Abstrak: Rejoslamet merupakan salah satu desa di Jombang yang merupakan lokasi fokus (lokus) penanganan stunting. Balita stunting sebanyak 144 atau sebesar 15,7%. Berdasarkan permasalahan tersebut maka Desa Rejoslamet merupakan salah satu sasaran wilayah STKIP PGRI Jombang mengabdi 2022 dengan tema “Penguatan terhadap Gerakan Keluarga Sehat, Tanggap dan Tangguh bersama Cegah Stunting” sebagai salah satu bentuk intervensi pencegahan stunting di kabupaten Jombang yang dilaksanakan insan Perguruan Tinggi. Tujuan pengabdian ini adalah untuk peningkatan pemahaman kemandirian keluarga untuk pencegahan dan penurunan angka stunting. Mitra pada kegiatan ini adalah ibu-ibu PKK Desa Rejolamet, dengan jumlah partisipan sebanyak 30 peserta. Metode pelaksanaan pengabdian berbentuk pelatihan terkait kemandirian keluarga. Pelaksanaan kegiatan dilakukan dengan beberapa tahap yaitu persiapan, identifikasi masalah, pengadaan, pelaksanaan, dan evaluasi serta umpan balik peserta. Pada saat pretest sebanyak 20% peserta paham terkait kemandirian keluarga, 30% peserta memahami pola asuh, dan 70% peserta yang paham terkait stunting. Sedangkan pada saat posttest sebanyak 90% peserta paham terkait kemandirian keluarga, 95% peserta memahami pola asuh, dan 100% peserta yang paham terkait stunting. Sehingga prosentase pemahaman peserta terhadap materi penguatan kemandirian keluarga kader PKK desa Rejoslamet kecamatan Mojowarno Jombang menunjukkan peningkatan dan dalam kriteri baik. Abstract: Rejoslamet is one of the villages in Jombang which is the location of the focus (locus) for handling stunting. There are 144 stunting toddlers or 15.7%. Based on these problems, Rejoslamet Village is one of the target areas of STKIP PGRI Jombang to serve 2022 with the theme "Strengthening the Healthy, Responsive and Resilient Family Movement with Preventing Stunting" as a form of stunting prevention intervention in Jombang district carried out by university personnel. The purpose of this service is to increase understanding of family independence for preventing and reducing stunting rates. The partners in this activity were PKK mothers in Rejolamet Village, with a total of 30 participants. The method of implementing community service is in the form of training related to family independence. The implementation of activities is carried out in several stages, namely preparation, problem identification, procurement, implementation, and participant evaluation and feedback. During the pretest, 20% of participants understood family independence, 30% of participants understood parenting, and 70% of participants understood stunting. Meanwhile, during the posttest, 90% of participants understood family independence, 95% of participants understood parenting, and 100% of participants understood stunting. So that the percentage of participants' understanding of the material for strengthening family independence of PKK cadres in Rejoslamet village, Mojowarno sub-district, Jombang showed an increase and was in good criteria.