Claim Missing Document
Check
Articles

PENGARUH PEMBERIAN JUS CAMPURAN TOMAT (Solanum lycopersicum) DAN PISANG AMBON (Musa Paradisiaca,Linn) TERHADAP PENURUNAN HIPERTENSI USIA 46-65 TAHUN DI DESA NYATNYONO KECAMATAN UNGARAN BARAT KABUPATEN SEMARANG Putri, Baiq Riski Amalina; Maryanto, Sugeng; Purbowati
JURNAL GIZI DAN KESEHATAN Vol 10 No 23 (2018): JURNAL GIZI DAN KESEHATAN
Publisher : UNIVERSITAS NGUDI WALUYO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35473/jgk.v10i23.41

Abstract

Background :Hypertension is one of the main risk factors forstroke, heart attack, heart failure, arterial aneurysm and chronic heart failure.Anon-pharmacological management to lower blood pressure is by doing applying pattern containing high potassium and low sodium. star fruit Tomato and banana are the foods that are high inpotassiumandlowinsodium. Objective :To know how the granting of tomato juice (Solanum lycipersicum) mix of pisang ambon (Musa Paradisiaca, Linn) against a decrease in blood pressure in women aged 45-65 years old hypertension sufferersin the village of nyatnyono sub-district of ungaran west Regency semarang. Methods :The study was quasi experimental design using prepost test with control group design to 21 respondents, given mixed tomato and banana juice much as 296 ml that made from 200 grams of tomatoes 50 g banana, 50 ml of water, and given 2 x a day for 7 consecutive days Results: The mean of systolic and diastolic blood pressure before drinking mixed tomat and of banana juice was 154 ± 7.54 mmHg and 96 ± 4.97, after drinking tomato juice mixture of banana ambon decreased to 137.38 ± 5.509 mmHg and 86.57 mmHg. Bivariat analysis showed that there was a corelation between mixed tomato and banana juice to reduce blood pressure(p=0.0001). Conclusion :Giving of tomato juice (Solanum lycipersicum) mix of pisangambon (Musa Paradisiaca, Linn) to reduce blood pressure Abstrak : Latar Belakang : Hipertensi merupakan salah satu faktor resiko utama penyebab penyakit stroke, serangan jantung, gagal jantung, anerurisma arterial dan gagal jantung kronis. Penatalaksanaan non farmakologi untuk menurunkan tekanan darah, salah satunya merupaka pola makan tinggi kalium dan rendah natrium. Buah tomat dan pisang merupaka makanan yang tinggi kalium dan rendah natrium. Tujuan : Untuk mengetahui pengaruh pemberian jus tomat (Solanum lycipersicum) campuran pisang ambon (Musa Paradisiaca,Linn) terhadap penurunan tekanan darah pada perempuan usia 45-65 tahun penderita hipertensi di desa nyatnyono kecamatan ungaran barat kabupaten semarang. Metode : Penelitian ini menggunakan quasi eksperimental, pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode consecutive sampling, yaitu semua subyek yang datang dan memenuhi kriteria pemilihan dimasukan dalam penelitian sampai jumlah subyek yang diperlukan terpenuhi Kemudian, pengelompokan kelompok kontrol dan perlakuan di lakukan dengan menggunakan simple random sampling.Jumlah responden 21 orang, diberikan jus tomat campuran pisang ambon sebanyak 296 ml yang berasal dari 200 gram tomat 50 gram buah pisang dan 50 ml air yang di berikan 2 x sehari selama 7 hari berturut – turut. p < α (α= 0,05). Hasil : Tekanan darah sistolik dan diastolik rerata sebelum pemberian jus tomat campuran pisang ambon yaitu 154 ± 7,54 mmHg dan 96 ± 4,97, sesudah pemberian jus tomat campuran pisang ambon mengalami penurunan menjadi 137,38 ± 5,509 mmHg dan 86,57 mmHg analisis bipariat menunjukkan bahwa ada pengaruh pemberian jus tomat campuran pisang ambon terhadap penurunan tekanan darah ( p = 0,0001 ). Kesimpulan: Pemberian jus tomat (Solanum lycipersicum) campuran pisang ambon (Musa Paradisiaca,Linn) berpengaruh terhadap penurunan tekanan darah.
DAYA TERIMA FORMULASI MINUMAN BERBAHAN KEDELAI DAN LABU KUNING Liestyaningsih, Chori’ah; Maryanto, Sugeng; Purbowati
JURNAL GIZI DAN KESEHATAN Vol 10 No 23 (2018): JURNAL GIZI DAN KESEHATAN
Publisher : UNIVERSITAS NGUDI WALUYO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35473/jgk.v10i23.42

Abstract

Background: Functionalfood is food or drinks that contains ingredients that can improve health status and prevent certain diseases as well as acceptable in knowledge. Some functional foods high in antioxidants are soy and pumpkin. Objectives :The research aimed to describe the acceptability, nutritional value and antioxidant activity of soybean based and pumpkin. Methods: This research used experimental design of randomized complete design approach with one factor. The samplestested were formulations of 1 (25% soybeans + 75% pumpkin), formulation 2(50% soybeans + 50% pumpkin), and formulation 3 (75% soybeans + 25% pumpkin). Data analysis was a descriptive analysis of percentages and descriptive analysis statistic frequency. Results :Accaptability from the three formulations obtained the highest results formulation 1 : 78.59% the category is likes, then formulation 2 : 69.69% the category is likes, and the lowest formulation 3 : 51.75% category is neutral. Nutritional analysisiresults were known in the formulations 1 contains carbohydrates lavels were 9.35%, dieatary fiber was 3.50% and asl was 3.89% which was bigger while the formulation 3 had protein was 4.65%, fat 2.81%, and water 36.32% which was higher. While the total highest energy was on on formulation 2 was 69.71 kcal/100 grams. The highest antioxidant activity was in formulation 1: 22.408%, then the formulation 2 : 20.201%, and the lowest is formulation 3: 19.766%. Conclusion : Third formulation of drinks made from soy and pumpkin can be accepted. Nutrient content on the levels of carbohydrates, fiber, and highest asl is in formulation 1, levels of protein, fat, and water at the highest is in formulation 3, and the greatest total energy is in formulation 2, whereas the highest antioxidant activityis informulation1. Abstrak : Latar Belakang: Pangan fungsional merupakan makanan atau minuman yang mengandung bahan-bahan yang dapat meningkatkan status kesehatan dan mencegah penyakit tertentu serta dapat diterima secara sensori. Beberapa pangan fungsional tinggi antioksidan adalah kedelai dan labu kuning. Tujuan Penelitian: Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan daya terima, nilai gizi dan aktivitas antioksidan formulasi minuman berbahan kedelai dan labu kuning. Metode : Penelitian ini menggunakan desain eksperimental dengan pendekatan rancangan acak lengkap satu faktor. Sampel yang diuji coba adalah formulasi 1 (kedelai 25% + labu kuning 75%), formulasi 2 (kedelai 50% + labu kuning 50%), dan formulasi 3 (kedelai 75% + labu kuning 25%). Analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif persentase dan analisis deskriptif statistik frekuensi. Hasil : Daya terima dari tiga formulasi diperoleh hasil tertinggi formulasi 1 : 78,59% suka, lalu formulasi 2 : 69,69% suka, dan terendah formulasi 3 : 51,75% netral. Kandungan nilai gizi dari formulasi 1 memiliki kadar karbohidrat 9,35%, serat kasar 3,50% dan abu 3,89% lebih besar dan formulasi 3 memiliki kadar protein yaitu 4,65%, lemak 2,81%, dan air 36,32% lebih tinggi. Dengan total energi tertinggi pada formulasi 2 : 69,71 kkal/100 gram. Aktivitas antioksidan tertinggi formulasi 1 : 22,408%, lalu formulasi 2 : 20,201%, dan terendah formulasi 3 : 19,766%. Simpulan : Ketiga formulasi minuman berbahan kedelai dan labu kuning dapat diterima. Kandungan gizi pada kadar karbohidrat, serat kasar, dan abu tertinggi pada formulasi 1, kadar protein, lemak, dan air tertinggi pada formulasi 3, dan total energi terbesar pada formulasi 2, sedangkan akvitas antioksidan tertinggi pada formulasi 1.
PENGARUH PEMBERIAN SMOOTHIES CAMPURAN PISANG AMBON DAN MELON TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA PEREMPUAN PENDERITA HIPERTENSI USIA 45-59 TAHUN Pratiwi, Galuh Endah; Maryanto, Sugeng; Pontang, Galeh Septiar
JURNAL GIZI DAN KESEHATAN Vol 10 No 23 (2018): JURNAL GIZI DAN KESEHATAN
Publisher : UNIVERSITAS NGUDI WALUYO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35473/jgk.v10i23.47

Abstract

Background: Hypertension is a major risk factor for heart disease, in addition to hiperkolesterolemia and diabetes mellitus. The content of the smoothies contains high potassium and low sodium to lower blood pressure. Objective: To know the influence of giving smoothies of ambon banana, smoothies of melon and smoothies of blend of ambon banan and melon foward s decrease in blood pressure in female hypertensive sufferers 45-59 years old. Research method: The type of research design used Experiment Design Quasy with pre and post test three –group design. The subjects of this study were women aged 45-59 years old with systolic blood pressure 130-170 mmHg and 90-100 mmHg diastolic blood pressure. The total number of 7 respondents in group I, 7 respodentd in group II and 7 respondents in group III. Systolic and diastolic blood pressure were measured by using a sphygmonamometer a mercury. Intake was measured by using a food eating recall 3x24hour and was analyzed by using nutrisurvey. Statistical analysis used paired t test and wilcoxon test (α=0,05). Results :There is a difference in systolic blood pressure before and after the treatment given in Group I, group II and group III with a p-value 0.0001 0.0001, and 0.017.There is adifference indiastolic blood pressurebefore and after thegivengroupI, groupIIand groupIIIwith ap-value of0.018,0.0180.028. Conclusion :The giving smoothies of ambonbanana, smoothies of melon and blended smoothies of ambonbanana andmelondeclineblood pressure. Abstrak : Latar Belakang: Hipertensi merupakan faktor risiko utama penyakit jantung, selain hiperkolesterolemia dan diabetes melitus. Kandungan dalam Smoothies mengandung kalium tinggi dan natrium rendah dapat menurunkan tekanan darah. Tujuan: Mengetahui pengaruh pemberian smoothies pisang ambon, smoothies melon dan smoothies campuran pisang ambondan melon terhadap penurunan tekanan darah pada perempuan penderita hipertensi usia 45-59 tahun. Metode: Jenis penelitian Quasy Experiment Design dengan rancangan pre and post test three group design. Subjek penelitian ini adalah perempuan usia 45-59 tahun dengan tekanan darah sistolik 130-170 mmHg dan tekanan darah diastolik 90-100 mmHg. Jumlah responden sebanyak 7 responden pada kelompok perlakuan I, perlakuan II dan perlakuan III.Tekanan darah sistolik dan diastolik diukur menggunakan sphygmonamometer air raksa. Asupan makan diukur menggunakan food reall 3x24 jam dan dianalisis menggunakan nutrisurvey. Analisis statistik menggunakan uji paired t-test dan Wilcoxon (α = 0,05). Hasil: Ada perbedaan tekanan darah sistolik sebelum dan sesudah diberikan perlakuan pada kelompok I, kelompok II dan kelompok III dengan p-value 0,0001, 0,0001 dan 0,017. Ada perbedaan tekanan darah diastolik sebelum dan sesudah diberikan perlakuan kelompok I, kelompok II dan kelompok III dengan p-value 0,028, 0,018, 0,018. Simpulan: Pemberian smoothies pisang ambon, smoothies melon dan smoothies campuran pisang ambon dan melon berpengaruh terhadap penurunan tekanan darah.
HUBUNGAN PERSEN LEMAK TUBUH DAN ASUPAN ZAT BESI DENGAN KEBUGARAN JASMANI PADA REMAJA DI SMK WIDYA PRAJA UNGARAN Suciani, Indah; Maryanto, Sugeng; Mulyasari, Indri
JURNAL GIZI DAN KESEHATAN Vol 10 No 23 (2018): JURNAL GIZI DAN KESEHATAN
Publisher : UNIVERSITAS NGUDI WALUYO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35473/jgk.v10i23.48

Abstract

Background :Physical fitness atadolescents work decreasesevery year. Physical fitness is an important health indicator for adolescentsbecause it can predict health impact and is associated with improved health status. Excess body fat percentageand lessiron intakeare the factors that can affect physical fitness in adolescents. Objective :To know the correlation between percent body fat and iron intake with physical fitness of the adolescents in deviationWidya Praja Ungaran. Methods :The type of this study wasa correlationalstudy using cross sectional approach in Vocational SchoolWidya Praja Ungaran. The samplesof 122 students waretaken by total samplingmethod. Percent body fat wasmeasuredby using BIA Hand to Foot electrode, iron intake by using semiquantitative FFQ.Physical fitness was measured using a Multistage fitness test. Data analysis usedSpearman Rankcorrelation test (α = 0,05). Results :Average body fat percentage of the respondent was 19.73% ± 7.28%.The average iron intake of the respondent was compared of daily requirement was47,27% ± 31,49%. The average physical fitness was 26,74 ml/kg/minute ± 6ml/kg/minute. There was a correlation between body fat percent and iron intakewith physical fitness (p = 0.0001, p= 0.0001) Conclusion :There is a correlation betweenbody fat percentage and iron intake with physical fitness of adolescentsat Vocational SchoolWidya Praja Ungaran Abstrak : Latar Belakang : Kebugaran jasmani pada remaja setiap tahun menurun. Kebugaran jasmani merupaka indikator kesehatan yang penting untuk remaja karena dapat memprediksi dampak kesehatan dan berhubungan dengan peningkatan derajat kesehatan. Persen lemak tubuh yang berlebih dan asupan zat besi yang kurang merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kebugaran jasmani pada remaja. Tujuan : Untuk mengetahui hubungan persen lemak tubuh dan asupan zat besi dengan kebugaran jasmani pada remaja di SMK Widya Praja Ungaran. Metode : Jenis penelitian ini merupakan studi kolerasi menggunakan pendekatan cross sectional di SMK Widya Praja Ungaran. Sampel sebanyak 122 siswa diambil dengan metode total sampling. Persen lemak tubuh di ukur dengan menggunakan BIA Hand to Foot electrode, asupan zat besi menggunakan FFQ semikuantitatif. Kebugaran jasmani di ukur dengan menggunakan Multistage Fitness Test. Analisis data dengan menggunakan uji kolerasi Spearman Rank (α = 0,05). Hasil : Rerata persen lemak tubuh responden 19,73% ± 7,28%. Rerata asupan zat besi resonden dibandingkan dengan kebutuhan sehari sebesar 47,27%, ± 31,49%. Rerata kebugaran jasmani responden 26,74 ml/kg/menit ± 6,0 ml/kg/menit. Terdapat hubungan persen lemak tubuh dan asupan zat besi dengan kebugaran jasmani (p=0,0001, p=0,0001) Simpulan : Ada hubungan persen lemak tubuh dan asupan zat besi dengan kebugaran jasmani pada remaja di SMK Widya Praja Ungaran.
HUBUNGAN ASUPAN ZINK, ZAT BESI, DAN VITAMIN C DENGAN KEJADIAN GIZI KURANG PADA ANAK USIA 6–24 BULAN DI DESA LEYANGAN, KECAMATAN UNGARAN TIMUR KABUPATEN SEMARANG Sari, Anggun Novita; Maryanto, Sugeng; Purbowati
JURNAL GIZI DAN KESEHATAN Vol 12 No 27 (2020): JURNAL GIZI DAN KESEHATAN
Publisher : UNIVERSITAS NGUDI WALUYO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35473/jgk.v12i27.56

Abstract

Background : Adequate intake of zinc, iron, and vitamin C affects the occurrence of infection. Infectious diseases can increase the risk of undernutrition. Objective : The Study aims to investigate the correlation between intake of zinc, iron, andvitamin C with incidences of undernutrition in children aged 6–24 months old at leyangan village east ungaran semarang regency. Method: The study was cross sectional approach. The population was children aged 6 –24 months old. The samples of study were taken by proportional random sampling with 78 respondents. The data collecting used questionnaires, SFFQ, and babyscaleor digital tread scale. The data analysis used kendall tau (α=0,05) Result: Percentage of zinc intake category in less is 47,4%, good is 37,2%, and over is 23,1%. Percentage of iron intake category less is 46,2%, good is 34,6%, and over is 19,2%. Percentage of vitamin C intake category less is 43,6%, good is 33,3%, and over is 23,1%. There is a significant correlation beetwen intake of zinc, iron, an vitamin C with incidences of undernutrition in children aged 6–24 months old at leyangan village east ungaran semarang regency.( p= 0,03; p= 0,002; p= 0,045). Conclution: Thereis a significant correlation beetwen intake of zinc, iron, an vitamin C with incidences of undernutrition in children aged 6–24 months old at leyangan village east ungaran semarang regency Abstrak : Latar Belakang: Kecukupan asupan zink, zat besi, dan vitamin C berpengaruh terhadap terjadinya infeksi. Penyakit infeksi dapat meningkatkan resiko terjadinya gizi kurang. Tujuan: Untuk mengetahui hubungan asupan zink, zat besi, dan vitamin C dengan kejadian gizi kurang pada anak usia 6-24 bulan di Desa Leyangan, Kecamatan Ungaran Timur, Kabupaten Semarang. Metode Penelitian: Penelitian ini menggunakan desain deskriptif korelasi dengan pendekatan cross sectional. Populasi yaitu anak usia 6-24 bulan. Sampel penelitian ini ditentukan dengan metode proportional random sampling sejumlah 78 responden. Pengumpulan data menggunakan kuesioner, FFSQ, dan babyscale atau timbangan injak digital. Analisis data menggunakan uji Kendall Tau (α = 0,05). Hasil: Persentase kategori asupan zink kategori kurang yaitu 47,4%, baik 37,2%, dan lebih 23,1%. Persentase kategori asupan zat besi dengan kategori kurang yaitu 46,2%, baik 34,6%, dan lebih 19,2%. Persentase kategori asupan vitamin C dengan kategori kurang yaitu 43,6%, baik 33,3%, dan lebih 23,1%. Ada hubungan yang bermakna antara asupan zink, zat besi, dan vitamin C dengan kejadian gizi kurang pada anak usia 6-24 bulan di Desa Leyangan, Kecamatan Ungaran Timur, Kabupaten Semarang ( p= 0,03; p= 0,002; p= 0,045). Simpulan: Ada hubungan yang bermakna antara asupan zink, zat besi, dan vitamin C dengan kejadian gizi kurang pada anak usia 6-24 bulan di Desa Leyangan, Kecamatan Ungaran Timur, Kabupaten Semarang
HUBUNGAN PEMBERIAN MP-ASI DAN USIA PERTAMA PEMBERIAN MP-ASI DENGAN KEJADIAN STUNTING PADA ANAK USIA 6-24 BULAN DI DESA LEYANGAN KECAMATAN UNGARAN TIMUR KABUPATEN SEMARANG Virginia, Any; Maryanto, Sugeng; Anugrah, Riva Mustika
JURNAL GIZI DAN KESEHATAN Vol 12 No 27 (2020): JURNAL GIZI DAN KESEHATAN
Publisher : UNIVERSITAS NGUDI WALUYO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35473/jgk.v12i27.58

Abstract

Background: Stunting is a chronic malnutrition problem caused by low nutrition intake. Some of the causes of stunting is inappropriate complementary feeding and inappropriatefirst age for complementary feeding. Objective: The study to aims correlation between complementary feeding and first complementary feeding time with stunting in children of 6-24 months Method: The cross-sectional approach was conducted to this study. The 78 respondents were taken by proportional random sampling.Data taken by was an interview with questionnaires and anthropometric measurements using length board. Univariate data analysis by frequency distribution and bivariate data analysis by chi-square and risk estimate Result:The frequency of complementary feeding, the texture of complementary feeding, the amount of complementary feeding and the first age of giving complementary feeding appropriate eachwere60.3%, 65.4%, 33.3%, and 53.8%There was acorrelation between the frequency of complementary feeding (p-value=0.002;OR=4.531), the texture of complementary feeding (p-value=0.015; OR=3.304), amount of complementary feeding (p-value=0.020;OR=3.6), the first age for complementary feeding (p-value=0.002;OR=4,583) with stunting at the age of 6-24 months in Leyangan Village, East Ungaran District, Semarang Regency Conclution: There was a significant correlation between complementary feeding and first complementary feeding time with stuntingin childrenof 6-24 months in Leyangan Village, East Ungaran District, Semarang Regency Abstrak : Latar Belakang: Stunting merupakan masalah kurang gizi kronis yang disebabkan asupan gizi yang rendah. Beberapa penyebab stunting adalah pemberian MP ASI dan usia pertama pemberian MP-ASI yang tidak sesuai. Tujuan: Untuk mengetahui hubungan pemberian MP-ASI dan usia pertama pemberian MP-ASI dengan kejadian stunting pada anak usia 6-24 bulan Metode Penelitian: Desain penelitian ini menggunakan pendekatan cross sectional. Sampel pada penelitian ini ditentukan dengan proportional random sampling sejumlah 78 responden. Data yang diambil adalah wawancara dengan kuisioner dan pengukuran antropometri menggunakan length board. Analisis data univariat menggunakan distribusi frekuensi dan analisis data bivariat menggunakan uji chi square dan risk estimate. Hasil : Frekuensi pemberian MP ASI, tekstur MP ASI yang diberikan, jumlah pemberian MP ASI dan usia pertama pemberian MP ASI sesuai masing-masing 60,3%, 65,4%, 33,3% dan 53,8%.Terdapat hubungan frekuensi pemberian MP ASI (p value=0,002;OR=4,531), tekstur MP-ASI yang diberikan (p value=0,015; OR=3,304), jumlah pemberian MPASI (p value=0,020;OR=3,6), usia pertama pemberian MP-ASI (p value=0,002;OR=4,583) dengan stunting pada usia 6-24 bulan di Desa Leyangan Kecamatan Ungaran Timur Kabupaten Semarang. Simpulan : Terdapat hubungan pemberian MP-ASI dan usia pertama pemberian MP-ASI dengan kejadian stunting pada anak usia 6-24 bulan di Desa Leyangan Kecamatan Ungaran Timur Kabupaten Semarang
HUBUNGAN PANJANG BADAN LAHIR, BERAT BADAN LAHIR DAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF TERHADAP KEJADIAN STUNTING PADA BADUTA USIA 7-24 BULAN DI DESA WONOREJO KECAMATAN PRINGAPUS KABUPATEN SEMARANG Andini, Virnalia; Maryanto, Sugeng; Mulyasari, Indri
JURNAL GIZI DAN KESEHATAN Vol 12 No 27 (2020): JURNAL GIZI DAN KESEHATAN
Publisher : UNIVERSITAS NGUDI WALUYO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35473/jgk.v12i27.60

Abstract

Background :Stunting is a chronic malnutrition problem caused by inadequate nutritional intake in a long time due to feeding which is not in accordance with nutritional needs. Birth weight, birth length, breastfeeding, gestational age, maternal parenting, sanitation and environmental health are factors that cause ofstunting. Objective :The study aims to find outthe correlation between birth length, birth weight and exclusive breastfeeding with the incidence of stunting in the age group 7-24 months in Wonorejo Village, Pringapus District, Semarang Regency Method :The study was cross sectional approach. The population were all children aged 7-24 months. The sample were taken by Proportional Random Sampling with 74 respondents. Univariate data analysis with frequency distribution and bivariate using kendall’s tau correlation test. Retrieving data with interviews and anthropometric measurements. Results :The percentage of short body length is 47.3%, percentage of body weight is less than 41.9%, percentage not exclusive breastfeeding is 86.5%, and stunting of 62.2%. There is a significant relationship between birth length, birth weight and exclusive breastfeeding with the incidence of stunting (p < 0,0001 ; p < 0,0001 ; p = 0,003). Conclusion :There is a correlation between birth length, birth weight and exclusive breastfeeding with the incidence of stunting in the age group 7-24 months in Wonorejo Village, Pringapus District, Semarang Regency. Abstrak : Latarbelakang : Stunting adalah masalah kurang gizi kronis yang disebabkan oleh asupan gizi yang kurang dalam waktu cukup lama akibat pemberian makanan yang tidak sesuai dengan kebutuhan gizi. Berat badan lahir, panjang badan lahir, pemberian ASI, usia kehamilan, pola asuh ibu, sanitasi dan kesehatan lingkungan merupakan faktor terjadi stunting. Tujuan : Untuk mengetahui hubungan panjang badan lahir, berat badan lahir dan pemberian ASI eksklusif dengan kejadian stunting pada baduta usia 7-24 bulan di Desa Wonorejo Kecamatan Pringapus Kabupaten Semarang Metode : Penelitian menggunakan pendekatan cross sectional. Populasi seluruh baduta berusia 7-24 bulan. Sampel ditentukan dengan Proportional Random Sampling sejumlah 74 responden. Analisis data univariat dengan distribusi frekuensi dan bivariat menggunakan uji korelasi kendall’s tau. Pengambilan data dengan wawancara dan pengukuran antropometri. Hasil : Presentase panjang badan lahir pendek sebesar 47,3%, berat badan lahir kurang sebesar 41,9%, tidak ASI eksklusif sebesar 86,5%, dan stunting sebanyak 62,2%. Terdapat hubungan yang bermakna antara panjang badan lahir, berat badan lahir dan pemberian ASI Eksklusif dengan kejadian stunting (p < 0,0001 ; p < 0,0001 ; p = 0,003). Simpulan : Terdapat hubungan antara panjang badan lahir, berat badan lahir dan pemberian ASI Eksklusif dengan kejadian stunting pada baduta usia 7-24 bulan di Desa Wonorejo Kecamatan Pringapus Kabupaten Semarang.
PENGARUH PEMBERIAN MODIFIKASI MODISCO (Modified Dietetic Skimmed Milk And Coconut Oil) KEDELAI TERHADAP PERTUMBUHAN TIKUS WISTAR KEP (KEKURANGAN ENERGI PROTEIN) Nurina, Marliana Eka; Maryanto, Sugeng; Pontang, Galeh Septiar
JURNAL GIZI DAN KESEHATAN Vol 12 No 27 (2020): JURNAL GIZI DAN KESEHATAN
Publisher : UNIVERSITAS NGUDI WALUYO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35473/jgk.v12i27.61

Abstract

Background: Protein Energy Malnutrition(PEM) is one of the main nutritional problems in Indonesia. Soybean is a food commodity that is rich protein and amino acids for the growth and development of children. Modiscois a WHO formulaused for diet treatmentfortoddlers’ with PEM,themodiscosoybeans modification are madeincreaseor maximize the proteinsto suit the needs of malnourished children. Objective:The study aims to investigatethe effect of giving Modisco Soybeans to the growth of body weight and the body length ofPEM rat Method:The study was true experimental with a randomized pretest and posttest controlled group design.The population was 3 weeks old wistarstrain male rats. The sample of this study was determined based on Frederer’sformula that is 6 rats in each group andthe total sample was 24 rats.The data analysis used Paired t-testand One Way Anova(p< 0,05). Result:The average increase body weight ofPEMrat after being given modiscosoybeans for 14 days was 55.33 grams (54.9%) while the average rat length increasedto1.083 cm (9.44%). There is an effect of giving modisco soybeans to the growth ofPEM rats(p< 0,001). Conclution:There is an effect of giving modisco soybeans to the growthof body weight and the body length ofPEM rats Abstrak : Latar Belakang: Kekurangan Energi Protein (KEP) merupakan salah satu masalah gizi utama di Indonesia. Kedelai merupakan komoditas pangan yang kaya akan protein dan asam amino untuk pertumbuhan dan perkembangan anak. Modisco merupakan formula WHO yang digunakan untuk terapi diet balita dengan KEP, sehingga dilakukannya modifikasi modisco dengan penambahan kedelai untuk menambah atau memaksimalkan kandungan protein yang disesuaikan dengan kebutuhan anak gizi buruk. Tujuan: Untuk mengetahui adakah pengaruh pemberian Modisco Kedelai terhadap pertumbuhan berat badan dan panjang badan tikus wistar KEP. Metode Penelitian: Desain penelitian ini menggunakan True experimental dengan rancangan randomized pretest and posttest controlled group design. Populasi adalah tikus putih jantan strain wistar berumur 3 minggu. Sampel penelitian ini ditentukan berdasarkan rumus Frederer sejumlah 6 ekor per kelompok sehingga total sampel adalah 24 ekor tikus. Analisis data menggunakan Paired t-test dan One Way Anova (p < 0,05). Hasil: Rata-rata peningkatan berat badan tikus KEP setelah diberi modisco kedelai selama 14 hari sebanyak 55,33 gram (54,9%) sedangkan rata-rata panjang tikus meningkat sebanyak 1,083 cm (9,44%). Terdapat pengaruh pemberian modisco kedelai terhadap pertumbuhan tikus wistar KEP (p = 0,0001). Simpulan: Terdapat pengaruh pemberian modisco kedelai terhadap pertumbuhan berat dan panjang badan tikus wistar KEP.
EFEKTIFITAS PIJAT BAYI TERHADAP PENINGKATAN BERAT BADAN BAYI DI DESA CANDIREJO KECAMATAN UNGARAN KABUPATEN SEMARANG Hirawati Pranoto, Heni; Maryanto, Sugeng
JURNAL GIZI DAN KESEHATAN Vol 2 No 4 (2010): JURNAL GIZI DAN KESEHATAN
Publisher : UNIVERSITAS NGUDI WALUYO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Massage is the oldest touch therapy that is already very well known and popular throughout the world including Indonesia, proven cheap, easy and commonplace. This massage therapy benefits include stimulatingthe function of the digestive system, increasing appetite so that it can increase weight gain. Based on interviews, it was found that most mothers massage babies in traditional birth attendants, but not routinely because they have to spend money, whereas in fact this can be done alone by the mother with a little explanation through video media and the practice of massage. This study was experimental design with a longitudinal approach. The population of this study were 35 mothers who had babies aged 1-3 months in Candirejo Village, Ungaran District, Semarang. and 30 samples were taken using purposive sampling method. Data collection was carried out in 2 sample groups then categorized, while for the baby's bodyweight is measured by weighing and then classified based on the card recorded of healthy (KMS). Univariate analysis was performed frequency distribution and bivariate analysis with Chi-square test (χ2), the study was significant if p <α (0.05). The results was obtained p value < α which is 0.030. From these data indicate that therewere a difference in the increase in body weight of babies given massage therapy compared with infants who are not given massage therapy. Massage therapy in infants is a supporting factor to achieve optimal growth and development. Baby massage therapy should be a habit for mothers to give to their babies Abtrak : Pijat adalah terapi sentuhan tertua yang sudah sangat terkenal dan populer di seluruh dunia termasuk Indonesia, terbukti murah, mudah dan biasa dilakukan. Terapi pijat ini manfaatnya antara lain : merangsang fungsi sistem pencernaan, menambah nafsu makan sehingga dapat meningkatkan kenaikan berat badan. Berdasarkan wawancara didapatkan sebagian besar ibu melakukan pijat bayi di dukun bayi tetapi tidak rutin karena harus mengeluarkan biaya, padahal sebenarnya hal tersebut dapat dilakukan sendiri oleh ibu dengan sedikit penjelasan melalui media video dan praktek pemijatan. Rancangan penelitian ini adalah penelitian eksperimen dengan pendekatan longitudinal. Populasi penelitian ini adalah semua ibu yang mempunyai bayi umur 1-3 bulan di Desa Candirejo, Kecamatan Ungaran, Kabupaten Semarang sebanyak 35 dan sampel yang diambil sebanyak 30 dengan metode purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan pada 2 kelompok sampel kemudian dikategorikan, sedangkan untuk berat badan bayi diukur dengan menimbang kemudian diklasifikasikan berdasarkan KMS. Dilakukan perbandingan berat badan bayi antara kelompok I dan kelompok II. Analisis univariat dengan distribusi frekuensi dan analisis bivariat dengan uji Chi-square (χ 2 ), penelitian dinyatakan signifikan jika p < α (0,05). Hasil penelitian didapatkan p value < α yaitu 0,030. Dari data tersebut menunjukkan ada perbedaan peningkatan berat badan bayi yang diberi terapi pijat dengan bayi yang tidak diberi terapi pijat. Terapi pijat pada bayi merupakan faktor pendukung untuk mencapai tumbuh kembang yang optimal. Pemberian terapi pijat bayi sudah selayaknya merupakan kebiasaan bagi ibu yang memiliki bayi.
KAITAN ANTARA PENGETAHUAN IBU TENTANG MP-ASI DENGAN KEJADIAN GIZI BURUK PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GETASAN KABUPATEN SEMARANG Maryanto, Sugeng; Windayanti, Hapsari
JURNAL GIZI DAN KESEHATAN Vol 2 No 3 (2010): JURNAL GIZI DAN KESEHATAN
Publisher : UNIVERSITAS NGUDI WALUYO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The knowledge of nutrition is very important to fulfil sufficient nutrition required which is suitable for the age. Over 6 (six) months babies, their nutritional need do not enough just from breast milk (ASI), therefore, have to be added with Supporting Food-Breast Milk (Makanan Pendamping ASI, MP-ASI), since their demand of food increase related to the increase of age. The later provide MP-ASI, the lower nutritional baby status. In contrast, the earlier of providing MP-ASI will reduce the breast milk consumption that will impacted on their digestion system. This condition will induce severe nutrition whenever the condition does not handle properly. The aims of this research was to determine the relationship between mother’s knowledge of MPASI with the severe nutritional cases. This research is conducted in Public Health of Getasan Semarang District from April – September 2008 used Correlative Descriptive Research design with cross sectional approach. Quistionaires had been used to know the knowledge of mothers on the baby nutrition. The nutritional status of baby had been assessed based on the baby weight which will compare with WHO-NCHS. There are 100 respondens which were determined based on purpossive sampling. Chi-square analysis was used to analyse of data. Most mothers (65%) in Getasan have good knowledge, their nutritional status were good (76%), their were 8% babies in Getasan have severe nutrition.. Conclusion: There was relationship between mother’s knowledge on MP-ASI with the occurement severe nutrition in Getasan. Abtrak : Pengetahuan tentang gizi dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan gizi yang sesuai dengan tingkatan usia. Sesudah usia 6 (enam) bulan kebutuhan gizi ini tidak cukup dari ASI saja tetapi perlu diberikan Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) karena semakin bertambahnya usia, kebutuhan gizi anak semakin meningkat. Keterlambatan waktu pemberian MP-ASI juga mempengaruhi status gizi balita dan sebaliknya jika terlalu dini dalam pemberian MP-ASI akan menurunkan konsumsi ASI dan bayi mengalami gangguan pencernaan. Keadaan ini akan berlanjut jika kondisi ini tidak tertangani dengan baik, bahkan kemungkinan akan mengalami gizi buruk. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kaitan antara pengetahuan ibu tentang MP ASI dengan kejadian gizi buruk. Penelitian ini dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Getasan Kabupaten Semarang pada bulan April – September 2008 menggunakan desain penelitian deskriptif korelatif dengan pendekatan cross sectional. Kuisioner digunakan untuk mengukur pengetahuan ibu therhadap gizi bayi.Penilaian status gizi balita berdasarkan BB (berat badan) balita yang akan disesuaikan dengan tabel baku rujukan penilaian status gizi anak perempuan dan laki-laki usia 0 – 59 bulan menurut BB/U, rujukan WHO-NCHS. Populasi dalam penelitian ini adalah ibu yang mempunyai bayi dan tinggal di wilayah kerja Puskesmas Getasan Kabupaten Semarang. Sampel ditentukan secara purpossive sampling dengan responden berjumlah 100. Uji Chi-square digunakan untuk analisis data. Sebagian besar (65%) ibu di wilayah kerja Puskesmas Getasan memiliki pengetahuan tentang MP ASI baik, status gizinya sebagian besar baik (76%), ada 8% balita menderita gizi buruk. Ada kaitan antara tingkat pengetahuan ibu tentang MP ASI dengan kejadian gizi buruk pada balita di wilayah kerja Puskesmas Getasan Kabupaten Semarang tahun 2008.
Co-Authors Afiatna, Puji Afim Rofkhul Roim Agi Yulia Ria Dini Agi Yulia Riadini Agnes Setiana, Dwi Ajeng Ayu Nur Fitriyani Alpia Pebriana Amalia, Friska Andini, Virnalia Anggun Novita Sari Anisa Puspitasari Astuti, Iga Dila Widuri Baiq Mega Narasuari Baiq Wiwik Subandary Cicik Lestari Dewi Puspita Dewi Puspita Dewi Puspita Dewi Ratnasari Dewi, Hany Kharisma Dian Oktianti Dyah Kartika Wening Elisabeth Usfal Erwin Indayanti Esti Rahayu Farhatus Saidah Faridah Aini Galeh Septiar Pontang Hany Kharisma Dewi Hany Kharisma Dewi Hapsari Windayanti Hasandi, Litta Arsieta Hasna Nur Afina Hifayah Iin Purnamasari Iin Purnamasari Indri Mulyasari Indri Mulyasari Kadarwati, Frisca Erwin Krido Utami, H. Haryanti Kumaladewi, Desy Kusmiyati Tjahjono Liestyaningsih, Chori’ah Lusiana, Ita Mardianti, Wiwit Maria Bella Pereira Maria Magdalena Meilina Rahmawati Martha Irene Kartasurya Martha Nilawati Meilita Dwi Paundrianagari Miftana Fitri Aditami Muhamad Aziz Anwar Novia Eka Rahmawati Nur Cholifah Nur Cholifah Nur Hasanah Nur Wulan Nurdianti Nurhijah Ermadani Nurina, Marliana Eka Pratiwi, Aninda Putri Pratiwi, Galuh Endah Pratiwi, Ni Luh Gede Trisna Puji Afiatna Puji Afiatna Purbowati Purbowati Purbowati Purnasari, Mitha Putri, Baiq Riski Amalina Putri, Risma Aliviani Quiteria Libania Marques Rifatul Ridlo Riva Mustika Anugrah Sari, Nikita Arum Shintia Dewi May Vebrianingsih Shintya Fika Harvi Silvia Rokana Alvida Silviana S, Andhike Sisca Ulivia Siska Dea Novitasari Siti Fatimah Siti Nurfaizah Srimaharani Suciani, Indah Sugiri Sugiri Suwarno Widodo Suwarno Widodo Tina Mawardika Umi Novianingtyas Umi Setyoningrum Untari Uswatun Khasanah Vanes Ufi Safarah Virginia, Any Windy Harly Yustinus Marsono