Claim Missing Document
Check
Articles

SELEKSI LIMA ISOLAT FUNGI MIKORIZA ARBUSKULAR UNTUK KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) DI PEMBIBITAN Maria Viva Rini; Kusuma Oka Pertiwi; Hidayat Saputra
Jurnal Agrotek Tropika Vol 5, No 3 (2017)
Publisher : Departement of Agrotechnology, Agriculture Faculty, Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (203.417 KB) | DOI: 10.23960/jat.v5i3.1820

Abstract

Fungi Mikoriza Arbuskular (FMA) merupakan simbiosis antara fungi tertentu dengan akar tanaman dan memiliki kemampuan bersimbiosis hampir dengan 90% tanaman. FMA tidak memiliki inang yang spesifik, namun tingkat infektivitas dan efektivitasnya berbeda. Pemilihan jenis FMA yang tepat untuk kelapa sawit diharapkan dapat meningkatkan pertumbuhan bibit kelapa sawit di lapangan. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan isolat FMA yang terbaik untuk pembibitan kelapa sawit. Perlakuan disusun dalam rancangan perlakuan tunggaltidak terstruktur dengan 6 perlakuan dan 4 ulangan, sehingga terdapat 24 satuan percobaan. Perlakuan yang digunakan yaitu P0 (Kontrol), P1 (Glomus sp. isolat MV 10), P2 (Glomus sp. isolat MV 27), P3 (Gigaspora sp. isolat MV 17), P4 (Entrophospora sp. isolat MV 2), P5 (Entrophospora sp. isolat MV 29). Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok. Kesamaan ragam antar perlakuan diuji dengan Uji Barlett. Kemenambahan data diuji dengan Uji Tukey. Jika asumsi terpenuhi yaitu ragam perlakuan homogen dan data bersifat menambah, data dianalisis ragam. Pengujian beda nilai tengah antar perlakuan dilakukan dengan uji Beda Nyata Terkecil (BNT) pada selang kepercayaan Q 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa FMA jenis Entrophospora sp. isolat MV 29 dan Glomus sp. isolat MV 27 merupakan FMA yang terbaik untuk pertumbuhan bibit kelapa sawit dibandingkan dengan FMA lainnya dan tanpa FMA yang dilihat melalui nilai tengah jumlah daun sebesar 10,5 helai, nilai tengah bobot kering tajuk sebesar 30,7 g dan 29,2 g, nilai tengah diameter batang sebesar 3,98 cm dan 4,02 cm dan nilai tengah persen infeksi akar sebesar 82,9% dan 75,8%.
DAYA INFEKSI DAN EFEKTIVITAS FUNGI MIKORIZA ARBUSKULAR Gigaspora margarita PADA TANAMAN JAGUNG DENGAN MASA SIMPAN YANG BERBEDA Maria Viva Rini; Lita Andriyyani; M. A. Syamsul Arif
Jurnal Agrotek Tropika Vol 8, No 3 (2020): JURNAL AGROTEK TROPIKA VOL 8, SEPTEMBER 2020
Publisher : Departement of Agrotechnology, Agriculture Faculty, Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/jat.v8i3.4331

Abstract

Fungi mikoriza arbuskular (FMA) merupakan salah satu tipe mikoriza yang sangat luas penyebarannya dan membentuk simbiosis mutualisme dengan akar tanaman. Saat ini, pupuk hayati berbahan dasar spora mikoriza sudah banyak dikembangkan, namun laporan tentang berapa lama pupuk ini dapat disimpan tanpa spora kehilangan daya infeksi dan efektivitasnya sangat sedikit. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengevaluasi pengaruh masa simpan terhadap (1) daya infeksi spora Gigaspora margarita dan (2) pertumbuhan tanaman jagung. Spora G. margarita yang telah disimpan selama 0, 6, dan 22 bulan diinokulasikan ke akar kecambah jagung dan ditanam dalam pot bervolume 450 ml berisi media tanam campuran pasir steril dan zeolite (2:1 berdasarkan volume).  Infeksi akar diamati pada 1, 2, dan 3 minggu setelah inokulasi FMA. Untuk studi efektivitas, kecambah jagung diinokulasi dengan spora G. margarita dan ditanam dalam polibag yang berisi 8 kg media dan dipelihara di rumah kaca selama 8 minggu.  Hasil penelitian menunjukkan bahwa waktu simpan mempengaruhi daya infeksi FMA G. margarita. Spora G. margarita pada semua masa simpan berhasil menginfeksi akar lebih dari 50% 8 minggu setelah inokulasi dan mampu meningkatkan pertumbuhan tanaman jagung.
Populasi dan Keanekaragaman Fungi Mikoriza Arbuskular pada Rizosfir Tanaman Lada Monokultur dan Polikultur Sari, Oktafia; Rini, Maria Viva; Evizal, Rusdi; Karyanto, Agus
JURNAL AGROTROPIKA Vol 23, No 1 (2024): Jurnal Agrotropika Vol 23 No 1, Mei 2024
Publisher : Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/ja.v23i1.8593

Abstract

Arbuscular mycorrhizal fungi (AMF) is a type of fungus that comes from the endomycorrhizal group, these fungi have the ability to form symbiosis with almost 90% of higher plant species. Population and diversity of AMF are influenced by biotic factors and abiotic factors. This research aims to determine the differences in population, diversity and dominant types of AMF in the rhizosphere of pepper planted in monoculture and pepper in polyculture. The soil samples were taking from monoculture and polyculture pepper plantations in Air Naningan District, Tanggamus Regency. The AMF population was tested using the One way Annova test. Culture trapping was done using a factorial treatment with the first factor being the origin of the soil sample (K) and the second actor being the type of host plant (T). Treatments design used was randomize design (CRD). The results showed that the AMF population in polyculture pepper plantation soil samples was higher than monoculture pepper, based on the Shannon-Wiener Diversity Index, AMF diversity in monoculture pepper and coffee intercropping pepper plantations was higher than in cocoa intercropping pepper plantations, and the type of AMF was dominant. from the results of trapping culture with monoculture pepper garden soil samples, namely spores of the species code S7, in samples of coffee intercropping pepper plantations the code S7 is dominant, while in cocoa intercropping pepper plantations it is dominated by code S6. Keywords: Arbuscular mycorrhizal fungi, diversity, population.
Study on the Population and Diversity of Arbuscular Mycorrhizal Fungi in the Rhizosphere of Piper nigrum in West Lampung Indonesia Azzahra, Salwa; Rini, Maria Viva; Rusdi Evizal; Agus Karyanto
Journal of Tropical Mycorrhiza Vol. 3 No. 2 (2024): October
Publisher : Asosiasi Mikoriza Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58222/jtm.v3i2.73

Abstract

The population and diversity of arbuscular mycorrhizal fungi (AMF) in soil vary greatly, influenced by biotic and abiotic factors. West Lampung Regency is a major prpper production center with distinct biotic and abiotic factors. These differences affect the diversity of AMF in pepper cultivation areas in West Lampung Regency. This study aimed to determine the differences in the population and diversity of indigenous AMF in the rhizosphere of pepper plants grown in monoculture and mixed cropping system. Soil sample were collected from monoculture and mixed pepper plantations. The AMF population in the samples was determined by isolating AMF spores from the soil using the wet sieving method. Trap cultures were established using soil samples from each plantation, using maize as the host plant, for duration of 3 months. The results showed that the AMF population in the rhizosphere of mixed pepper plantation was higher than that in monoculture plantations. Based on trap culture, 9 AMF types (S1, S2, S3, S4, S5, S6, S7, S8, and S9) were identified in mixed cropping system, while 5 AMF types (S4, S5, S6, S7, and S9) were found in monoculture plantations.
RESPONS TANAMAN KACANG HIJAU (Phaseolus radiatus L.) TERHADAP APLIKASI FUNGI MIKORIZA ARBUSKULAR (FMA) DAN DOSIS BAHAN ORGANIK YANG BERBEDA PADA TANAH ULTISOLS Kuswanta Futas Hidayat; Husna Husna; Maria Viva Rini
Jurnal Agrotek Tropika Vol 11, No 2 (2023): JURNAL AGROTEK TROPIKA VOL 11, Mei 2023
Publisher : Departement of Agrotechnology, Agriculture Faculty, Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/jat.v11i2.7255

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui respons tanaman kacang hijau terhadap aplikasi FMA, mengetahui respons tanaman kacang hijau terhadap aplikasi bahan organik dengan dosis berbeda, dan mengetahui apakah respons tanaman kacang hijau terhadap aplikasi FMA ditentukan oleh dosis bahan organik. Percobaan dilakukan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian Universitas Lampung dan Laboratorium Produksi Perkebunan Jurusan Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Lampung dari bulan Agustus hingga November 2018. Rancangan perlakuan disusun secara faktorial (2x5) dalam rancangan kelompok teracak sempurna (RKTS) dengan tiga ulangan. Faktor pertama adalah aplikasi FMA yang terdiri dari dua taraf yaitu tanpa FMA (M0) dan dengan FMA (M1). Faktor kedua adalah dosis bahan organik yang terdiri dari lima taraf yaitu B0 (0 ton/ha), B1 (5 ton/ha), B2 (10 ton/ha), B3 (15 ton/ha), dan B4 (20 ton/ha). Homogenitas ragam antarperlakuan diuji dengan uji Bartlett dan kemenambahan data diuji dengan uji Tukey. Jika asumsi terpenuhi yaitu ragam antarperlakuan homogen dan data bersifat menambah maka data dianalisis ragam. Pemisahan nilai tengah diuji dengan uji polinomial ortogonal pada taraf 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa aplikasi FMA meningkatkan pertumbuhan dan produksi kacang hijau lebih tinggi melalui peningkatan tinggi tanaman, jumlah cabang, bobot akar segar, bobot tajuk kering, bobot akar kering, jumlah bintil, jumlah bintil efektif, serapan P, bobot 50 butir biji, bobot biji per tanaman, dan persentase infeksi akar; aplikasi bahan organik hingga dosis 20 ton/ha mampu meningkatkan pertumbuhan dan produksi kacang hijau melalui variabel tinggi tanaman, jumlah cabang, bobot tajuk segar, bobot akar segar, jumlah bintil, jumlah bintil efektif, serapan P, bobot 50 butir biji, dan bobot biji per tanaman; dan respons tanaman kacang hijau terhadap aplikasi FMA tidak ditentukan oleh dosis bahan organik.
PERTUMBUHAN BIBIT LADA (Piper nigrum), MELADA (Piper colubrinum), DAN LADA SAMBUNG PADA SISTEM PEMBIBITAN JENUH AIR Rusdi Evizal; Puput Azizah; Sarno Sarno; Maria Viva Rini; Liska Mutiara Septiana; Sugiatno Sugiatno; Purba Sanjaya
Jurnal Agrotek Tropika Vol 10, No 2 (2022): JURNAL AGROTEK TROPIKA VOL 10, MEI 2022
Publisher : Departement of Agrotechnology, Agriculture Faculty, Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/jat.v10i2.5721

Abstract

Lada sambung merupakan hasil grafting tanaman lada dengan melada sebagai batang bawah yang memiliki keunggulan dari segi ketahanan terhadap penyakit busuk pangkal batang lada, cekaman kelebihan air, dan pertumbuhan yang kuat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan pertumbuhan antara bibit lada biasa, melada, dan lada sambung, mengetahui pengaruh sistem pembibitan jenuh air terhadap pertumbuhan bibit lada (Piper nigrum), melada (Piper colubrinum), dan lada sambung, serta mengetahui interaksinya terhadap pertumbuhan bibit lada. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November 2020 hingga Maret 2021 di Desa Air Kubangan, Kecamatan Air Naningan, Kabupaten Tanggamus. Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) faktorial dengan dua faktor dan tiga ulangan. Faktor pertama jenis lada terdiri dari jenis lada biasa, lada sambung, dan melada; faktor kedua sistem pembibitan jenuh air terdiri dari polybag tanpa digenang, digenang, dan digenang + pupuk daun. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bibit melada memberikan respon pertumbuhan yang baik terhadap kondisi jenuh air yaitu perlakuan polybag digenang air dan polybag digenang air yang ditambah pupuk daun yang ditunjukkan oleh variabel tinggi tanaman, diameter batang, luas daun, bobot kering tunas, dan indeks kualitas bibit. Bibit melada dalam polybag yang digenang air + pupuk memberi pertumbuhan yang paling baik. Perakaran bibit lada sambung (lada/melada) tumbuh lebih cepat daripada lada biasa (tanpa sambung) yaitu pada variabel jumlah akar dan bobot segar akar. Perakaran bibit lada sambung dan melada menunjukkan sifat yang lebih toleran terhadap cekaman jenuh air. Sebagai interaksi batang bawah dan batang atas, pertumbuhan akar lada sambung berada di antara pertumbuhan akar lada biasa dan melada.
PENGARUH KONSENTRASI LARUTAN CaCO3 SEBAGAI BAHAN PELURUH PULP BENIH TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT KAKAO (Theobroma cacao L.) PADA KOMPOSISI MEDIA TANAM YANG BERBEDA Sugiatno Sugiatno; Maria Viva Rini; Rusdi Evizal; Decha Bagus Saputra
Jurnal Agrotek Tropika Vol 10, No 2 (2022): JURNAL AGROTEK TROPIKA VOL 10, MEI 2022
Publisher : Departement of Agrotechnology, Agriculture Faculty, Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/jat.v10i2.5966

Abstract

Benih kakao (Theobroma cacao L.) merupakan salah satu benih tanaman yang memiliki lapisan pulp. Pulp perlu dihilangkan agar tidak mengundang mikroorganisme ataupun serangga yang dapat mengakibatkan benih rusak dan sulit untuk berkecambah. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pengaruh konsentrasi CaCO3 dan komposisi media tanam terbaik, serta interaksi keduanya terhadap pertumbuhan bibit kakao. Penelitian ini dilaksanakan di rumah plastik Desa Labuhan Dalam, Kecamatan Tanjung Senang, Bandar Lampung dan Laboratorium Ilmu Tanaman Fakultas Pertanian, Universitas Lampung, Gedong Meneng, Bandar Lampung pada bulan September-Desember 2020. Penelitian ini disusun dalam Rancangan Kelompok Teracak Sempurna secara faktorial (5x3). Faktor pertama adalah konsentrasi larutan CaCO3 yang terdiri atas 0 g/l, 25 g/l, 50 g/l, 75 g/l, dan 100 g/l. Faktor kedua adalah komposisi media pembibitan yang terdiri atas campuran pasir + pupuk kandang, arang sekam + pupuk kandang, dan pasir + arang sekam + pupuk kandang. Data penelitian dianalisis ragam kemudian dilanjutkan dengan uji BNT pada taraf 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perendaman larutan CaCO3 berpengaruh nyata terhadap peubah tinggi tanaman, jumlah daun, diameter batang, bobot segar tajuk, dan indeks kualitas bibit segar dengan hasil tertinggi pada konsentrasi larutan CaCO3 75 g/l. Komposisi media tanam berpengaruh nyata pada semua peubah pertumbuhan bibit kakao dengan hasil tertinggi yaitu pada komposisi media tanam pasir, arang sekam, dan pupuk kandang. Tidak terjadi interaksi antara kombinasi media tanam dan konsentrasi larutan CaCO3 terhadap pertumbuhan dan kualitas bibit kakao.
Pelatihan Praktik Pertanian Organik Tanaman Lada (Piper nigrum L.) Melalui Penggunaan Biokompos Rini, Maria Viva; Hidayat, Kuswanta Futas; Evizal, Rusdi; Ramires, Ryano; Jannah, Husna Fii K
Buletin Dharmas Andalas Vol. 2 No. 1 (2025): Buletin Dharmas Andalas
Publisher : Departemen Budidaya Tanaman Perkebunan, Fakultas Pertanian, Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/bda.v2i1.25

Abstract

Lampung merupakan sentra produksi lada di Indonesia setelah Bangka dikenal dengan nama Lampung Black Paper, salah satu sentra produksinya adalah di Kecamatan Air Naningan, Kabupaten Tanggamus. Namun, akibat penggunaan pupuk kimia dan pestisida serta adanya keparahan serangan penyakit busuk pangkal batang menjadikan produksi lada di Kabupaten Tanggamus mengalami penurunan. Salah satu cara untuk peningkatan produksi lada yakni penerapan perkebunan organik dengan pemanfaatan biokompos. Pelatihan penerapan biokompos dilakukan di Kelompok Tani Makmur Jaya dengan jumlah anggota sebanyak 21 petani. Kegiatan terdiri dari ceramah dan diskusi mengenai biokompos, varietas lada, serta budidaya lada organik. Tujuan kegiatan ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan petani tentang biokompos. Berdasarkan data pre-test dan post-test, dapat dilihat bahwa pengetahuan petani tentang bikompos telah meningkat sebesar 51,35%. Kemudian petani diberikan pengetahuan praktek langsung di kebun dengan tujuan memberikan pengetahuan langsung kepada petani tentang teknik aplikasi biokompos. Petani melakukan praktek dengan cara menanam 6 bibit diberi biokompos dan 6 bibit tanpa biokompos. Data awal 2 bulan setelah aplikasi menunjukkan bahwa perlakuan biokompos belum menghasilkan tinggi bibit yang berbeda nyata dengan kontrol. Peningkatan pertumbuhan bibit diperkirakan akan tampak pada 6 bulan setelah aplikasi.
PENGARUH APLIKASI TIGA JENIS BIOCHAR DAN PUPUK FOSFOR TERHADAP KEBERADAAN FUNGI MIKORIZA ARBUSKULAR SERTA PERTUMBUHAN TANAMAN JAGUNG (Zea mays) DI LTPD UNILA Sholihah, Fairuz Nabila; Yusnaini, Sri; Rini, Maria Viva; Arif, M. A. Syamsul
Jurnal Agrotek Tropika Vol 13, No 1 (2025): JURNAL AGROTEK TROPIKA VOL 13, FEBRUARI 2025 (ON PROGRESS)
Publisher : Departement of Agrotechnology, Agriculture Faculty, Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/jat.v13i1.10644

Abstract

Fungi Mikoriza Arbuskular (MA) merupakan salah satu fungi yang melakukan simbiosis mutualisme dengan akar tanaman dan memberikan beberapa manfaat.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian biochar terhadap keberadaan fungi MA, mengetahui pengaruh pemberian pupuk fosfor terhadap keberadaan fungi MA pada pertanaman jagung, serta mengetahui interaksi antara jenis biochar dengan dosis pupuk fosfor terhadap keberadaan fungi MA pada pertanaman jagung.  Penelitian ini dilaksanakan pada Maret hingga Oktober 2022 di Laboratorium Lapang Terpadu (LTPD) dan Laboratorium Produksi Perkebunan dan Mikoriza Fakultas Pertanian Universitas Lampung.  Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) faktorial dengan dua faktor.  Faktor pertama biochar (B) terdiri dari tanpa biochar (B0), biochar sekam padi (B1), biochar tongkol jagung (B2), dan biochar batang singkong (B3), faktor kedua pupuk fosfor (P) terdiri dari tanpa pupuk fosfor 0 kg P2O5 ha-1 (P0) dan dengan pupuk fosfor 100 kg P2O5 ha-1 (P1).  Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian biochar tidak berpengaruh nyata terhadap populasi fungi MA maupun persen kolonisasi akar oleh fungi MA.  Pemberian pupuk fosfor tidak berpengaruh nyata terhadap populasi fungi MA maupun persen kolonisasi akar oleh fungi MA.  Terdapat interaksi antara kedua perlakuan terhadap bobot brangkasan kering panen, bobot biji kering, dan populasi fungi MA.  Hasil analisis menunjukkan bahwa interaksi biochar sekam padi tanpa pupuk fosfor meningkatkan populasi fungi MA paling tinggi dibandingkan interaksi lainnya.
Respons bibit kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) terhadap pemberian fungi mikoriza arbuskular dan cekaman air [Oil palm (Elaeis guineensis Jacq.) seedling response to application of arbuscular mycorrhiza fungi and water stress] Maria Viva RINI; Usnaqul EFRIYANI
Menara Perkebunan Vol. 84 No. 2 (2016): 84 (2), 2016
Publisher : INDONESIAN OIL PALM RESEARCH INSTITUTE

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22302/iribb.jur.mp.v84i2.225

Abstract

 The objective of this study was to determine the response of oil palm seedling to the application of arbuscular mycorrhiza fungi (AMF) subjected to water stress.  The treatment design used was a factorial design 2 x 5 arranged in completely randomized design.  The first factor was application of AMF i.e. without AMF (control) and inoculation with AMF (mixture of Glomus sp., Entropospora sp., and Gigaspora sp.).  The second factor was water stress i.e. no watering for 0, 7, 14, 21, and 28 days at the end of experiment.  Data obtained were subjected to Bartlett test to examine the treatment variance, and Tukey tests to examine additiveness of the data, and continued by analysis of variance. The results showed that application of AMF increased oil palm seedling growth through the increase in seedling height, number of leave, shoot fresh and dry weight, and percent of root infection.  Duration of water stress significantly affected oil palm seedling growth by decreasing plant height, number of leave, shot and root fresh weight, root dry weight. However, at any level of water stress, the AMF inoculated seedling had better growth compared to those control palms.[Key words: oil palm seedling, arbuscular mycorrhiza fungi (AMF), water stress] AbstrakPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian fungi mikoriza arbuskular (FMA) terhadap respons pertumbuhan bibit kelapa sawit yang mengalami cekaman air. Perlakuan disusun secara faktorial 2x5 dalam rancangan kelompok teracak sempurna (RKTS) dengan lima ulangan.  Faktor pertama adalah aplikasi FMA, yaitu kontrol (tanpa FMA) dan diberi FMA (campuran Glomus sp., Entropospora sp., dan Gigaspora sp.).  Faktor kedua adalah lamanya cekaman air, yaitu 0, 7, 14, 21, dan 28 hari tanpa disiram sebelum penelitian dihentikan.  Data yang diperoleh diuji kesamaan ragam antar perlakuannya dengan Uji Bartlett dan kemenambahan modelnya dengan Uji Tukey.  Jika asumsi terpenuhi, ragam homogen dan data bersifat menambah, maka data dianalisis ragam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa aplikasi FMA meningkatkan pertumbuhan bibit kelapa sawit melalui peningkatan tinggi tanaman, jumlah daun, bobot basah tajuk, bobot kering tajuk, dan persen infeksi akar. Lamanya cekaman air menurunkan pertumbuhan bibit kelapa sawit melalui penurunan tinggi tanaman, jumlah daun, jumlah akar primer, bobot basah tajuk, bobot basah akar, bobot kering tajuk, dan bobot kering akar, akan tetapi pada setiap  taraf cekaman air, pertumbuhan bibit yang ber-FMA lebih tinggi dibandingkan dengan tanpa FMA.[Kata kunci: bibit kelapa sawit, fungi mikoriza arbuskular (FMA), cekaman air]
Co-Authors Adhy ARIYANTO Agus Karyanto Agus Karyanto Ainin Niswati Ananda Y. Rahmayanti Arif, M. A. Syamsul Aulia, Fathia Nur Azzahra, Salwa Catur Putra Satgada Catur Putra Satgada, Catur Putra Citra Bara Kurniastuty Dad Resiworo J. Sembodo David IRVANTO Decha Bagus Saputra Dermiyati Dermiyati Eldineri Zulkarnain Eldineri Zulkarnain, Eldineri Endah SUSILOWATI Fitri Yelli Fluenty Dwitama Hanum Riajeng Amalia Hanum Riajeng Amalia, Hanum Riajeng Hidayat Pujisiswanto Hidayat Saputra Hindun Nur Haqiqie Husna Fii Karisma Jannah Husna Husna Ina Febria Ginting Inggar Damayanti Jamalam Lumbanraja Jamalam Lumbanraja Krisnarini, Krisnarini Kus Hendarto Kusuma Oka Pertiwi Kuswanta Futas Hidayat Kuswanta Futas Hidayat Kuswanta Futas Hidayat Kuswanta Futas Hidayat Lestari Wibowo Listyowati, Mastutik Sri Lita Andriyyani M. A. Syamsul Arif M. A. Syamsul Arif Mas Achmad Syamsul Arif Maulana Malik Melya Riniarti Minarsih Minarsih Muhamad Gary Ranchiano Novalim Purlasyanko Novri Dwi Damayanti Novri Dwi Damayanti Palasta, Rio Paul Benyamin Timotiwu Puput Azizah Raden Ajeng Diana Widyastuti Radix Suharjo Ramadian Budi Santoso Ramires, Ryano Retta Ramadhina Rias Retta Ramadhina Rias Rio Palasta Rugayah Rusdi Evizal Sanjaya, Purba Santoso, Ramadian Budi Sari, Oktafia Sarno Sarno Septiana, Liska Mutiara Sholihah, Fairuz Nabila Silfi Indrasari Sitio, Selly Novita Sari Sri Yusnaini Sri Yusnaini Sri Yusnaini Sugiatno Sugiatno Sugiatno Sugiatno Sugiatno Sugiatno Sugiatno Sugiatno Syaifudin Nur Hasan Tegar Rafshodi Awang Tegar Rafshodi Awang, Tegar Rafshodi Titiek Nur Aeny Usnaqul EFRIYANI Vida Rozalinda Wiwik Agustina Wiwik Agustina, Wiwik Yunita Siwi Palupi