Claim Missing Document
Check
Articles

Found 39 Documents
Search

PENGEMBANGAN BUKU TEKS MITIGASI BENCANA PADA MATERI ERUPSI GUNUNG API DI SDN PENATARAN 01 KABUPATEN BLITAR Meviana, Ika; Susanti, Nelya Eka
J-PIPS (Jurnal Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial) Vol 5, No 2 (2019): JPIPS
Publisher : Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18860/jpips.v5i2.7537

Abstract

In science subjects at the elementary school level, the concept of geologi’s disaster can be introduced, such as disaster mitigation, namely volcanic eruption disaster. The purpose of this study was to determine the contents feasibility and the book presentation of disaster mitigation education material. In addition, the purpose of developing textbooks was to determine students' understanding of volcanic eruption disaster mitigation materials. This research was designed with a modified 4-D development design. The 4-D development design stages are Define, Design, Develop, and Disseminate. In this study the 4-D design was modified into three steps, namely: Define, Design, Develop. Based on the results of research and discussion, the feasibility of the contents and presentation of the book with Disaster Mitigation education material for grade 5 students after going through a series of processes including the validation from material experts, product presentation, language, graphics, limited trials, and field trials, the product is categorized of having very good quality. The level on students understanding of disaster mitigation education material of grade 5 books as a developed product is seen based on students cognitive and affective aspects. Based on the result of the student work on the post test sheet, the average value obtained by the students is 82,25, it incates that students learning process about the mitigation of volcanic eruption disaster have been completed. The dominant scientific attitude of students are curiosity, gaining new information, and cooperation. These scientific atitudes are reflected  in the activities of students who are interested in repeating the experiments and their harmonious work shown by the fact that they can work well together with friend within their group.Keywords: development; textbooks; disaster mitigation; volcanoes
SOSIALISASI MITIGASI BENCANA LONGSOR LAHAN PADA SISWA SD DI KECAMATAN DAU, KABUPATEN MALANG Ika Meviana; Ulfi Andrian Sari; M. Oriza Fadlilah Putra
Dedication : Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol 2 No 2 (2018)
Publisher : LPPM IKIP Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (475.004 KB)

Abstract

Penanggulangan bencana yang baik harus terintegrasi ke dalam sektor pendidikan, karena pendidikan menjadi salah satu faktor penentu dalam kegiatan pengurangan risiko bencana. Kegiatan pengintegrasian ini bisa dimulai sejak dini dimulai yaitu anak-anak di jenjang TK–SD sampai jenjang SMP–SMA. Anak–anak yang terbiasa bersinggungan dengan bencana dianggap mampu membuat keputusan dan berperan aktif ketika bencana terjadi, sehingga mereka mengerti bagaimana cara menyelamatkan diri. Anak–anak adalah pemain utama dalam kegiatan pembelajaran sejak dini ini. Kegiatan pembelajaran bencana ini bisa meliputi bagaimana menilai, merencanakan, mengimplementasikan, memantau, dan mengevaluasi serta mempengaruhi teori dan praktik (Benson and Bugge, 2006). Program Abdimas ini menekankan pada sosialisasi tentang mitigasi bencana, khususnya tanah longsor bagi siswa SD di Kecamatan Dau, Kabupaten Malang. Bencana tanah longsor telah menyebabkan korban jiwa, kerugian harta benda, dan kerusakan lingkungan. Materi pelatihan disusun didasarkan atas analisis kebutuhan peserta yang dilaksanakan melalui pelatihan dengan melibatkan siswa. Hal ini dilakukan untuk mengetahui kondisi dan kebutuhan mereka. Dengan demikian materi sosialisasi betul-betul sesuai kebutuhan dan agar bisa berjalan efektif dan efisien. Berdasarkan hasil dari pelaksanaan kegiatan pengabdian simulasi mitigasi bencana longsor lahan di SD Kecamatan Dau, Kabupaten Malang, diperoleh bahwa pelaksanaan pengabdian mitigasi bencana longsor lahan di SD di Kecamatan Dau, Kabupaten Malang, berlangsung dengan baik, lancar dan memberikan keuntungan bagi kedua belah pihak. Hasil evalusi siswa tentang pemahaman bancana longsor lahan di SDN Kalisong 2 dengan nilai rata–rata 64, sedangkan di SDN Kucur 3 memperoleh nilai rata–rata 77. Berdasarkan hasil pengabdian disarankan bahwa perlu adanya penambahan waktu untuk melakukan simulasi mitigasi bencana longsor lahan untuk menghasilkan hasil yang maksimal.
Pelatihan Manajemen Mitigasi Bencana Erupsi Gunung Api Kelud Di SDN Penataran 1 Kecamatan Nglegok Kabupaten Blitar Ika Meviana; Nelya Eka Susanti
Dedication : Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol 3 No 2 (2019)
Publisher : LPPM IKIP Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (190.478 KB) | DOI: 10.31537/dedication.v3i2.233

Abstract

Erupsi Gunung Api Kelud terakhir terjadi pada tanggal 13-14 Februari 2014. Erupsi yang bersifat eksplosif menyebabkan lontaran material vulkanik setinggi 17 kilometer dan memuntahan lava pijar yang disertai semburan abu vulkanik serta kerikil yang menyebabkan hujan abu vulkanik. Desa Penataran, Kecamatan Nglegok merupakan salah satu daerah di Kabupaten Blitar yang rawan terkena dampak erupsi Gunung api Kelud. Menurut laporan Disaster Manageman Center Dompet Dhuafa tanggal 14 Februari 2014 di Kecamatan Nglegok tercatat ada 50 anak yang mengalami gangguan psikologi karena dampak erupsi Gunung Api Kelud. Bencana erupsi gunung api tidak bisa dicegah, karena itu perlu dilakukan persiapan untuk menghadapi konsekuensi tersebut dengan melakukan manajemen mitigasi bencana melalui pendidikan untuk anak usia dini.Program Abdimas ini menekankan pada pelatihan manajemen mitigasi bencana, khususnya bencana erupsi gunung api kelud. Materi pelatihan disusun atas dasar analisis kebutuhan peserta yang dilaksanakan melalui pelatihan. Dengan demikian materi pelatihan betul-betul sesuai kebutuhan dan agar bisa berjalan efektif dan efisien.Hasil evalusi siswa tentang pemahaman manajemen mitigasi bencana erupsi Gunung Api Kelud di SDN Penataran 01 bagus, dibuktikan dengan nilai rata–rata siswa yang mengikuti pelatihan 82,25. Berdasarkan hasil pengabdian disarankan perlu adanya penambahan waktu untuk melakukan pelatihan mitigasi bencana erupsi gunung api agar memperoleh hasil yang maksimal.
KARAKTERISTIK INTERAKSI SOSIAL ANTARA WARGA ASLI DENGAN WARGA PENDATANG DI KELURAHAN BURING KECAMATAN KEDUNGKANDANG KOTA MALANG Ika Meviana; Rofiul Huda; Yohanes Ware
JPIG (Jurnal Pendidikan dan Ilmu Geografi) Vol. 1 No. 1 (2016): September
Publisher : Geography Education Study Program, Universitas Kanjuruhan Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (374.281 KB)

Abstract

Keberadaan berbagai etnis di dalam masyarakat menyebabkan adanya perbedaan kelompok sosial. Kelompok sosial memiliki karakteristik yang khas. Kekhasan ini terkadang menimbulkan perbedaan yang menjadikan interaksi kurang harmonis. Penelitian ini termasuk dalam jenis kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Hasil penelitian menunjukkan sebagai berikut: Pertama, persebaran permukiman di Kelurahan Buring yang terbagi menjadi 4 kelompok yaitu permukiman etnis Madura, permukiman etnis Jawa, permukiman etnis Jawa dan Madrura, dan permukiman warga perumahan. Kedua,  bentuk interaksi di Kelurahan Buring terjadi dalam berbagai bidang, yaitu bidang budaya, sosial, dan ekonomi. Bentuk interaksi yang terjadi merupakan bentuk assosiatif dan dissosiatif. Ketiga, karekteristik perilaku interaksi sosial pada masyarakat pendatang di Kelurahan Buring dapat terlihat dengan penggunaan bahasa sehari-hari yaitu menggunakan Bahasa Jawa yang dapat mempengaruhi perilaku dalam hubungan bermasyarakat yaitu dengan adanya kerja sama dalam pekerjaan. Keempat, karakteristik perilaku interaksi sosial pada masyarakat asli ini diwujudkan dengan masih kentalnya kebudayaan khas Madura yang dijuluki dengan sebutan Sakera Puncak Buring.
PEMETAAN DAERAH RAWAN LONGSOR LAHAN DI KECAMATAN DAU, KABUPATEN MALANG DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN GEOMORFOLOG Ika Meviana; Ulfi Andrian Sari
JPIG (Jurnal Pendidikan dan Ilmu Geografi) Vol. 2 No. 2 (2017): September
Publisher : Geography Education Study Program, Universitas Kanjuruhan Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (130.475 KB) | DOI: 10.21067/jpig.v2i2.2493

Abstract

Bencana longsor lahan merupakan salah satu bencana alam geologi yang dapat menimbulkan korban jiwa dan kerugian material yang sangat besar, seperti terjadinya pendangkalan, terganggunya jalur lalu lintas, rusaknya lahan pertanian, permukiman, jembatan, saluran irigasi dan prasarana fisik lainnya. Longsor lahan menjadi bencana dengan kejadian terbanyak selama 2016 di wilayah Kabupaten Malang. Berdasarkan pengamatan lapangan Kecamatan Dau merupakan salah satu wilayah yang termasuk dalam rawan bencana longsor lahan. Penelitian tentang longsor di Dau belum banyak dilakukan sehingga dibutuhkan lebih banyak penelitian. Penelitian dimaksudkan agar masyarakat dapat memanfaatkan hasil penelitian tersebut untuk lebih memahami konsep longsor dan mitigasi bencana khususnya longsor, sehingga dampak negatif dari bencana tersebt dapat dihindari. Penelitian ini merupakan penelitian survei dengan observasi dan pengukuran di lapangan. Metode yang dipakai dalam penentuan tingkat daerah rawan longsor lahan di daerah Kecamatan Dau dengan cara kualitatif (menafsirkan kondisi geologi, geomorfologi, dan curah hujan dengan data primer maupun sekunder) dan cara kuantitatif (pengharkatan). Hasil penelitian Wilayah Kecamatan Dau yang memiliki potensi bahaya longsor lahan pada tingkat sangat rawan adalah Desa Kucur, Petungsewu dan Selorejo dengan prosentase luas 25.41%.
Penerapan Model Pembelajaran Problem Solving Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Tema Keadaan Alam dan Aktivitas Penduduk Indonesia Kelas VII D SMP Islam Ma’arif 02 Malang Siti Nawira; Ika Meviana
JPIG (Jurnal Pendidikan dan Ilmu Geografi) Vol. 3 No. 2 (2018): September
Publisher : Geography Education Study Program, Universitas Kanjuruhan Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (165.5 KB) | DOI: 10.21067/jpig.v3i2.2944

Abstract

Hasil pengamatan yang dilakukan di kelas VII D SMP Islam Ma’arif 02 Malang dijumpai beberapa permasalahan yaitu siswa kurang merespon apa yang dijelaskan oleh guru, kurang antusiasnya siswa saat pembelajaran, dan kurangnya komunikasi yang baik antar siswa sehingga menyebabkan hasil belajar siswa rendah. Bukti rendahnya hasil belajar dilihat dari persentase ketuntasan 33% dengan kategori kurang baik pada mata pelajaran IPS.Problem solving merupakan model pembelajaran yang melakukan pemusatan pada pengajaran dan keterampilan pemecahan masalah yang diikuti dengan penguatan keterampilan. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa IPS pada tema keadaan alam dan aktivitas penduduk Indonesia kelas VII D SMP Islam Ma’arif 02 Malang melalui model pembelajaran problem solving. Rancangan penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas model Kemmis dan Mc Taggard. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Islam Ma’arif 02 Malang siswa kelas VII D tahun pelajaran 2017/2018 yang terdiri dari 27 siswa yaitu 15 siswa laki-laki dan 12 siswa perempuan. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes, lembar observasi keterlaksanaan, dan catatan temuan lapangan.Berdasarkan hasil penelitian yang sudah dilaksanakan menunjukkan bahwa siklus I persentase hasil belajar siswa 59% dengan nilai rata-rata 71 dengan kategori kurang baik. Sedangkan pada siklus II persentase hasil belajar siswa 81% dengan nilai rata-rata 77,07 dengan kategori sangat baik. Maka dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran problem solving dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Meningkatnya hasil belajar siswa diduga karena; 1) diskusi kelompok, 2) tanggung jawab pembelajaran, 3) motivasi belajar, dan 4) tanya jawab.Berdasarkan hasil penelitian, disarankan kepada guru IPS SMP Islam Ma’arif 02 Malang agar dapat menerapkan model pembelajaran problem solving dalam upaya meningkatkan hasil belajar siswa. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai; 1) referensi untuk dapat menerapkan model pembelajaran problem solving dengan tujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa, 2) pembelajaran diharapkan dapat dilakukan dengan baik agar mendapatkan hasil yang optimal.
Pengaruh Pertambangan Marmer Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat Desa Besole Kecamatan Besuki Kabupaten Tulungagung Muhammad Bima Sakti; Achmad Maulana Malik Jamil; Ika Meviana
JPIG (Jurnal Pendidikan dan Ilmu Geografi) Vol. 4 No. 1 (2019): Maret
Publisher : Geography Education Study Program, Universitas Kanjuruhan Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (431.568 KB) | DOI: 10.21067/jpig.v4i1.3090

Abstract

Abstrak Penelitian ini dilatarbelakangi adanya keberadaan industri marmer di Desa Besole Kecamatan Besuki Kabupaten Tulungagung yang tentunya menimbulkan dampak positif. Dampak positifnya seperti penyerapan tenaga kerja, meningkatnya pendapatan, memberikan kesempatan kerja, tersedianya peluang usaha masyarakat. Dampak positif dari keberadaan industri pertambangan marmer akan menimbulkan peruabahan bagi masyarakat baik kondisi sosial maupun ekonomi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karateristik fisik dan non fisik dan untuk mengetahui pengaruh bertambangan marmer terhadap kondisi sosial ekonomi masyarakat Desa Besole Kecamatan Besuki Kabupaten Tulungagung Penelitian ini bersifat deskriptif kuantitatif, dengan teknik pengumpulan data yaitu kuisioner, observasi, dokumentasi dan wawancara. Populasi dari penelitian ini adalah masyarakat Desa Besole yang berjumlah 11.528 jiwa. Dalam penelitian ini, penentuan sampel berdasarkan tingkat kepercayaan 85% dan tingkat kesalahan 15% yang dikembangkan Slovin sehingga berjumlah 45 responden. Metode penelitian yang digunakan adalah metode survei. Taknik pengambilan sampel yaitu simple random sampling. Instrumen yang digunakan adalah kuisioner, pedoman wawancara, dokumentasi, lembar observasi dan metode analisis data menggunakan regresi linier sederhada dengan pengujian asumsi dasar. Hasil penelitian ini adalah jenis tanah yang ada di Besole adalah tanah alluvial coklat tua kelabuan. Tipe Iklim di Desa Besole secara umum termasuk tipe AW, curah hujan tahunan rata-rata berkisar >2000 mm. Flora dan fauna ekosistem Desa Besole sama dengan wilayah desa lain. Tingkat pendidikan Masyarakat Di Desa Besole mulai dari tamat SD sampai Perguruan Tinggi ada. Selain itu juga penelitian ini menunjukan bahwa industri pertambangan marmer berpengaruh positif terhadap kondisi sosial ekonomi masyarakat Desa Besole. Pengaruh positifnya adalah industri pertambangan marmer membuka lowongan pekerjaan bagi masyarakat sehingga masyarakat bisa bekerja di pabrik tersebut. Dengan adanya industri pertambangan marmer kondisi sosial ekonomi masyarakat meningkat mulai dari pendapatan. Tingkat pendidikan, membuka kesempatan kerja, menumbuhkan peluang usaha lain.
Nilai Laju Pelarutan Batu Gamping Pada Mataair Sumber Agung Di Kecamatan Sumbermanjing Wetan Kabupaten Malang Nilai Laju Pelarutan Batu Gamping Pada Mataair Sumber Agung Di Kecamatan Sumbermanjing Wetan Kabupaten Malang Nelya Eka Susanti; Ika Meviana
JPIG (Jurnal Pendidikan dan Ilmu Geografi) Vol. 4 No. 1 (2019): Maret
Publisher : Geography Education Study Program, Universitas Kanjuruhan Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (487.029 KB) | DOI: 10.21067/jpig.v4i1.3091

Abstract

Kabupaten Malang. Bagian selatan Kabupaten Malang merupakan perbukitan kapur (Karst Malang Selatan) pada ketinggian 0-650 mdpl. Bagian utara merupakan daerah lereng Arjuno-Tengger yang berada pada ketinggian 600-2700 mdpl, bagian timur merupakan daerah lereng Tengger-Semeru, membujur dari utara ke selatan pada ketinggian 500-3600 mdpl, dan bagian barat merupakan daerah lereng Kawi-Arjuno, terdapat pada ketinggian 500-3.300 mdpl. Tujuan penelitian ini menganalisis variasi temporal laju pelarutan batugamping pada mataair sampel dikawasan Karst Malang Selatan. Jenis penelitian ini adalah survei. Populasi penelitian ini adalah seluruh mataair yang berada pada kawasan Karst Malang Selatan, sedangkan sampel penelitian ini adalah mataair yang terletak di Kecamatan Sumbermanjing Wetan. Pengambilan data lapangan untuk variabilitas spasial dan temporal pada mataair mengacu pada periode sampling mingguan yang dilakukan dengan interval waktu dua minggu selama 6 bulan. Hal tersebut dilakukan untuk mengetahui fluktuasi dan perubahan material yang terlarut. Data hasil pengukuran dilakukan analisis variabilitas HCO3- dan analisis laju pelarutan sehingga dapat diketahui beberapa aspek yang berpengaruh terhadap hasil penelitian. Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh nilai konsentrasi HCO3- terlarut tahunan tertinggi yang terdapat pada mataair Sumber Agung terjadi pada saat musim kemarau, sebesar 609,71 mg/l. Sedangkan konsentrasi HCO3- terlarut terendah yang terdapat pada mataair Sumber Agung terjadi pada saat musim penghujan, yakni sebesar 531,72 mg/l.
Perkembangan dan Corak Kegiatan Agroindustri Keripik Tempe di Kelurahan Purwantoro Kecamatan Blimbing Marsela Rinielda Dua; Ahmad Faruq Hamdani; Ika Meviana
JPIG (Jurnal Pendidikan dan Ilmu Geografi) Vol. 5 No. 2 (2020): September
Publisher : Geography Education Study Program, Universitas Kanjuruhan Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (362.91 KB) | DOI: 10.21067/jpig.v5i2.4567

Abstract

Berdasarkan data UMKM Kota Malang, tempe menjadi salah satu sentra produk agroindustri yang berkembang di Kota Malang. Permasalahannya adalah Kota Malang tidak memiliki produksi tanaman pangan kedelai. Penelitian bertujuan untuk mengetahui perkembangan dan corak agroindustri, keterkaitan (interaksi) spasial dan kontribusi kegiatan agroindustri. Penelitian menggunakan metode deskriptif kuantitatif dengan menggunakan analisis deskriptif persentase dan tabulasi frekuensi. Tema analisis pendekatan keruangan yang digunakan yaitu analisis interaksi keruangan. Hasil dari perkembangan dan corak kegiatan agroindustri adalah potensi bahan baku kegiatan agroindustri menggunakan 28-321 lonjor perbulan, potensi jasa distribusi dan jasa perdagangan menyalurkan hasil produksinya dengan 2 alur, potensi infrastruktur transportasi menggunakan alat transportasi sepeda motor dan potensi instutusi permodalan yang digunakan Rp.17.250.000 – Rp.31.500.000 perbulan. Keterkaitan (interaksi) spasial kegiatan agroindustri adalah lokasi asal bahan baku agroindustri tempe berada di Kelurahan Purwantoro. Tempat produksi berada dilokasi yang sama dengan lokasi asal bahan baku di Kelurahan Purwantoro dan Kota Malang menjadi target utama tempat pemasaran. Kontribusi kegiatan agroindustri menciptakan tenaga kerja yang merekrut sebanyak 370 tenaga kerja dan kontribusi terhadap pendapatan rumah tangga Rp.250.000–Rp.400.000 perminggu serta keuntungan bagi pengusaha agroindustri tempe Rp.1.000.000 – Rp.6.750.000 perbulan.Penelitian diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan untuk perkembangan agroindustri tempe dan dapat dijadikan sebagai informasi dan referensi dalam penyusunan penelitian. Based on data UMKM in Malang , tempe is one of the centers of developing agroindustrial products in Malang. The problem is that Malang does not have soybean food crop production. The research aims to determine the development and patterns of agroindustry, spatial linkages and the contribution of agroindustry activities. The study used descriptive quantitative method using descriptive percentage analysis and frequency tabulation. The theme of spatial approach analysis used is spatial interaction analysis. The results of the development and pattern of agroindustry activities are the potential of raw materials for agroindustrial activities using 28-321 spikes per month, the potential of distribution services and trade services to channel their production products with 2 grooves, the potential of transportation infrastructure using motorcycle transportation equipment and the potential of capital institutions used Rp.17,250 .000 - Rp.31,500,000 per month. The spatial linkages (interaction) of agroindustry activities are the locations of origin of tempe agroindustry in Purwantoro Village. The production site is located in the same location as the origin of raw materials in Purwantoro Village and Malang City is the main target of the marketing place. The contribution of agroindustry activities creates a workforce that recruits as many as 370 workers and contributes to household income Rp.250,000-Rp.400,000 per week and profits for tempe agroindustry entrepreneurs Rp.1,000,000 - Rp.6,750,000 per month. Research is expected to add insight and knowledge for the development of tempe agroindustry and can be used as information and references in the preparation of research.
Pencegahan Risiko Pandemi Covid-19 Melalui Pendidikan Mitigasi Bencana Pada Masyarakat Ika Meviana; Dwi Kurniawati; Anggi Meilani
Wahana Dedikasi : Jurnal PkM Ilmu Kependidikan Vol 4, No 2 (2021): Wahana Dedikasi : Jurnal PkM Ilmu Kependidikan
Publisher : Universitas PGRI Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31851/dedikasi.v4i2.6351

Abstract

Kecamatan Dau merupakan kecamatan pertama ditemukan kasus positif covid-19 dimana langsung dinyatakan meninggal. Dengan adanya kasus ini maka semua pihak dikerahkan untuk menerapkan sistem siaga menghadapi bencana dengan mengikutkan berbagai pihak. Program Abdimas ini ditekankan pada kegiatan sosialisasi dan pelatihan manajemen mitigasi bencana nonalam yaitu pandemi Covid-19. Berdasarkan masalah tersebut, metode pendekatan untuk pemecahan masalah menggunakan pelatihan dan pendampingan kepada masyarakat di Kecamatan Dau kususnya Desa Kucur. Sebagai bahan sosialisasi disusun materi berdasarkan hasil analisis kebutuhan peserta dengan melibatkan masyarakat dalam pelaksanaan sosialisasi. Hal tersebut dilakukan guna mengetahui kondisi dan kebutuhan peserta sosialisasi sehingga materi pelatihan dapat sesuai kebutuhan dan dapat berjalan secara efektif dan efisien. Hasil evalusi tentang pemahaman masyarakat berdasarkan hasil angket Pencegahan Risiko Pandemi Covid-19 melalui Pendidikan Mitigasi Bencana yang diisi oleh responden dilihat dari aspek pengetahuan, sikap, dan tindakan dikategorikan memiliki tingkat pemahaman yang sedang. Berdasarkan hasil pengabdian disarankan bahwa perilaku masyarakat dalam menjaga hidup bersih dan sehat serta sikap patuh dalam menerapkan protokol kesehatan di masa pandemi Covid-19 perlu ditingkatkan.