Penelitian di Indonesia tercatat 67,9% remaja SLTA dan 66,1% remaja SLTP mendapatkan perilaku bullying. Pencegahan bullying dapat dilakukan melalui konseling teman sebaya. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis pengaruh pelatihan konselor sebaya untuk pencegahan perilaku bullying. Penelitian ini merupakan penelitian quasi-eksperimen one-group pretest-posttest design di Desa Marga Agung Lampung Selatan pada bulan April-September 2025. Populasi penelitian ini adalah seluruh pelajar sebanyak 990 orang dengan jumlah sampel 60 orang. Teknik pengambilan sampel proportional stratified simple random sampling. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah pelatihan konselor sebaya. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah perilaku pencegahan bullying, yang meliputi pengetahuan, sikap dan praktik pencegahan bullying. Alat pengumpulan data menggunakan kuesioner. Data yang telah terkumpul kemudian dilakukan editing, coding, processing dan cleaning. Analisis data menggunakan uji T dependen. Pada kelompok intervensi sebagian besar responden berusia 15 tahun (50%), perempuan (63,3%). Pada kelompok kontrol sebagian besar responden berusia 21 tahun (70%), perempuan (63,3%). Pada kelompok intervensi ada perbedaan rata-rata skor pengetahuan dan sikap pada pengukuran pre dan post, sedangkan pada kelompok kontrol tidak ada perbedaan rata-rata skor pengetahuan dan sikap pada pengukuran pre dan post. Pada kelompok intervensi didapatkan selisih rata-rata skor pengetahuan sebesar 8,667±3,916 dan selisih rata-rata skor sikap sebesar 4,667±3,736. Pada kelompok kontrol didapatkan selisih rata-rata skor pengetahuan sebesar 0,667±1,826 dan selisih rata-rata skor sikap sebesar 0,300±0,915. Hal ini menunjukkan bahwa peningkatan skor terbanyak ada pada kelompok intervensi.