Claim Missing Document
Check
Articles

Found 18 Documents
Search

PENGEMBANGAN ALAT UKUR KESANTUNAN BERBAHASA JAWA DALAM KOMUNIKASI BERSEMUKA FORMAL Mulyani, Siti; Nurhayati, Endang; Meilawati, Avi
LOKABASA Vol 8, No 2 (2017): Vol. 8, No. 2, Oktober 2017
Publisher : UPI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/jlb.v8i2.14203

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan draf alat ukur kesantunan berbahasa Jawa dalam situasi bersemuka formal. Penelitian ini mempergunakan pendekatan research and development (R D) berupa alat ukur kesantunan berbahasa Jawa sesuai dengan jenis tindak tuturnya. Subjek penelitian di tahun pertama ini meliputi para pendidik bahasa Jawa baik di tataran SLTP maupun tataran SLTA, maupun di perguruan tinggi yang diprediksi telah mempergunakan bahasa Jawa sebagai alat komunikasi secara santun. Lokasi penelitian adalah Yogyakarta.Pengumpulan data dilakukan dilakukan dengan survey-angket, observasi, dan dokumentasi. Analisis data dilakukan dengan teknik deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Analisis  kualitatif diperguakan untuk mendeskripsikan jenis tindak tutur berbahasa Jawa dan aspek dalam alat ukur kesantunan tindak tuturnya, kuantitatif untuk mengetahuai skala kesantunannya. Berdasarkan jenisnya  tindak tuturnya yang terdapat dalam proses komunikasi bersemuka berbahasa Jawa pada proses pembelajaran dapat dibedakan menjadi lima jenis tidak tutur, yaitu: tindak tutur asertif, ekspresif, direktif, deklaratif dan komisif. Tindak tutur komisif merupakan tindak tutur yang tidak produktif. Suatu tuturan dapat dikategorikan menjadi suatu tuturan yang sangat santun, tuturan yang santun, agak santun, kurang santun , atau tuturan yang sangat tidak santun. Tingkat kesopanan suatu tuturan ditentukan oleh berbagai faktor yaitu mengandung maksim kesantunan atau tidak, sesuai tidak dengan tingkat tutur, ada tidaknya kinesik yang sesuai, nada suara yang sesuai, siap diri, tujuan dari pembicaraan, kesesuaian denga konteks, ada tidaknya sapaan, serta ada tidaknya penanda kesantunan.Abstract This study aims to develop a draft of Javanese politeness tools in a formal situation. This research uses research and development approach (R D) in the form of measuring tools politeness of Javanese in accordance with the type of speech acts. Research subjects in this first year include the Javanese language educators both in junior high and high school level, as well as in universities that are predicted to have used the Java language as a means of polite communication. The research location is Yogyakarta. Data collection is done by survey-questionnaire, observation, and documentation. Data analysis was done by qualitative and quantitative descriptive technique. Qualitative analysis is used to describe the type of speech acts in Javanese language and aspects in the measuring tool of politeness of speech acts, quantitative to know the scale of politeness. Based on the type of speech acts contained in the process of communication in the language of Javanese learning process can be divided into five types of speechless, namely: assertive speech acts, expressive, directive, declarative and commissive. Commissive speech acts are unproductive speech acts. A speech can be categorized into a very polite speech, polite, somewhat polite, or polite speech. The level of decency of a speech is determined by various factors that contain the maxim of politeness or not, in accordance with not the level of speech, the presence or absence of the appropriate kinesik, the tone of the appropriate voice, ready yourself, the purpose of the conversation, conformity with the context, whether there is a greeting, markers of politeness.
FAKTOR-FAKTOR PENGHAMBAT DALAM MENGKAJI NASKAH SAPTASTHA Mulyani, Siti
Cakrawala Pendidikan CAKRAWALA PENDIDIKAN, EDISI 1,1991,TH.XI
Publisher : LPMPP Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (278.575 KB) | DOI: 10.21831/cp.v1i1.8723

Abstract

Naskah Jawa mengandung nilai-nilai luhur yang beraneka ragam dan bila kita kaji, hal itu akan memberikan sumbangan yang bermanfaat bagi kebudayaan nasional. Untuk mengkaji naskah itu tidaklah mudahkarena naskah tersbut biasanya ditulis dengan menggunakan aksara Jawa dan bahasa Jawa. Demikian juga dalam mengkaji naskah Saptastha akan ditemui beberapa faktor penghambat.
PENGEMBANGAN MODEL BAHAN AJAR BERBASIS POTENSI DAERAH UNTUK MENUNJANG PEMBELAJARAN BAHASA JAWA Siti Mulyani; Sri Harti Widyastuti; Zulfi Hendri
Jurnal Kependidikan Vol. 43, No.1 (2013)
Publisher : Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21831/jk.v43i1.2254

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan bahan penunjang pembelajaran Bahasa Jawa di SD dan SMP terkait dengan peralatan tradisional sebagai potensi daerah. Penelitian ini menggunakan desain penelitian pengembangan. Prosedur pengembangan pada penelitian ini melalui du tahap, yaitu: studi pendahuluan dan pengembangan prototipe. Studi pendahuluan dilaksanakan dengan kajian pustaka dan kajian lapangan. Pengembangan prototipe melalui dua tahapan, yakni pertama, pengembangan materi bahan ajar penunjang, dan kedua, pengembangan bahan ajar penunjang pembelajaran bahasa Jawa. Setelah tersusun bahan ajar diadakan uji produk kepada ahlinya, terkait dengan keahlian substansi, keahlian dalam bidang pembelajaran dan direvisi berdasarkan validasi dari ahli tersebut.Berdasarkan hasil kajian pustaka dan kajian lapangan peneliti dapat kemukan simpulan sebagai berikut. Bahan ajar mempergunakan bahasa Jawa ngoko. Berdasarkan  validasi ahli materi maupun ahli pembelajaran peneliti melakukan pembenahanterkait dengan judul, gambar halaman sampul, huruf diperbesar menjadi arial 11
PENGEMBANGAN MODEL BAHAN AJAR BERBASIS POTENSI DAERAH UNTUK MENUNJANG PEMBELAJARAN BAHASA JAWA Siti Mulyani; Sri Harti Widyastuti; Zulfi Hendri
Jurnal Kependidikan Vol. 43, No.1 (2013)
Publisher : Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21831/jk.v43i1.2250

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan bahan penunjang pembelajaran Bahasa Jawa di SD dan SMP terkait dengan peralatan tradisional sebagai potensi daerah. Penelitian ini menggunakan desain penelitian pengembangan. Prosedur pengembangan pada penelitian ini melalui du tahap, yaitu: studi pendahuluan dan pengembangan prototipe. Studi pendahuluan dilaksanakan dengan kajian pustaka dan kajian lapangan. Pengembangan prototipe melalui dua tahapan, yakni pertama, pengembangan materi bahan ajar penunjang, dan kedua, pengembangan bahan ajar penunjang pembelajaran bahasa Jawa. Setelah tersusun bahan ajar diadakan uji produk kepada ahlinya, terkait dengan keahlian substansi, keahlian dalam bidang pembelajaran dan direvisi berdasarkan validasi dari ahli tersebut.Berdasarkan hasil kajian pustaka dan kajian lapangan peneliti dapat kemukan simpulan sebagai berikut. Bahan ajar mempergunakan bahasa Jawa ngoko. Berdasarkan  validasi ahli materi maupun ahli pembelajaran peneliti melakukan pembenahanterkait dengan judul, gambar halaman sampul, huruf diperbesar menjadi arial 11
Command and Prohibition Utterances in Human Relationship being in Serat Wulang Reh as Javanese Local Wisdom Exploration Efforts Siti Mulyani
Jurnal Penelitian Humaniora Vol 20, No 2: Oktober 2015
Publisher : LPPM UNY

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (383.546 KB) | DOI: 10.21831/hum.v20i2.9618

Abstract

This study was aimed at expressing commands and prohibitions contained in Serat Wulang Reh. The object of this study was Serat Wulang Reh manuscript. The data of this study were lingual units that can be gatra (arranged) or the combination of gatra containing marker (symbol). The markers were analyzed based on the form of the basis word or derivatives of the basic words that contain af ixes and can be interpreted as a command or prohibition. The result shows that the use of markers to express commands from human to another human in Serat Wulang Reh are more varied than that are used to express prohibitions. The marker that is used to express a command has a different intensity; that are irm until fewer irms. The marker that is used to express prohibition must be avoided regarding the relationship between human with God and human’s relationship with each other has the same meaning. This is apparent on the lingual unit used by the following: aja jangan’, aywa ‘jangan’, dan nora kena ‘tidak boleh'
HUMOR DALAM MAJALAH DJAKA LODANG (Kajian Bentuk Humor) Siti Mulyani
LITERA Vol 4, No 1: LITERA JANUARI 2005
Publisher : Faculty of Languages and Arts, Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21831/ltr.v4i01.4885

Abstract

The use of puns to express humor in Djaka Lodang, a Javanese magazine, is alanguage phenomenon of language use that is interesting to study. This researchstudy aims to (1) describe sections containing humorous discourses in Djaka Lodang,and (2) describe the forms of the humorous discourses.This study employed the descriptive approach. The data sources were DjakaLodang published in the period of January to March 2003. The research data weresegments of discourse containing humorous elements. The data were collectedby reading and recording by means of the discourse analysis technique. The datavalidity was assessed through semantic validity. The data reliability was assessedby reading and rereading (intra-rater reliability). The data were analyzed by usingthe descriptive technique comprising induction and comparison, categorization,tabulation, and inference making.The research findings show that of 32 sections available in Djaka Lodang 18sections contain humorous discourses. The 18 sections are (1) Cerita Rakyat, (2)Srumuwus, (3) Wawasan Droning Negara, (4) Wawasan Jaban Ranglcah, (5) Pagelaran,(6) Profil, (7) Sketsa, (8) Pedhalangan, (9) Lem bar Agama, (10) Macapat, (11) Seninjong,(12) Cerita Sambung, (13) Mendhowan, (14) Pengalamanku, (15) Cerita Cekak, (16) WacanBocah, (17) Tetepungan, and (18) Dhat Nyeng. There are seven forms of the humorousdiscourses, namely description, story, topic sentence, poem, magic spell, trappingexpression, and pun.
PENGEMBANGAN MODEL BAHAN AJAR BERBASIS POTENSI DAERAH UNTUK MENUNJANG PEMBELAJARAN BAHASA JAWA Siti Mulyani; Sri Harti Widyastuti; Zulfi Hendri
Jurnal Kependidikan Vol. 43, No.1 (2013)
Publisher : Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21831/jk.v43i1.1959

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan bahan penunjang pembelajaran Bahasa Jawa di SD dan SMP terkait dengan peralatan tradisional sebagai potensi daerah. Penelitian ini menggunakan desain penelitian pengembangan. Prosedur pengembangan pada penelitian ini melalui du tahap, yaitu: studi pendahuluan dan pengembangan prototipe. Studi pendahuluan dilaksanakan dengan kajian pustaka dan kajian lapangan. Pengembangan prototipe melalui dua tahapan, yakni pertama, pengembangan materi bahan ajar penunjang, dan kedua, pengembangan bahan ajar penunjang pembelajaran bahasa Jawa. Setelah tersusun bahan ajar diadakan uji produk kepada ahlinya, terkait dengan keahlian substansi, keahlian dalam bidang pembelajaran dan direvisi berdasarkan validasi dari ahli tersebut.Berdasarkan hasil kajian pustaka dan kajian lapangan peneliti dapat kemukan simpulan sebagai berikut. Bahan ajar mempergunakan bahasa Jawa ngoko. Berdasarkan  validasi ahli materi maupun ahli pembelajaran peneliti melakukan pembenahanterkait dengan judul, gambar halaman sampul, huruf diperbesar menjadi arial 11.
WACANA PADA PRODUK DAGADU DJOGJA Siti Mulyani
LITERA Vol 5, No 1: LITERA JANUARI 2006
Publisher : Faculty of Languages and Arts, Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21831/ltr.v5i1.6803

Abstract

Literature Review: Analysis of Articles on the Application of the Discovery Learning Method in Indonesian Language Learning to Improve Reading Comprehension Skills of Elementary School Students Yolanda, Yolanda; Pebriana, Putri Hana; Saputra, Indra; Ningsih, Siska Kartika; Mulyani, Siti; Azzahra, Ghiatsya
The Future of Education Journal Vol 4 No 1 (2025)
Publisher : Lembaga Penerbitan dan Publikasi Ilmiah Yayasan Pendidikan Tumpuan Bangsa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61445/tofedu.v4i1.396

Abstract

The Discovery Learning (DL) paradigm is a learning approach that encourages students to independently discover knowledge and concepts through active engagement in the learning process. This approach has been widely applied in various teaching methods, particularly in Indonesian language learning. However, traditional teaching methods, such as lectures, are still frequently used in many classrooms, where the teacher plays a dominant role and minimally involves students actively. As a result, students lose interest and enthusiasm for the material being taught and are less engaged in the learning process.The implementation of the Discovery Learning model provides opportunities for students to be more active in the learning process, thereby supporting the successful achievement of learning objectives. This study aims to analyze how the Discovery Learning approach can improve elementary school students' reading comprehension skills. The approach used in this research is a literature review of previous studies published in the last five years.A total of 15 relevant articles were collected and analyzed to gain insights into the effectiveness of this learning model. The results of the review indicate that Discovery Learning can enhance student engagement, build better reading comprehension, and increase students' interest in learning. Therefore, Discovery Learning is an effective learning model to be applied in Indonesian language learning at the elementary school level.
The Existency of Sangkar Burung Handicraft in Ciloa Village as Social Studies Learning Sources: Eksistensi Kerajinan Sangkar Burung di Desa Ciloa Sebagai Sumber Pembelajaran IPS Mulyani, Siti; Widyanti, Triani; Mulyana, Eldi
SAHUR Journal Vol. 1 No. 2 (2022): Volume 1 Nomor 2 Tahun 2022
Publisher : Institut Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31980/sahur.v1i2.2097

Abstract

The use of learning resources at this time does not only depend on books, especially for social studies lessons which of course the study of the material is closely related to social issues. Global economic competition is certainly a challenge for social studies educators to be able to equip their students to have the ability to collaborate so as to create a competent golden generation, one of the movements in the field of education is by making meaningful learning through the use of contextual learning resources. The purpose of this study is for students to have social skills and to develop scientific treasures related to components in the bird cage handicraft business by making it a social studies learning resource. This study uses a qualitative approach with a qualitative descriptive method using observation, interviews and documentation. The results of the study can be summarized into three main points: 1) The transition of the bird cage handicraft business. The community of Ciloa, Mekarsari Village, Selaawi District, which is increasing, provides an overview of economic activities and entrepreneurship so that it can be used as a source of social studies learning at SMP Negeri 1 Selaawi. 2) The existence of bird cage craftsmen provides many benefits to various groups, especially in the social and economic fields so that the existence of bird cage crafts needs to be maintained. 3) The support of social studies educators for implementing bird cage crafts at SMP Negeri 1 Selaawi gives strength to students to learn how the components of bird cage handicraft business are in the hope that students have the ability to maintain bird cages as one of their regional characters so that students have economic provisions in entrepreneurship.