Claim Missing Document
Check
Articles

RE-DESAIN TERMINAL BANDARA JUDHA TINDAS NAHA. Arsitektur Futuristik Michael B. Mandak; Pingkan P. Egam; Leidy M. Rompas
Jurnal Arsitektur DASENG Vol. 8 No. 1 (2019): DASENG Volume 8, Nomor 1, Mei 2019
Publisher : PS S1 Arsitektur. Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35793/daseng.v8i1.23959

Abstract

Kabupaten kepulawan sangihe terletak di pulau Sulawesi bagian utara yang terpisah daratan dengan pulau Sulawesi. Dalam pengembangannya telah terdapat sarana transportasi laut yang menjadi moda transportasi utama yang digunakan oleh mayoritas penduduk kabupaten kepulauaan sangihe. Sarana transportasi udara telah ada, yaitu bandara dengan klasifikasi bandara pengumpan yang beroprasi sebanyak tiga kali seminggu, yang terdapat di desah Naha.  Kondisi bandara yang hanya mampu menampung satu maskapai dalam sehari dengan kapasitas pada terminal bandara yang hanya mampu menampung maksimal 55 orang saja dalam sekali pemberangkatan, adalah masalah yang didapati saat ini, maka solusi untuk melakukan re-desain dan pengembangan terminal bandara dan fasilitas penunjang adalah hal yang penting dan patut untuk diperhatikan.Penerapan tema perancangan Arsitektur Futuristik, bertujuan untuk untuk menghadirkan suatu konsep bangunan terminal bandara yang memiliki citra dan ciri khas tersendiri, dan mampu memberikan suasana baru dalam bangunan terminal bandara. Baik dari bentuk, tata ruang dalam dan luar, sirkulasi, material dan lain-lain yang bersifat modern dan futuristic, tampa meninggalkan hal-hal yang menjadi jati diri daerah sangihe itu sendiri.  Kata kunci: Re-desain Terminal Judha Tindas Naha, Arsitektur Futuristik
MUSEUM SENI RUPA KONTEMPORER DI MANADO . Ambiguitas Christy E. Nelwan; Judy O. Waani; Leidy M. Rompas
Jurnal Arsitektur DASENG Vol. 8 No. 1 (2019): DASENG Volume 8, Nomor 1, Mei 2019
Publisher : PS S1 Arsitektur. Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35793/daseng.v8i1.24065

Abstract

Bercermin dari potret realita tidak adanya wadah profesional berskala nasional dan internasional untuk memfasilitasi kegiatan konservasian eksebisi karya-karya seni Indonesia maupun dunia khususnya seni kontemporer yang kian berkembang seiring dengan perkembangan zaman dan kurangnya apresiasi masyarakat Manado terhadap urgenitas seni dan museum sebagai “Gudangnya ilmu, budaya, dan fasilitas publik yang merupakan pilot project majunya perkembangan dan image sebuah kota” Museum Seni Rupa Kontemporer di Manado didesain menggunakan pendekatan ambiguitas dimana, akan mengubah image sebuah museum yang dipandang dari dulu oleh masyrakat sebagai tempat yang kramat dan meningkatkan ketertarikan masyarakat khususnya Manado terhadap seni, dengan menghadirkan bentuk yang baru dan unik dari lingkungan sekitar. Kata kunci : Museum Seni Rupa Kontemporer di Manado, Ambiguitas
RESORT TAMAN BUNGA DI TOMOHON. Arsitektur Ekologis Florensi V. Punuindoong; Ingerid L. Moniaga; Leidy M. Rompas
Jurnal Arsitektur DASENG Vol. 8 No. 2 (2019): DASENG Volume 8, Nomor 2, November 2019
Publisher : PS S1 Arsitektur. Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35793/daseng.v8i2.27551

Abstract

Pengembangan potensi alam sebagai karakteristik suatu daerah merupakan faktor penting guna meningkatkan kualitas daerahnya. Kota Tomohon adalah salah satu kota di Sulawesi Utara yang mempunyai potensi alam dari bentuk wilayah, iklim serta hasil – hasil alam menjadi daya tarik kalangan masyarakat luas untuk mengenal wilayah tersebut. Sebagai daerah yang memiliki beragam kekayaan alam pemerintah kota Tomohon berupaya untuk mengadakan pengembangan di bidang pariwisata. Sebagai agenda tahunan kota Tomohon telah menghadirkan iven bertaraf internasional TIFF yaitu Tomohon International Flower Festival. TIFF adalah rangkaian acara seni budaya dengan parade kendaraan hias bunga yang memperkenalkan bunga-bunga hias yang ada di Tomohon. Hadirnya iven TIFF mempertegas citra kota sebagai Tomohon Kota Bunga dan menambah nilai atraktif bagi wisatawan. Pengadaan wadah wisata yang representatif  dapat menjadi salah satu alternatif guna merespon kunjungan para wisatawan di Tomohon.Resort Taman Bunga merupakan konsep penginapan yang memadukan hiasan taman bunga sebagai karakter resort dengan mempertegas ikon kota Tomohon sebagai Kota Bunga. Taman bunga disajikan pada tiap fasilitas sebagai visualisasi yang selaras dengan alam sekitar sehingga mampu mengambarkan suasana kota Tomohon yang asri dan ramah lingkungan. Arsitektur Ekologis sebagai ilmu pembangunan berwawasan lingkungan, yang memanfaatkan potensi alam menjadi tema yang dipilih pada objek Resort Taman Bunga di Tomohon. Pengaplikasian tema Arsitektur Ekologis pada desain ini menekankan pada aspek-aspek penghawaan, pencahayaan, penggunaan material, serta menciptakan suatu bentuk- bentuk  yang harmonis dengan lingkungan sekitar.Kata Kunci : Resort Taman Bunga, Arsitektur Ekologis, Kota Tomohon
GALERI SENI LUKIS DI MANADO. Arsitektur Semiotik Natasya S. Oley; Aristotulus E. Tungka; Leidy M. Rompas
Jurnal Arsitektur DASENG Vol. 9 No. 1 (2020): DASENG Volume 9, Nomor 1, Mei 2020
Publisher : PS S1 Arsitektur. Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35793/daseng.v9i1.29014

Abstract

Di kota Manado terdapat banyak sanggar-sanggar dan komunitas seni. Kenyataannya, banyak jenis karya seni yang ada di kota Manado,  belum tersedia wadah yang menampung seluruh aktifitas seni yang ada. Olehnya, perlu dihadirkan sebuah Galeri Seni di Manado dimana masyarakat dapat mempelajari, mempertunjukkan, mempertahankan, dan mengembangkan seni seiring dengan zaman yang terus berjalan. Desain Galeri Seni telah banyak dilakukan oleh para Arsitek. Namun, mendesain Galeri Seni Lukis dengan tema Arsitektur Semiotik belum banyak. Desain ini memadukan Semiotik atau tanda dalam konsep-konsep kearifan lokal yang menghasilkan desain yang berkarakter. Tujuan Galeri Seni Lukis ini didesain dengan Tema Arsitektur Semiotik yang menerapkan ciri memberi tanda ke dalam rancangan. Tema akan diterapkan pada bentuk, fasad, material, ruang dalam maupun ruang luar. Ekspresi objek adalah bentuk yang bebas serta tidak monoton dan kaku, cat yang menunjukkan pola-pola yang berbeda warna namun terlihat ekspresif dan menyatu. Kata Kunci : Kota Manado, Galeri Seni Lukis, Semiotik, Arsitektur
RE-DESAIN PELABUAHAN ASDP KOTA MANADO. Arsitektur Nusantara Andre R. Runtuwene; Leidy M. Rompas
Jurnal Arsitektur DASENG Vol. 9 No. 1 (2020): DASENG Volume 9, Nomor 1, Mei 2020
Publisher : PS S1 Arsitektur. Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35793/daseng.v9i1.29640

Abstract

Pelabuhan ASDP Kota Manado adalah salah satu fasilitas yang berfungsi sebagai penerima kapal dan memindahkan barang kargo maupun penumpang, tetapi melihat Pelabuhan ASDP Kota Manado sekarang masih banyak kekurangan-kekurangan yang berdampak untuk lingkungan, sehingga penulis membuat rancangan untuk me Re-Desain Pelabuhan ASDP Kota Manado dengan Tema Arsitektur Nusantara. Dalam perancangan Re-Desain Pelabuhan ASDP Kota Manado, metode yang digunakan adalah metode pengumpulan data, yaitu studi yang dilakukan secara deskriptif, dengan beberapa langkah yaitu wawancara, studi literatur, observasi, studi komparasi, analisa, sintesa, dan desain final.             Hasil dari Perancangan Re-Desain Pelabuhan ASDP Kota Manado berupa rancangan desain Pelabuhan ASDP yang memperbaiki masalah hasil pengamatan penulis, masalah-masalah tersebut berupa masalah sirkulasi, parkiran dan bentuk bangunan. Penulis berharap dengan adanya rancangan ini Pelabuhan ASDP Kota Manado dapat menjadi lebih baik lagi kedepannya dalam hal operasional dan aktifitas di pelabuhan, serta dapat lebih memperkenalkan identitas Kota Manado. Kata Kunci       : Pelabuhan, Re-Desain, Arsitektur Nusantara, Terminal, Sirkulasi
TERMINAL PENUMPANG ANGKUTAN DARAT KELAPA DUA DI JAYAPURA. Arsitektur Simbolisme Chintia R. Koagouw; Frits O. P. Siregar; Leidy M. Rompas
Jurnal Arsitektur DASENG Vol. 9 No. 1 (2020): DASENG Volume 9, Nomor 1, Mei 2020
Publisher : PS S1 Arsitektur. Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35793/daseng.v9i1.29641

Abstract

Terminal merupakan wadah bagi sarana transportasi darat yang merupakan salah satu faktor penting bagi derah-daerah khususnya di papua. Terminal  juga berperan untuk menentukan perkembangan ekonomi di daerah tersebut, oleh karena itu penting bagi setiap daerah di Papua di lengkapi dengan infrastruktur yang menyediakan sarana transportasi darat. Selain untuk menunjang perekonomian daerah, ketersediaanya sarana pra sarana transportasi darat juga penting untuk menunjang kebutuhan masyarakan sehari-hari. Selain untuk menunjang dari segi ekonomi, Terminal juga sangat berperan untuk menunjang kelancaran transportasi antar kota dan kabupaten, dan merupakan pintu masuk darat bagi suatu daerah dan menjadi icon daerah tersebut. Dengan menggunakan pendekatan Arsitektur Simbolisme diharapkan dapat menghadirkan terminal dengan perpaduan fungsi, visual yang kreatif dan fasilitas yang baik sehingga memberikan kenyamanan dalam penggunannya. Kata kunci : Terminal, Jayapura, Arsitektur Simbolisme.
GEDUNG PARKIR VERTIKAL DI MANADO. High Technology Architecture Sherli C. T. Polii; Herry Kapugu; Leidy M. Rompas
Jurnal Arsitektur DASENG Vol. 9 No. 1 (2020): DASENG Volume 9, Nomor 1, Mei 2020
Publisher : PS S1 Arsitektur. Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35793/daseng.v9i1.30170

Abstract

Saat ini salah satu permasalahan di Kota Manado adalah kemacetan. Kemacetan merupakan situasi tersedatnya atau bahkan terhentinya lalulintas yang disebabkan oleh banyaknya kendaraan melebihi kapasitas jalan. Kemacetan di Kota Manado tidak hanya disebabkan oleh  faktor kendaraan yang melebihi kapasitas jalan, tetapi juga disebabkan oleh kendaraan-kendaraan yang menggunakan bahu jalan sebagai tempat parkir karena tidak adanya ketersediaan lahan parkir pada pusat-pusat perkantoran, pertokoan ataupun bangunan publik.Salah satu bentuk solusi dalam masalah kekurangan lahan parkir adalah pembuatan Gedung Parkir Vertikal di Manado. Karena dalam realisasinya gedung parkir vertikal dapat dibangun pada lahan yang kecil sehingga sangat cocok dihadirkan pada daerah-daerah pusat kota yang padat penduduk. Dengan mengaplikasikan tema High Technology Architecture pada objek perancangan Gedung Parkir Vertikal di Manado, dapat mempermudah pengguna objek untuk memarkirkan kendaraan mereka pada gedung parkir karena dalam penerapannya Gedung Parkir Vertikal menggunakan sistem parkir otomatis disesaikan dengan tema yang diangkat pada perancangan ini, sehingga pengguna objek tidak perlu bersusah payah untuk memarkirkan kendaraan mereka didalam gedung parkir. Kata Kunci: Gedung Parkir Vertikal, High Tecnology Architecture
FASHION DESAIN DAN SEKOLAH MODEL DI MANADO. Fashionable Architecture Virginia N. Lobo; Rachmat Prijadi; Leidy M. Rompas
Jurnal Arsitektur DASENG Vol. 9 No. 1 (2020): DASENG Volume 9, Nomor 1, Mei 2020
Publisher : PS S1 Arsitektur. Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35793/daseng.v9i1.30232

Abstract

Seiring berkembangnya zaman, kebutuhan sandang atau busana merupakan kebutuhan primer yang kini memiliki banyak fungsi sehingga memunculkan tren model berbusana di dunia dan juga membuka banyak peluang kerja di bidang fashion dan modelling. Perkembangan ini tentunya harus didukung dengan SDM yang berkualitas di bidang fashion dan model yaitu sarana pendidikan dan juga pusat Fashion desain dan Modelling di Manado. Manado sebagai ibukota Sulawesi Utara memiliki potensi salah satunya sebagai pusat industri mode karena memiliki berbagai macam fasilitas pusat perbelanjaan baik besar maupun kecil yang menyediakan berbagai macam busana yang dapat menjadi trend fashion terbaru. Dengan tujuan menghadirkan pusat fashion desain dan modelling serta sarana pendidikan dalam bidang mode di kota Manado yang tidak hanya melahirkan para desainer dan model berkualitas dan profesional serta mampu mengembangkan dunia mode, membangun suatu tempat yang dapat memberikan informasi dan sarana atau wadah pusatnya fashion juga pendidikan dalam dunia Mode serta menyediakan tempat untuk para peminat fashion baik model atau desainer Mode berkarya dan memamerkan hasil karya yang lebih edukatif dan atraktif dengan penerapan tema “Fashionable Architecture (arsitektur yang modis)” yang tidak hanya mementingkan nilai fungsional namun juga mengedepankan nilai estetika maka diharapkan Fashion Desain dan Sekolah Model di Manado dapat menjadi suatu objek arsitektural yang dapat mewadahi kebutuhan masyarakat serta dapat meningkatkan citra kota Manado dalam bidang Fashion. Dalam proses perancangan ini menerapkan metode proses desain John Zeisel dalam pendekatan rancangan terhadap; pendekatan tipologi, pendekatan tema dan kajian tapak dan lingkungan. Sehingga dapat menghasilkan suatu desain rancangan meliputi; layout plan, site plan, denah, tampak bangunan, tampak tapak, potongan bangunan, potongan tapak, detail, utilitas bangunan, struktur bangunan, spot interior, spot eksterior, dan perspektif mata burung dan manusia yang merupakan hasil dalam peracangan Fashion Desain dan Sekolah Model di Manado yang masih dapat dikembangkan lebih jauh untuk mendapatkan hasil akhir yang lebih baik. Kata Kunci : Estetika, Fashion, Sekolah Desain & Model.
PUSAT REHABILITASI PSIKIATRI DI MANADO, Psikologi Arsitektur Rompas M. P. Emanuella; Judy O. Waani; Leidy M. Rompas
Jurnal Arsitektur DASENG Vol. 9 No. 2 (2020): DASENG Volume 9, Nomor 2, November 2020
Publisher : PS S1 Arsitektur. Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35793/daseng.v9i2.34577

Abstract

Pertumbuhan populasi di Kota Manado,menyebabkan perkembangan kemajuan tidak hanya pada hal positif tapi juga di hal negatif . Trauma, faktor genetik, stigma dan diskriminasi merupakan beberapa faktor penyebab penyakit psikiatri atau yang umum disebut penyakit mental. Menghasilkan bukti bahwa penyakit mental dapat terjadi kepada siapapun, dimanapun, dan pada masyarakat dengan batasan usia yang tidak tentu. Penyakit Psikiatri atau mental dapat menyebabkan gangguan ringan sampai gangguan berat terhadap pola pikir, rasa, tindakan dan cara seseorang memandang situasi dan peristiwa kehidupan maupun karakter orang. Gangguan jiwa bisa berubah menjadi kondisi yang kronis atau parah, tapi bukan berarti tidak dapat ditangani, hanya saja memerlukan bantuan medis intensif dan mencukupi.Demi meningkatkan kualitas hidup bahkan membuat seseorang sembuh dari penyakit jiwa atau mental sangat dibutuhkan fasilitas yang mencukupi. Tapi mengingat kurangnya fasilitas yang mendukung pelayanan kesehatan mental di Sulawesi Utara khususnya Manado. Jika dampak positif psikologis dan restoratif arsitektur hanya dilihat oleh psikolog dan arsitek, dan bukan masyarakat umum, maka dampak psikologis dari desain arsitektur yang tidak dipikirkan tidak akan pernah diatasi dan lapangan akan terus kekurangan sumber yang dibutuhkan untuk meningkatkan kualitas hidup pasien dengan gangguan jiwa. Singkatnya, ini perlu diakui sebagai isu kemasyarakatan yang mendesak dan penting bagi masyarakat itu sendiri.Kata Kunci: Psikiatri, Pusat Rehabilitasi, Psikologi Arsitektur, Manado
PERANCANGAN HOTEL RESORT BUKIT SAVANA DI LIKUPANG TIMUR, MINAHASA UTARA, Blend With Nature Architecture. Clarissa S.S. Lumanauw; Reny Syafriny; Leidy M. Rompas
Jurnal Arsitektur DASENG Vol. 10 No. 1 (2021): DASENG Volume 10, Nomor 1, Mei 2021
Publisher : PS S1 Arsitektur. Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35793/daseng.v10i1.35588

Abstract

Likupang Timur merupakan daerah yang memiliki  destinasi wisata yang cukup banyak dan sudah ditetapkan oleh pemerintah sebagai kawasan ekonomi khusus pada bidang pariwisata. Jumlah wisatawan yang datang pada daerah ini sendiri setiap tahunnya mengalami peningkatan, namun sayangnya sarana pendukung kegiatan wisata tersebut masih kurang jumlahnya. Kawasan Bukit Savana di desa Pulisan adalah salah satu potensi alam yang memiliki daya tarik sendiri dan banyak didatangan oleh para wisatawan dari berbagai daerah, baik untuk menikmati pemandangan ataupun melakukan sesi foto untuk mengabadikan keindahan di sekitar lokasi. Perancangan Hotel Resort Bukit Savana  diharapkan dapat mengakomodir kegiatan-kegiatan diatas dan dengan adanya hotel resort ini para pengunjung dapat lebih bersantai karena hotel resort dirancang dengan fasilitas-fasilitas pendukung serta penginapan. Pendekatan tema Blend With Nature Architecture atau arsitektur yang menyatu dengan alam diharap mampu menjaga kelestarian alam, khususnya keunikan alam perbukitan yang terbentuk oleh padang rumput savana di sekitar objek wisata di wilayah Likupang.Kata Kunci: Likupang Timur, Bukit Savana, Pariwisata, Hotel Resort, Blend With Nature
Co-Authors Aldona A. Silain Alvin J. Tinangon Amanda M. Rompas Andre R. Runtuwene Andri M. Ogotan Andy A. M. Malik Anggreiny A. Palimbong Aristotulus E. Tungka Aristotulus E. Tungka, Aristotulus E. Atikah Basalamah Brigita T. Makarawung Chesneyglen Udang Chintia R. Koagouw Christy E. Nelwan Clarissa S.S. Lumanauw Enggrila D. Magdalena Esli D. Takumansang Faizah Mastutie Fela Warouw Florensi V. Punuindoong Frits O. P. Siregar Gabriela T' Pakan Gilang G. Abdulsalam, Gilang G. Greis Matualage Herry Kapugu Ingerid L. Moniaga Ingerid L. Moniaga Iriyansa Lagonda, Iriyansa Jefrey I. Kindangen Johannes Van Rate Jonathan B. Antou Judy O. Waani Judy O. Waani Julianus A. R. Sondakh Kiolol, Pingkan Abigail Kristin N. Johannis Kurniawan Paransi Kushelmy R. Astuty, Kushelmy R. Lakat, Ricky M.S Linda Tondobala Makarawung, Brigita T. Makienggung, Gabriel K. H. Martin, Willy Michael B. Mandak Michael M. Rengkung Mutiara L. Surentu Natasya S. Oley Octavianus H. A. Rogi Octavianus Hendrik Alexander Rogi Oley, Natasya S. Pajow, Vanesa Mariani Papia J. C. Franklin Patricia H. N. Taliawo Pingkan L. Sajangbati Pingkan P. Egam Rachmat Prijadi Raymond C. H. Tarore Raymond Ch. Tarore Raymond D. Ch. Tarore Regina D. Manopo Reny Syafriny Ricky M. S' Lakat Ricky S. M. Lakat Rieneke L. E. Sela Ririn E. V. Sembiring Rischi I. Putri Risnawati Badu Rompas M. P. Emanuella Sherli C. T. Polii Siridaeng, Holy V. Sumilat, Jeremy L. Theodosius M. Manabung Tiffanie B. Halim Todingan, Ripka T. Tulung, Reyven Vecky H. Makarau, Vecky H. Virginia N. Lobo Windy J. Mononimbar Winsensius S. P. Raco