilanjutkan dengan pemberian MP-ASI yang diselingi dengan ASIsampai usia 24 bulan. Faktor yang berpengaruh terhadap pemberian ASI dan MP-ASI adalahriwayat penyakit, pemberian susu formula, serta ketepatan pemberian dan jenis MP-ASI.Penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan lama pemberian ASI dan usia pertamapemberian MP-ASI dengan status gizi pada anak usia 12-24 bulan di Desa SurodadiKecamatan Gajah Kabupaten DemakMetode : Rancangan penelitian ini adalah cross sectional dengan jumlah sampel 38 anakdiambil dengan metode total sampling. Cara pengambilan data tinggi badan menggunakanmicrotoice, berat badan menggunakan timbangan injak, data lama pemberian ASI dan usiapertama pemberian MP-ASI menggunakan kuesioner. Analisis bivariat menggunakan ujispearman rank (α=0,05).Hasil : Rata-rata lama pemberian ASI usia 17,24 bulan. Usia pertama pemberian MP-ASIkategori tepat 23 anak (60,5%), kategori dini 8 anak (21,1%) dan kategori lambat 7 anak(18,4%). Status gizi anak usia 12-24 bulan, kategori sangat kurus 3 anak (7,9%), kurus 8 anak(21,1%), normal 25 anak (65,8%) dan gemuk 2 anak (5,3%). Tidak ada hubungan antara lamapemberian ASI dengan status gizi pada anak usia 12-24 bulan (p=0,844), ada hubungan antarausia pertama pemberian MP-ASI dengan status gizi pada anak usia 12-24 bulan (p=0,007)Simpulan : Tidak ada hubungan antara lama pemberian ASI dengan status gizi, Adahubungan antara usia pertama pemberian MP-ASI dengan status gizi anak usia 12-24 bulan diDesa Surodadi Kecamatan Gajah Kabupaten Demak
HUBUNGAN ANTARA KETEPATAN PEMBERIAN MP-ASI DAN FREKUENSI DIARE DENGAN KEJADIAN GIZI KURANG PADA BAYI USIA 7-12 BULAN DI DESA SURODADI KECAMATAN GAJAH KABUPATEN DEMAK Silvia Rokana Alvida; Sugeng Maryanto; Galeh Septiar Pontang
JURNAL GIZI DAN KESEHATAN Vol 9 No 21 (2017): JURNAL GIZI DAN KESEHATAN
Publisher : UNIVERSITAS NGUDI WALUYO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Gizi kurang menjadi masalah gizi yang sering terjadi pada bayi. Banyak faktor yangmempengaruhi gizi kurang seperti ketepatan pemberian MP-ASI dan frekuensi diare. Tujuanpenelitian ini mengetahui hubungan antara ketepatan pemberian MP-ASI dan frekuensi diaredengan kejadian gizi kurang pada bayi usia 7-12 bulan di desa Surodadi Kecamatan GajahKabupaten DemakDesain pada penelitian ini adalah deskriptif korelasi dengan pendekatan cross sectional.Populasi pada penelitian ini adalah seluruh bayi yang berusia 7-12 bulan dan pemilihansampel menggunakan teknik total sampling dengan jumlah sampel sebanyak 35 orang.Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu timbangan baby scale, kuesioneridentitas dan ketepatan pemberian MP-ASI dan frekuensi diare. Analisis data yang digunakanyaitu uji kendall tau (α = 0,05).Status gizi bayi usia 7-12 bulan dengan kategori gizi kurang 37,1% (13 bayi) dan 62,9% (22bayi) dengan kategori tidak gizi kurang. Ketepatan pemberian MP-ASI dengan kategori dini91,4% (32 bayi), kategori tepat 5,7% (2 bayi), dan kategori lambat 2,9% (1 bayi). Frekuensidiare dengan kategori tidak pernah 57,1% (20 bayi), kategori kadang-kadang 42,9% (15 bayi)dan kategori sering 0%. Serta terdapat hubungan yang bermakna antara ketepatan pemberianMP-ASI dengan kejadian gizi kurang (p= 0,020) dan tidak ada hubungan yang bermaknaantara frekuensi diare dengan kejadian gizi kurang (p= 0,765).Terdapat hubungan yang bermakna antara ketepatan pemberian MP-ASI dengan kejadian gizikurang pada bayi usia 7-12 bulan di Desa Surodadi Kecamatan Gajah Kabupaten Demak
HUBUNGAN ANTARA ASUPAN MAKRONUTRIEN DAN AKTIVITAS FISIK DENGAN TEBAL LEMAK BAWAH KULIT (TLBK) PADA REMAJA USIA 13-15 TAHUN Nurhijah Ermadani; Sugeng Maryanto; Indri Mulyasari
JURNAL GIZI DAN KESEHATAN Vol 9 No 21 (2017): JURNAL GIZI DAN KESEHATAN
Publisher : UNIVERSITAS NGUDI WALUYO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Latar Belakang : TLBK bagian trisep merupakan indikator obesitas yang menggambarkan distribusi lemak subkutan di daerah lengan atas. Konsumsi makanan tinggi karbohidrat, lemak, protein, dan aktivitas fisik ringan dapat meningkatkan penyimpanan lemak di jaringan subkutan yang dapat mempengaruhi TLBK. Penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara asupan makronutrien dan aktivitas fisik dengan TLBK pada remaja usia 13-15 tahun. Metode : Jenis penelitian ini adalah korelasional menggunakan pendekatan cross sectional dengan populasi siswa SMP di Kecamatan Ungaran Barat Kabupaten Semarang dan jumlah sampel 335 responden diambil dengan metode proporsional random sampling. Identitas dan asupan makronutrien diukur menggunakan kuesioner FFQ semi kuantitatif. Aktivitas fisik diukur menggunakan formulir recall 24 jam. TLBK bagian trisep diukur menggunakan skinfold caliper dengan ketelitian 0,01 mm. Analisis bivariat menggunakan uji korelasi Kendal Tau (=0,05). Hasil : Asupan karbohidrat, lemak, dan protein responden paling banyak dengan kategori lebih sebesar 54%, kategori defisit berat sebesar 36,4%, kategori normal sebesar 29%, sedangkan asupan karbohidrat, lemak, dan protein responden paling sedikit dengan kategori defisit sedang sebesar 3,9%, kategori defisit ringan sebesar 10,1%, kategori defisit sedang sebesar 11,9%. Aktivitas fisik responden paling banyak dengan kategori sedang sebesar 46,3%. TLBK responden paling banyak dengan kategori normal sebesar 49,2%. Tidak terdapat hubungan antara asupan makronutrien dan aktivitas fisik dengan tebal lemak bawah kulit (TLBK) pada remaja usia 13-15 tahun (p=0,534, p=0,277, p=0,354, dan p=0,585). Simpulan : Tidak ada hubungan antara asupan makronutrien dan aktivitas fisik dengan tebal lemak bawah kulit (TLBK) pada remaja usia 13-15 tahun.
HUBUNGAN ASUPAN PROTEIN DAN YODIUM DENGAN KEJADIAN GONDOK PADA ANAK SD PRINGAPUS DAN SD KATAAN KECAMATAN NGADIREJO KABUPATEN TEMANGGUNG Alpia Pebriana; Sugeng Maryanto; Indri Mulyasari
JURNAL GIZI DAN KESEHATAN Vol 9 No 21 (2017): JURNAL GIZI DAN KESEHATAN
Publisher : UNIVERSITAS NGUDI WALUYO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Efektifitas Pijat Bayi Terhadap Peningkatan Berat Badan Bayi di Desa Candirejo Kecamatan Ungaran Kabupaten Semarang Heni Hirawati Pranoto; Sugeng Maryanto
JURNAL GIZI DAN KESEHATAN Vol 9 No 21 (2017): JURNAL GIZI DAN KESEHATAN
Publisher : UNIVERSITAS NGUDI WALUYO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Latar Belakang : Pijat adalah terapi sentuhan tertua yang sudah sangat terkenal dan populer diseluruh dunia termasuk Indonesia. Apalagi pijat bayi yang terbukti murah, mudah dan biasadilakukan. Terapi pijat ini manfaatnya antara lain : merangsang fungsi sistem pencernaan,menambah nafsu makan sehingga dapat meningkatkan kenaikan berat badan. Berdasarkanwawancara didapatkan sebagian besar ibu melakukan pijat bayi di dukun bayi tetapi tidak rutinkarena harus mengeluarkan biaya, padahal sebenarnya hal tersebut dapat dilakukan sendiri olehibu dengan sedikit penjelasan melalui media video dan praktek pemijatan.Metode : Rancangan penelitian ini adalah penelitian eksperimen dengan pendekatanlongitudinal. Populasi penelitian ini adalah semua ibu yang mempunyai bayi umur 1-3 bulan diDesa Candirejo, Kecamatan Ungaran, Kabupaten Semarang sebanyak 35 dan sampel yangdiambil sebanyak 30 dengan metode purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan pada 2kelompok sampel kemudian dikategorikan, sedangkan untuk berat badan bayi diukur denganmenimbang kemudian diklasifikasikan berdasarkan KMS. Dilakukan perbandingan berat badanbayi antara kelompok I dan kelompok II. Analisis univariat dengan distribusi frekuensi dananalisis bivariat dengan uji Chi-square (χ2), penelitian dinyatakan signifikan jika α 0,05 dan p <α.Hasil : Hasil penelitian didapatkan p value < α yaitu 0,030. Dari data tersebut menunjukkan adaperbedaan peningkatan berat badan bayi yang diberi terapi pijat dengan bayi yang tidak diberiterapi pijat. Terapi pijat pada bayi merupakan faktor pendukung untuk mencapai tumbuhkembang yang optimal. Pemberian terapi pijat bayi sudah selayaknya merupakan kebiasaan bagiibu yang memiliki bayi.
HUBUNGAN ANTARA ASUPAN PROTEIN, VITAMIN C DAN PENYAKIT ISPA DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA REMAJA DI PANTI PELAYANAN SOSIAL ANAK WIRA ADHI KARYA UNGARAN Uswatun Khasanah; Sugeng Maryanto; Purbowati
JURNAL GIZI DAN KESEHATAN Vol 9 No 22 (2017): JURNAL GIZI DAN KESEHATAN
Publisher : UNIVERSITAS NGUDI WALUYO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Latar Belakang: Anemia merupakan salah satu masalah gizi utama pada remaja sampai saatini salah satunya dengan kurangnya asupan protein dan vitamin C serta penyakit ISPA. Anemiayang tidak teratasi akan berdampak pada terganggunya kegiatan sehari-hari, seperti penurunanproduktivas kerja dan kemampuan akademik sekolah sehingga tidak adanya gairah belajar dankonsentrasi menurun pada remaja.Tujuan : Mengetahui ada hubungan antara asupan protein, vitamin C dan penyakit ISPAdengan kejadian anemia pada remaja di Panti Pelayanan Sosial Anak “Wira Adhi Karya”UngaranMetode: Penelitian ini menggunakan desain deskriptif korelasi, dengan pendekatan crosssectional. Sampel dalam penelitian ini sejumlah 68 remaja, dan menggunakan tekhnik totalsampling. Instrumen yang digunakan yakni form kuisioner FFQ untuk variabel asupan (proteindan vitamin C), pada anemia dilakukan pemeriksaan kadar Hb, dan untuk mengetahuiterjadinya ISPA dengan melihat pemeriksaan kesehatan yang dilakukan oleh petugas kesehatanyang di Panti, seperti demam, flu, dan batuk selama 3 hari. Uji statistik yang digunakan yakniuji Chi Square dan Kendall Tau.Hasil : Hasil uji Kendal tau menunjukkan bahwa sebagian besar asupan protein yaitu kategoriringan sebanyak 24 responden (35,3%). Pada asupan vitamin C, paling banyak pada kategoriringan yaitu sebanyak 21 responden (30,9%). Ada hubungan antara asupan protein dengankejadian anemia p 0,006 (α = 0,05), ada hubungan vitamin C antara kejadian anemia padaremaja dengan p 0,034 (α = 0,05). Tidak ada hubungan antara kejadian anemia dengan kejadianISPA dengan p 0,730 (α = 0,05).Kesimpulan :Terdapat hubungan yang signifikan antara asupan protein dan vitamin C dengananemia, dan tidak terdapat hubungan antara kejadian ISPA dengan Anemia.
HUBUNGAN INDEKS MASSA TUBUH DAN RASIO LINGKAR PINGGANG PANGGUL DENGAN KADAR KOLESTEROL TOTAL PADA PEKERJA PT SIDOMUNCUL PUPUK NUSANTARA Baiq Mega Narasuari; Sugeng Maryanto; Indri Mulyasari
JURNAL GIZI DAN KESEHATAN Vol 9 No 22 (2017): JURNAL GIZI DAN KESEHATAN
Publisher : UNIVERSITAS NGUDI WALUYO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Latar Belakang: Kadar Kolesterol Total yang tinggi adalah salah satu masalah kesehatanpada pekerja yang dapat mempengaruhi produktivitas kerja. Faktor yang mempengaruhi kadarkolesterol total antara lain indeks massa tubuh dan rasio lingkar pinggang panggul.Tujuan: Mengetahui hubungan indeks massa tubuh dan rasio lingkar pinggang- pangguldengan kadar kolesterol tolat pada pekerja PT Sidomuncul Pupuk Nusantara.Metode: studi korelasi dengan pendekatan cross sectional. Populasi penelitian ini adalahseluruh pekerja PT. Sidomunscul Pupuk Nusantara. Jumlah sampel sebanyak 50 pekerjadiambil dengan teknik total sampling. Kadar kolesterol total diukur menggunakan cholesteroltest strips. Analisa data dengan menggunakan SPSS. Uji yang digunakan adalah uji spearmandan uji Person (α=0,05).Hasil: Indeks massa tubuh kategori underwight 2 pekerja (4%), kategori normal 8 pekerja(16%), kategori overwight 8 pekerja (16%), kategori obesitas 32 pekerja (64%). Rasio lingkarpinggang panggul kategori normal laki-laki 12 pekerja (24%), kategori lebih laki-laki 27pekerja (54%), rasio lingkar pinggang panggul kategori wanita normal 2 pekerja (4%),kategori wanita lebih 9 oekerja (18%). Ada hubungan indeks massa tubuh dengan kadarkolesterol total (p=0,02). Ada hubungan rasio lingkar pinggang panggul dengan kadarkolesterol total (p=0,04).Simpulan : ada hubungan indeks massa tubuh dan rasio lingkar pinggang panggul dengankadar kolesterol total pada pekerja PT. Sidomuncul Pupuk Nusantara.
HUBUNGAN ANTARA ASUPAN PROTEIN, ZAT BESI DAN SERAT DENGAN KADAR HEMOGLOBIN PADA MAHASISWI DI STIKES NGUDI WALUYO Srimaharani; Sugeng Maryanto; Purbowati
JURNAL GIZI DAN KESEHATAN Vol 9 No 22 (2017): JURNAL GIZI DAN KESEHATAN
Publisher : UNIVERSITAS NGUDI WALUYO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Latar Belakang : Kadar hemoglobin adalah salah satu parameter yang digunakan untukmenetapkan status anemia. Kadar hemoglobin dapat dipengaruhi oleh asupan protein, zat besidan serat.Tujuan: Untuk mengetahui hubungan antara asupan protein,zatbesidanseratdengan kadarhemoglobin pada mahasiswi di STIKes Ngudi WaluyoMetode: Jenis penelitian ini adalah deskriptif korelatif menggunakan pendekatan crosssectional dengan populasi mahasiswi di STIKes Ngudi Waluyo dan jumlah sampel 88responden diambil dengan metode purposive sampling. Asupan protein, zat besi dan seratdiukur menggunakan kuesioner FFQ semi kuantitatif. Kadar hemoglobin diukurmenggunakan alat hemoglobinometer digital dengan ketelitian 0,1 g/dl. Analisis bivariatmenggunakan uji korelasi spearman (α = 0,05).Hasil : Asupan protein terdiri dari 11 mahasiswi (12,5%) kategori defisit sedang, 10mahasiswi (11,4%) kategori defisit ringan, 56 mahasiswi(63,6%) kategori normal dan 12,5%kategori diatas kebutuhan. Asupan zat besi terdiri dari 12,5% kategori defisit sedang 11mahasiswi (11,4%) kategori defisit ringan 56 mahasiswi (63,6%) kategori normal dan 11mahasiswi (12,5%) kategori diatas kebutuhan. Asupan serat terdiri dari 3 mahasiswi (3,4%)kategori defisit ringan, 43 mahasiswi (48,9%)kategori normal, 42 mahasiswi (47,7%) kategoridiatas kebutuhan. Kadar hemoglobin terdiri dari 56 mahasiswi (63,6%) kategori anemia dan32 mahasiswi (36,4%) kategori tidak anemia. Terdapat hubungan yang bermakna antaraasupan protein, zat besi dan serat dengan kadar hemoglobin (p = 0,0001, p = 0,0001, p =0,0001)Simpulan : Terdapat hubungan antara asupan protein, zat besi dan serat dengan kadarhemoglobin.
HUBUNGAN KEBISASAAN KONSUMSI MINUMAN BERPEMANIS DENGAN KEJADIAN GIZI LEBIH PADA REMAJA DI SMA INSTITUT INDONESIA SEMARANG Farhatus Saidah; Sugeng Maryanto; Galeh Septiar Pontang
JURNAL GIZI DAN KESEHATAN Vol 9 No 22 (2017): JURNAL GIZI DAN KESEHATAN
Publisher : UNIVERSITAS NGUDI WALUYO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Latar Belakang : Obesitas adalah keadaan dimana terjadi peningkatan massa jaringan lemak dalam tubuh. Obesitas dapat terjadi karena adanya ketidak seimbangan antara energi yang masuk dan energi yang dikeluarkan. Minuman ringan berpemanis merupakan minuman ringan dalam kemasan yang menambahkan pemanis berkalori sebagai salah satu bahan atau kandungan dalam minuman. Minuman ringan berpemanis termasuk dalam golongan karbohidrat sederhana. Dampak buruk obesitas menyebabkan penyakit seperti tekanan darah tinggi, jantung, diabetes militus, gangguan pernapasan karena saluran pernapasan tersumbat oleh lemak yang menghimpit saluran pernapasan sehingga sulit untuk bernafas. Tujuan : mengetahui hubungan kebiasaan konsumsi minuman berpemanis dengan kejadian gizi lebih pada remaja di SMA Institut Indonesia Semarang. Metode : Jenis penelitian ini adalah korelasional menggunakan pendekatan cross sectional dengan populasi siswa SMA Institut Indonesia Semarang dan jumlah sampel 99 responden diambil dengan metode proposional random sampling. Pengambilan data menggunakan timbangan injak digital, mikrota dan untuk data konsumsi minuman berpemanis menggunakan FFQ. Hasil : frekunsi kebiasaan konsumsi minuman berpemanis sebanyak 43,4% responden jarang, 34,7% sering, 22,4% selalu, 0% tidak pernah. Sedangkan responden yang mempunyai ststus gizi lebih sebanyak 10,2% dan 89,8% status gizi normal. Hasil uji kendall’s tau didapatkannilai p 0,001 < =0,05 Simpulan : Ada hubungan kebiasaan konsumsi minuman berpemanis dengan kejadian gizi lebih pada remaja di SMA Institut Indonesia Semarang (p=0,001).
HUBUNGAN ANTARA ASUPAN MAGNESIUM, KALSIUM, DAN ZAT BESI DENGAN DAYA TAHAN OTOT PADA ATLET BULUTANGKIS USIA 13-18 TAHUN DI PERSATUAN BULUTANGKIS EKSTRA DAN BINTANG JUNIOR Shintia Dewi May Vebrianingsih; Sugeng Maryanto; Galeh Septiar Pontang
JURNAL GIZI DAN KESEHATAN Vol 9 No 22 (2017): JURNAL GIZI DAN KESEHATAN
Publisher : UNIVERSITAS NGUDI WALUYO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Latar Belakang : Daya tahan otot adalah kemampuan seseorang untuk mempergunakankekuatan maksimum saat atlet bulutangkis melakukan jumpuing smash. Konsumsi mineralmagnesium, kalsium, dan zat besi dapat berpengaruh terhadap daya tahan otot seorang atletbulutangkis. Kesehatan dan kebugaran jasmani yang menurun dapat menyebabkan kelelahan,sistem otot dalam keadaan lemah menyebabkan kecepatan dan daya tahan otot rendah.Tujuan : Untuk mengetahui hubungan antara asupan magnesium, kalsium dan zat besidengan daya tahan otot pada atlet bulutangkis usia 13-18 tahun di Persatuan BulutangkisEkstra dan Bintang Junior.Metode : Jenis penelitian ini merupakan studi korelasi yang menggunakan pendekatan crosssectional dengan populasi atlet bulutangkis usia 13-18 tahun di Persatuan Bulutangkis Ekstradan Bintang Junior. Sampel sebanyak 45 responden diambil menggunakan metode totalsampling. Asupan magnesium, kalsium, dan zat besi responden diukur menggunakan FFQsemi kuantitatif. Daya tahan otot responden diukur menggunakan tes push up selama satumenit. Analisis bivariat menggunakan uji korelasi Kendall tau (α= 0,05).Hasil : Asupan magnesium, kalsium, dan zat besi responden paling banyak dengan kategorinormal secara berturut-turut adalah 44,4%, 48,9% dan 55,6%. Sedangkan, asupan magnesiumdan kalsium yang paling sedikit dengan kategori diatas kebutuhan 0,0%, asupan zat besipaling sedikit dengan kategori defisit berat 2,2%. Daya tahan otot yang paling banyak dengankategori baik 51,1% dan paling sedikit dengan kategori kurang sekali 4,4%. Terdapathubungan yang bermakna antara asupan magnesium dan zat besi dengan daya tahan otot (p =0,006, dan p = 0,001). Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara asupan kalsium dengandaya tahan otot (p = 0,078).Simpulan : Terdapat hubungan antara asupan magnesium dan zat besi dengan daya tahanotot. Tidak terdapat hubungan antara asupan kalsium dengan daya tahan otot.
Co-Authors Afiatna, Puji Afim Rofkhul Roim Agi Yulia Ria Dini Agi Yulia Riadini Agnes Setiana, Dwi Ajeng Ayu Nur Fitriyani Alpia Pebriana Amalia, Friska Andini, Virnalia Anggun Novita Sari Anisa Puspitasari Astuti, Iga Dila Widuri Baiq Mega Narasuari Baiq Wiwik Subandary Cicik Lestari Dewi Puspita Dewi Puspita Dewi Puspita Dewi Ratnasari Dewi, Hany Kharisma Dian Oktianti Dyah Kartika Wening Elisabeth Usfal Erwin Indayanti Esti Rahayu Farhatus Saidah Faridah Aini Galeh Septiar Pontang Hany Kharisma Dewi Hany Kharisma Dewi Hapsari Windayanti Hasandi, Litta Arsieta Hasna Nur Afina Hifayah Iin Purnamasari Iin Purnamasari Indri Mulyasari Indri Mulyasari Kadarwati, Frisca Erwin Krido Utami, H. Haryanti Kumaladewi, Desy Kusmiyati Tjahjono Liestyaningsih, Chori’ah Lusiana, Ita Mardianti, Wiwit Maria Bella Pereira Maria Magdalena Meilina Rahmawati Martha Irene Kartasurya Martha Nilawati Meilita Dwi Paundrianagari Miftana Fitri Aditami Muhamad Aziz Anwar Novia Eka Rahmawati Nur Cholifah Nur Cholifah Nur Hasanah Nur Wulan Nurdianti Nurhijah Ermadani Nurina, Marliana Eka Pratiwi, Aninda Putri Pratiwi, Galuh Endah Pratiwi, Ni Luh Gede Trisna Puji Afiatna Puji Afiatna Purbowati Purbowati Purbowati Purnasari, Mitha Putri, Baiq Riski Amalina Putri, Risma Aliviani Quiteria Libania Marques Rifatul Ridlo Riva Mustika Anugrah Sari, Nikita Arum Shintia Dewi May Vebrianingsih Shintya Fika Harvi Silvia Rokana Alvida Silviana S, Andhike Sisca Ulivia Siska Dea Novitasari Siti Fatimah Siti Nurfaizah Srimaharani Suciani, Indah Sugiri Sugiri Suwarno Widodo Suwarno Widodo Tina Mawardika Umi Novianingtyas Umi Setyoningrum Untari Uswatun Khasanah Vanes Ufi Safarah Virginia, Any Windy Harly Yustinus Marsono