Claim Missing Document
Check
Articles

REDESAIN TERMINAL PENUMPANG INTERNASIONAL BANDARA SAM RATULANGI MANADO. Arsitektur Metabolisme Atikah Basalamah; Raymond C. H. Tarore; Leidy M. Rompas
Jurnal Arsitektur DASENG Vol. 6 No. 2 (2017): DASENG Volume 6, Nomor 2, November 2017
Publisher : PS S1 Arsitektur. Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35793/daseng.v6i2.17256

Abstract

Bandara Sam Ratulangi Manado merupakan sarana transportasi udara kelas 1B di Kota Manado yang telah melayani penerbangan skala internasional. Dengan adanya rencana penambahan rute penerbangan langsung ke 7 negara (untuk sementara jalur yang dibuka adalah Singapura, China (charter flight), Kuala Lumpur, dan Davao-Filipina masih direncanakan, Tiongkok yang dibuka pada akhir tahun 2016, dan Australia, Brunai Darussalam yang masih dalam proses perijinan), maka Terminal Internasional di dalam bandara perlu ditingkatkan kapasitas ruang serta fasilitas pendukung di dalam terminal karena kondisi ruang dan fasilitas yang ada sekarang kurang memadai untuk digunakan beberapa tahun mendatang saat rute penerbangan tersebut dibuka. Selain itu, pengembangan terminal internasional juga dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan para penumpang internasional dengan baik. Konsep perancangan terminal ini menerapkan tema “Arsitektur Metabolisme” dimana dalam penerapannya diambil dari ilmu biologi yaitu metabolisme tubuh manusia yang saling terhubung satu sama lain dan memberi keuntungan bagi masing-masingnya, namun jika salah satunya rusak, maka sistem tubuh tersebut akan terganggu. Dampak positif yang ditimbulkan dapat berupa : meningkatkan kondisi perdagangan dan perekonomian-bisnis di Sulawesi Utara dengan membuka link ekspor-impor skala global, meningkatkan sektor pariwisata di Sulawesi Utara serta memudahkan penumpang dalam memenuhi kebutuhan dalam terminal. Kata Kunci : Terminal Penumpang, Internasional, Bandara, Arsitektur Metabolisme
PUSAT PERBELANJAAN DI KOTAMOBAGU. Konservasi Energi pada Bangunan Komersial Kurniawan Paransi; Julianus A. R. Sondakh; Leidy M. Rompas
Jurnal Arsitektur DASENG Vol. 6 No. 2 (2017): DASENG Volume 6, Nomor 2, November 2017
Publisher : PS S1 Arsitektur. Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35793/daseng.v6i2.17272

Abstract

Kota Kotamobagu adalah salah satu kota di provinsi Sulawesi utara, Indonesia. Kota ini dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2007 pada tanggal 2 Januari 2007. Kota Kotamobagu secara administratif terbagi kedalam 4 kecamatan dan 32 desa/kelurahan. Luas keseluruhannya mencapai 184,33 KM2 dengan Jumlah penduduk yaitu sebesar 108.794.Seiring perkembangan zaman serta peningkatan jumlah penduduk di Kotamobagu maka kebutuhan masyarakat di bidang fashion semakin terbuka lebar. Namun, kurangnya pusat perbelanjaan yang lengkap dengan menawarkan berbagai kebutuhan masyarakat.Berdasarkan hal tersebut, maka diangkatlah sebuah judul untuk Tugas Akhir Perancangan Arsitektur yaitu Pusat Perbelanjaan Di Kotamobagu dengan Tema Konservasi Energi Pada Bangunan Komersial.Konsep perencanaan pusat perbelanjaan ini adalah suatu karya rancangan bangunan yang memanfaatkan sumber energi yang ada dalam bangunan agar digunakan secara cermat dan efisien. Serta mampu memanfaatkan dan mendayagunakan sumber energi dan kondisi iklim dilingkungan sekitar yang merupakan sebagian dari proses pembangunan operasional dan perawatan dari suatu bangunan tanpa harus mengorbankan kenyamanan dari pengguna bangunan tersebut kemudian di kembangkan lagi fungsinya yang tidak hanya menjadi pusat perbelanjaan tapi juga menjadi pusat rekreasi, dan hiburan.Kata Kunci : Kota Kotamobagu, Pusat Perbelanjaan, Hemat Energi 
SHOPPING MALL DI MANADO. Biophilic Design Enggrila D. Magdalena; Octavianus H. A. Rogi; Leidy M. Rompas
Jurnal Arsitektur DASENG Vol. 6 No. 2 (2017): DASENG Volume 6, Nomor 2, November 2017
Publisher : PS S1 Arsitektur. Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35793/daseng.v6i2.17291

Abstract

Saat ini shopping mall telah menjadi trend gaya hidup modern bagi kalangan masyarakat khususnya kaum urban di Manado. Kehadirannya makin digemari karena fungsi shopping mall semakin meluas menjadi semacam community center, tempat menikmati gaya hidup melalui konsumsi barang dan jasa yang sesuai dengan symbol status, sekaligus menjadi fasilitas pemenuh kebutuhan psikologi sebagai area rekreatif dan hiburan. Tingginya tingkat konsumsi masyarakat terhadap shopping mall menyebabkan turunnya tingkat interaksi masyarakat dengan alam sebagai lingkungan hidup mereka. Padahal alam telah menjadi kebutuhan dasar yang tidak bisa dipisahkan dalam kehidupan manusia. Penerapan biophilic design dipilih karena sejatinya interaksi dan keinginan untuk selalu terikat dengan lingkungan alami adalah kebutuhan dasar bagi manusia. Selain itu, pendekatan desain biophilik pada shopping mall terbukti berpotensi meningkatkan penjualan 15% - 20% (Wolf, 2005) serta secara bersamaan mampu memenuhi kebutuhan fisiologis (kenyamanan) dan kebutuhan psikologis (kesehatan & ketenangan) pengguna bangunan. Proses perancangan dilakukan  melalui pendekatan – pendekatan terhadap kajian objek rancangan, tema dan tapak yang kemudian dikembangkan dan diolah menggunakan proses desain siklus image present tense hingga menghasilkan ide atau gagasan konsep. Dalam penerapan tema pada objek rancangan mengacu pada 14 prinsip desain biophilic yang masing – masing dipilih sesuai dengan kesesuaian prinsip desain terhadap kebutuhan pada masing – masing aspek desain objek rancangan. Adapun prinsip desain yang dirasa paling dominan dalam desain adalah hubungan visual terhadap alam, karena aplikasi unsur alami adalah hal yang paling utama dirasakan dalam desain. Kata Kunci : Shopping Mall, Biophilic, Kebutuhan, Fisiologis, Psikologis
GALERI SENI DI MANADO. Folding Architecture Patricia H. N. Taliawo; Raymond Ch. Tarore; Leidy M. Rompas
Jurnal Arsitektur DASENG Vol. 7 No. 1 (2018): DASENG Volume 7, Noomor 1, Mei 2018
Publisher : PS S1 Arsitektur. Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35793/daseng.v7i1.20697

Abstract

Manado adalah kota dimana seni semakin diapresiasi seiring berkembangnya waktu. Tetapi wadah untuk menyelenggarakan kegiatan seni masih sangatlah kurang sehingga kegiatan seni yang dilakukan selalu ditempat-tempat terbuka seperti pertokoan yang bukan untuk khusus penyelenggaraan seni dilakukan, padahal seni perlu diapresiasi dengan cara yang menarik dan penuh seni.Folding Architecture merupakan suatu proses dalam desain arsitektur yang menghasilkan bentukan dengan cara bereksperimen dengan lipatan. Penerapannya ke dalam proses perancangan arsitektur adalah dengan menggunakan karakter kertas dan mengubahnya/mentransformasikannya melalui proses lipat, potong, ditekuk dan lain-lain sehingga menghasilkan bentukan arsitektur yang diinginkan.Dengan pendekatan Folding Architecture atau arsitektur folding ini, Galeri Seni di Manado ini perancangan dan penerapannya pada bentuk bangunan dilandasi dengan seni dan keindahan serta fungsi yang lebih kompleks, sehingga para pekerja seni dapat merealisasikan setiap potensi diri mereka dalam wadah yang bukan hanya menjadi tempat pameran seni yang sudah jadi tetapi tempat dimana proses pembuatan seni dapat berlangsung sekaligus menjadi tempat dimana para pelaku seni dapat belajar dengan pendidik yang membantu mereka mengembangkan potensi seni.(Kata Kunci : Art Gallery, Galeri Seni , Folding Architecture)
PUSAT PENELETIAN KEANEKARAGAMAN HAYATI LAUT DI KEPUALAUAN SANGIHE. Architecture New Organic Chesneyglen Udang; Rachmat Prijadi; Leidy M. Rompas
Jurnal Arsitektur DASENG Vol. 7 No. 1 (2018): DASENG Volume 7, Noomor 1, Mei 2018
Publisher : PS S1 Arsitektur. Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35793/daseng.v7i1.20698

Abstract

Pusat Penelitian adalah suatu tempat yang melalukan kegiatan pengumpulan ,pengolahan, analisis, penyajian data,dan serta pemelihara serta pengembangan pembudidayaan laut yang ada di Kepulauan Sangihe.Keadaan saat ini memaksa bagi para dinas dan universitas  untuk melakukan aktivitas riset sekaligus pemeliharaan biota laut yang di tunjang dengan teknologi-teknologi tertentu sekaligus  pemeliharaan keanekaragaman hayati laut. Padahal keanekaragaman hayati laut yang ada di sangihe sangat memiliki  pontesi yang sangat besar.Untuk memenuhi tujuan di atas, dibutukan sebuah Pusat Penelitian Keanekaragaman Hayati laut, sebagai pendukung aktivitas objek untuk itu didalamnya menggunakan  Tema Arsitektur New Organik yang akan selalu mempesona menginspirasi dan bereinkarnasi sebagai sebuah gerakan internasional yang baru yang menggabungkan respek terhadap alam, keindahan dan keharmonisan bentuk alami.Selian itu Dengan menghasilkan rancangan yang memiliki representatif keuntungan yang ganda. Pusat Penelitian Keanekaragaman Hayati Laut yang bertemakan architecture New Organic ini dapat memberikan tidak hanya tempat penelitian bagi para peneliti, tapi juga dapat memberikan pendidikan dan edukasi tentang kelautan dan perikanan sendiri bagi setiap pengunjung yang datang. Sehingga yang datang baik sebagai wisatawan ataupun pelajar bisa sama-sama melestarikan lingkungan yang ada tanpa harus merusak ekosistem yang sudah ada dan tetap memberikan keuntungan bagi manusia.Kata Kunci : Pusat penelitian,architecture New Organic
YOUTH CENTER DI TONDANO. Arsitektur Feminisme Regina D. Manopo; Julianus A. R. Sondakh; Leidy M. Rompas
Jurnal Arsitektur DASENG Vol. 7 No. 1 (2018): DASENG Volume 7, Noomor 1, Mei 2018
Publisher : PS S1 Arsitektur. Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35793/daseng.v7i1.20822

Abstract

Remaja merupakan generasi penerus, namun fenomena kenakalah-kenakalan remaja di Tondano kerap kali menjadi masalah. Dimana sering kali ditemui kasus-kasus kenakalan remaja yang dapat dikategorikan sebagai kasus krimunal. Hal tersebut terjadi karena kurangnya wadah untuk para remaja menyalurkan bakat dan minatnya untuk kegiatan yang positif yang bermanfaat serta membangun karakter remaja. Tondano merupakan ibu kota Minahasa yang memiliki warisan budaya yang beragam, namun pada saat ini kurang di ajarkan kepada generasi mudah untuk melestarikan budaya tersebut seperti tarian tradisional dan musik tradisional Minahasa. Untuk itu dengan adanya Youth Center di Tondano ini dapat menjadi wadah untuk menampung kegiatan seni dan olahraga yang dapat menjadi tempat yang menunjang bagi para remaja di Tondano membentuk bersosialisasi, berbagi pendapat dan mengembangkan jiwa sosial mereka. Dengan penerapan Arsitektur Feminisme pada Youth Center di Tondano ini diharapkan bisa menjadi daya tarik untuk remaja dan wisatawan. Gaya dari arsitektur feminisme sendiri sangat berbeda dengan gaya arsitektur di Tondano dimana arsitektur feminisme ini menghasilkan gaya arsitektural yang modern dan lebih kekinian yang akan lebih menarik perhatian anak muda. Kata kunci : Youth Center di Tondano, Remaja, Arsitektur Feminisme, Seni Budaya Minahasa
PERANCANGAN PERPUSTAKAAN DIGITAL DI KOTA MANADO. Arsitektur Dekonstruksi Greis Matualage; Aristotulus E. Tungka; Leidy M. Rompas
Jurnal Arsitektur DASENG Vol. 7 No. 2 (2018): DASENG Volume 7, Nomor 2, November 2018
Publisher : PS S1 Arsitektur. Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35793/daseng.v7i2.20833

Abstract

Dekonstruksi dalam Arsitektur muncul dan berkembang tidak lepas dari proses panjang perkembangan arsitektur itu sendiri, yang juga dipengaruhi oleh kondisi sosial, budaya, ekonomi dan teknologi  Selain itu,  kebutuhan akan fasilitas-fasilitas penunjang dalam perpustakaan di Kota Manado, menyebabkan perlunya sesuatu perpustakaan yang dapat menunjang kegiatan yang berbasis teknologi.Permasalahannya, di Kota Manado yaitu belum diadakan perpustakaan yang berbasis teknologi, baik dari segi fasilitas, bentuk bangunan, segi fungsi, bahkan perpustkaan di Kota Manado masih kurang menarik perhatian masyarakat sehingga perpustakaan kurang diminati dan menimbulkan kejenuhan pada obyek tersebut. Tujuan dari perancangan ini ialah dengan menggunakan metode perancangan yang menganalisis ide-ide yang kontekstual terhadap site, konfigurasi massa, dan pada elemen fasad. Serta metode dekontruksi digunakan pada objek perpustakaan digital dengan hasil akhir memenuhi Far,Bcr,Tll,Tls serta Kdh.Kata kunci : Arsitektur, Dekonstruksi, Perpustakaan Digital, Kota Manado
BEAUTY MALL DI MANADO. Arsitektur Feminisme Risnawati Badu; Pingkan P. Egam; Leidy M. Rompas
Jurnal Arsitektur DASENG Vol. 8 No. 1 (2019): DASENG Volume 8, Nomor 1, Mei 2019
Publisher : PS S1 Arsitektur. Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35793/daseng.v8i1.23661

Abstract

Beauty Mall merupakan sebuah bangunan pusat perawatan kecantikan dan kesehatan yang ada di Manado. Mall ini bertujuan sebagai pusat perawatan kecantikan, kesehatan juga dapat menjadi tempat hiburan. Mall ini dirancang khusus untuk menggabungkan semua unsur perawatan kecantikan yang dibutuhkan masyarakat. Dengan adanya Beauty Mall ini, masyarakat dapat dengan mudah untuk mengakses dan menjangkau kebutuhan mereka dalam satu bangunan. Arsitektur feminisme juga menekankan pada perancangan dengan fasade bangunan yang menonjolkan karakteristik bangunan tersebut yang dinamis dan elegan, seperti mengunakan material kaca dan warna-warna yang feminim.Kata Kunci  :  Beauty Mall, Arsitektur Feminisme.
WEDDING CENTER DI MANADO. Arsitektur Simbolisme Mutiara L. Surentu; Pingkan P. Egam; Leidy M. Rompas
Jurnal Arsitektur DASENG Vol. 8 No. 1 (2019): DASENG Volume 8, Nomor 1, Mei 2019
Publisher : PS S1 Arsitektur. Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35793/daseng.v8i1.23675

Abstract

Pernikahan merupakan peristiwa yang penting dalam hidup sehingga perlu dipersiapkan dengan perencanaan yang matang dan semua kebutuhan perlengkapan pernikahan diusahakan dapat terpenuhi. Ini berarti memerlukan banyak waktu dan tenaga dalam mempersiapkan pernikahan semakin kompleks. Sehingga didasari pentingnya kebutuhan akan suatu wadah yang menyediakan seluruh jasa terhadap kenutuhan pesta pernikahan baik pre-wedding, wedding, dan after wedding dengan mudah, lengkap dan terpusat. Dan wadah tersebut adalah Wedding Center.Konsep desain Wedding Center ini menggunakan Arsitektur Simbolisme. Bentukan dari simbol-simbol pernikahan diterapkan dalam bentukan wedding center ini, sehingga menjadi suatu tempat pernikahan dengan suatu konsep yang baru dan berbeda.Berdasarkan analisa yang dilakukan perancangan ini menitikberatkan pada penyediaan ruang yang ditata seefektif mungkin sehingga dapat diatur sesuai dengan kebutuhan dan dapat digunakan oleh semua golongan masyarakat. Tersedianya fasilitas yang menunjang pelaksanaan pernikahan yang lengkap dan terpusat, didukung oleh penataan ruang luar yang menarik dan fungsional sesuai dengan kebutuhan dimana bangunan tersebut berada. Kata Kunci : Wedding Center, Arsitektur Simbolisme
PLANETARIUM DI MANADO. Arsitektur Metafora Rischi I. Putri; Jefrey I. Kindangen; Leidy M. Rompas
Jurnal Arsitektur DASENG Vol. 8 No. 1 (2019): DASENG Volume 8, Nomor 1, Mei 2019
Publisher : PS S1 Arsitektur. Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35793/daseng.v8i1.23696

Abstract

Planetarium merupakan sebuah sarana dalam memperagakan suatu pertunjukan tentang luar angkasa untuk tujuan pendidikan melalui alat proyeksi bintang dan benda-benda luar angkasa. Selain berfungsi sebagai sarana pendidikan, planetarium juga berfungsi sebagai sarana rekreasi bagi para masyarakat khususnya para pelajar. Di Manado sendiri peminat astronomi khususnya para pelajar cukup banyak tetapi tidak diimbangi dengan sarana yang ada bahkan belum ada sama sekali, sedangkan planetarium memegang peran penting dalam memajukan ilmu astronomi. Untuk menghadirkan objek planetarium yang lebih edutainment (edukasi yang rekreatif) maka diterapkanlah tema Arsitektur Metafora dengan mengambil bentukan dari Supernova. Untuk penerapan temanya diaplikasikan kedalam bentuk bangunan, sirkulasi ruang dalam, selubung bangunan, ruang luar, tekstur dan warna sesuai dengan bentukan serta karakter dari supernova. Dengan bentukannya yang lebih fleksibel dan tidak monoton ini dapat menarik minat para pengunjung tidak hanya itu tetapi juga dapat mewadahi peningkatan pendidikan di bidang astronomi serta merangsang apresiasi masyarakat terhadap ilmu astronomi. Kata kunci : Planetarium, Edutaiment, Metafora, Supernova
Co-Authors Aldona A. Silain Alvin J. Tinangon Amanda M. Rompas Andre R. Runtuwene Andri M. Ogotan Andy A. M. Malik Anggreiny A. Palimbong Aristotulus E. Tungka Aristotulus E. Tungka, Aristotulus E. Atikah Basalamah Brigita T. Makarawung Chesneyglen Udang Chintia R. Koagouw Christy E. Nelwan Clarissa S.S. Lumanauw Enggrila D. Magdalena Esli D. Takumansang Faizah Mastutie Fela Warouw Florensi V. Punuindoong Frits O. P. Siregar Gabriela T' Pakan Gilang G. Abdulsalam, Gilang G. Greis Matualage Herry Kapugu Ingerid L. Moniaga Ingerid L. Moniaga Iriyansa Lagonda, Iriyansa Jefrey I. Kindangen Johannes Van Rate Jonathan B. Antou Judy O. Waani Judy O. Waani Julianus A. R. Sondakh Kiolol, Pingkan Abigail Kristin N. Johannis Kurniawan Paransi Kushelmy R. Astuty, Kushelmy R. Lakat, Ricky M.S Linda Tondobala Makarawung, Brigita T. Makienggung, Gabriel K. H. Martin, Willy Michael B. Mandak Michael M. Rengkung Mutiara L. Surentu Natasya S. Oley Octavianus H. A. Rogi Octavianus Hendrik Alexander Rogi Oley, Natasya S. Pajow, Vanesa Mariani Papia J. C. Franklin Patricia H. N. Taliawo Pingkan L. Sajangbati Pingkan P. Egam Rachmat Prijadi Raymond C. H. Tarore Raymond Ch. Tarore Raymond D. Ch. Tarore Regina D. Manopo Reny Syafriny Ricky M. S' Lakat Ricky S. M. Lakat Rieneke L. E. Sela Ririn E. V. Sembiring Rischi I. Putri Risnawati Badu Rompas M. P. Emanuella Sherli C. T. Polii Siridaeng, Holy V. Sumilat, Jeremy L. Theodosius M. Manabung Tiffanie B. Halim Todingan, Ripka T. Tulung, Reyven Vecky H. Makarau, Vecky H. Virginia N. Lobo Windy J. Mononimbar Winsensius S. P. Raco