Singkong merupakan salah satu bahan hasil pertanian yang keberadaannya melimpah di Indonesia. Potensi pengolahan singkong sangat besar seiring dengan perkembangan industri dan menyisakan limbah berupa daun singkong yang pemanfaatannya masih terbatas. Limbah daun singkong berpotensi sebagai pewarna alami karena daun singkong mengandung pigmen alami yakni klorofil. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik daun singkong pada perlakuan blanching dan untuk mengetahui karakteristik ekstrak daun singkong dengan penambahan basa MgCO3. Penelitian ini dilakukan dengan metode eksperimental laboratorium dengan pengulangan tiga kali. Data hasil penelitian terkait daun singkong dianalisis dengan analisis regresi linier menggunakan Microsoft excel 2010, sedangkan data hasil ekstrak daun singkong penambahan basa disajikan dalam tabel dan dianalisis secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai pH antara 4,9-5,8. Nilai warna L tertinggi pada perlakuan blanching 1 menit dengan nilai 54,2 dan nilai terendah pada perlakuan blanching 3 menit yaitu 51,5. Nilai warna a tertinggi pada perlakuan blanching 1 menit yaitu -22,7 dan nilai terendah pada blanching 3 menit -19,3. Nilai warna b tertinggi pada blanching 3 menit 21,6 dan nilai terendah pada blanching 2 menit yaitu 16,3. Kadar klorofil pada perlakuan blanching 1 menit 24,64 mg/g, blanching 2 menit 23,01 mg/g, blanching 3 menit 20,67 mg/g. Nilai pH ekstrak daun singkong dengan penambahan basa MgCO3 adalah 7,7 dan hasil warna L 53,4; warna a -22,9; dan warna b 19,4. Total klorofil ekstrak daun singkong dengan penambahan basa sebesar 22,047 mg/g. Perlakuan blanching berpengaruh terhadap pH, warna L, warna a, warna b, dan total klorofil.