Claim Missing Document
Check
Articles

Pengaruh Carbopol 934P, Hydroxy Propyl Methyl Cellulose, dan Polietilen Glikol Terhadap Swelling Indexs Pada Sediaan Tablet Bukal Bilayer Simvastatin Aristha Novyra Putri; Teuku Nanda Saifullah; Mimiek Murrukmihadi
Jurnal Pharmascience Vol 3, No 2 (2016): Jurnal Pharmascience
Publisher : Program Studi Farmasi FMIPA Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/jps.v3i2.5732

Abstract

Simvastatin dapat menurunkan Low-Density Lipoprotein Cholesterol dan meningkatkan High Density Lipoprotein Cholestrol. Simvastatin memiliki bioavailabilitas rendah (5%) karena mengalami metabolisme di hati dan waktu paruh 3 jam. Swelling Index adalah kemampuan sediaan mengembang, berpengaruh terhadap pelepasan obat, dimana semakin besar kemampuan sediaan mengembang, maka akan semakin lama pelepasan obat yang terjadi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh variasi konsentrasi Carbopol 934P, HPMC, dan PEG 6000 terhadap swelling index pada tablet bukal bilayer simvastatin. Penentuan formula dengan factorial design 23 menggunakan software Design Expert® sebanyak 8 formula. Pembuatan formula tablet bukal bilayer dibuat menggunakan metode direct compress terdiri atas layer yang mengandung polimer dan obat. Layer 2 sebagai backing membrane dan mengandung bahan tidak larut air. Evaluasi uji sifat fisik tablet meliputi, bobot, keseragaman bobot, diameter, ketebalan, kekerasan, dan swelling index. Hasil uji menunjukkan bahwa Carbopol signifikan meningkatkan swelling index dibandingkan HPMC dan PEG 6000. Kata kunci: simvastatin, buccal bilayer, Carbopol, HPMC, swelling index
Uji Aktivitas Antibakteri Salep Ekstrak Etanolik Daun Binahong (Anredera cordifolia (Ten.) Steenis) Dengan Berbagai Variasi Basis Terhadap Bakteri Staphylococcus aureus Elya Zulfa; Tegar Bagus Prasetyo; Mimiek Murrukmihadi
Jurnal Pharmascience Vol 4, No 1 (2017): Jurnal Pharmascience
Publisher : Program Studi Farmasi FMIPA Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/jps.v4i1.5751

Abstract

ABSTRAK Salep ekstrak etanolik daun binahong (Anredera cordifolia (Ten.) Steenis) basis absorpsi memiliki aktivitas antibakteri terhadap Staphylococcus aureus pada konsentrasi 10%. Dalam meningkatkan aktivitas zat aktif ekstrak etanolik daun binahong, maka perlu dilakukan penyesuaian berbagai basis formulasi salep. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas antibakteri salep ekstrak daun binahong dengan variasi basis hidrokarbon, absorpsi, dan larut air terhadap Staphylococcus aureus.Ekstrak etanolik daun binahong diperoleh dengan metode maserasi menggunakan etanol 70%. Salep dibuat dengan variasi basis pembawanya yaitu hidrokarbon, absorpsi, dan larut air. Salep yang telah dihasilkan selanjutnya diuji aktivitas antibakterinya terhadap bakteri Staphylococcus aureus. Data hasil uji aktivitas antibakteri dianalisis secara Anova satu jalan dan dilanjutkan Tukey dengan taraf kepercayaan 95%. Hasil uji aktivitas antibakteri salep ekstrak etanolik daun binahong (hidrokarbon, absorpsi, dan larut air) tidak memiliki perbedaan yang bermakna (Sig≥0,05). Kata Kunci : Salep, Daun binahong, Aktivitas antibakteri, Staphylococcus aureus. ABSTRACT The absorbtion-based ointment of ethanolic extract of binahong leaves (Anredera cordifolia (Ten.) Steenis) on 10% concentrate has antibacterial activity towards Staphylococcus aureus. In order to improve the activity of this ethanolic extract of binahong leaves, it is necessarily to adjust the ointment’s base of formulation. The aims of study are to determine the ointment’s physical characteristics as well as the antibacterial activity towards Staphylococcus aureus which various base such as hydrocarbon, absorbtion and water solubility. The ethanolic extract of binahong leaves obtained from maceration method using 70% of ethanol. The ointment was made based on the variation of its base which are hydrocarbon, absorbtion and water solubility. The obtained oinment then was examined on antibacterial activity toward Staphylococcus aureus. Anti-bacterial activity were analyzed using one-way ANOVA and Tukey with the level of confidence up to 95%. the antibacterial activity of ethanolic extract ointment of binahong leaves (hydrocarbon, absorbtion, and watersolubility) also did not have any significant differences (Sig≥0,05). Keywords: Ointment, Binahong leaves, Antibacterial activity, Staphylococcus aureus.
Stabilitas Kimiawi Sirup Ekstrak Etanolik Bunga Kembang Sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L.) PRAISELA RIZDHANIA; MIMIEK MURRUKMIHADI; Iswandi -
Jurnal Farmasi Indonesia Vol 9 No 1 (2012): Jurnal Farmasi Indonesia
Publisher : Fakultas Farmasi Universitas Setia Budi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1013.61 KB) | DOI: 10.31001/jfi.v9i1.711

Abstract

The ethanolic extract of hibiscus flower (Hibiscus rosa-sinensis L.) on concentration 1,25% had mucolytic effect (Septyani 2009) with alkaloid as its marker substances. Syrup was suitable because its local effect so mucus will be able to go off easily. The aim of this research was to determined chemical stability of syrup based on optimum formulation by reduction value of alkaloid as its parameter. Hibiscus powder was extracted using maceration method with PE and its residue remacerated by ethanol 70%. Standard curve was made from isolate of alkaloid with various concentration on 5; 2,5; 1,25; 0,625; and 0,3125 μg/μl with regressional equation Y = -2,225 + 16,777 x. Syrup has been made in 3 formulation with various extract concentration on 1,00; 1,25; and 1,50%. Its physical stability including viscosity and decanted easily test has been checked then the chemical stability has been done by heated syrup on increasing term from 40º, 55ºC and 70ºC. The reduction of stability known by reduction of alkaloid value as AUC from densitometer. It was analyzed using Anova two ways followed by Dunnett T3 with significancy (p 0,05). The result showed that increasing term was influence to reduction of alkaloid value but various extract concentrations were not. So it was concluded that syrup with 1,25% extract concentration had the best stability.
OPTIMIZATION OF LIQUID SOAP SOAP (Caesalpinia sappan L.) LIQUID ETHANOL EXTRACT WITH KOH, STEARIC ACID AND SITRATE ACID USING SIMPLEX LATTICE DESIGN METHOD AND THE EFFECT OF ANTIBACTERIA ON STAPYLOCOCUSUSUSCATC 25259 Nurhayati Nurul; Ana Indrayati; Mimiek Murrukmihadi
Jurnal Infokes Vol 9 No 2 (2019): Jurnal Ilmiah Rekam Medis dan Informatika Kesehatan
Publisher : Universitas Duta Bangsa Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47701/infokes.v9i2.826

Abstract

The most widely used soap is soap from sodium salt, but potassium soap is a softer and more soluble soap in water, so potassium soap is made for special functions, such as liquid soap. Brazilin in secang wood extract (Caesalpinia sappan L.) has potential as an antioxidant and antibacterial agent. Secang wood dry powder was extracted with 96% ethanol, thickened and then extracts tested. Fourteen liquid soap formulas using 10% secang wood extract with variations of KOH base, stearic acid, and citric acid were tested for physical properties including viscosity, pH, and free alkali. The optimum formula liquid bath soap can inhibit S. aureus ATCC 25923 as large as 32.6 ± 0.75 mm. The optimum formula is obtained by the Simplex Lattice Design method, the results are analyzed by expert design software. The optimum formula was tested for physical properties then analyzed using one-sample t-test and irritation test. The optimum form of liquid bath extract of sabaun secang wood extract contains KOH 0.6121%, stearic acid 0.613% and citric acid 0.085% with physical properties of viscosity of 9.69, pH of 9.95 free alkali of 0.08. T test results showed no significant difference between the response of the physical properties of the experimental results and software predictions. The optimum formula for shower bath liquid wood extract does not irritate the skin.
PENGARUH SUHU PENYIMPANAN TERHADAP KEBERADAAN ALKALOID DALAM SIRUP FRAKSI ALKALOID Mimiek Murrukmihadi; Subagus Wahyuono; Marchaban Marchaban; Sudibyo Martono
Majalah Farmaseutik Vol 7, No 1 (2011)
Publisher : Faculty of Pharmacy, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1938.429 KB) | DOI: 10.22146/farmaseutik.v7i1.24027

Abstract

Bunga kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L.) merupakan salah satu tanaman yang digunakan sebagai peluruh dahak secara tradisional. Telah diisolasi alkaloid dalam kembang sepatu sebagai senyawa penanda (marker) dan telah diduat sebagai sediaan sirup. Oleh karena itu perlu diteliti pengaruh suhu penyimpanan terhadap keberadaan alkaloid dalam sirup fraksi alkaloid. Fraksi alkaloid hasil fraksinasi ekstrak alkaloid dari bunga kembang sepatu dibuat sediaan sirup kemudian disimpan dalam suhu kamar, suhu 40, 55, dan 70 0C selama 4 minggu. Keberadaan alkaloid dalam sirup setelah penyimpanan ditentukan dengan KLT-Densitometri dengan menggunakan kurva baku isolat (alkaloid) hubungan antara kadar dan AUC. Hasilnya menunjukkan bahwa senyawa alkaloid dalam sediaan sirup fraksi tidak dapat ditentukan secara KLT-densitometri. Harga hRf senyawa penanda pada fraksi yang telah diformulasikan dalam sediaan sirup mengalami perubahan. Dilihat dari nilai hRf yang nampak, maka senyawa penanda mengalami peningkatan polaritas.
PENGARUH PENAMBAHAN CARBOMER 934 DAN SETIL ALKOHOL SEBAGAI EMULGATOR DALAM SEDIAAN KRIM EKSTRAK ETANOLIK BUNGA KEMBANG SEPATU (Hibiscus rosa-sinenis L.) TERHADAP SIFAT FISIK DAN AKTIVITAS ANTIBAKTERI PADA Staphylococcus aureus Mimiek Murrukmihadi; Rizki Ananda; Tri Utami Handayani
Majalah Farmaseutik Vol 8, No 2 (2012)
Publisher : Faculty of Pharmacy, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (571.241 KB) | DOI: 10.22146/farmaseutik.v8i2.24069

Abstract

Bunga kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L.) merupakan antibakteri dari alam. Bunga kembang sepatu mempunyai khasiat antiradang, antipiretik serta antivirus. Ekstrak etanolik bunga kembang sepatu dibuat sediaan krim untuk meningkatkan efektifitas terapetik serta kenyamanan saat digunakan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penambahan carbomer 934 dan setil alkohol sebagai emulgator dalam sediaan krim ekstrak etanolik bunga kembang sepatu terhadap sifat fisik serta pengaruhnya terhadap aktivitas antibakteri pada Staphylococcus aureus. Bunga kembang sepatu diekstraksi dengan etanol 70% menggunakan metode maserasi. Formula krim ekstrak etanolik bunga kembang sepatu dibuat dengan perbedaan konsentrasi carbomer 934 dari setil alkohol yaitu untuk formula 1 tanpa carbomer, formula 2 (carbomer 0,15%), formula 3 (carbomer 0,30%) dan formula 4 (carbomer 0,45%). Formula 5 tanpa setil alkohol, formula 6 (setil alkohol 2,00%), formula 7 (setil alkohol 3,50%) dan formula 8 (setil alkohol 5,00%) dengan uji sifat fisik krim yang dilakukan adalah uji organoleptis, uji pH, uji viskositas, uji daya sebar, dan uji daya lekat. Uji aktivitas antibakteri menggunakan metode difusi padat (sumuran) dengan mengukur diameter zona hambat pada media. Sebagai kontrol positif digunakan krim gentamicin 0,1%. Data yang didapat diuji dengan korelasi regresi.Hasil menunjukkan adanya pengaruh kenaikan konsentrasi carbomer 934 tehadap sifat fisik, yaitu meningkatkan viskositas dan daya sebar serta menurunkan daya lekat krim. Pada uji aktivitas antibakteri menunjukkan bahwa penambahan carbomer 934 menurunkan aktivitas antibakteri krim ekstrak etanolik bunga kembang sepatu. Penambahan setil alkohol meningkatkan viskositas pada konsentrasi 2% tetapi menurunkan pada 5%, daya sebar menurun pada konsentrasi 2% tetapi meningkat pada konsentrasi 5% serta daya lekat semakin menurun dan aktivitas antibakterinya terhadap Staphylococcus aureus semakin menurun.
FORMULASI SIRUP EKSTRAK BUNGA KEMBANG SEPATU (HIBISCUS ROSA-SINENSIS L.) VARIETAS WARNA MERAH MUDA DAN UJI AKTIVITAS MUKOLITIKNYA PADA MUKUS SALURAN PERNAFASAN SAPI SECARA IN VITRO Mimiek Murrukmihadi; Rizka Ariani; Desti Wibowo
Majalah Farmaseutik Vol 8, No 3 (2012)
Publisher : Faculty of Pharmacy, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (507.923 KB) | DOI: 10.22146/farmaseutik.v8i3.24077

Abstract

Tanaman kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L.) banyak digunakan di masyarakat secara tradisional sebagai peluruh dahak (mukolitik). Sudah terbukti bahwa ekstrak etanolik bunga kembang sepatu varietas warna merah mempunyai aktivitas mukolitik secara in vitro dan mengandung golongan alkaloid sebagai marker. Tanaman kembang sepatu ini memiliki banyak varietas, antara lain kembang sepatu merah, putih, merah muda, dan kuning. Perbedaan varietas ini memunculkan dugaan bahwa efek mukolitik yang dihasilkan pun berbeda antar varietas. Oleh karena itu, perlu penelitian lebih lanjut mengenai efek mukolitik yang dihasilkan varietas merah muda serta formulasinya dalam sirup. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh variasi kadar ekstrak bunga kembang sepatu varietas warna merah muda dalam sirup terhadap aktivitas mukolitik secara in vitro (aktivitas pengenceran mukus) pada mukus saluran pernafasan sapi. Penelitian dilakukan dengan ekstraksi serbuk bunga kembang sepatu warna merah muda dalam etanol 70%. Sirup yang dibuat lalu diuji stabilitas fisik dan aktivitas mukolitik secara in vitro terhadap mukus sapi. Sirup tersebut dibuat dengan variasi kadar ekstrak etanolik bunga kembang sepatu dan variasi pada komposisi gliserin dan sorbitol. Data yang didapat diuji dengan Kolmogorov-Smirnov dilanjutkan uji ANAVA dan uji t dengan taraf kepercayaan 95%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sirup ekstrak etanolik bunga kembang sepatu warna merah muda konsentrasi 1,5% dan 2,0% secara in vitro menunjukkan adanya aktivitas pengenceran mukus saluran pernafasan sapi sebanding dengan aktivitas pengenceran mukus oleh sirup asetilsistein 0,1%
PENGARUH KONSENTRASI MINYAK ATSIRI KULIT BUAH JERUK PURUT (CITRUS HYSTRIX DC.) DALAM PASTA GIGI TERHADAP KARAKTERISTIK FISIK DAN DAYA ANTIBAKTERI STREPTOCOCCUS MUTANS Tiar Rizki Hayu; Mimiek Murrukmihadi; Mutmainah Mutmainah3
Majalah Farmaseutik Vol 9, No 1 (2013)
Publisher : Faculty of Pharmacy, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (436.559 KB) | DOI: 10.22146/farmaseutik.v9i1.24104

Abstract

Penyakit karies gigi adalah suatu kerusakan gigi yang dimulai dari permukaan dan berkembang ke arah dalam pada gigi, diawali dengan proses demineralisasi gigi. Penyakit tersebut biasanya disebabkan oleh bakteri Streptococcus mutans. Minyak atsiri kulit buah jeruk purut memiliki kandungan utama berupa sitronellal. Senyawa tersebut dapat berfungsi sebagai antibakteri. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh perbedaan konsentrasi minyak atsiri kulit buah jeruk purut terhadap karakteristik fisik dan daya antibakteri terhadap Streptococcus mutans. Minyak atsiri kulit buah jeruk purut yang tersedia dibuat pasta gigi dengan berbagai konsentrasi minyak atsirinya F1 (4%), F2 (6%), dan F3 (8%). Masing-masing formula dilakukan uji karakteristik fisik dan daya antibakteri Streptococcus mutans. Berdasarkan percobaan, peningkatan konsentrasi minyak atsiri kulit buah jeruk purut menurunkan nilai pH, viskositas, daya lekat, pembentukan busa, dan meningkatkan daya sebar namun tidak berpengaruh pada organoleptis dan homogenitas. Pada uji antibakteri Streptococcus mutans peningkatan konsentrasi minyak atsiri kulit buah jeruk purut meningkatkan daya antibakteri terhadap Streptococcus mutans ditunjukkan dengan meningkatnya zona bening yang terbentuk yaitu F1 (12,70mm), F2 (17,49mm), dan F3 (23,44mm) tetapi uji statistik tidak menunjukkan perbedaan signifikan
PENGARUH KOMBINASI OXYBENZONE DAN OCTYL METHOXYCINNAMATE (OMC)PADA KARAKTERISTIK FISIK DAN SPF DALAM SEDIAAN KRIM TABIR SURYA Mualifah Rifiani Ela Rosita; Mimiek Murrukmihadi; Suwarmi Suwarmi
Majalah Farmaseutik Vol 10, No 1 (2014)
Publisher : Faculty of Pharmacy, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (435.585 KB) | DOI: 10.22146/farmaseutik.v10i1.24109

Abstract

Bahan UV A filter yang digunakan secara kombinasi dengan UV B filter atau filter lainnya dapat memberikan efek “broad-spectrum”. UV filter yang dapat digunakan antara lain adalah Oxybenzone (Benzophenone-3) dan Octyl methoxycinnamate (OMC). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kombinasi Oxybenzone dan OMC dalam sediaan krim tabir surya terhadap karateristik fisik dan SPF. Kombinasi antara Oxybenzone dan OMC pada sediaan krim tabir surya dengan komposisi konsentrasi yaitu, F I (10:0)%, F II (6:4)%, F III (5:5)%, F IV (4:6)% dan F V (0:10)%. Krim diuji karakteristik fisik yang meliputi: oganoleptis, pH, tipe emulsi krim, viskositas, daya lekat, dan daya sebar. Penentuan efektifitas sediaan krim tabir surya dilakukan dengan pengujian nilai SPF. Data dianalisis secara deskriptif dan korelasi regresi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peningkatan konsentrasi Oxybenzone dan penurunan konsentrasi OMC, dapat meningkatkan warna kuning sediaan, viskositas, dan daya lekat serta dapat menurunkan daya sebar. Nilai SPF tertinggi terdapat pada formula dengan perbandingan Oxybenzone dan OMC (4 : 6)% yaitu sebesar 15,21.
PENGARUH VARIASI KADAR GELLING AGENT HPMC TERHADAP SIFAT FISIK DAN AKTIVITAS ANTIBAKTERI SEDIAAN GEL EKSTRAK ETANOLIK DAUN KEMANGI (Ocimum basilicum L. forma citratum Back.) Hanum Pramuji Afianti; Mimiek Murrukmihadi
Majalah Farmaseutik Vol 11, No 2 (2015)
Publisher : Faculty of Pharmacy, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (660.388 KB) | DOI: 10.22146/farmaseutik.v11i2.24121

Abstract

Ekstrak etanolik daun kemangi (Ocimum basilicum L. forma citratum Back.) mempunyai aktivitas antibakteri terhadap Staphylococcus aureus. Sediaan gel dapat meningkatkan efektivitas dan kenyamanan dalam penggunaannya secara topikal. Sifat fisik gel yang baik tergantung dari penggunaan gelling agent. HPMC merupakan salah satu gelling agent. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh variasi kadar gelling agent HPMC terhadap sifat fisik dan aktivitas antibakteri sediaan gel ekstrak etanolik daun kemangi. Metode maserasi digunakan untuk mendapatkan ekstrak dengan penyari etanol 95%. Gel diformulasikan menjadi tiga formula dengan variasi kadar HPMC 10%, 15%, dan 20% menggunakan kadar ekstrak sebesar 9,1% untuk setiap formula. Uji sifat fisik meliputi organoleptis, homogenitas, pH, daya sebar, daya lekat, dan viskositas. Aktivitas antibakteri diuji menggunakan metode difusi padat, kemudian diamati diameter zona hambat antibakteri gel. Hasil dianalisis dengan analisis korelasi-regresi, analisis deskriptif secara visual untuk sifat fisik gel, dan analisis one-way ANOVA untuk aktivitas antibakteri dengan taraf kepercayaan 95%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peningkatan kadar HPMC menyebabkan gel semakin gelap, wujud semakin kental, peningkatan viskositas, peningkatan daya lekat, dan penurunan daya sebar, namun tidak mempengaruhi homogenitas dan pH gel. Pengujian antibakteri menunjukkan peningkatan kadar HPMC menghasilkan perbedaan kemampuan pelepasan zat aktif yang ditunjukkan melalui penurunan daya hambat bakteri sebesar 0,726 cm, 0,674 cm, dan 0,488 cm