Claim Missing Document
Check
Articles

PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN BERBASIS INKUIRI PADA PENGAJARAN LARUTAN UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI MAHASISWA Ani Sutiani, Rahmat Nauli,
SEMIRATA 2015 Prosiding Bidang Kimia
Publisher : SEMIRATA 2015

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (190.279 KB)

Abstract

Pengembangan Pembelajaran berbasis inkuiri diperlukan untuk meningkatkan pembelajaran berbasis aktifitas mahasiswa, pembelajaran bermakna dan meningkatkan motivasi dalam rangka meningkatkan kompetensi mahasiswa. Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan pengajaran larutan yang inovatif pada mata kuliah kimia  Umum. Jenis Penelitian adalah penelitian  Reseach dan Development yang dilakukan di kelas Biologi reguler dan kelas Fisika Bilingual, FMIPA Unimed. Tahapan penelitian yang dilakukan adalah mengembangkan materi kimia larutan, kisi-kisi dan RPP berbasis inkuiri,  mengembangkan media peta konsep pada model pembelajaran inkuiri untuk meningkatkan aktifitas pembelajaran, serta implementasi model inkuiri dengan bantuan peta konsep untuk meningkatkan hasil belajar mahasiswa pada materi kimia larutan. Dari hasil penelitian diperoleh dokumen materi yang berhubungan dengan pembelajaran Inkuiri, kisi-kisi materi dan kompetensi, media peta konsep, pengajaran larutan berbasis inkuiri dengan bantuan peta konsep yang mampu membangun kemampuan berpikir kritis dan menyelesaikan masalah serta kreatifitas mahasiswa. Data penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran berbasis inkuiri terbimbing dengan bantuan peta konsep mampu meningkatkan hasil belajar mahasiswa di setiap kelompok mahasiswa dengan kemampuan relatif tinggi, sedang maupun rendah, baik di kelas Biologi reguler maupun kelas Fisika Bilingual. Kata Kunci : Pembelajaran Inkuiri,  Peta Konsep,  Kompetensi Mahasiswa, Larutan
PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI MAHASISWA PADA POKOK BAHASAN KINETIKA KIMIA Nurmalis, Ani Sutiani,
SEMIRATA 2015 Prosiding Bidang Kimia
Publisher : SEMIRATA 2015

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (78.614 KB)

Abstract

Pembelajaran berbasis masalah diperlukan untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan pemecahan masalah dalam rangka meningkatkan kompetensi mahasiswa pada pokok bahasan Kinetika Kimia.  Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan bahan ajar berbasis masalah berdasarkan kriteria BSNP termasuk pengembangan paket soal latihan dan evaluasi standar berbasis kompetensi dan materi serta paket praktikum berbasis masalah untuk pokok bahasan Kinetika Kimia. Penelitian yang dilakukan bersifat  Research and Development (R&D), dengan tahapan penelitian adalah mengembangkan bahan ajar melalui pengayaan materi, penyusunan kisi-kisi soal latihan dan evaluasi standar, melakukan integrasi paket kegiatan praktikum dan aktivitas pembelajaran, uji kelayakan bahan ajar hasil pengembangan, serta implementasi bahan ajar berbasis masalah untuk meningkatkan hasil belajar mahasiswa pada pokok bahasan kinetika kimia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bahan ajar berbasis masalah sesuai kriteria BSNP untuk pengajaran kinetika kimia telah berhasil dikembangkan. Paket pembelajaran berbasis masalah meliputi  pengayaan materi yang terintegrasi dengan kegiatan praktikum, soal latihan dan evaluasi standar serta aktivitas pembelajaran, mampu mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan pemecahan masalah yang dapat meningkatkan kompetensi mahasiswa. Hasil belajar mahasiswa yang diajar menggunakan pembelajaran berbasis masalah lebih tinggi dibandingkan dengan hasil belajar mahasiswa yang diajar menggunakan pembelajaran konvensional. Kata Kunci : Pembelajaran Berbasis Masalah, Kompetensi Mahasiswa, Kinetika Kimia
OPTIMASI SUHU WAKTU DAN JUMLAH DEHIDRATOR P2O5 UNTUK MEDEHIDRASI RISINOLEAT CASTOR OIL MENJADI ASAM LINOLEAT TERKONJUGASI Sitorus, Marham; Sutiani, Ani
JURNAL PENELITIAN SAINTIKA Vol 14, No 2 (2013): SEPTEMBER 2013
Publisher : JURNAL PENELITIAN SAINTIKA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Telah dilakukan optimasi suhu,waktu dan jumlah dehidrator P2O5 optimal untuk mendehidrasi castor oil menjadi Asam Linoleat Terkonjugasi. Reaksi dilakukan dengan cara refluks dengan memvariasi salah satu faktor dengan dua faktor yang lain tetap. Analisis hasil dilakukan dengan kombinasi alat GC dan GC-MS yang dibandingkan dengan standar maka kondisi optimal adalah: suhu 200oC, waktu 4 jam dan 3%(b/b) P2O5. Konversi (yield) yang diperoleh pada suhu optimal adalah 97,94%.
OPTIMASI SUHU WAKTU DAN JUMLAH DEHIDRATOR P20s UNTUK MEDEHIDRASI RISINOLEAT CASTOR OIL MENJADI ASAM LINOLEAT TERKONJUGASI Sitorus, Marham; Sutiani, Ani
JURNAL PENELITIAN SAINTIKA Vol 13, No 2 (2013): SEPTEMBER 2013
Publisher : JURNAL PENELITIAN SAINTIKA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Telah dilakukan optimasi suhu,waktu dan jumlah dehidratorP20s optimal untuk mendehidrasi castor oil menjadi Asam LinoleatTerkonjugasi. Reaksi dilakukan dengan cara refluks dengan memvariasisalah satu faktor dengan dua faktor yang lain tetap. Analisis hasil dilakukandengan kombinasi alat GC dan GC-MS yang dibandingkan dengan standarmaka kondisi optimal adalah: suhu 200°C, waktu 4 jam dan 3%(b/b) P20s.Konversi (yield) yang diperoleh pada suhu optimal adalah 97,94% ...
PEMANFAATAN SARI TEBU DAN JENIS PEG DENGAN VARIASI KOMPOSISI TERHADAP SIFAT MEKANIK POLIURETAN Sutiani, Ani; Nauli, Rahmat; ., Nurmalis
JURNAL PENELITIAN SAINTIKA Vol 14, No 1 (2014): Maret 2014
Publisher : JURNAL PENELITIAN SAINTIKA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk melakukan reaksi polimerisasi pembentukan perekat poliuretan pada temperatur kamar dengan memvariasikan komposisi sukrosa dari sari tebu, dengan perbandingan PEG dan MDI dibuat tetap yaitu 1:2. Jenis polietilen glikol (PEG) yang digunakan yaitu PEG400, PEG600 dan PEG1000. Hasil penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa proses pembentukan poliuretan dilakukan dalam dua tahap. Tahap pertama mencampurkan sari tebu dengan polietilen glikol berbagai jenis kemudian diaduk sampai diperoleh larutan homogen (larutan I). Tahap berikutnya mencampurkan larutan I (Campuran sari tebu - PEG) dengan MDI, sampai diperoleh campuran homogen. Proses pencampuran atau polimerisasi dilakukan pada temperatur kamar selama 15 menit, dan dialiri dengan gas Nitrogen. Komposisi Poliuretan yang menghasilkan kekuatan tarik, perpanjangan dan kekuatan lentur maksimal diperoleh pada perbandingan PEG1000 : MDI : Sari tebu (1:2:2) sebesar 52,62 x 10^4 Kgf cm-2 , 27,183%, dan 801,6 x 10^2 Kgf cm-2.
PEMANFAATAN MALTOSA DAN GLISEROL SEBAGAI SUMBER POLIOL DALAMPEMBUATAN PEREKAT POLIURETAN Sutiani, Ani; Marsely, Yulinda
JURNAL PENELITIAN SAINTIKA Vol 15, No 1 (2015): Maret 2015
Publisher : JURNAL PENELITIAN SAINTIKA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Sintesis poliuretan menggunakan senyawa maltosa dan gliserol sebagai sumber poliol telah dilakukan dalam penelitian ini. Senyawa poliol tersebut direaksikan dengan MDI (metilen 4,4’- difenildiisosianat) dan polietilan glikol (PEG)1000. Sintesis poliuretan dilakukan dengan cara memvariasikan volume sumber poliol. Variasi volume sumber poliol yang digunakan yaitu 1, 2 dan 3 mL dengan berat sumber poliol 1 % dan direaksikan pada suhu kamar selama 10 menit. Penelitian inibertujuan untuk mengetahui pengaruh variasi maltosa dan gliserol dalam sintesis perekat poliuretan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perekat poliuretan yang dihasilkan memiliki sifat fisik dan sifat mekanik yang bervariasi. Semakin banyak volume sumber poliol yang ditambahkan dengan perbandingan PEG dan MDI yang sama (1:3) maka sifat mekanik poliuretan semakin menurun. Karakterisasi gugus fungsi poliuretan dilakukan berdasarkan data spektra IR. Sifat mekanik poliuretandikarakterisasi menggunakan alat uji tarik Tokyo Testing Machine. Hasil uji tarik menunjukkan bahwa sifat mekanik maksimum poliuretan diperoleh pada komposisi poliol:PEG:MDI adalah 1:1:3, untuk kedua sumber poliol, Gliserol maupun Maltosa. Kekuatan tarik poliol Gliserol lebih baik dari Maltosa. Data sifat mekanik Gliserol adalah kekuatan tarik 47,3 x 10^42 N/m, perpanjangan 38,9 % dan kekuatan lentur 828,1 x 10^42 N/m.
PENINGKATAN KUALITAS GULA SEMUT MELALUI TEKNOLOGI DEHYDRATING BERBAHAN BAKAR GAS Dadang Mulyana; Ani Sutiani; Novita Indah Hasibuan; Andri Zainal
JURNAL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT Vol 25, No 4 (2019): OKTOBER - DESEMBER
Publisher : Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/jpkm.v25i4.15864

Abstract

Produksi gula aren merupakan salah satu produk unggulan dari Kabupaten Tapanuli Selatan. Produk gula aren selama ini masih dalam bentuk cetakan biasa, salah satu upaya diversifikasi produknya adalah membuat dalam bentuk gula semut. Diversifikasi dilakukan melalui program diseminasi teknologi melalui dehydrator berbahan bakar gas dan optimalisasi daya saing produk sehingga mampu meningkatkan produksi dan hasil usaha. Kegiatan diversifikasi teknologi ini akan mengatasi; (1) penggunaan biaya operasional yang cukup tinggi dalam hal pengeringan dapat diatasi dengan membuat alat kristalisasi gula semut dan alat pengering gula semut, dan (2) meningkatkan nilai jual dan ketertariakan akan kemasan dapat diatasi dengan memilih teknik pengemasan dan penyimpanan gula semut yang baik. Pelaksanaan kegiatan dilakukan melalui pendampingan secara bertahap terhadap mitra. Hasil akhir kegiatan secara umum melalui deseminasi teknologi dehydrator berbahan bakar gas mampu meningkatkan produk usaha gula semut dan meningkatkan hasil usaha mitra dengan kapasitas 30 kg/jam. Pendampingan melakukan sertifikasi produk sehingga memenuhi standar kualitas untuk produk gula semut, serta pengemasan melalui penggunaan brand nama usaha dan logo, pemilihan kemasan, perijinan, dan pemasaran merupakan upaya pengembangan usaha lainnya.Keywords: Gula Semut; Dehydrator; Kristalisasi Gula Semut; Diseminasi Teknologi.AbstractPalm sugar production is one of the superior products from South Tapanuli Regency. Palm sugar products are still in the form of ordinary molds, one of the efforts to diversify its products is to make in the form of ant sugar. Diversification is carried out through technology dissemination programs through gas-powered dehydrators and optimization of product competitiveness so as to increase production and business results. This technology diversification activity will overcome; (1) the use of relatively high operational costs in terms of drying can be overcome by making ant sugar crystallization equipment and ant sugar dryer, and (2) increasing the selling value and attractiveness of packaging can be overcome by choosing a good ant sugar packaging and storage technique. The activity is carried out through gradual mentoring of partners. The final results of the activities in general through the dissemination of gas-powered dehydrator technology can increase the ant sugar business product and increase the business results of partners with a capacity of 30 kg / hour. Assistance in conducting product certification so that it meets the quality standards for ant sugar products, and packaging through the use of brand names and logos, the choice of packaging, licensing, and marketing are other business development efforts.Keywords: Ant Sugar; Dehydrator; Crystallization Ant Sugar; Technology Dissemination.
PENGEMBANGAN BUDIDAYA HORTIKULTURA TANAMAN HIAS DI DESA SUKA MERIAH SIOSAR Martina Restuati; Ahmad Shafwan Pulungan; Ani Sutiani; Nanda Pratiwi; Rahmad Gultom
JURNAL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT Vol 23, No 3 (2017): JULI - SEPTEMBER
Publisher : Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/jpkm.v23i3.7470

Abstract

                                              Abstrak Upaya yang dilakukan pada kegiatan pengabdian ini adalah memberikan pelatihan bagaimana cara membudiyadaan tanaman hias hortikultural melalui empat tahapan: (1) pemamparan materi tentang gambaran umum tentang tanaman hias hortikultural,  yang meliputi definisi tanaman hias, manfaat tanaman hias, langkah-langkah melaksanakan penanaman tanaman hias, (2) Penanaman tanaman hias, perawatan dan pengendalian hama (3) Pemanfaatan tanaman hias sebagai objek wisata, (4)  review terhadap pelatihan yang telah dilaksanakan serta menarik kesimpulan. Kegiatan ini berlangsung dengan respon yang sangat baik dari para peserta agar kiranya dapat dipertimbangkan oleh pihak-pihak terkait. Mereka berharap agar kegiatan sejenis terus berlangsung tiap tahun, sekalipun dalam tema yang berbeda, akan tetapi adanya pertemuan antara warga dengan berbagai peneliti di bidang pendidikan, pelatihan dan Agrowisata menjadikan kegiatan ini sebagai sarana tukar pikiran untuk kemajuan Agrowisata. Kata kunci: Anggrek, Agrowisata, Hortikultura, Tanaman Hias Abstract Efforts are being made on service activities is to provide training on how to cultured ornamental horticultural through four stages: (1) Material explaning on the general idea of the ornamental horticultural, which includes the definition of ornamental plants, the benefits of ornamental plants, steps in planting crops ornamental, (2) Planting ornamental plants, maintenance and pest control (3) Utilization of ornamental plants as a tourist attraction, (4) a review of the training that has been carried out and draw conclusions. This activity takes place with a very good response from the participants so that would be considered by the relevant parties. They hoped that similar activities continue to take place every year, albeit in a different theme, but the meeting between the residents with various researchers in the fields of education, training and Agro make this activity as a means of exchange of ideas for the advancement of agro tourism. Keywords: Orchid, Agro Tourism, Horticulture, Ornamental Plants
Improving Students Science Process and Critical Thinking Skills Using Semi-Research Patterns Practicum Iis Siti Jahro; Ayi Darmana; Ani Sutiani
Jurnal Tadris Kimiya Vol 6, No 1 (2021)
Publisher : Department of Chemistry Education, UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15575/jtk.v6i1.12495

Abstract

The old pattern of practicum implementation has less impact on increasing students’ science process skills and critical thinking. Therefore, implementing practicum with a semi-research pattern has been carried out by involving the lecturer and laboratory assistant. The subjects of this research were 40 students in Universitas Negeri Medan. The method is classroom action research consisting of two cycles. Each cycle includes planning, action, reflection, and evaluation. Instrument’s research is the observation sheet and essay test. The results of descriptive data analysis show that implementing practicum with a semi-research pattern can improve students’ science process critical thinking skills, especially in planning experiments by 88.3% and critical thinking skills in evaluating by 82.3%.  
Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) dalam Pengolahan Air Bersih di Desa Sukajadi Feri Andi Syuhada; Ahmad Nasir Pulungan; Ani Sutiani; Hafni Indriati Nasution; Junifa Layla Sihombing; Herlinawati Herlinawati
Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat (JPKM) TABIKPUN Vol. 2 No. 1 (2021)
Publisher : Faculty of Mathematics and Natural Sciences - Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/jpkmt.v2i1.23

Abstract

Keterbatasan pasokan air bersih untuk memenuhi kebutuhan masyarakat menjadi kendala utama yang dialami warga di Desa Sukajadi. Dengan keterbatasan pengetahuan, sarana, prasarana dan ekonomi, warga terus menggunakan air yang tidak sehat untuk kebutuhan rumah tangga. Oleh karena itu, masyarakat sangat perlu diberi pengetahuan dan keterampilan pengolahan air bersih. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat (PKM) dalam Pengolahan Air Bersih di Desa Sukajadi bertujuan untuk: 1) meningkatkan pengetahuan tentang air bersih dan budaya hidup bersih, 2) memberikan keterampilan teknologi proses pengolahan air bersih. Tujuan tersebut dicapai dengan kegiatan berupa penyuluhan, pelatihan, dan penerapan teknologi tepat guna untuk mengolah air bersih. Hasil yang dicapai adalah: 1) meningkatnya pengetahuan mitra tentang pentinganya air bersih bagi kesehatan, 2) mitra telah memiliki pengetahuan dan ketrampilan pengolahan air bersih untuk rumah tangga.