Claim Missing Document
Check
Articles

Hubungan Antara Pola Asuh Dengan Kesulitan MakanPada Anak Prasekolah (3-5 Tahun) Di Tk Leyangan Kabupaten Semarang Martina Nafratilawati; Mona Saparwati; Rosalina
JURNAL GIZI DAN KESEHATAN Vol 7 No 14 (2015): JURAL GIZI DAN KESEHATAN
Publisher : UNIVERSITAS NGUDI WALUYO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Anak usia prasekolah yaitu anak yang mengalami perkembangan psikis menjadi balita yang lebih mandiri, autonom, dapat berinteraksi dengan lingkungannya, serta dapat lebih mengekspresikan emosinya. Sifat perkembangan khas yang terbentuk ini turut mempengaruhi pola makan anak. Pola asuh merupakan pola interaksi antara orang tua dan anak, lebih jelasnya, yaitu bagaimana sikap atau prilaku orang tua saat berinteraksi dengan anak, termasuk caranya menerapkan aturan, mengajarkan nilai/norma, memberikan perhatian dan kasih sayang. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan pola asuh orang tua terhadap kesulitan makan pada anak prasekolah (3-5 tahun) di TK Leyangan Kabupaten Semarang. Jenis penelitian ini adalah descriptive correlation dengan pendekatan cross secsional. Pengumpulan data dilaksanakan pada bulan Februari 2014 dengan tkhnik total sampling dengan jumlah sampel 60 orang tua di TK Leyangan Kabupaten semarang. Analisis ini menggunakan uji Chi Square. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pola asuh yang diterapkan pada anak prasekolah di TK Leyangan Kabupaten Semarang kebanyakan otoriter 24 (40,0%), demokratis sebanyak 20 (33,3%), dan permisif sebanyak 16 (26,7%). Sedangkan kesulitan makan pada anak prasekolah sebanyak 26 (43,3), dan tidak mengalami kesulitan makan sebanyak 34 (56,7%.). Berdasarkan uji chi square didapatkan nilai p value sebesar 0,006 (p value < 0,05) maka dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara pola asuh orang tua dengan kesulitan makan pada anak prasekolah (3-5 tahun) di TK Leyangan Kabupaten Semarang. Berdasarkan hasil tersebut diharapkan kepada orang tua untuk menerapkan pola asuh yang baik dan benar kepada anaknya untuk lebih tepat dalam mengatur pola makan anak.
Hubungan Dukungan Orang Tua Dengan Citra Tubuh Pada Remaja Obesitas di SMK Widyapraja Ungaran Sahban; Rosalina; Mona Saparwati
JURNAL GIZI DAN KESEHATAN Vol 7 No 14 (2015): JURAL GIZI DAN KESEHATAN
Publisher : UNIVERSITAS NGUDI WALUYO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Citra tubuh adalah sikap individu yang disadari atau tidak disadari terhadap tubuhnya termasuk persepsi serta perasaan masa lalu dan sekarang tentang ukuran, fungsi, penampilan dan potensi. Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan citra tubuh adalah jenis kelamin, usia, media massa serta dukungan orang tua. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan dukungan orang tua dengan citra tubuh pada remaja obesitas di SMK Widyapraja Ungaran. Jenis desain dalam penelitian ini berbentuk desain deskriptif korelasional dengan pendekatan cross sectional. Populasi penelitian ini adalah remaja obesitas di SMK Widyapraja Ungaran, dengan sampel 34 responden menggunakan teknik total sampling serta alat pengambilan data menggunakan kuesioner. Uji analisis data menggunakan analisis chi square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dukungan orang tua pada remaja obesitas di SMK Widyapraja Ungaran sebagian besar dalam kategori kurang baik yaitu sebanyak 18 orang (52,9%). Citra tubuh pada remaja obesitas SMK Widyapraja Ungaran sebagian besar dalam kategori negatif yaitu sebanyak 20 orang (58,8%). Ada hubungan dukungan orang tua dengan citra tubuh pada remaja obesitas di SMK Widyapraja Ungaran, dengan p value 0,006 (α = 0,05). Hendaknya remaja yang mengalami obesitas meningkatkan pengetahuan tentang obsesitas dan citra tubuh dengan menggali informasi lebih mendalam baik melalui tenaga kesehatan, buku-buku dan seminar-seminar.
Persepsi Perawat Tentang Jenjang Karir di RSUD Tugurejo Semarang Mona saparwati; Mutinik Mutinik
Jurnal Smart Keperawatan Vol 4, No 2 (2017): Desember 2017
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes) Karya Husada Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (57.224 KB) | DOI: 10.34310/jskp.v4i2.131

Abstract

Pengembangan karir perawat merupakan suatu perencanaan dan  penerapan rencana karir yang dapat digunakan untuk penempatan perawat pada jenjang yang sesuai dengan keahliannya. Departemen kesehatan Republik Indonesia bersama PPNI telah mengeluarkan pedoman jenjang karir perawat. RSUD Tugurejo menerapkan sistem jenjang karir mulai tahun 2014. Perawat mempersepsikan bahwa jenjang karir adalah level dari pekerjaan.Tujuan penelitian ini adalah mengetahui gambaran persepsi perawat tentang jenjang karir di RSUD Tugurejo Semarang. Desain penelitian ini adalah deskriptif dengan pendekatan cross sectional. Sampel dalam penelitian ini 79 responden. Pengambilan data menggunakan kuesioner. Analisa data mengunakan distribusi frekuensi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa persepsi perawat tentang jenjang karir di RSUD Tugurejo Semarang baik dengan hasil 75% baik. Hasil penelitian dari tingkatan jenjang karir perawat sebagian besar baik sebanyak 48 responden (60,8%), manfaat jenjang karir perawat sebagian besar baik sebanyak 55 responden (69,6%), standar kompetensi jenjang karir perawat sebagian besar baik sebanyak 40 responden (50,6%), mekanisme kenaikan jenjang perawat sebagian besar kurang baik sebanyak 46 responden (41,8%). Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan maka saran kepada rumah sakit untuk memberikan dorongan kepada perawat untuk semangat dalam mengikuti mekanisme kenaikan jenjang karir.
Hubungan Antara Aktifitas Fisik Dengan Kejadian Hipertensi Pada Usia Dewasa Di Puskesmas Kedu Kabupaten Temanggung Puji Lestari; Yunita Galih Yudanari; Mona Saparwati
JURNAL KESEHATAN PRIMER Vol 5 No 2 (2020): JKP (Jurnal Kesehatan Primer)
Publisher : Poltekkes Kemenkes Kupang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31965/jkp.v5i2.440

Abstract

Introduction: Hypertension is still a contributor to the highest cause of death due to non communicable disease. Many factors cause hypertension to be recognized and controlled. The purpose of this research is to know the relationship between physical activity and incidence of hypertension. Method: This research is a correlational descriptive study with a cross sectional approach. The population in this study is an adult age patient who visits Puskesmas Kedu in Kabupaten Temanggung. Samples amounting to 80 respondents were taken with sampling techniques accidental sampling. To determine the incidence of hypertension used data medical record of medical diagnosis while to measure the physical activity used International Physical Activity Questionnaire (IPAQ). Data analysis is conducted using Chi Square test (α 0.05). Result: Results showed that there is a relationship between physical activity with the incidence of hypertension in the Puskesmas Kedu Kabupaten Temanggung (p value = 0.001). Conclusion: The conclusion on this study is at the age of adulthood with a small physical activity is more at risk of experiencing hypertension than those with heavy physical activity. Pendahuluan: Hipertensi masih merupakan penyumbang penyebab tertinggi kematian akibat penyakit tidak menular. Banyak sekali faktor penyebab hipertensi yang harus dikenali dan dikendalikan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara aktifitas fisik dengan kejadian hipertensi. Metode: Penelitian ini adalah penelitian deskriptif korelasional dengan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah pasien usia dewasa yang berkunjung di Puskesmas Kedu Kabupaten Temanggung. Sampel berjumlah 80 responden diambil dengan teknik sampling accidental sampling. Untuk menentukan kejadian hipertensi digunakan data medical record dari diagnosa medis sedangkan untuk mengukur aktifitas fisik digunakan International Physical Activity Questionnaire (IPAQ). Analisa data dilakukan dengan menggunakan uji Chi Square (α 0,05). Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan antara aktivitas fisik dengan kejadian hipertensi di Puskesmas Kedu Kabupaten Temanggung (p value =0,001). Kesimpulan: Kesimpulan pada penelitian ini adalah pada usia dewasa dengan aktifitas fisik yang ringan lebih beresiko mengalami hipertensi dibandingkan dengan yang mempunyai aktifitas fisik yang berat.
Information Media about Pain Management for Infants in Ungaran Public Health Center Mona Saparwati; Trimawati Trimawati
Health Notions Vol 2, No 10 (2018): October
Publisher : Humanistic Network for Science and Technology (HNST)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33846/hn.v2i10.167

Abstract

Immunization is one of the acute painful procedures and cause trauma in infant. Non pharmacologic intervention is pain management 5 (swaddling, side/stomach position, shushing, swinging, sucking). More of moms and parent not understanding about pain management at infant after giving imunization. The purpose of this study was to identify the moms level understanding, so that will be developed information media abaout pain management in infant. The method used are two stage. The first stage to identified respondent characteristic and external factor about moms understanded pain management at infant after immunization and than maked information media. The second stage to tried the animation video about pain management 5S information media. The method used in quasy experiment with pretest postes control group design. The sampling used in 30 moms wint infant get immunization in Ungaran Public Health. Data collected at pre and post test. Then tested by Mann Withnew test.The result showed more respondent (83.3%) at education he results showed that some respondents (83.3%) belonged to the productive age (20-35 years), with the most high school education. The results showed that some respondents had less knowledge about the pain of babies after getting immunizations and how to deal with baby's pain after immunization. Media information expected by respondents is video. There is an effect of the animated video of 5S pain management on infants on understanding 5S pain management in infants in Ungaran Health Center (p value = 0.000). Information media in the form of animated videos is precisely used to improve maternal understanding of 5S pain management in infants.Keywords: Pain management, Information media, Infant
PENGARUH ORAL HYGIENE MENGGUNAKAN HEXADOL GARGLE DALAM MEMINIMALKAN KEJADIAN VENTILATOR ASSOCIATED PNEUMONIA (VAP) DI RUANG ICU RSUD TUGUREJO SEMARANG Amat Tohirin; Mona Saparwati; Siti Haryani
Jurnal Keperawatan dan Kesehatan Masyarakat Cendekia Utama Vol 8, No 1 (Maret 2019) : Jurnal Keperawatan dan Kesehatan Masyarakat Cendekia Utama
Publisher : STIKES Cendekia Utama Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (592.816 KB) | DOI: 10.31596/jcu.v8i1.301

Abstract

Oral Hygiene merupakan tindakan keperawatan yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya Ventilator Associate Pneumonia (VAP) pada pasien, sedangkan tindakan oral hygiene di Ruang ICU RSUD Tugurejo belum maksimal. Berdasarkan data catatan kunjungan pasien di Ruang ICU RSUD Tugurejo Semarang dari bulan Januari sampai September 2015, terdapat beberapa pasien mengalami resiko VAP dengan skor CPIS 3 sampai 5. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh pelaksanaan oral hygiene menggunakan antiseptic hexadol gargle dalam meminimalkan kejadian Ventilator Associated Pneumonia (VAP) di R. ICU RSUD Tugurejo. Penelitian ini merupakan penelitian Pre– Experimental. Populasinya yaitu seluruh pasien yang terpasang Ventilator. Penentuan besar sampel menggunakan rumus Federer dan teknik pengambilan sampel Consecutive Sampling sehingga diperoleh jumlah sampel sebanyak 15 responden. Uji statistik yang digunakan uji wilcoxon. Berdasarkan hasil penelitian, didapatkan p value adalah 0,03 (p < 0,05), menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang bermakna antara kejadian ventilator associated pneumonia (VAP) sebelum dan sesudah oral hygiene menggunakan hexadol gargle. Kesimpulan hasil penelitian ini menunjukkan pelaksanaan oral hygiene menggunakan antiseptik Hexadol Gargle bisa menurunkan angka kejadian VAP. Oleh karena itu, diharapkan kepada perawat yang bertugas di Ruang ICU RSUD Tugurejo untuk dapat menerapkan penggunaan hexadol gargle dalam pelaksanaan oral hygiene sehari dua kali pada pasien yang terpasang ventilator mekanik untuk mencegah VAP. Kata Kunci     : Oral Hygiene, Antiseptik Hexadol Gargle, VAP, Pasien ICU 
KEMAMPUAN INTERAKSISOSIAL SISWA USIA 10-12 TAHUN DIUNGARAN Abdul Wakhid; Nila Sari Andriani; Mona Saparwati
Jurnal Keperawatan Jiwa (JKJ): Persatuan Perawat Nasional Indonesia Vol 5, No 2 (2017): November 2017
Publisher : Universitas Muhammadiyah Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (55.544 KB) | DOI: 10.26714/jkj.5.2.2017.87-90

Abstract

ABSTRAKKetrampilan social pada anak merupakan kemampuan sosial yang perlu dilatihkan sejak dini, sehingga perkembangan psikososial anak menjadi optimal dan dapat menjalankan tugasnya dengan baik. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran kemampuan interaksi social siswa usia 10-12 Tahun di Ungaran. Desain penelitian ini deskriptif analitik dengan pendekatan survei. Populasi penelitian ini adalah siswa usia 10-12 tahun diUngaran, yaitu sebanyak 117 siswa dengan sampel adalah 91 siswa menggunakan teknik proportional random sampling. Alat pengambilan data menggunakan kuesioner. Analisis data yang digunakan distribusi frekuensi. Hasil penelitian menunjukkan kemampuan interaksi sosial siswa usia 10-12 tahun sebagain besar kategori sedang (60,4%). Sebaiknya anak sekolah usia 10-12 tahun meningkatkan kemampuan interaksi social mereka diantaranya dengan meningkatkan rasa saling menghormati dan menghargai sehingga proses belajar dapat berjalan dengan baik. Kata kunci: Interaksi sosial, siswausia 10-12 tahun DESCRIBE SOCIAL INTERACTION CAPABILITIES OF STUDENTS AGED 10-12 YEARS OLD IN UNGARAN. ABSTRACTSocial skills in children are social abilities that need to be trained early, so that children's psychosocial development becomes optimal and can carry out their duties well. The purpose of this study was to describe social interaction capabilities of students aged 10-12 years old in Ungaran. The study design was descriptive analytic with survey approach. This study population was the students aged 10-12 years old in Elementary School 04 Sidomulyo Ungaran, as many as 117 students where the samples were 91 students using proportional random sampling technique. Data collecting tool used questionnaires. Analysis   data used the frequency distribution. The results showed that social interaction skills of students aged 10-12 years old were the majority of them in the middle category (60.4%). We recommend that school children aged 10-12 should improve their social interaction skills such as by increasing mutual respect and appreciating so that the learning process can run well. Keywords: Social interaction capabilities, students aged  10-12 years old.
PERILAKU BULLYING SISWA USIA 10-12 TAHUN Abdul Wakhid; Nila Sari Andriani; Mona Saparwati
Jurnal Keperawatan Jiwa (JKJ): Persatuan Perawat Nasional Indonesia Vol 5, No 1 (2017): Mei 2017
Publisher : Universitas Muhammadiyah Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (58.13 KB) | DOI: 10.26714/jkj.5.1.2017.25-28

Abstract

Bullying merupakan penyalahgunaan kekuatan yang menyebabkan ketidakbahagiaan pada anak sehingga anak tidak dapat mencapai potensinya secara penuh. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran perilaku bullying siswa usia 10-12 Tahun di Ungaran. Desain penelitian ini deskriptif analitik dengan pendekatan survei. Populasi penelitian ini adalah siswa usia 10-12 tahun di Ungaran, yaitu sebanyak 117 siswa dengan sampel adalah 91 siswa menggunakan teknik proportional random sampling. Alat pengambilan data menggunakan kuesioner. Analisis data yang digunakan distribusi frekuensi. Hasil penelitian menunjukkan siswa usia 10-12 tahun sebagian besar tidak mengalami perilaku bullying (68,1%). Sebaiknya anak sekolah usia 10-12 tahun meningkatkan rasa saling menghormati dan menghargai sehingga proses belajar dapat berjalan dengan baik. Kata Kunci: Perilaku Bullying, Siswa, Usia 10-12 Tahun THE BULLYING BEHAVIOR AND SOCIAL INTERACTION CAPABILITIES OF STUDENTS AGED 10-12 YEAR SOLD ABSTRACTBullying is an abuse of power that leads to unhappiness in children so that children can not reach their full potential. The purpose of this study was to describe bullying behaviorand social interaction capabilities of students aged 10-12 year sold in Ungaran. The study design was descriptive analytic with survey approach. This study population was the student saged 10-12 year sold in Ungaran, as many as 117 people where the samples were 91 students using proportionate random sampling technique. Data collecting tool used questionnaires. Analysis of the data used the frequency distribution.The results showed that students aged 10-12 years were mostly in the category of not bullying (68.1%). We recommend that school children aged 10-12 should improve mutual respect and appreciating so that the learning process can run well. Keywords           : Bullying Behavior, Students Aged  10-12 Years Old. 
HUBUNGAN KEBIASAAN MENONTON TAYANGAN KEKERASAN DI TELEVISI DENGAN PERILAKU AGRESIF PADA ANAK PRA SEKOLAH DI TK ISLAM TERPADU AL AKHYAR KABUPATEN KUDUS Luqman Syarief; Mona Saparwati; Tina Mawardika
Jurnal Keperawatan Anak Vol 1, No 2 (2013): Jurnal Keperawatan Anak
Publisher : Jurnal Keperawatan Anak

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (449.379 KB)

Abstract

Penyebab munculnya perilaku agresif pada anak pra sekolah yaitu korban kekerasan, terlalu dimanjakan, kemarahan, penyakit, video game dan televisi. Televisi adalah media penyampaian informasi yang digemari oleh anak-anak. Televisi sering menayangkan adegan kekerasan yang dapat ditiru oleh anak yang menontonnya. Tujuan penelitian ini mengetahui hubungan kebiasaan menonton tayangan kekerasan di televisi dengan perilaku agresif pada anak pra sekolah di TK Islam Terpadu Al Akhyar Kabupaten Kudus.Jenis penelitian ini termasuk deskriptif korelasi dengan pendekatan cross sectional. Populasi yang diteliti adalah semua orang tua anak pra sekolah di TK Islam Terpadu Al Akhyar Kabupaten Kudus dengan sampel yang diteliti 62 responden dengan simple random sampling. Alat pengambilan data menggunakan kuesioner dan analisis data yang digunakan chi square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan kebiasaan menonton tayangan kekerasan di televisi dengan perilaku agresif pada anak pra sekolah di TK Islam Terpadu Al Akhyar Kabupaten Kudus, dengan nilai p value  (0,000) < α (0,05). Hendaknya orang tua dapat mengendalikan kebiasaan anak menonton tayangan kekerasan di televisi dengan melakukan pendampingan.
PENGALAMAN KEPALA RUANG DALAM MENGELOLA RUANG RAWAT INAP DI RSUD AMBARAWA Mona Saparwati; Junaiti Sahar; - Mustikasari
PROSIDING SEMINAR NASIONAL & INTERNASIONAL 2013: PROSIDING KONFERENSI NASIONAL PPNI JAWA TENGAH
Publisher : Universitas Muhammadiyah Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (263.464 KB)

Abstract

Kepala ruang adalah manajer operasional yang merupakan pimpinan yang secara langsung mengelola seluruh sumber daya di unit perawatan untuk menghasilkan pelayanan yang bermutu. Penelitian ini bertujuan bertujuan untuk memperoleh gambaran arti dan makna pengalaman kepala ruang dalam mengelola ruang rawat inap di RSUD Ambarawa. Desain penelitian yang digunakan adalah metode fenomenologi deskriptif, pengumpulan data dengan FGD dan wawancara mendalam. Partisipan pada penelitian ini diambil secara purposive sampling,analisa data menggunakan metode Collaizi. Hasil penelitian teridentifikasi lima belas tema tentang gambaran respon kepala ruang terhadap peran dan fungsinya sebagai manajer lini, persepsi kepala ruang dalammenjalankan fungsi manajemen, hambatan dalam mengelola ruang rawat inap, dukungan dan harapan yang diperoleh kepala ruang agar perannya optimal. Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, kepala ruang perlumemahami, melaksanakan fungsi manajemen guna mendukung kelancaran pelayanan di ruang rawat inap yang menjadi tanggungjawabnya dan diharapkan meningkatkan perencanaan dan ketenagaan di ruangan. Kata kunci: pengalaman, kepala ruang, mengelola, ruang rawat inap