Claim Missing Document
Check
Articles

PEMBELAJARAN HIBRIDA PENGUATAN KAPASITAS PENGASUHAN ORANG TUA BAGI PENINGKATAN KETAHANAN KELUARGA SISWA BIMBINGAN BELAJAR DI DAYEUH KOLOT KABUPATEN BANDUNG Wibowo, Hery; Lesmana, Aditya Candra; Rachim, Hadiyanto Abdul; Nurdin, Muhammad Fadhil; Fedryansyah, Muhammad; Taher, Rusdin; Sekarningrum, Bintarsih; Nurwati, Nunung
Sawala : Jurnal pengabdian Masyarakat Pembangunan Sosial, Desa dan Masyarakat Vol 5, No 1 (2024): Sawala : Jurnal pengabdian Masyarakat Pembangunan Sosial, Desa dan Masyarakat
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/sawala.v5i1.52606

Abstract

Tantangan untuk menjadi orang tua yang baik, dalam rangka menumbuhkembangkan generasi cerdas berakhlak mulia kian hari kian berat. Oleh sebab itu, setiap upaya yang bertujuan pada penguatan ketahanan keluarga, khususnya peningkatan kapasitas pengasuhan adalah penting. Program pengabdian pada masyarakat ini berbentuk pemberian pembelajaran hibrida penguatan kapasitas pengasuhan orang tua bagi peningkatan ketahanan keluarga siswa Bimbingan Belajar di Dayeuh Kolot Kabupaten Bandung. Pola pembelajaran hibrida dipilih dengan tujuan untuk menjaga kesinambungan proses belajar dan memastikan peningkatan kapasitas orang tua dari waktu ke waktu. Metode yang diberikan melalui pembelajaran hybrid dengan memberikan materi baik secara luring maupun daring melalui media youtube. Adapun materinya adalah tentang penyadaran akan kewajiban menuntut ilmu bagi umat Islam, maksud dan tugas penciptaan manusia di muka bumi serta pemahaman dasar pengasuhan. Hasil kegiatan ini menemukan bahwa orang tua menjadi lebih memahami bagaimana melakukan pengasuhan bagi keluarganya. Selain itu juga ditemukan bahwa terjadi peningkatan interaksi antara orang tua dan anak dalam proses belajar yang diberikan selama kegiatan.
FENOMENA PERNIKAHAN DINI SERTA DAMPAKNYA TERHADAP POLA PENGASUHAN ANAK Putri, Dela Salsabila; Nurwati, Nunung
Jurnal Ilmu Kesejahteraan Sosial HUMANITAS Vol. 6 No. 1 (2024): Maret: Jurnal Ilmu Kesejahteraan Sosial : HUMANITAS
Publisher : Program Studi Ilmu Kesejahteraan Sosial FISIP UNPAS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23969/humanitas.v6i1.2826

Abstract

Pernikahan dini merupakan sebuah perkawinan dibawah umur yang target persiapannya belum bisa dikatakan maksimal baik secara fisik, mental, dan juga materi. Pernikahan usia dini adalah masalah kependudukan yang masih banyak terjadi di indonesia hingga saat ini. Hal ini perlu menjadi perhatian khusus karena hal ini mempunyai dampak dikemudian hari nya. Terdapat faktor- faktor yang mendorong pernikahan dini dapat terjadi dari aspek ekonomi, sosial, budaya, dan lingkungan dan lain-lain. Dampak yang bisa dirasakan dari pernikahan dini ialah dapat mempengaruhi pola pengasuhan anak nya kelak karena didasari dengan kurangnya kesiapan mental dari orang tua nya. karena sebagai orang tua kelak harus dapat memberikan pola pengasuhan yang tepat terhadap anak karena ini sangat berpengaruh terhadap tumbuh kembang anak baik secara fisik maupun psikologis nya. Kata kunci : pernikahan dini, dampak pernikahan dini, pola asuh
PERKAWINAN DINI DAN KAITANNYA DENGAN PENDIDIKAN SEKSUAL Aufar, Alma Fildzah; Nurwati, Nunung
Jurnal Ilmu Kesejahteraan Sosial HUMANITAS Vol. 6 No. 1 (2024): Maret: Jurnal Ilmu Kesejahteraan Sosial : HUMANITAS
Publisher : Program Studi Ilmu Kesejahteraan Sosial FISIP UNPAS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23969/humanitas.v6i1.2846

Abstract

Perkawinan merupakan salah satu tahapan besar dalam hidup untuk membentuk suatu keluarga dan memulai kehidupan baru. Perkawinan diatur dalam seperangkat peraturan hukum agama, hukum negara juga adat istiadat yang di antaranya memiliki batasan umur untuk pasangan diperbolehkan melaksanakan perkawinan. Batasan umur ini sebagai salah satu indikator kesiapan pasangan selain dari kesiapan fisik, psikis, hingga finansial. Tetapi kenyatannya kasus pernikahan dini masih menjadi salah satu permasalahan, khususnya di Indonesia. Hal ini karena akibat atau resiko dari perkawinan dini sendiri yang dapat menyebabkan permasalahan-permasalahan lainnya. Artikel ini mencoba mengkaji upaya penanganan dan pencegahan perkawinan dini dengan melihat kepada aspek pendidikan seksual.
Sanitasi Lingkungan Di Wilayah Pemukiman Perkotaan (Kasus Pada Masyarakat Di Wilayah Kelurahan Kebon Jeruk Kota Bandung) Sekarningrum, Bintarsih; Nurwati, Nunung; Wibowo, Hery
Sosioglobal Vol 8, No 1 (2023): Sosioglobal: Jurnal Pemikiran dan Penelitian Sosiologi
Publisher : Department of Sociology, Faculty of Social and Political Science, Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/jsg.v8i1.51337

Abstract

ABSTRAK  Sanitasi lingkungan merupakan faktor penting untuk mewujudkan kesehatan masyarakat. Namun masalah sosial terkait sanitasi lingkungan banyak terjadi di lingkungan pemukiman perkotaan dengan kondisi padat penduduk dan kumuh, sehingga berpengaruh terhadap kesehatan masyarakat. Tujuan dari artikel ini mendeskrpsikan dan menganalisis kondisi sanitasi lingkungan di wilayah pemukiman perkotaan khususnya di wilayah ”Gang K” yang berada di wilayah Kebon Jeruk Kota Bandung. Hasil penelitian dianalisis dengan menggunakan teori Kesehatan Masyarakat H.L Blum. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif, dengan teknik pengumpulan data terdiri dari wawancara mendalam, observasi dan dokumentasi. Teknik pengolahan data meliputi tahap reduksi data, penyajian data, penarikan kesimpulan dan verifikasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kondisi pemukiman perkotaan yang berada di wilayah ”Gang K” menunjukkan kondisi permukiman kumuh, ditandai dengan keterbatasan infrastruktur dasar, sehingga kondisi sanitasi lingkungan di wilayah tersebut kurang baik dan menimbulkan berbagai sumber penyakit. Temuan ini memperkuat Teori Blum bahwa walaupun terdapat empat faktor yang mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat  yaitu perilaku, lingkungan, pelayanan kesehatan, dan keturunan (hereditas), namun faktor lingkungan  khususnya sanitasi lingkungan menjadi faktor penentu dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Kata Kunci: Masyarakat Perkotaan, Masalah Sosial, Pemukiman, Sanitasi LingkunganABSTRACT Environmental sanitation is an important factor in realizing public health. However, many social problems related to environmental sanitation occur in urban residential environments with densely populated and slum conditions, thus affecting public health. The purpose of this article is to describe and analyze environmental sanitation conditions in urban residential areas, especially in the “Gang K” area located in the Kebon Jeruk Village area of Bandung City. The results of the study were analyzed using H.L. Blum's Public Health theory. The research method used is qualitative, with data collection techniques consisting of in-depth interviews, observation, and documentation. Data processing techniques include the stages of data reduction, data presentation, conclusion drawing, and verification. The results showed that the condition of urban settlements in the alley "K" area showed the condition of slums, characterized by limited basic infrastructure so that environmental sanitation conditions in the area were not good and caused various sources of disease. This finding strengthens Blum's theory that although four factors affect the degree of public health, namely behavior, environment, health services, and heredity, environmental factors, especially maintaining environmental sanitation, are determining factors in improving the degree of public health. Keywords: Urban Communities, Social Problems, Settlements, Environmental Sanitation
Analisis Dampak Pembangunan Jalan Lingkar Utara (Jalingkut) Bagi Kehidupan Sosial-Ekonomi Masyarakat Kawasan Tegal-Brebes Amanatin, Elsa Lutmilarita; Nurwati, Nunung
Sosioglobal Vol 8, No 1 (2023): Sosioglobal: Jurnal Pemikiran dan Penelitian Sosiologi
Publisher : Department of Sociology, Faculty of Social and Political Science, Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/jsg.v8i1.47597

Abstract

ABSTRAKPenelitian ini dilatarbelakangi adanya proyek pembangunan jaringan jalan baru non-tol yang disebut Jalan Lingkar Utara (Jalingkut) di kawasan Tegal-Brebes. Dalam praktiknya, pembangunan jalan baru senantiasa diindikasikan sebagai wujud pendorong kemajuan ekonomi nasional guna memudahkan berlangsungnya proses distribusi antar wilayah. Jalingkut merupakan satu diantara upaya pemerintah pusat dan daerah untuk melancarkan gerak pertumbuhan ekonomi, utamanya mendukung kelancaran industrialisasi. Artikel hasil penelitian ini bertujuan menganalisis lebih lanjut terkait Jalingkut dalam berkontribusi  merealisasikan integrasi pertumbuhan ekonomi dalam negeri yang akan mempengaruhi pemeringkatan klasifikasi negara di kancah internasional dengan dikaji berdasar pada teori milik Wallerstein, Sistem Dunia. Penelitian ini juga bertujuan untuk mengetahui dampak tidak langsung dari Jalingkut terhadap kehidupan sosial ekonomi masyarakat sekitar. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dengan sumber data yang diperoleh melalui observasi, wawancara, dan studi pustaka. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dibangunnya Jalingkut memberikan peluang besar bagi pertumbuhan ekonomi nasional nantinya, Jalingkut berpotensi untuk mengurangi kepadatan dan kemacetan di jalan Pantura, selain itu hadirnya Jalingkut yang sekaligus menjadi jalan arteri nasional membawa pengaruh perubahan sosial ekonomi bagi masyarakat di antara kedua kawasan Jalingkut di bangun, yakni daerah Tegal dan Brebes. Kata Kunci: Dampak Pembangunan, Jalingkut, Sosial-Ekonomi, Teori Sistem DuniaABSTRACT This research is motivated by the existence of a development project called North Ring Road (Jalingkut) in the Tegal-Brebes area. The construction of new roads is always indicated as a form of encouragement for national economic progress in order to facilitate the distribution process between regions. Jalingkut is one of the efforts by central and regional governments to accelerate the movement of economic growth, primarily to support industrialization. The article of this study aims to further analyze Jalingkut in contributing integration of domestic economic growth which will affect the ranking of country classifications in the international arena by studying it based on Wallerstein's theory, the World System. This article determine the indirect impact of Jalingkut on the socio-economic life of the surrounding community. The method used in this study is a qualitative method with data sources obtained through observation, interviews, and literature study. The results show that Jalingkut construction provides great opportunities for future national economic growth, Jalingkut has the potential to reduce congestion on Pantura Road, besides that the presence of Jalingkut which is also a national artery road that has an impact on socio-economic changes for the community between Jalingkut area, that is Tegal and Brebes areas. Keywords: Development Impact, Jalingkut, Socio-Economic, World System Theory
Perubahan Sosial Pada Masyarakat Dusun Munti Gunung: Dari Mekurup, Menggepeng, Hingga Kembangkan Potensi Wisata Pratiwi, Ni Putu Sri; Fedryansyah, Muhammad; Nurwati, Nunung
Sosioglobal Vol 8, No 2 (2024): Sosioglobal: Jurnal Pemikiran dan Penelitian Sosiologi
Publisher : Department of Sociology, Faculty of Social and Political Science, Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/jsg.v8i2.51384

Abstract

ABSTRAKDusun Munti Gunung telah ditandai sebagai “desa pengemis” atau “penggepeng” sejak tahun 1980-an. Hal ini disebabkan Munti Gunung merupakan daerah yang sangat gersang dengan letak air tanahnya yang sangat dalam. Sebelum menjadi pengemis, masyarakat Munti Gunung kerap pergi ke kota untuk menukarkan hasil panen dengan kebutuhan mereka sehari-hari (barter).  Namun seiring berjalannya waktu, transaksi barter tersebut berubah menjadi meminta-minta tanpa mempertukarkan hasil panen. Meskipun pemerintah telah berupaya mengembangkan aspek pariwisata di dusun tersebut, namun permasalahan tersebut masih belum terselesaikan secara tuntas. Penelitian mengenai kemiskinan dan praktik menggepeng yang dilakukan oleh masyarakat Dusun Munti Gunung memang telah banyak dibahas, namun temuan-temuan tersebut belum mampu menjelaskan perubahan sosial yang lebih komprehensif dan mendalam yang terjadi pada masyarakat tersebut. Padahal penelitian tentang perubahan sosial dapat menyediakan pemahaman mendalam tentang dinamika masyarakat dan faktor-faktor yang mempengaruhi kesejahteraan sosial, sehingga kebijakan dapat lebih tepat sasaran dan efektif. Melalui penelitian ini, peneliti bertujuan menganalisis perubahan sosial masyarakat Dusun Munti Gunung dalam dimensi interaksional yang dikemukakan oleh Himes & Moore melalui metode penelitian kualitatif dengan sumber data dari literatur dan wawancara mendalam dengan sejumlah informan yang dipilih dengan teknik purposive sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perubahan dari aktivitas barter menjadi pengemis adalah perubahan yang tidak direncanakan dan tidak dikehendaki, sedangkan perubahan dari menggepeng menjadi aktivitas pengembangan desa wisata merupakan perubahan yang direncanakan dan dikehendaki. Secara keseluruhan, perubahan yang terjadi bersifat multiliner yang disebabkan oleh faktor internal dan eksternal.Kata kunci: Desa Munti Gunung, Gepeng, Kemiskinan, Perubahan Sosial ABSTRACTMunti Gunung Hamlet has been marked as a "beggar village" or "penggepeng" since the 1980s. This is due to Munti Gunung being an extremely arid area with very deep groundwater. Before becoming beggars, the residents of Munti Gunung often traveled to the city to exchange their harvest for their daily necessities (barter). However, over time, these barter transactions evolved into begging without exchanging harvests. Despite government efforts to develop tourism in the hamlet, these issues remain unresolved. Research on poverty and begging practices in Munti Gunung has been widely discussed, yet these studies have not provided a comprehensive and in-depth explanation of the social changes occurring within the community. Research on social change can provide a deep understanding of societal dynamics and the factors affecting social welfare, leading to more targeted and effective policies. Through this study, the researcher aims to analyze the social changes in the Munti Gunung community through the interactional dimension proposed by Himes & Moore, using qualitative research methods with data sourced from literature and in-depth interviews with several informants selected through purposive sampling. The research findings indicate that the shift from bartering to begging was an unplanned and undesirable change, whereas the transition from begging to developing a tourist village was a planned and desired change. Overall, the observed changes are multilinear, driven by both internal and external factors.Keywords: Munti Gunung Hamlet, Beggar, Poverty, Social Change  
Determinasi Sosial dalam Memilih Pasangan Hidup Melalui Perkawinan Nyentana pada Masyarakat Hindu di Bali Sri Pratiwi, Ni Putu; Nurwati, Nunung; Sekarningrum, Bintarsih
Jurnal Penelitian Agama Hindu Vol 8 No 3 (2024)
Publisher : Jayapangus Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37329/jpah.v8i3.3179

Abstract

Nyentana marriage has both positive and negative impacts on sentana rajeg. Although nyentana marriage in Bali supports gender equality, sentana rajeg faces significant challenges in implementing a matrilineal kinship pattern amidst patrilineal dominance, leading to difficulties in choosing a life partner. The aim of this study is to describe the current condition of nyentana marriage, analyze the forms of social determination experienced by sentana rajeg, and explore the social practices undertaken by sentana rajeg in seeking a life partner. This research employs a qualitative method with a descriptive-explanatory and descriptive-exploratory approach. Data collection techniques include in-depth interviews, observation, and document studies. Data analysis is conducted based on social practice theory. The study finds that the acceptance of nyentana marriage among the Balinese Hindu community is relatively slow due to the social stigma of "paid bangkung," issues of caste differences, conflicts of rights and obligations, and the loss of inheritance rights for men post-nyentana marriage. Sentana rajeg experiences social determination in choosing a life partner due to the need to fulfill various aspects such as religious norms, adjustment to the matrilineal kinship system, the necessity to find a partner from the same caste, demands for stability, and geographical limitations in finding a partner. According to social practice theory, to establish the habitus of nyentana marriage, sentana rajeg must distribute various capitals within a limited arena.
SOCIAL PRACTICES IN WATER USE DRIVE VULNERABILITY IN FOREST EDGE VILLAGE COMMUNITIES IN SUMEDANG REGENCY Yunita, Desi; Nurwati, Nunung; Gunawan, Wahyu; Azman, Azlina
Sosiohumaniora Vol 26, No 1 (2024): Sosiohumaniora: Jurnal Ilmu-Ilmu Sosial dan Humaniora, MARCH 2024
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/sosiohumaniora.v26i1.50982

Abstract

This research focuses on social practices of water resource use in forest fringe communities. The existence of human water needs interacts with and forms patterns of relationships, with human water forming social institutions and social institutions, and the existence of social practices that abundant water encourages social change in communities facing scarcity. Old knowledge that is maintained and the assumption that water will never run out is seen in water use habits and ignoring water conservation practices. Potentially causing water vulnerability, especially in families working as farmers and families who do not have water reservoirs. The theory used looks at the social practices of Antony Giddens. The qualitative approach with the PRA method, with observation, interview, mapping, and FGD techniques, helps map practices in water use, and then the qualitative analysis is carried out. The results of this study show that there are water groups in hamlet areas that maintain old management practices, where group members who contribute early to finding springs have “patent” rights to obtain water while living in the area. However, this right has yet to adapt to changes in physical environmental conditions, such as reduced forest land cover and changes in the social environment where the village population continues to grow. While the rules made by the “patent” group give dominance to members materially, therefore individual practice still views that abundant water will not run out, so water use tends to be wasteful. Then, the practice of agents perpetuates or maintains a habit, which means that not much effort has been made by the community to carry out preventive practices to protect water resources, as seen from the Competence, namely knowledge and skills of water use are still simple and do not have the Competence to prevent vulnerability risks caused by the water crisis. So, it has the potential to face vulnerability, especially in families that do not have large-capacity shelters and farmer groups that rely on agricultural products. Agents as transformative actors, their practices passive, recursive, and discursive practices continue to be reproduced, maintaining old patterns.
KPM ProKUS Entrepreneurship Innovation in Cililin Bandung Regency, West Java Mohammad Erlan Noorfarizal; Nunung Nurwati; Herry Wibowo
Jurnal Info Sains : Informatika dan Sains Vol. 14 No. 01 (2024): Informatika dan Sains , Edition March 2024
Publisher : SEAN Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Technological developments have made many changes throughout the world. Developments such as trends in fashion, food, or services have grown rapidly or can be known quickly through existing technology as it is today with the development of this technology can contribute to markets or markets that have not been reached. To be able to support ProKUS, KPM ProKUS is also faced with technological developments that can develop their business even better. This study used a qualitative approach by taking purposive sampling of 3 informants. The data collection methods used in this study were in-depth interviews of informants as well as observations. The results of this study are beneficiary families take advantage of technological developments that can help them make an innovation in their business so that they can develop more
Taking Advantage of Indonesia's Demographic Bonus in 2024: Challenges and Opportunities Achmad, Willya; Nurwati, Nunung; Fedryansyah, Muhammad; Sumadinata, R. Widya Setiabudi; Sidiq, Rd. Siti Sofro
Management Studies and Entrepreneurship Journal (MSEJ) Vol. 5 No. 2 (2024): Management Studies and Entrepreneurship Journal (MSEJ)
Publisher : Yayasan Pendidikan Riset dan Pengembangan Intelektual (YRPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37385/msej.v5i2.4713

Abstract

Demographic bonus is a phenomenon when most of a country's population is in the productive age group, which can provide high potential for economic growth. 2020-2030 will be an important year for many countries as some of them will experience the peak of their demographic dividend. However, the opportunities and challenges associated with this situation need to be studied in depth so that the maximum potential of the demographic bonus can be utilized. This study aims to analyze the challenges and opportunities faced by Indonesia, which is facing a demographic bonus era. This research uses a qualitative approach with descriptive methods. The results of the study show that the demographic bonus is a golden opportunity for Indonesia to increase economic growth and people's welfare. With the population of productive age being larger than the non-productive age population, there is great potential to increase total output and production in various economic sectors. However, in order to take advantage of the demographic bonus effectively, it is necessary to make efforts to build quality human resources through improving the quality of education and job training. In addition, the labor market must be able to absorb an abundant workforce so that the unemployment rate can be minimized. The importance of digital transformation and the industrial revolution is also a focus in efforts to face the challenges of technological development. With support from the government, the private sector and the community, Indonesia has great potential to take advantage of the demographic bonus as a driver of sustainable economic growth and improve the welfare of society at large.
Co-Authors Ade Putra Ritonga, Mhd. Adetya Nuzuliani Rahma, Adetya Nuzuliani Agus Wahyudi Riana Agustin, Dinda Putri Ahmad Saalik Hudan Alfariz Amanatin, Elsa Lutmilarita APRILIANI, FARAH TRI Arie Surya Gutama, Arie Surya Asep Fikri Nur Arif Aufar, Alma Fildzah Auriel Karina Siti Zutema Azman, Azlina Azzahra, Ni Made Ray Rika Basar, Gigin Ginanjar Binahayati Rusyidi Bintarsih Sekarningrum Budhi Wibhawa, Budhi Budi M. Taftazani Budi Muhammad Taftazani, Budi Muhammad Desi Yunita Dienna Karimah, Dienna Eva Nuriyah Hidayat Fahrezi, Muhammad FARAH TRI APRILIANI Firsanty, Farah Putri Galih Haidar Gevia Nur Isna Deraputri, Gevia Nur Isna Gigin Ginanjar Kamil Basar Harun, Sulistia Herry Wibowo Hery Wibowo, Hery Hetty Krisnani Hetty Krisnani, Hetty Indra, Hafizal Jendra, Bayu Aji Sastra Lesmana, Aditya Candra Lubis, Muhammad Fachry Maulana Irfan, Maulana Meilanny Budiarti S., Meilanny Budiarti Meilanny Budiarti Santoso, Meilanny Budiarti Mohammad Erlan Noorfarizal Muhammad Fahrezi Muhammad Fedryansyah, Muhammad Muhammad Rivai Nandang Mulyana Nandang Mulyana, Nandang Nugraha, Ardi Maulana Nur, Andi Ainun Juniarsi Nurdin, Fadil Nurdin, Muhammad Fadhil Nuriah, Eva Nurliana Cipta Apsari Poluakan, Marcelino Vincentius Prabowo, Rahmawati Ramadhani Pratiwi Pratiwi, Ni Putu Sri Putri, Dela Salsabila R. Widya Setiabudi Sumadinata rachel manik Rachim, Hadiyanto Abdul Rachim, Hadiyanto Abdul RAHMAHARYATI, ARISTYA Rahmania Rahmania Rifdah Arifah Kurniawan Rima Hardianti Risna Resnawaty, Risna Riyana Rosilawati Rosma Alimi Rudi Saprudin Darwis, Rudi Saprudin Rusnandar, Afifa Riska Amalia Sahadi Humaedi Salma Matla Ilpaj Salsabila Wahyu Hadianti Salsabila Wahyu Hadianti, Salsabila Wahyu Salsabila, Aufa Hanum Santoso Tri Raharjo Santoso Tri Raharjo, Santoso Tri Setiabudi Sumadinata, R Widya Siti Sofro Sidiq Sri Pratiwi, Ni Putu Suharto, Meiliani Puji Taher, Rusdin Tomi Sapari, Tomi TRESNA DARMAWAN, TRESNA Wahju Gunawan, Wahju Wahyu Gunawan Wilga Secsio Ratsja Putri, Wilga Secsio Ratsja Willya Achmad Wulandari, Vani