Claim Missing Document
Check
Articles

Found 27 Documents
Search

Analisis Kelimpahan dan Karakteristik Mikroplastik pada Perairan Hilir Sungai Bengawan Solo Setiyowati, Putri Ayu Ika; Bukhori, Fika Nur Fitriana Putri; Ramadani, Aisyah Hadi
BEST Journal (Biology Education, Sains and Technology) Vol 7, No 1 (2024): Juni 2024
Publisher : Program Studi Pendidikan Biologi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30743/best.v7i1.8632

Abstract

Mikroplastik merupakan komponen plastik dengan ukuran ( 5 mm). Banyaknya mikroplastik yang terdapat pada air di bagian hilir Sungai Bengawan Solo disebabkan oleh sampah plastik yang banyak terdapat di sepanjang badan sungai. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui karakteristik mikroplastik pada perairan hilir Sungai Bengawan Solo. Metode yang digunakan untuk mengidentifikasi mikroplastik dalam air mengacu pada NOAA atau National Oceanic and Atmospheric Administration. Jenis mikroplastik seperti fragmen, pelet, serat, dan film diidentifikasi di tiga lokasi pengambilan sampel hilir. Mikroplastik ini tersedia dalam berbagai warna, antara lain hitam, coklat, merah, hijau, dan biru. Selain itu, ukuran mikroplastik di air sungai Bengawan Solo terdiri dari berbagai variasi, dengan kisaran 150,00 µm hingga 478,88 µm. Kelimpahan mikroplastik pada air sungai Bengawan Solo menunjukkan nilai sig = 0,644 yang berarti 0,05 artinya tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada ketiga lokasi pengambilan sampel. Hasil kelimpahan dan karakteristik mikroplastik sejalan dengan data parameter lingkungan di masing-masing lokasi sampling. Pada data  pengukuran parameter pH, suhu, DO, dan salinitas menunjukkan nilai p sig = 0,05 yang artinya tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara parameter kualitas air di ketiga lokasi samplin. Temuan ini menggarisbawahi kompleksitas dampak lingkungan yang dapat timbul dari peningkatan mikroplastik di lingkungan perairan.
The Quantification of Lead Heavy Metals Levels on Mujair Fish (Oreochromis mossambicus) Organs From Brantas and Bengawan Solo River, East Java Province, Indonesia Putri Ayu Ika Setiyowati; Aisyah Hadi Ramadani; Suhariyati Suhariyati; M Ainul Mahbubillah
Al-Kauniyah: Jurnal Biologi Vol 17, No 2 (2024): AL-KAUNIYAH JURNAL BIOLOGI
Publisher : Department of Biology, Faculty of Science and Technology, Syarif Hidayatullah State Islami

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

AbstractOreochromis mossambicus (O. mossambicus) frequently found in the Brantas and Bengawan Solo rivers, Java island, Indonesia. However, heavy metals produced from anthropogenic activities can enter the water and accumulate in organisms living in the river. This study aimed to determine the lead (Pb) heavy metal in the gills, flesh, and intestines of O. mossambicus living in the two aforementioned rivers and to measure the Pb levels in each river. The results showed that the Pb in the O. mossambicus organs in the Bengawan Solo river was as follows 3.159 mg/kg in the gills; 1.930 mg/kg in the intestine; and 2.511 mg/kg in flesh, while in the Brantas river it was follows 1.600 mg/kg in gills; 1.402 mg/kg in the intestine; and 1.455 mg/kg flesh. Pb levels in each river water were 0.568 mg/mL in the Brantas river and 0.525 mg/mL in the Bengawan Solo river. Based on the data obtained, it can be concluded that the Pb content in fish organs and river water has exceeded the quality standard for Pb levels according to the government regulation No.82 2001 (SNI 7387:2009), that is, 0.3 mg/kg in organs and 0.03 mg/L in water. The results of this study are expected to be a concern for the authorities in order to revitalize the river to restore the function and support the survival of river biota.AbstrakIkan mujair (Oreochromis mossambicus) banyak ditemukan di sungai Brantas dan Bengawan Solo, namun aktivitas antropogenik yang menghasilkan logam berat dapat masuk ke perairan sehingga terakumulasi dalam organisme yang hidup di perairan tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kandungan logam berat timbal (Pb) pada insang, daging, dan usus pada O. Mossambicus yang hidup di kedua sungai tersebut serta mengukur kandungan Pb pada masing-masing air sungai. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kandungan Pb pada organ O. mossambicus di sungai Bengawan Solo adalah sebagai berikut 3.159 mg/kg pada insang; 1.930 mg/kg di usus; dan 2.511 mg/kg pada daging, sedangkan di sungai Brantas adalah sebagai berikut 1.600 mg/kg pada insang; 1,402 mg/kg pada usus; dan 1,455 mg/kg pada daging. Kadar Pb pada masing-masing air sungai adalah 0,568 mg/mL (sungai Brantas) dan 0,525 mg/mL (sungai Bengawan Solo). Berdasarkan data yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa kandungan Pb pada organ ikan maupun air sungai sudah melebihi baku mutu kadar Pb pada organ yaitu 0,3 mg/kg (SNI 7387:2009) dan 0,03 mg/L pada perairan (PP No.82 tahun 2001). Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi perhatian pihak-pihak terkait agar dapat melakukan revitalisasi sungai guna mengembalikan fungsi dan mendukung keberlangsungan hidup biota sungai.
Analisis Kelimpahan dan Karakteristik Mikroplastik pada Perairan Hilir Sungai Bengawan Solo Setiyowati, Putri Ayu Ika; Bukhori, Fika Nur Fitriana Putri; Ramadani, Aisyah Hadi
BEST Journal (Biology Education, Sains and Technology) Vol 7, No 1 (2024): Juni 2024
Publisher : Program Studi Pendidikan Biologi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30743/best.v7i1.8632

Abstract

Mikroplastik merupakan komponen plastik dengan ukuran ( 5 mm). Banyaknya mikroplastik yang terdapat pada air di bagian hilir Sungai Bengawan Solo disebabkan oleh sampah plastik yang banyak terdapat di sepanjang badan sungai. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui karakteristik mikroplastik pada perairan hilir Sungai Bengawan Solo. Metode yang digunakan untuk mengidentifikasi mikroplastik dalam air mengacu pada NOAA atau National Oceanic and Atmospheric Administration. Jenis mikroplastik seperti fragmen, pelet, serat, dan film diidentifikasi di tiga lokasi pengambilan sampel hilir. Mikroplastik ini tersedia dalam berbagai warna, antara lain hitam, coklat, merah, hijau, dan biru. Selain itu, ukuran mikroplastik di air sungai Bengawan Solo terdiri dari berbagai variasi, dengan kisaran 150,00 µm hingga 478,88 µm. Kelimpahan mikroplastik pada air sungai Bengawan Solo menunjukkan nilai sig = 0,644 yang berarti 0,05 artinya tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada ketiga lokasi pengambilan sampel. Hasil kelimpahan dan karakteristik mikroplastik sejalan dengan data parameter lingkungan di masing-masing lokasi sampling. Pada data  pengukuran parameter pH, suhu, DO, dan salinitas menunjukkan nilai p sig = 0,05 yang artinya tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara parameter kualitas air di ketiga lokasi samplin. Temuan ini menggarisbawahi kompleksitas dampak lingkungan yang dapat timbul dari peningkatan mikroplastik di lingkungan perairan.
Maksimalisasi Kinerja Pengolahan Sampah Domestik dengan Penguatan Kapasitas Organisasi TPS3R di Kelurahan Blimbing Lamongan Majid, Abdul; Lailiyah, Elliv Hidayatul; Ramadani, Aisyah Hadi; Solekha, Rofiatun; Yaumi, Sri
ABDI DAYA: Jurnal Pengabdian dan Pemberdayaan Masyarakat Vol 2 No 2 (2025): ABDI DAYA: Jurnal Pengabdian dan Pembedayaan Masyarakat
Publisher : STIE Jambatan Bulan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52421/abdidaya.v2i2.566

Abstract

Blimbing sub-district is projected in the regional development plan as the center of the Minapolitan economy in the northern region of Lamongan, however this area has problems with waste management conditions so that it is included in an urban slum area. The effort that has been made is the construction of a communal waste collection site in the form of TPS 3R. However, the utilization of TPS 3R is not optimal, the waste input is only 8%, but the TPS capacity is full. This condition indicates the need to manage organic and inorganic waste quickly and efficiently. The lack of understanding of the group responsible for the TPS has resulted in ineffective waste management performance in Blimbing Village. This community service activity aims to provide assistance in strengthening the management of the TPS3R organization so that waste management performance in Blimbing Village can be active again. The method used uses the PAR (participation action research) approach. The activity stages include Socialization, Focus Group Discussion, Mediation, and Training. Training in this service takes the form of organizational management, orderly financial administration, magot cultivation and diaper waste processing. The result of this community service is an increase in understanding of waste management by 45 to 60 percent.
Diesel Fuel Degradation Activity of Hydrocarbon-Degrading Bacteria from Nusantara Fisheries Port Brondong Lamongan Mahbubillah, M. Ainul; Tamam, Muhammad Badrut; Ayuni, Rieke Dwi; Savitri, Nynda Ayu Nadira; Ramadani, Aisyah Hadi
BEST Journal (Biology Education, Sains and Technology) Vol 8, No 1 (2025): Juni 2025
Publisher : Program Studi Pendidikan Biologi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30743/best.v8i1.10887

Abstract

The Nusantara Fisheries Port (Pelabuhan Perikanan Nusantara - PPN) in Brondong, Lamongan Regency, is a port with high ship activities. This has led to hydrocarbon pollution in the form of diesel fuel and oil in the waters of PPN Brondong. The initial effort to address this pollution is by isolating and characterizing hydrocarbon-degrading bacteria present in these waters. This research is a strategic step in managing petroleum hydrocarbon spills in the area through bioremediation processes, either via bioaugmentation or biostimulation for further study. The research method involves isolating hydrocarbon-degrading bacteria from the waters of PPN Brondong using the spread plate isolation method. Different colony characteristics are selected for the purification of bacterial isolates. The obtained bacterial isolates are then subjected to hydrocarbon degradation activity by culturing them in a minimal medium containing diesel fuel. The degradation activity is measured using total petroleum hydrocarbon (TPH) testing. The results of this study yielded 7 different isolates from the fuel oil-contaminated sites in PPN Brondong. Culturing in a minimal medium containing diesel fuel yielded results showing that all isolates possess the ability to degrade hydrocarbons, as evidenced by the reduction in TPH.
Clarias batrachus linnaeus, 1758 (siluriformes, clariidae): new records of threatened catfish from Bawean Island, Indonesia Tamam, Muhammad Badrut; Ramadani, Aisyah Hadi; Valen, Fitri Sil
Genbinesia Journal of Biology Vol. 1 No. 1 (2021): November 2021
Publisher : Generasi Biologi Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55655/genbinesia.v1i1.5

Abstract

Clarias batrachus Linnaeus, 1758 is one of catfish in Indonesia. The spread of Clarias batrachus in Indonesia have generally in mainland of Sumatra, Borneo and Java. In 2019 we report for the first time the presence of C. batrachus on Bawean, a small, isolated island, conservation area in the middle of Java Sea. A description of morphological characters of a specimen are provided. Presence of C. batrachus on Bawean Island caused by the geographical reason and human introduction factors.
The Quantification of Lead Heavy Metals Levels on Mujair Fish (Oreochromis mossambicus) Organs From Brantas and Bengawan Solo River, East Java Province, Indonesia Setiyowati, Putri Ayu Ika; Ramadani, Aisyah Hadi; Suhariyati, Suhariyati; Mahbubillah, M Ainul
Al-Kauniyah: Jurnal Biologi Vol. 17 No. 2 (2024): AL-KAUNIYAH JURNAL BIOLOGI
Publisher : Department of Biology, Faculty of Science and Technology, Syarif Hidayatullah State Islami

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

AbstractOreochromis mossambicus (O. mossambicus) frequently found in the Brantas and Bengawan Solo rivers, Java island, Indonesia. However, heavy metals produced from anthropogenic activities can enter the water and accumulate in organisms living in the river. This study aimed to determine the lead (Pb) heavy metal in the gills, flesh, and intestines of O. mossambicus living in the two aforementioned rivers and to measure the Pb levels in each river. The results showed that the Pb in the O. mossambicus organs in the Bengawan Solo river was as follows 3.159 mg/kg in the gills; 1.930 mg/kg in the intestine; and 2.511 mg/kg in flesh, while in the Brantas river it was follows 1.600 mg/kg in gills; 1.402 mg/kg in the intestine; and 1.455 mg/kg flesh. Pb levels in each river water were 0.568 mg/mL in the Brantas river and 0.525 mg/mL in the Bengawan Solo river. Based on the data obtained, it can be concluded that the Pb content in fish organs and river water has exceeded the quality standard for Pb levels according to the government regulation No.82 2001 (SNI 7387:2009), that is, 0.3 mg/kg in organs and 0.03 mg/L in water. The results of this study are expected to be a concern for the authorities in order to revitalize the river to restore the function and support the survival of river biota.AbstrakIkan mujair (Oreochromis mossambicus) banyak ditemukan di sungai Brantas dan Bengawan Solo, namun aktivitas antropogenik yang menghasilkan logam berat dapat masuk ke perairan sehingga terakumulasi dalam organisme yang hidup di perairan tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kandungan logam berat timbal (Pb) pada insang, daging, dan usus pada O. Mossambicus yang hidup di kedua sungai tersebut serta mengukur kandungan Pb pada masing-masing air sungai. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kandungan Pb pada organ O. mossambicus di sungai Bengawan Solo adalah sebagai berikut 3.159 mg/kg pada insang; 1.930 mg/kg di usus; dan 2.511 mg/kg pada daging, sedangkan di sungai Brantas adalah sebagai berikut 1.600 mg/kg pada insang; 1,402 mg/kg pada usus; dan 1,455 mg/kg pada daging. Kadar Pb pada masing-masing air sungai adalah 0,568 mg/mL (sungai Brantas) dan 0,525 mg/mL (sungai Bengawan Solo). Berdasarkan data yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa kandungan Pb pada organ ikan maupun air sungai sudah melebihi baku mutu kadar Pb pada organ yaitu 0,3 mg/kg (SNI 7387:2009) dan 0,03 mg/L pada perairan (PP No.82 tahun 2001). Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi perhatian pihak-pihak terkait agar dapat melakukan revitalisasi sungai guna mengembalikan fungsi dan mendukung keberlangsungan hidup biota sungai.