Claim Missing Document
Check
Articles

Seleksi Lima Isolat Fungi Mikoriza Arbuskular untuk Pembibitan Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) pada dua Dosis Pupuk NPK Retta Ramadhina Rias; Maria Viva Rini; Fitri Yelli
Jurnal Penelitian Pertanian Terapan Vol 15 No 1 (2015)
Publisher : Politeknik Negeri Lampung.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (347.156 KB) | DOI: 10.25181/jppt.v15i1.108

Abstract

Oil palm (Elaeis guineensis Jacq.) in Indonesia commonly cultivated on land that is classified as marginal land such as soil type ultisol with a low fertility rate, so it is necessary to improve the quality of seeds with the use of arbuscular mycorrhiza fungi (AMF) and NPK fertilizers. This study aimed (1) to determine the most appropriate type of AMF for oil palm seedling, (2) to determine the dose of NPK fertilizeris best for the growth of oil palm seedlings, (3) to determine whether the response of oil palm seedling stobe determined by the type of NPK fertilizer, (4) to determine the best dose of NPK fertilizer for each type of AMF. Research compiled using factorial treatment design (6 x2) with 5 replications. The first factor is the type of mycorrhizal (M) which consists of 6 levels iem0 (without AMF), m1 (Entrophospora sp. Isolates MV 3 ), m2 (Entrophospora sp. Isolates MV12), m3 (Glomus sp. Isolates MV 4), m4 (Glomus sp. Isolates MV11), and m5 (Glomus sp. Isolates MV13). The second factoris the dose of NPK fertilizer (P) which consists of 2 level p1 (100% of the recommended dose), p2 (75% of the recommended dose). The similarity of variance between treatments were tested with Least Significant Differencetest (LSD) at 5% significance level . The results showed (1) All types of FMA being tested can increase the growth of oil palm seedlings compared without exception AMF Glomus sp. MV isolates 11, (2) dose of NPK fertilizer 100% of recommended doses produce the best growth of oil palm seedlings shown by the fresh weight of shoot, dry weight of shoot, fresh weight of root, dry weight of root,and leaf greenness level, (3) palm seedling growth response to AMF inoculationis not determined by a given dose of NPK fertilizer, (4) there is no optimum dose of NPK fertilizer for each type of AMF were used. Keywords :Arbuscular mycorrhizal fungi, dose NPK fertilize, oil palm seedling.
Respon Pertumbuhan Kelapa Sawit Bibit ( Elaeis guineensis Jacq.) Terhadap Jenis fungi mikoriza arbuskula pada Dua Tingkat Pemupukan NPK Novri Dwi Damayanti; Maria Viva Rini; Rusdi Evizal
Jurnal Penelitian Pertanian Terapan Vol 15 No 1 (2015)
Publisher : Politeknik Negeri Lampung.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (229.869 KB) | DOI: 10.25181/jppt.v15i1.109

Abstract

Oil palm (Elaeis guineensis Jacq.) is one of the important excellent crop plantations which have significance for the development of national farm and country source of foreign exchange earnings.Oil palm cultivation is mostly done on the ground of ultisol that have constraints phosphorus deficiency that needed improvement in the quality of the nursery with the utilization of arbuscular mycorrhiza fungi (AMF). The study aimed: (1) determine the best type of AMF in enhancing the growth of oil palm seedlings, (2) determine dose of NPK fertilize most appropriate for the oil palm seedling, (3) determine whether the response of oil palm seedlings to type AMF influenced by dose NPK fertilizer, and (4)determine the best dose of NPK fertilizer for each type of AMF. The treatment design is a factorial (6x2) arranged in randomize completely block design with 5 replications. The first factor is the type of AMF, design as without AMF, Glomus sp. Isolate MV 23, Glomus sp. Isolate MV 26, Entrophospora sp. Isolate MV 22, Entrophospora sp. Isolate MV 25, Entrophospora sp. Isolate MV 28.The second factor is number of NPK fertilize design as p1 (100 % from recomendation) and p2 (50 % from recomendation). Means homogeneity among the treatments were tested using Barlett test and the aditivity data were tested with Tukey test. Separation of means value were analyzed using Least Significant Difference (LSD) at 5% significance level. The results showed the interaction between the type and dose of NPK fertilizer AMF is can be concluded that (1) oil palm seedlings response to AMF inoculation type is determined by the dose of NPK fertilizer on the variable plant height, dry weight of root, and number of primary roots, 2) the optimum dose for each type of AMF are used based on the data root dry weight is a combination of 100% NPK fertilizer with each type of AMF, excepton the AMF types Entrophospora sp. Isolates MV 22. Keywords: Growth Response, Oil Palm Seedling, Arbuscular Mycorrhizal
PENGARUH PEMBERIAN KOMPOS KULIT BUAH KAKAO SEBAGAI CAMPURAN MEDIA PEMBIBITAN DAN PUPUK NPK (15:15:15) TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT KAKAO (Theobroma cacao L.) Minarsih Minarsih; M. A. Syamsul Arif; Maria Viva Rini; Rusdi Evizal
Jurnal Agrotek Tropika Vol 1, No 2 (2013)
Publisher : Departement of Agrotechnology, Agriculture Faculty, Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (114.558 KB) | DOI: 10.23960/jat.v1i2.2018

Abstract

Media tanam merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman kakao di pembibitan.  Kompos kulit buah kakao berpotensi sebagai campuran media pembibitan kakao. Pemberian pupuk NPK sebagai tambahan unsur hara makro ke media pembibitan dapat meningkatkan pertumbuhan bibit kakao. Penelitian dilakukan untuk mengetahui: (1) berapakah dosis kompos kulit buah kakao yang menghasilkan pertumbuhan bibit kakao terbaik, (2) berapakah dosis pupuk NPK yang menghasilkan pertumbuhan bibit kakao terbaik dan (3) berapakah kombinasi dosis pupuk NPK dan kompos kulit buah kakao yang menghasilkan pertumbuhan bibit tanaman kakao terbaik.  Penelitian dilaksanakan di Rumah Kaca Fakultas Pertanian Universitas Lampung pada Desember 2011-September 2012.  Rancangan perlakuan disusun sacara faktorial dengan empat ulangan. Faktor pertama adalah dosis campuran kompos kulit buah kakao (K) dengan tiga taraf: 0%, 12,5% dan 25,0% (v/v). Faktor kedua adalah pupuk NPK (P) dengan empat taraf: 1,5; 3,0; 4,5; dan 6,0 (g/tanaman).  Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan tanpa kompos kulit buah kakao menghasilkan pertumbuhan bibit kakao terbaik tetapi tidak berbeda nyata dengan pemberian kompos kulit buah kakao sebanyak 12,5%.  Pemupukan NPK 1,5 g/tanaman menghasilkan pertumbuhan bibit kakao terbaik.  Pemberian dosis pupuk NPK sebanyak 1,5; 3,0; dan 6,0 g/tanaman yang dikombinasikan dengan kompos 0% (v/v) menghasilkan pertumbuhan bibit tanaman kakao terbaik.
PENGARUH APLIKASI FUNGI MIKORIZA ARBUSKULA DAN PUPUK KANDANG DENGAN BERBAGAI DOSIS TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI KEDELAI (Glycine max [L.] Merrill) PADA ULTISOL Maulana Malik; Kuswanta Futas Hidayat; Sri Yusnaini; Maria Viva Rini
Jurnal Agrotek Tropika Vol 5, No 2 (2017)
Publisher : Departement of Agrotechnology, Agriculture Faculty, Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (192.449 KB) | DOI: 10.23960/jat.v5i2.1828

Abstract

Lahan yang mendominasi di Indonesia adalah lahan dengan tingkat kesuburan tanah yang rendah dari Ordo Ultisol. Untuk meningkatkan kesuburannya dapat diaplikasikan pupuk kandang dan FMA. Adapun tujuan penelitian ini adalah; (1) mengetahui pengaruh aplikasi FMA terhadap peningkatan pertumbuhan dan produksi kedelai pada Ultisol; (2) mengetahui pengaruh aplikasi pupuk kandang dengan berbagai dosis terhadap peningkatan pertumbuhan dan produksi kedelai pada Ultisol; (3)mengetahui apakah respons tanaman kedelai pada Ultisol terhadap aplikasi FMA dipengaruhi oleh dosis pupuk kandang yang diaplikasikan; (4) mengetahui dosis pupuk kandang optimum untuk aplikasi FMA pada tanaman kedelai. Percobaan dilakukan di Laboratorium Lapang Terpadu dan Laboratorium Produksi Perkebunan Jurusan Agroteknologi FP Unila dari bulan Agustus hingga November 2015. Rancangan perlakuan disusun secara faktorial (2x5) menggunakan rancangan kelompok teracak sempurna (RKTS) dengan tiga ulangan. Faktor pertama adalah aplikasi FMA (M) yang terdiri atas dua taraf, yaitu tanpa aplikasi FMA (M 0 ) dan dengan aplikasi FMA (M 1 ). Faktor kedua adalah pupuk kandang sapi (K), terdiri atas lima taraf yaitu (K 0 ) 0 ton/ha, (K 1 ) 5 ton/ha, (K 2 ) 10 ton/ha, (K 3 ) 15 ton/ha, dan (K 4 ) 20 ton/ha pupuk kandang. Pemisahan nilai tengah diuji dengan uji Polinomial Ortogonal dengan α 0,05 dan 0,01. Hasil penelitian menunjukkan bahwa; (1) aplikasi FMA mampu meningkatkan produksi tanaman kedelai pada tanah Ultisol melalui variabel pengamatan jumlah polong per tanaman, bobot polong per tanaman, jumlah biji per tanaman, dan bobot 20 butir biji; (2) aplikasi pupuk kandang hingga dosis 20 ton/ha masih meningkatkan pertumbuhan dan produksi kedelai melalui variabel tinggi tanaman, jumlah cabang, bobot akar kering, bobot tajuk kering, serapan P tanaman, jumlah polong per tanaman, bobot polong per tanaman, jumlah biji per tanaman, dan bobot 20 butir biji; (3) respons tanaman kedelai pada Ultisol akibat aplikasi FMA tidak dipengaruhi oleh dosis pupuk kandang yang diaplikasikan; (4) belum terdapat dosis pupuk kandang optimum untuk aplikasi FMA pada tanaman kedelai.
PENGARUH INOKULASI FUNGI MIKORIZA ARBUSKULAR DAN PENAMBAHAN BAHAN ORGANIK PADA TANAH PASCA PENAMBANGAN GALIAN C TERHADAP PERTUMBUHAN DAN SERAPAN HARA P TANAMAN JAGUNG (Zea mays L.) Ina Febria Ginting; Sri Yusnaini; Dermiyati Dermiyati; Maria Viva Rini
Jurnal Agrotek Tropika Vol 6, No 2 (2018)
Publisher : Departement of Agrotechnology, Agriculture Faculty, Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (628.76 KB) | DOI: 10.23960/jat.v6i2.2603

Abstract

Tanah pasca galian C merupakan tanah yang bermasalah karena rendahnya unsur hara dan C-organik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh inokulasi FMA dan penambahan bahan organik dalam meningkatkan pertumbuhan dan serapan hara P tanaman jagung pada tanah pasca penambangan galian C. Perlakuan disusun secara faktorial 3×4 dalam Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 3 kelompok. Faktor pertama, inokulasi FMA dengan 3 taraf, yaitu: tanpa FMA (0 spora), 250 spora, dan 500 spora. Faktor kedua, penambahan bahan organik dengan 4 taraf, yaitu: tanpa bahan organik (0%), 20%, 40%,dan 60% dari volume tanah. Data diuji dengan analisis ragam kemudian dilanjutkan dengan uji nilai tengah menggunakan BNT pada á=5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa inokulasi FMA meningkatkan infeksi akar dan pertumbuhan tanaman jagung melalui volume akar. Hasil infeksi akar meningkat setelah diberikan FMA (250 spora dan 500 spora), sedangkan volume akar tertinggi adalah pada inokulasi dosis 250 spora. Penambahan bahan organik meningkatkan infeksi akar dan serapan haraP tanaman jagung. Hasil infeksi akar tertinggi pada perlakuan tanpa bahan organik (0%) dan dosis 60% bahan organik. Sedangkan hasil serapan hara P tertinggi ditunjukkan pada dosis 40% bahan organik. Interaksi FMA dan bahan organik terjadi pada tinggi tanaman 2 MST. Hasil tinggi tanaman terbaik ditunjukkan pada kombinasi FMA 250 spora dengan tanpa bahan organik yaitu 59,97 cm
SELEKSI ISOLAT ORCHID MYCORRHIZA PADA BIBIT ANGGREK Phalaenopsis amabilis PADA MEDIA COCOPEAT DAN ARANG SEKAM SAAT AKLIMATISASI Silfi Indrasari; Maria Viva Rini; Mas Achmad Syamsul Arif; Ainin Niswati
Jurnal Agrotek Tropika Vol 8, No 1 (2020): Jurnal Agrotek Tropika Vol 8, Januari 2020
Publisher : Departement of Agrotechnology, Agriculture Faculty, Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2434.343 KB) | DOI: 10.23960/jat.v8i1.3672

Abstract

Orchid mycorrhiza merupakan suatu bentuk asosiasi mutualistik antara akar tanaman anggrek dengan fungi tertentu yang berfungsi sebagai biofertilizer (pupuk hayati).  Fungi ini akan menginfeksi anggrek melalui akar yang ditandai dengan adanya struktur hifa yang berbentuk lilitan padat pada korteks yang disebut dengan peleton.  Penelitian ini bertujuan untuk (1) menentukan apakah empat isolat Orchid mycorrhiza yang diuji mampu menginfeksi dan bersimbiosis dengan akar anggrek P. amabilis, (2) menentukan media tanam yang terbaik untuk aklimatisasi tanaman anggrek P. amabilis, (3) mengetahui apakah respon tanaman anggrek terhadap pemberian Orchid mycorrhiza dipengaruhi oleh media tanam yang digunakan, dan (4) menentukan media tanam yang terbaik untuk empat jenis isolat Orchid mycorhhiza.  Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Perkebunan, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung dan Rumah Kaca Fakultas Pertanian Universitas Lampung, menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan perlakuan yang disusun secara faktorial (5x2).  Faktor pertamaadalah jenis isolat Orchid mycorrhiza (M) yaitu kontrol tanpa Orchid mycorrhiza(m0), isolat Orchid mycorrhiza M1 (m1), isolat Orchid mycorrhiza M9 (m2), isolat Orchid mycorrhiza M12 (m3), dan isolat Orchid mycorrhiza M14 (m4). Faktor kedua yaitu media tanam (T) yang terdiri dari dua level yaitu cocopeat (t1) dan arang sekam (t2).  Setiap perlakuan diulang 4 kali dan masing-masing ulangan terdiri dari 2 bibit anggrek.Bibit anggrek dikelompokkan menjadi 4 berdasarkan jumlah daun.Data yang diperoleh diujihomogenitas ragamnya dengan uji Bartlett dan aditivitasnya dengan uji Tukey.Data dianalisis dengan analisis ragam dan dilanjutkan dengan uji BNT pada taraf 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semua isolat yang diuji M1, M9, M12, dan M14 merupakan Orchid mycorrhiza karena mampu menginfeksi dan bersimbiosis dengan akar anggrek P. amabilis dan membentuk peleton di dalam sel korteks akar.Media tanam cocopeat dan arang sekam menghasilkan respon yang sama terhadap pertumbuhan tanaman anggrek P. amabilis saat aklimatisasi.Respon tanaman anggrek terhadap pemberian Orchid mycorrhiza tidak dipengaruhi oleh media tanam yang digunakan.Media tanam cocopeat dan arang sekam menghasilkan respon yang sama terhadap keempat jenis isolat Orchid mycorrhiza.
PENGARUH PEMBERIAN BIOSTIMULAN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN TOMAT (Lycopersicum esculentum Mill.) Fluenty Dwitama; Rugayah Rugayah; Maria Viva Rini; Kus Hendarto
Jurnal Agrotek Tropika Vol 8, No 3 (2020): JURNAL AGROTEK TROPIKA VOL 8, SEPTEMBER 2020
Publisher : Departement of Agrotechnology, Agriculture Faculty, Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/jat.v8i3.4528

Abstract

Tomat (Lycopersicum esculentum Mill.) merupakan salah satu sayuran yang banyak dikenal masyarakat.  Berdasarkan data dari BPS (2018), produksi tomat semakin meningkat, namun produksi tomat di Indonesia belum dapat memenuhi kebutuhan masyarakat.  Untuk memenuhi kebutuhan akan tomat, maka perlu dilakukannya peningkatan teknologi budidaya salah satunya biostimulan. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh pemberian biostimulan pada pertumbuhan dan hasil tanaman tomat dan menentukan jenis biostimulan terbaik untuk meningkatkan pertumbuhan dan hasil tanaman tomat.  Penelitian ini dilaksanakan di lahan Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan Kabupaten Pesawaran Provinsi Lampung pada Maret 2018 hingga Mei 2018. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan faktor tunggal tidak terstruktur dengan 4 perlakuan, yaitu tanpa perlakuan (0 ml/ha), F & VBS 184 (500 ml/ha), Bio Max Grow (8000 ml/ha), LOB (6000 ml/ha) dengan 6 kelompok yang sekaligus berfungsi sebagai ulangan sehingga diperoleh 24 satuan percobaan.  Homogenitas data diuji menggunakan Uji Bartlet dan aditivitas data diuji menggunakan Uji Tukey, dan dilanjutkan dengan Uji Beda Nyata Terkecil (BNT) pada taraf 5% untuk pemisahan nilai tengah antar perlakuan.  Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian biostimulan LOB berpengaruh dalam meningkatkan pertumbuhan tanaman pada fase vegetatif meliputi tinggi batang dan jumlah cabang, sedangkan biostimulan F & VBS 184berpengaruh meningkatkan pertumbuhan tanaman pada fase generatif yang meliputi diameter buah, bobot buah per tanaman, dan bobot buah per petak.
PENGARUH TANAMAN INANG DAN MEDIA TANAM PADA PRODUKSI FUNGI MIKORIZA ARBUSKULAR Maria Viva Rini; Vida Rozalinda
JURNAL AGROTROPIKA Vol 15, No 1 (2010): Agrotropika Vol.15 No.1 2010
Publisher : Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (374.714 KB) | DOI: 10.23960/ja.v15i1.4246

Abstract

Host plant and medium are factors that affecting Abusrcular Mycorrhiza Fungi (AMF) production. Therefore, for maximum FMA inoculums production, four different host (mays, sorghum, Centrosema pubescens [CP], and Calopogonium mucunoides [CM]) and two medium (zeolit P-1 and zeolit P-3) were tested. The results showed that host from graminae (mays and sorghum) are better for AMF inoculums production as they gived higher root infection and spore production compared to legume (CP and CM). No significant effect was detected between P-1 and P-3, hence both medium can be used for AMF production. Furthermore, data obtained also showed that the effect of host on AMF production was not affected by medium used. Key words: Arbuscular Mycorrhiza Fungi, inoculums production, host, medium
PENGARUH JUMLAH TANAMAN INANG TERHADAP INFEKSI AKAR DAN PRODUKSI SPORA FUNGI MIKORIZA ARBUSKULAR Maria Viva Rini
JURNAL AGROTROPIKA Vol 19, No 2 (2020): JURNAL AGROTROPIKA VOL.19 NO. 2, Oktober 2020
Publisher : Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/ja.v19i2.4391

Abstract

Fungi mikoriza arbuskular (FMA) hidup di akar tanaman dan memberikan banyak manfaat untuk tanaman inangnya. Salah satu faktor yang mempengaruhi produksi spora FMA adalah pertumbuhan tanaman inang. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mencari jumlah tanaman inang yang sesuai untuk memproduksi FMA. Peneltian menggunakan rancangan perlakuan tunggal tidak terstruktur, yaitu jumlah tanaman inang yang terdiri dari 1 tanaman/pot (t1), 2 tananam/pot (t2), 3 tananaman/pot (t3), 4 tanaman/pot (t4), dan 5 tanaman/pot (t5).  Setiap perlakuan diulang sebanyak 4 kali. Rancangan percobaan mengguanakan rancangan acak kelompok. Kecambah tanaman jagung berumur 3 hari diinokulasi dengan 2 spora Glomus sp. isolat P-186-2. Kecambah kemudian ditanam di tengah-tengah pot berukuran 1100 ml yang telah diisi dengan campuran pasir sungai steril dan zeolite (1:1 =V:V). Kecambah jagung ditambahkan jika jumlah tanaman inang lebih dari satu. Tanaman dipelihara di rumah kaca selama 3 bulan setelah inokulasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semua perlakuan menghasilkan persen infeksi akar yang tidak bebeda dengan nilai infeksi >70%. Namun,  jumlah tanaman inang jagung 5 tanaman pot menghasilkan jumlah spora tertinggi dibandingkan dengan perlakuan lainnya.
Respons bibit kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) terhadap pemberian fungi mikoriza arbuskular dan cekaman air [Oil palm (Elaeis guineensis Jacq.) seedling response to application of arbuscular mycorrhiza fungi and water stress] Maria Viva RINI; Usnaqul EFRIYANI
E-Journal Menara Perkebunan Vol 84, No 2 (2016): Desember 2016
Publisher : INDONESIAN RESEARCH INSTITUTE FOR BIOTECHNOLOGY AND BIOINDUSTRY

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (455.988 KB) | DOI: 10.22302/iribb.jur.mp.v84i2.225

Abstract

 The objective of this study was to determine the response of oil palm seedling to the application of arbuscular mycorrhiza fungi (AMF) subjected to water stress.  The treatment design used was a factorial design 2 x 5 arranged in completely randomized design.  The first factor was application of AMF i.e. without AMF (control) and inoculation with AMF (mixture of Glomus sp., Entropospora sp., and Gigaspora sp.).  The second factor was water stress i.e. no watering for 0, 7, 14, 21, and 28 days at the end of experiment.  Data obtained were subjected to Bartlett test to examine the treatment variance, and Tukey tests to examine additiveness of the data, and continued by analysis of variance. The results showed that application of AMF increased oil palm seedling growth through the increase in seedling height, number of leave, shoot fresh and dry weight, and percent of root infection.  Duration of water stress significantly affected oil palm seedling growth by decreasing plant height, number of leave, shot and root fresh weight, root dry weight. However, at any level of water stress, the AMF inoculated seedling had better growth compared to those control palms.[Key words: oil palm seedling, arbuscular mycorrhiza fungi (AMF), water stress] AbstrakPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian fungi mikoriza arbuskular (FMA) terhadap respons pertumbuhan bibit kelapa sawit yang mengalami cekaman air. Perlakuan disusun secara faktorial 2x5 dalam rancangan kelompok teracak sempurna (RKTS) dengan lima ulangan.  Faktor pertama adalah aplikasi FMA, yaitu kontrol (tanpa FMA) dan diberi FMA (campuran Glomus sp., Entropospora sp., dan Gigaspora sp.).  Faktor kedua adalah lamanya cekaman air, yaitu 0, 7, 14, 21, dan 28 hari tanpa disiram sebelum penelitian dihentikan.  Data yang diperoleh diuji kesamaan ragam antar perlakuannya dengan Uji Bartlett dan kemenambahan modelnya dengan Uji Tukey.  Jika asumsi terpenuhi, ragam homogen dan data bersifat menambah, maka data dianalisis ragam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa aplikasi FMA meningkatkan pertumbuhan bibit kelapa sawit melalui peningkatan tinggi tanaman, jumlah daun, bobot basah tajuk, bobot kering tajuk, dan persen infeksi akar. Lamanya cekaman air menurunkan pertumbuhan bibit kelapa sawit melalui penurunan tinggi tanaman, jumlah daun, jumlah akar primer, bobot basah tajuk, bobot basah akar, bobot kering tajuk, dan bobot kering akar, akan tetapi pada setiap  taraf cekaman air, pertumbuhan bibit yang ber-FMA lebih tinggi dibandingkan dengan tanpa FMA.[Kata kunci: bibit kelapa sawit, fungi mikoriza arbuskular (FMA), cekaman air]
Co-Authors Adhy ARIYANTO Agus Karyanto Agus Karyanto Ainin Niswati Ananda Y. Rahmayanti Arif, M. A. Syamsul Aulia, Fathia Nur Azzahra, Salwa Catur Putra Satgada Catur Putra Satgada, Catur Putra Citra Bara Kurniastuty Dad Resiworo J. Sembodo David IRVANTO Decha Bagus Saputra Dermiyati Dermiyati Eldineri Zulkarnain Eldineri Zulkarnain, Eldineri Endah SUSILOWATI Fitri Yelli Fluenty Dwitama Hanum Riajeng Amalia Hanum Riajeng Amalia, Hanum Riajeng Hidayat Pujisiswanto Hidayat Saputra Hindun Nur Haqiqie Husna Fii Karisma Jannah Husna Husna Ina Febria Ginting Inggar Damayanti Jamalam Lumbanraja Jamalam Lumbanraja Krisnarini, Krisnarini Kus Hendarto Kusuma Oka Pertiwi Kuswanta Futas Hidayat Kuswanta Futas Hidayat Kuswanta Futas Hidayat Kuswanta Futas Hidayat Lestari Wibowo Listyowati, Mastutik Sri Lita Andriyyani M. A. Syamsul Arif M. A. Syamsul Arif Mas Achmad Syamsul Arif Maulana Malik Melya Riniarti Minarsih Minarsih Muhamad Gary Ranchiano Novalim Purlasyanko Novri Dwi Damayanti Novri Dwi Damayanti Palasta, Rio Paul Benyamin Timotiwu Puput Azizah Raden Ajeng Diana Widyastuti Radix Suharjo Ramadian Budi Santoso Ramires, Ryano Retta Ramadhina Rias Retta Ramadhina Rias Rio Palasta Rugayah Rusdi Evizal Sanjaya, Purba Santoso, Ramadian Budi Sari, Oktafia Sarno Sarno Septiana, Liska Mutiara Sholihah, Fairuz Nabila Silfi Indrasari Sitio, Selly Novita Sari Sri Yusnaini Sri Yusnaini Sri Yusnaini Sugiatno Sugiatno Sugiatno Sugiatno Sugiatno Sugiatno Sugiatno Sugiatno Syaifudin Nur Hasan Tegar Rafshodi Awang Tegar Rafshodi Awang, Tegar Rafshodi Titiek Nur Aeny Usnaqul EFRIYANI Vida Rozalinda Wiwik Agustina Wiwik Agustina, Wiwik Yunita Siwi Palupi