Claim Missing Document
Check
Articles

OPTIMASI FORMULA SEDIAAN LIPSTIK EKSTRAK ETANOLIK UMBI UBI JALAR UNGU (IPOMOEA BATATAS L.) DENGAN KOMBINASI BASIS CARNAUBA WAX DAN PARAFFIN WAX MENGGUNAKAN METODE SLD (SIMPLEX LATTICE DESIGN) Yogaswara Tawang Gumbara; Mimiek Murrukmihadi; Sri Mulyani
Majalah Farmaseutik Vol 11, No 3 (2015)
Publisher : Faculty of Pharmacy, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (717.425 KB) | DOI: 10.22146/farmaseutik.v11i3.24125

Abstract

Sifat fisik lipstik ditentukan dari basis waxes. Waxes yang sering digunakan pada pembuatan lipstik yaitu paraffin wax dan carnauba wax. Paraffin wax harus dikombinasikan dengan wax lain agar tidak menjadikan lipstik rapuh. Ekstrak etanolik umbi ubi jalar ungu (Ipomoea batatas L.) mengandung antosianin yang berpotensi sebagai zat warna alami. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kombinasi komposisi paraffin wax dan carnauba wax yang memberikan formula optimum dan mengetahui sifat fisiknya. Serbuk kering umbi ubi jalar ungu (Ipomoea batatas L.) diekstraksi dengan etanol 96% dalam suasana asam, dikentalkan, kemudian diidentifikasi senyawa antosianin. Delapan formula lipstik menggunakan 15% ekstrak dengan variasi basis paraffin wax dan carnauba wax diuji sifat fisisnya meliputi daya kekerasan, daya lekat, titik leleh, uji pH, dan hedonik. Formula optimum didapatkan dengan metode Simplex Lattice Design. Hasil dianalisis dengan software Design Expert 9.0.3.1. Verifikasi formula optimum dilakukan dengan menguji sifat fisik yang kemudian dianalisis menggunakan one-sample t-test. Formula optimum sediaan lipstik ekstrak etanolik umbi ubi jalar ungu mengandung carnauba wax sebesar 13,51 % dan paraffin wax sebesar 11,49 % dengan sifat fisisnya yaitu, daya kekerasan sebesar 1466,67 ± 163,299 gram, titik leleh sebesar 67,67 ± 0,516oC, daya lekat sebesar 82,83 ± 7,223 detik, dan memiliki tingkat kesukaan sebesar 70,83 ± 3,764%.
Optimasi Proporsi Ekstrak Kulit Buah Naga Merah (Hylocereus undatus (Haw.) Britton & Rose dan Titanium Dioksida dalam Formulasi Lipstik dengan Pewarna Alam Marlyn Dian Laksitorini; Veronica Intani Suherndra; Roni Ferdian; Mimiek Murrukmihadi
Majalah Farmaseutik Vol 18, No 2 (2022)
Publisher : Faculty of Pharmacy, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/farmaseutik.v18i2.65423

Abstract

Kandungan antosianin dalam ekstrak kulit buah naga merah (Hylocereus undatus (Haw.) Britton & Rose) memiliki potensi untuk dimanfaatkan sebagai pewarna alami dalam sediaan lipstik. Kulit buah naga merah memiliki berat mencapai 30-35% berat buah. Namun demikian, pemanfaatan limbah kulit buah naga sebagai sumber pewarna alam belum dieksplorasi secara maksimal. Lipstik berfungsi untuk memperindah warna bibir sekaligus sebagai pelindung bibir dari cahaya matahari. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi proporsi ektrak kulit buah naga ( 8-10% b/b) dan titanium dioksida (5-7% b/b)agar diperoleh lipstik dengan densitas warna dan angka sun protecting factor (SPF) yang optimal. Penambahan titanium dioksida berefek positif terhadap densitas warna lipstik. Optimasi dengan Design Expert® menunjukan bahwa kombinasi ekstrak etanolik kulit buah naga merah sebesar 9,5%  dan titanium dioksida sebesar 5,5 % terhadap bobot lipstik diprediksi akan memberikan nilai densitas warna dan SPF yang paling optimum. Pembuatan produk dengan formula optimum pada skala kecil memiliki nilai SPF yang tidak berbeda signifikan dibandingkan dengan nilai prediksi sedangkan densitas yang dihasilkan formula optimum sedikit lebih tinggi dari nilai prediksi. Lipstik yang dibuat menurut formula optimum memiliki titik lebur dan nilai pH  yang memenuhi syarat namun memiliki tingkat kekerasan yang lebih tinggi dan daya oles lebih rendah dari produk pembanding. Secara umum, lipstik dari formula optimum menghasilkan warna pastel merah muda. Pengembangan ekstrak kulit buah naga merah sebagai pewarna alami sediaan lipstik perlu disempurnakan agar diperoleh kestabilan warna ekstrak.Kata kunci: lipstik, pewarna alami, ekstrak kulit buah naga merah, formula optimum
Pengaruh Gelatin Sebagai Bahan Pengikat Terhadap Sifat Fisik Tablet Kunyah Kelopak Bunga Rosella (Hibiscus sabdariffa L.) dengan Granulasi Basah Rani Dewi Pratiwi; Mimiek Murrukmihadi; Siti Aisiyah
PHARMACY: Jurnal Farmasi Indonesia (Pharmaceutical Journal of Indonesia) Jurnal Pharmacy, Vol. 14 No. 01 Juli 2017
Publisher : Pharmacy Faculty, Universitas Muhammadiyah Purwokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (421.88 KB)

Abstract

Tablet kunyah merupakan sediaan yang cocok untuk rosella (Hibiscus sabdariffa L.) dalam penggunaannya sebagai obat tradisional. Gelatin merupakan bahan pengikat yang dengan berbagai variasi konsentrasi dapat menghasilkan sifat fisik tablet kunyah yang berbeda-beda. Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh gelatin sebagai bahan pengikat pada tablet kunyah kelopak bunga rosella dan mengetahui konsentrasi gelatin yang dapat menghasilkan formula terbaik, sehingga dihasilkan tablet yang berkualitas. Kelopak bunga rosella diekstraksi dengan metode maserasi. Penyari yang digunakan adalah etanol 70%. Tablet kunyah dibuat menjadi 3 formula dengan konsentrasi gelatin 5, 10, dan 15% menggunakan metode granulasi basah. Granul yang dihasilkan diuji sifat fisiknya meliputi waktu alir, sudut diam, dan susut pengeringan. Granul kering kemudian dicetak menjadi tablet menggunakan mesin dengan tekanan maksimal. Tablet kunyah diuji sifat fisiknya meliputi keseragaman bobot, kekerasan, kerapuhan, dan tanggapan rasa. Data dianalisis secara statistik Kolmogorof-Smirnov, anova satu jalan, Tukey test menggunakan program SPSS 12.0 for windows dengan taraf kepercayaan 95%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa gelatin dengan berbagai variasi konsentrasi berpengaruh terhadap kekerasan dan kerapuhan tetapi tidak berpengaruh terhadap keseragaman bobot tablet kunyah. Konsentrasi gelatin 5% merupakan formula yang terbaik, karena dengan konsentrasi gelatin yang kecil sudah dapat memenuhi syarat sifat fisik dan evaluasi tanggapan rasa.
KARAKTERISTIK FISIK LIPSTIK SARI KULIT BUAH NAGA MERAH (Hylocereus costaricensis) DENGAN VARIASI PERBANDINGAN KONSENTRASI CARNAUBA WAX DAN BEESWAX Dewi Andini Kunti Mulangsri; Mimiek Murrukmihadi; Eni Muaniqoh
Jurnal Inovasi Teknik Kimia Vol 2, No 2 (2017)
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Wahid Hasyim

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31942/inteka.v2i2.1940

Abstract

Kulit buah naga merah sebagai limbah yang dapat dimanfaatkan zat warna merah antosianin sebagai pewarna alami sediaan lipstik. Pewarna alami memiliki keunggulan yaitu lebih aman dan adanya aktivitas antioksidannya. Lisptik yang baik ditinjau dari karakteristik fisiknya yang dipengaruhi oleh basis lisptik yaitu lilinya berupa Carnauba wax dan Beeswax. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik fisik lipstik sari kulit buah naga merah dengan variasi perbandingan Carnauba wax dan Beeswax.Sari kulit buah naga merah diperoleh dengan proses penyaringan hasil blender kulit buah naga merah yang rendemen sarinya sebesar 81.78 %. Dirancang lima formula lipstik dengan konsentrasi sari kulit buah naga merah sebesar 25% dan perbandingan antara Carnauba wax: Beeswax pada F1 (1:1), F2 (1:2), F3 (1:3), F4 (2:1) dan F5 (3:1). Metode pembuatan lipstik yang digunakan adalah metode peleburan dan pencampuran sari kulit buah naga merah dalam suhu yang tidak terlalu panas. Lipstik yang dihasilkan diujikan karakteristik fisik dan daya olesnya.Hasil menunjukkan bahwa lipstik sari kulit buah naga merah memiliki warna merah muda, homogen dengan pH lipstik 5,1. Hasil analisis statistik menunjukkan bahwa semakin meningkatnya konsentrasi Beeswax dapat menurunkan titik lebur dan kekerasannya namun sebaliknya semakin meningkatnya konsentrasi Carnauba wax akan meningkatkan pula titik lebur dan kekerasannya. Dari kelima formula masih memenuhi karkateristik fisik lipstik yang dapat diterima namun daya olesnya belum cukup baik karena ketika dioleskan warna belum intensif.   Kata kunci: Antosianin, Beeswax, Carnauba wax, Lipstik 
FORMULASI SIRUP EKSTRAK BUNGA KEMBANG SEPATU (Hibiscus rosa-sinensis L.) VARIETAS WARNA MERAH MUDA dan UJI AKTIVITAS MUKOLITIKNYA pada MUKUS SALURAN PERNAFASAN SAPI SECARA IN VITRO Mimiek Murrukmihadi
INDONESIA NATURAL RESEARCH PHARMACEUTICAL JOURNAL Vol 4, No 1 (2019)
Publisher : Fakultas Farmasi Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (314.597 KB) | DOI: 10.52447/inspj.v4i1.1946

Abstract

Tanaman kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L.) banyak digunakan dimasyarakat secara tradisional sebagai peluruh dahak (mukolitik). Sudah terbukti bahwa ekstrak etanolik bunga kembang sepatu varietas warna merah mempunyai aktivitas mukolitik secara in vitro dan mengandung golongan alkaloid sebagai marker. Tanaman kembang sepatu ini memiliki banyak varietas, antara lain kembang sepatu merah, putih, merah muda dan kuning. Perbedaan varietas ini memunculkan dugaan bahwa efek mukolitik yang dihasilkan pun berbeda antar varietas. Oleh karena itu, perlu penelitin lebih lanjut mengenai efek mukolitik yang dihasilkan varietas merah muda serta formulasinya dalam sirup. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh variasi kadar ekstrak bunga kembang bunga sepatu varietas warna merah muda dalam sirup terhadap aktivitas mukolitik secara in vitro (aktivitas pengenceran mukus) pada mukus saluran pernafasan sapi. Penelitian dilakukan dengan ekstraksi serbuk bunga kembang sepatu warna merah muda dalam etanol 70%. Sirup yang dibuat lalu diuji stabilitas fisik dan aktivitas mukolitik secara in vitro terhadap mukus sapi. Sirup tersebut dibuat dengan variasi kadar ekstrak etanolik bunga kembang sepatu dan variasi pada komposisi gliserin dan sorbitol. Data yang didapat diuji dengan Kolmogorov-Smirnov dilanjutkan uji ANAVA dan uji t dengan taraf kepercayaan 95%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sirup ekstrak etanolik bunga kembang sepatu warna merah muda konsentrasi 1,5% dan 2,0% secara in vitro menunjukkan adanya aktivitas pengenceran mukus saluran pernafasan sapi sebanding dengan aktivitas pengenceran mukus oleh sirup asetisistein 0,1%. Kata kunci: sirup, ekstrak, mukolitik, in vitro
PENGARUH PENAMBAHAN CARBOMER 934 DAN SETIL ALKOHOLSEBAGAI EMULGATOR DALAM SEDIAAN KRIM EKSTRAK ETANOLIK BUNGA KEMBANG SEPATU (Hibiscus rosa-sinenis L.) TERHADAP SIFAT FISIK DAN AKTIVITAS ANTIBAKTERI PADA Staphylococcus aureus Mimiek Murrukmihadi
INDONESIA NATURAL RESEARCH PHARMACEUTICAL JOURNAL Vol 2, No 2 (2017): Indonesia Natural research Pharmaceutical Journal
Publisher : Fakultas Farmasi Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (337.753 KB) | DOI: 10.52447/inspj.v2i2.1942

Abstract

Bunga kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L.) merupakan antibakteri dari alam. Bunga kembang sepatu mempunyai khasiat antiradang, antipiretik serta antivirus. Ekstrak etanolik bunga kembang sepatu dibuat sediaan krim untuk meningkatkan efektifitas terapetik serta kenyamanan saat digunakan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penambahan carbomer 934 dan setil alkohol sebagai emulgator dalam sediaan krim ekstrak etanolik bunga kembang sepatu terhadap sifat fisik serta pengaruhnya terhadap aktivitas antibakteri pada Staphylococcus aureus.            Bunga kembang sepatu diekstraksi dengan etanol 70% menggunakan metode maserasi. Formula krim ekstrak etanolik bunga kembang sepatu dengan perbedaan konsentrasi penambahan carbomer 934 yaitu untuk formula 1 tanpa penambahan carbomer, formula 2 (carbomer 0,15%), formula 3 (carbomer 0,30%) dan formula 4(carbomer 0,45%), kemudian untuk setil alkohol adalah formula 5 tanpa setil alkohol, formula 6 (setil alkohol 2,00%), formula 7 (setil alkohol 3,50%) dan formula 8 (setil alkohol 5,00%) dengan uji sifat fisik krim yang dilakukan adalah uji organoleptis, uji pH, uji viskositas, uji daya sebar, dan  uji daya lekat. Uji aktivitas antibakteri menggunakan metode difusi padat (sumuran) dengan mengukur diameter zona hambat pada media. Sebagai kontrol positif digunakan krim gentamicin 0,1%. Data yang didapat diuji dengan korelasi regresi.Hasil menunjukkan adanya pengaruh kenaikan konsentrasi carbomer 934 tehadap  sifat fisik, yaitu  meningkatkan viskositas dan daya sebar serta menurunkan daya lekat krim. Pada uji aktivitas antibakteri menunjukkan bahwa penambahan carbomer 934  menurunkan aktivitas antibakteri krim ekstrak etanolik bunga kembang sepatu. Sedangkan adanya penambahan setil alkohol meningkatkan viskositas pada konsentrasi 2% tetapi menurunkan pada 5%, daya sebar menurun pada konsentrasi 2% tetapi meningkat pada konsentrasi 5% serta daya lekat semakin menurun dan aktivitas antibakterinya terhadap Staphylococcus aureus semakin menurun. Kata kunci: ekstrak, krim,  Staphylococcus aureus, Carbomer 934, setil alkohol
ОPTIMASI CETYLSTEARYL ALCОHОL DAN GLYCERYL MОNОSTEARAT PADA FОRMULASI KRIM SUNFLОWER ОIL (Helianthus Annuus L.) TERHADAP STABILITAS FISIK KRIM DENGAN METОDE SIMPLEX LATTICE DESIGN Rizki Fajar; Mimiek Murrukmihadi; Herman Widjaja
INDONESIA NATURAL RESEARCH PHARMACEUTICAL JOURNAL Vol 6, No 1 (2021)
Publisher : Fakultas Farmasi Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kombinasi konsentrasi serta mengetahui jumlah konsentrasi kombinasi formula yang optimum dari kombinasi Cetylstearyl alkohol dan glyceryl monostearat sebagai emulgator agar diperoleh sediaan dengan karakteristik fisik dan stabilitas fisik yang baik. Untuk menentukan proporsi relative bahan-bahan yang digunakan dalam suatu formula, maka pada penelitian ini digunakan optimasi dengan metode Simplex Lattice Design (SLD). Formula yang diuji yaitu Cetylstearyl alcohol dan Glyceryl monostearat kombinasi yang di dapat dengan software design expert. Dimana komposisi Cetylstearyl alcohol dan Glyceryl monostearat 0:1 ; 0,25:0,75 ; 0:1 ; 1:0 ; 1:0 ; 0,5:0,5 ;  0,5:0,5 ; 0,75:0,25. Masing-masing formula diuji viskositas, uji daya sebar, uji pH sebagai respon untuk mendapatkan formula yang optimal dengan menggunakan software lattice design versi 11 (trial). Verifikasi formula dengan One Sample T-Test dengan taraf kepercayaan 95%. Formula Optimum memiliki nilai desirability sebesar 0,984 dengan perbandingan Cetylstearyl alcohol dan Glyceryl monostearat sebesar 6:1 dengan hasil uji pH, uji viskositas, uji daya sebar sebesar 5,36 ; 7000 cps ; 29,00 cm2. Hasil verifikasi menunjukkan nilai percobaan dan nilai prediksi tidak terjadi perubahan atau valid.
PENGARUH VARIASI KONSENTRASI CMC Na SEBAGAI PENGIKAT DALAM PASTA GIGI EKSTRAK ETANOLIK DAUN JAMBU BIJI (Psidium guajava L.) DAN EKSTRAK ETANOLIK DAUN SIRIH MERAH (Piper crocatum Ruiz dan Pav) TERHADAP KARAKTERISTIK FISIKNYA Dewi Andini K.M.; Mimiek Murrukmihadi; Nur Laili; Diana Cholida
Jurnal Ilmu Farmasi dan Farmasi Klinik JURNAL ILMU FARMASI & FARMASI KLINIK VOL. 13 NO. 1 JUNI 2016
Publisher : Universitas Wahid Hasyim Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (285.862 KB) | DOI: 10.31942/jiffk.v13i1.1442

Abstract

ABSTRACT Sodium Carboxymethyl  Cellulose (CMC Na) commonly used as  binder  on toothpaste becauseits has good viscosity. The active ingredient of two type of toothpaste is ethanol extract of guava leaves (EEDJB) and ethanol extract of red betel leaf (EEDSM), respectively which has the potential for antiplaque on teeth. The purpose of this study to determine the effect of variations concentration of CMC Naagainst  physical characteristics  from  toothpaste EEDJB and EEDSM. EEDJB and EEDSM  had made by maceration method  using ethanol 70%  as a solvent. Three different concentrations of CMC Naof  toothpaste formulation EEDJB are FI (0.5%); FII (0.75%); FIII (1.00%) and EEDSM are FI (0.45%); FII (0.67%); FIII (0.90%). Toothpaste of EEDSM and EEDJB  had  tested against its physical characteristics. Based on theexperimental results of toothpaste formulations EEDJB and EEDSM states that the higher concentration of CMC  Na hadn’t affect the organoleptic and foaming test, but the viscosity becomes higher and  the potency dispersive of becomes  decreases. Value  of  viscosity (dPas) toothpaste EEDJB for FI (123,33 ± 5,77); FII (256,67 ± 20,81); FIII (283,33 ± 10,40), while  toothpaste EEDSM for FI (125±5); FII (250±25); FIII (316,6± 28,87. The average of the potency dispersive  (cm2) of  toothpaste EEDJB with a load of 150 grams for F1 (1,75); F2 (1,21); F3 (0,89), while toothpaste EEDSM with a load of 150 grams for F1 (1,64); F2 (1,26); F3 (0,73). Keywords :    CMC Na, ethanolic extract of guajava leaves, ethanolic extract of red betle leaves, toothpaste
Pengaruh Konsentrasi Ekstrak Etanolik Daun Teh Hijau (Camellia sinesis L.) dalam Sediaan Krim terhadap Sifat Fisik dan Aktivitas Antibakteri Widyaningrum, Naniek; Murrukmihadi, Mimiek; Ekawati, Syarifatun Karunia
Sains Medika: Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Vol 4, No 2 (2012): Juli-Desember 2012
Publisher : Faculty of Medicine, Universitas Islam Sultan Agung (UNISSULA), Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (162.531 KB) | DOI: 10.30659/sainsmed.v4i2.371

Abstract

Background: Green tea, is one of the herbs that have been proven to be effective as an anti-acne, among others.Green tea leaves contain 30-40% polyphenols known as catechins most of which are antimicrobial. For ease of use, the ethanolic leaf extract of green tea is made in cream. This study aimed to determine the effect of variations in the concentration of ethanolic extract of green tea leaves in cream on the physical properties and antibacterial activity of acne bacteria in particular.Design and Method: In this study, green tea leaf extract condensed obtained by maceration using 50% ethanol solution. Cream formula that is made in five concentration ethanolic extract of green tea leaves 1%, 3%, 5%, 7%, and 9% use a modified formula antiacne cream. Cream tested physical properties include homogenity, percent separation, dispersive power and adhesion. During the antibacterial activity was also tested. The data obtained were analyzed statistically using the non-parametric Kruskal-Wallis test followed by Mann Whitney test with a level of 95%.Results: The preparation cream ethanolic leaf green tea extract at various concentrations have good homogenity and not separate, the greater concentration of cream ethanolic extract of green tea leaves get smaller power and energy dispersive adhesion, whereas the inhibitory against Staphylococcus aureus bacteria is getting biger. Conclusion: Cream ethanolic extract of green tea leaves that are comparable with the positive control (Ristra acne creaming) the physical properties and the antibacterial activity at a concentration of 7% (Sains Medika, 4(2):147-156).
Pengaruh Konsentrasi HPMC sebagai Gelling Agent terhadap Sifat Fisik dan Stabilitas Gel Ekstrak Etanol Daun Ubi Jalar (Ipomoea batatas L.) -, Sugiyono; Zein, Halimatus Sa' diyyah; Murrukmihadi, Mimiek
Media Farmasi Indonesia Vol. 9 No. 2 (2014): Media Farmasi Indonesia
Publisher : SEKOLAH TINGGI ILMU FARMASI YAYASAN PHARMASI SEMARANG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (218.742 KB)

Abstract

ABSTRAK Telah dilakukan penelitian mengenai formulasi gel ekstrak etanol daun ubi jalar (Ipomoea batatas L.). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh konsentrasi HPMC sebagai gelling agent terhadap sifat fisik dan stabilitas gel ekstrak etanol daun ubi jalar. Gel yang dihasilkan diuji sifat fisiknya meliputi organoleptis, homogenitas, viskositas, pH, daya lekat, dan daya sebar, sedangkan stabilitas sifat fisiknya diuji setiap minggu. Data hasil evaluasi organoleptis dan homogenitas dianalisis secara deskripstif, sedangkan viskositas, pH, daya lekat, dan daya sebar dianalisis secara statistik korelasi regresi linier. Uji ANOVA satu arah dan dilanjutkan Tuckey untuk mengetahui stabilitasnya. Hasil penelitian menunjukkan konsentrasi HPMC sebagai gelling agent tidak berpengaruh terhadap bau, warna, tekstur, dan pH gel, tetapi berpengaruh terhadap homogenitas, viskositas, daya lekat, dan daya sebar gel. Sediaan gel ekstrak etanol daun ubi jalar tidak stabil selama 28 hari penyimpanan.