Claim Missing Document
Check
Articles

PENGARUH BEBERAPA BAHAN ORGANIK DAN WAKTU APLIKASI TERHADAP KUALITAS UMBI UBI JALAR (Ipomoea batatas L.) Ridlo, Rosyid; Soelistyono, Roedy; Nugroho, Agung
Jurnal Produksi Tanaman Vol 2, No 3 (2014)
Publisher : Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (137.261 KB) | DOI: 10.21776/98

Abstract

Produksi ubi jalar di Indonesia cukup tinggi dan belum termanfaatkan secara optimal, dari total produksi ubi jalar sebanyak 1,76 juta ton, 89% dimanfaatkan untuk konsumsi, sedangkan sisanya sebesar 18.000 ton digunakan sebagai pakan ternak dan 161.000 ton terbuang. Untuk dapat meningkatkan citra ubi jalar sekaligus pemanfaatannya, maka perlu ada upaya untuk mengolah ubi jalar menjadi tepung atau pati. Selain memperpanjang umur simpannya, tepung atau pati ubi jalar dapat digunakan sebagai bahan baku produk olahan dan dimanfaatkan menjadi bermacam-macam produk pangan (Putri, 2012). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh sumber dan waktu aplikasi bahan organik pada kualitas umbi ubi jalar. Penelitian ini menggunakan Rancangan Petak Terbagi (RPT) dengan 3 kali ulangan.  Petak utama adalah: Bahan organik (B) yang terdiri dari pupuk kandang sapi (B1), kompos azolla (B2), dan  kompos sampah kota (B3). Anak petak (W) yang terdiri dari 3 waktu aplikasi bahan organik, yaitu: 4 minggu sebelum tanam (W1), 2 minggu sebelum tanam (W2), dan bersamaan waktu tanam (W3). Pengamatan meliputi pengukuran kadar serat kasar dan kadar pati umbi. Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan analisis ragam (uji F) pada taraf 5% dan apabila terjadi pengaruh nyata, maka dilanjutkan dengan uji antar perlakuan dengan menggunakan uji BNT pada taraf 5 %. Berdasarkan hasil percobaan didapatkan bahwa aplikasi dari berbagai bahan organik dan waktu aplikasinya tidak memberikan pengaruh dan interaksi nyata pada kadar pati dan serat kasar umbi. Kata kunci : ubi jalar, pupuk kandang sapi, kompos azolla, kompos sampah kota
PENGARUH INTERVAL WAKTU DAN TINGKAT PEMBERIAN AIR TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KEDELAI (Glycine max (L) Merril.) Nugraha, Yoga Sasmita; Sumarni, Titin; Soelistyono, Roedy
Jurnal Produksi Tanaman Vol 2, No 7 (2014)
Publisher : Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (249.875 KB) | DOI: 10.21776/143

Abstract

Dalam siklus hidupnya, kedelai tergolong pada tanaman yang tidak tahan kekeringan dan kelebihan air. Kekurangan air akan menurunkan hasil, sedangkan pengairan berlebihan dalam ketersediaan air terbatas disamping menurunkan pertumbuhan juga mengurangi hasil. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui interval waktu dan tingkat pemberian air yang tepat bagi pertumbuhan dan hasil tanaman kedelai (Glycine max (L) Merril). Penelitian dilaksanakan pada bulan April – Juli 2013, di rumah plastik Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya, Desa Jatikerto Kecamatan Kromengan Kabupaten Malang. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah benih kedelai varietas dering dan introduksi. Penelitian disusun dengan menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK). Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan 0-75 sesuai kapasitas lapang (A0) memiliki pertumbuhan (Tinggi Tanaman, Saat Muncul Bunga, Jumlah Bunga, Jumlah Daun, Luas Daun, Bobot Kering Total Tanaman, dan Laju Pertumbuhan Relatif) dan hasil (Jumlah Polong, Bobot Polong dan Jumlah Biji) paling baik dibandingkan dengan perlakuan lainnya. Interval waktu dan tingkat pemberian air memberikan pengaruh adanya interaksi terhadap variabel tinggi tanaman, jumlah daun, luas daun dan bobot kering total tanaman. Pemberian air pada perlakuan 0-40 hari sesuai kapasitas lapang; diberi air 1 minggu sekali sampai panen (A3) menghasilkan bobot polong per tanaman, jumlah polong per tanaman dan jumlah biji per tanaman masing – masing 81%, 70,35% dan 72,38% dari perlakuan kontrol. Kata kunci : kedelai varietas dering, kekurangan air, kapasitas lapang, dan pemberian air.
PENGARUH PEMBERIAN PUPUK ORGANIK (BLOTONG) DAN PUPUK ANORGANIK (ZA) TERHADAP TANAMAN BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L.) Halifah, Unik Nur; Soelistyono, Roedy; Santoso, Mudji
Jurnal Produksi Tanaman Vol 2, No 8 (2014)
Publisher : Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (334.158 KB) | DOI: 10.21776/158

Abstract

Bawang merah merupakan salah satu komoditas hortikultura yang penting bagi masyarakat baik secara ekonomis ataupun kandungan gizinya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh bokashi  blotong dan pupuk ZA terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman bawang merah dan untuk mendapatkan interaksi dari bokashi blotong dan pupuk ZA. Penelitian dilaksanakan di Ds. Babadan, Kec. Pangkur, kab. Ngawi. Penelitian dilaksanakan selama bulan Desember 2013 sampai dengan Februari 2014. Metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode Rancangan Acak kelompok (RAK) Faktorial dengan sembilan taraf perlakuan pupuk bokashi blotong dan pupuk ZA yaitu B0P0, B0P1, B0P2, B1P0, B1P1, B1P2, B2P0, dan B2P2 yang terdiri atas tiga ulangan. Hasil penelitian menunjukan bahwa tidak ada interaksi dari kedua perlakuan yang ada. Aplikasi bokashi blotong berpengaruh nyata terhadap parameter jumlah daun dan parameter hasil berpengaruh nyata pada bobot segar umbi panen sebesar 1900.27 g.m-2 dan bobot kering tanaman panen sebesar 1560,60 g.m-2. Aplikasi pupuk ZA memberikan pengaruh nyata pada hasil tanaman bawang merah. Pemberian pupuk ZA 20 kg.ha-1 memberikan hasil bobot segar umbi panen sebesar 2144.83 g.m-2, berat kering umbi panen sebesar 1678.70 g.m-2 dan berat kering total tanaman sebesar 1711.53 g.m-2. Perlakuan bokashi blotong denga dosis 5 ton.ha-1 dengan pupuk ZA 20 kg.ha-1 bahan organik dalam tanah yang dihasilkan 6,39% dan awalnya hanya 1,82%, yang mana perlakuan ini merupakan perlakuan terbaik dalam meningkatkan pertumbuhan dan hasil tanaman bawang merah.Kata Kunci : Bokashi Blotong, Pupuk ZA, Bawang Merah dan Bahan Organik
KAJIAN THERMAL UNIT AKIBAT PENGARUH KERAPATAN TANAMAN DAN MULSA PLASTIK HITAM PERAK PADA TANAMAN SAWI HIJAU (Brassica juncea L.) Huda, Maulana Nuril; Sunaryo, Sunaryo; Soelistyono, Roedy
Jurnal Produksi Tanaman Vol 3, No 1 (2015)
Publisher : Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (241.032 KB) | DOI: 10.21776/169

Abstract

Thermal unit ialah jumlah panas yang harus tersedia bagi tanaman untuk optimalisasi pertumbuhan dengan akumulasi suhu rata-rata harian diatas suhu dasar tanaman. Tujuan dari penelitian ini ialah untuk meng-kaji thermal unit akibat kerapatan tanaman dan penggunaan mulsa plastik hitam perak terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman sawi hijau. Penelitian dilakukan di desa Ampeldento, Kecamatan Karangploso, Kabupaten Malang. Metode yang digunakan ialah Rancangan Acak Kelompok Faktorial dengan 8 kombinasi perlakuan dan 3 ulangan. Faktor pertama ialah perlakuan jarak tanam (J), yakni jarak tanam 10x10 cm, 20x20 cm, 30x30 cm dan 40x40 cm. Faktor kedua ialah penggunaan mulsa (M), yakni tanpa mulsa dan mulsa plastik hitam perak. Dari hasil penelitian menunjukkan pengaturan kerapatan tanaman dan peng-gunaan mulsa menyebabkan perbedaan akumulasi thermal unit, kecepatan per-tumbuhan dan hasil sawi hijau. Penggunaan mulsa plastik hitam perak (M2) memiliki akumulasi nilai thermal unit saat per-kecambahan 132.95 hari oC (9.00 hari), saat muncul daun pertama 621.13 hari oC (42.25 hari) dan saat panen 2111.26 hari oC (100.75 hari) dibandingkan tanpa peng-gunaan mulsa (M1). Sedangkan, perlakuan kerapatan tanaman memberikan pengaruh nyata pada saat panen, dengan jarak tanam 10x10 cm (J1) memiliki akumulasi nilai thermal unit 2182.20 hari oC (105.00 hari) lebih besar dibandingkan dengan perlakuan jarak tanam lainnya. Hasil tertinggi pada Jarak tanam 20x20 cm (J2) mencapai 340.91 g.tan-1 dan pada plastik hitam perak (M2) memiliki nilai segar konsumsi  309.05 g.tan-1 lebih tinggi daripada perlakuan lainnya. Kata kunci: Thermal Unit, Kerapatan Tanaman, Mulsa, Sawi Hijau.
PENGARUH WAKTU TANAM BAWANG PREI (Allium porum L.) PADA SISTEM TUMPANGSARI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN JAGUNG MANIS (Zea mays saccharata) Ratri, Carina Hesti; Soelistyono, Roedy; Aini, Nurul
Jurnal Produksi Tanaman Vol 3, No 5 (2015)
Publisher : Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (300.853 KB) | DOI: 10.21776/217

Abstract

Tumpangsari adalah sistem tanam dimana terdapat dua atau lebih jenis tanaman yang berbeda ditanam secara bersamaan dalam waktu relatif sama atau berbeda. Sistem tumpangsari mengakibatkan terjadinya kompetisi antara tanaman utama dan tanaman sela. Upaya untuk mengurangi kompetisi maka dapat dilakukan dengan mengatur waktu tanam yang tepat. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui waktu tanam bawang prei yang tepat diantara perlakuan yang dicoba terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman jagung manis. Metode penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) terdiri dari 9 perlakuan : P1 = Tanam bawang prei bersamaan dengan tanam jagung manis, P2 = Bawang prei 7 hari sebelum jagung manis, P3 = Bawang prei 14 hari sebelum jagung manis, P4 = Bawang prei 21 hari sebelum jagung manis, P5 = Bawang prei 7 hari setelah jagung manis, P6 = Bawang prei 14 hari setelah jagung manis, P7 = Bawang prei 21 hari setelah jagung manis, P8 = Monokultur jagung manis bersamaan dengan P1, P9 = Monokultur bawang prei bersamaan dengan P1. Hasil penelitian menunjukkan tidak ada pengaruh nyata pada hasil klobot tanaman jagung manis dan bobot segar pada tanaman bawang prei. Kata kunci : Jagung manis, Bawang prei, Tumpangsari, Waktu tanam
PERAMALAN WAKTU PANEN TIGA VARIETAS TANAMAN BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L.) BERBASIS HEAT UNIT PADA BERBAGAI KERAPATAN TANAMAN Yaqin, Nungki Ainun; Azizah, Nur; Soelistyono, Roedy
Jurnal Produksi Tanaman Vol 3, No 5 (2015)
Publisher : Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (380.129 KB) | DOI: 10.21776/299

Abstract

Permasalahan kualitas bawang merah yang rendah  disebabkan waktu panen yang kurang tepat. Sementara, kuantitas bawang merah yang rendah disebabkan oleh kurangnya optimalisasi penggunaan lahan. Tujuan penelitian adalah mendapatkan nilai heat unit dan waktu panen yang tepat tiga varietas bawang merah dengan jarak tanam yang berbeda dan mengetahui pengaruh berbagai kerapatan tanam yang berbeda terhadap hasil tiga varietas bawang merah. Penelitian dilaksanakan di Desa Lengkong Kabupaten Nganjuk, pada bulan Maret hingga Mei 2014. Penelitian menggunakan rancangan acak kelompok (RAK) faktorial. Faktor 1 adalah varietas bawang merah yang terdiri 3 level yaitu V1 = Varietas Bauji, V2 = Varietas Super Philip dan V3 = Varietas Batu Ijo. Faktor 2 adalah jarak tanam yang terdiri 3 level yaitu P1 = 15 x 10 cm, P2 = 20 x 15 cm dan P3 = 25 x 20 cm. Hasil penelitian diperoleh, bahwa varietas bawang merah yang berbeda memiliki nilai heat unit yang berbeda pula. Varietas Batu Ijo memiliki nilai heat unit panen sebesar 1173 hari0C dengan waktu yang dibutuhkan untuk panen 65 hari, selisih 12 hari lebih lama dibandingkan varietas Bauji dan Super Philip yang memiliki nilai heat unit panen sebesar 945.80 hari0C dengan waktu yang dibutuhkan untuk panen 53 hari. Penggunaan varietas Batu ijo dengan jarak tanam 15 x 10 cm dan varietas Bauji dengan jarak tanam 15 x 10 cm dapat menghasilkan produksi bawang merah paling tinggi masing – masing sebesar 10.46 t ha-1 dan 9.68 t ha-1.
RESPON TANAMAN TOMAT (Lycopersicon esculentum Mill.) PADA BERBAGAI TINGKAT KETEBALAN MULSA JERAMI PADI Anggorowati, Dian; Soelistyono, Roedy; Herlina, Ninuk
Jurnal Produksi Tanaman Vol 4, No 5 (2016)
Publisher : Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (407.232 KB) | DOI: 10.21776/306

Abstract

Tomat (Lycopersicon esculentum Mill.) merupakan salah satu jenis buah yang banyak mengandung zat – zat  yang berguna bagi tubuh antara lain vitamin C, vitamin A(karoten) dan mineral. Tanaman tomat membutuhkan kondisi lingkungan berupa suhu maupun kelembaban tanah yang sesuai, untuk dapat mengoptimalkan pertumbuhan tomat diperlukan adanya modifikasi kondisi lingkungan tumbuh baik berupa suhu tanah maupun kelembaban tanah dengan menggunakan teknologi budidaya tanaman yang tepat salah satunya dengan menggunakan mulsa organik. Tujuan penelitian ini adalah untuk mempelajari pengaruh mulsa jerami pada pertumbuhan dan hasil tanaman tomat dan menentukan tingkat ketebalan mulsa yang dapat memberikan respon terhadap produktifitas tanaman tomat. Penelitian ini dilaksanakan di Kelurahan Tlogomas, Kecamatan Lowokwaru Kota Malang, Jawa Timur pada bulan Juni sampai Agustus 2014, dilakukan dengan menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 7 perlakuan ketebalan mulsa jerami padi dan 4 ulangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan dengan menggunakan mulsa tidak memberikan hasil yang berbeda nyata terhadap parameter pertumbuhan, tetapi memiliki hasil yang berbeda nyata pada parameter hasil. Pemberian mulsa jerami padi dengan ketebalan 4,5 cm dapat menekan pertumbuhan gulma sebesar 59,71%  dan menurunkan suhu tanah pada pagi dan siang hari masing – masing sebesar 5,30% dan 1,68%, sehingga dapat menghasilkan jumlah buah sebanyak 21,24 buah atau meningkat sebesar 103,83% dan bobot segar sebesar 1,81 kg atau meningkat sebesar 98,90% dibandingkan tanpa pemberian mulsa jerami padi.
PEMANFAATAN THERMAL UNIT UNTUK MENENTUKAN WAKTU PANEN TANAMAN BABY WORTEL (Daucus carota L.) DENGAN MENGGUNAKAN VARIETAS DAN MULSA YANG BERBEDA Wangsitala, Angger; Hariyono, Didik; Soelistyono, Roedy
Jurnal Produksi Tanaman Vol 4, No 6 (2016)
Publisher : Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/311

Abstract

Wortel (Daucus carota L.) merupakan tanaman yang prospek pengembanganya baik di Indonesia. Baby carrot ukuranya mungil, panjang sekitar 10 cm dengan diameter 2-4 cm. Umur panen kurang lebih 60 hst. Menurut Syakur (2012), Konsep satuan panas (heat unit) dapat digunakan untuk menentukan fase pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Tujuan penelitian ini ialah (1) Untuk mendapatkan nilai thermal unit yang dibutuhkan saat panen pada perlakuan varietas dan mulsa yang berbeda. (2) Untuk mendapatkan hasil panen terbaik pada perlakuan varietas dan mulsa yang berbeda. Penelitian ini dilakukan di lahan sewa pertanian di Desa Pandanrejo, Kecamatan Bumiaji, Malang pada bulan April hingga Juni 2014. Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) sederhana, dengan menempatkan 9 kombinasi perlakuan yang diulang 3 kali. Hasil penelitian menunjukan perlakuan P1, P2, P3 memperoleh nilai thermal unit terendah yaitu sebesar 795.25 hari oC dengan bobot segar total tanaman yaitu sebesar 913.00 gr dan bobot segar konsumsi yaitu sebesar 69.13 gr. Kemudian nilai thermal unit tertinggi yang dibutuhkan baby wortel yaitu pada perlakuan P7, P8, dan P9 dengan nilai thermal unit sebesar 872.35 hari oC. Nilai bobot segar total tanaman terendah yaitu pada perlakuan P7 sebesar 578.00 gr dan bobot segar konsumsi terendah yaitu pada perlakuan P2 dan P7 sebesar 48.96 gr dan 49.04 gr.
PEMANFAATAN THERMAL UNIT UNTUK MENENTUKAN WAKTU PANEN TANAMAN KAILAN (Brassica oleracea L. var. alboglabra) PADA JARAK TANAM DAN VARIETAS YANG BERBEDA Atmasari, Ayu; Santosa, Mudji; Soelistyono, Roedy
Jurnal Produksi Tanaman Vol 4, No 6 (2016)
Publisher : Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/320

Abstract

Permasalahan kualitas kailan disebabkan waktu panen yang kurang tepat. Sedangkan, kuantitas kailan yang rendah disebabkan oleh kurangnya optimalisasi penggunaan lahan. Dengan menggunakan perhitungan thermal unit dapat meramal saat panen yang tepat. Selain itu dengan pengaturan jarak tanam dan varietas tanaman dapat meningkatkan produksi tanaman. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan nilai thermal unit saat panen yang tepat pada jarak tanam dan varietas dan mengetahui interaksi antara jarak tanam dan varietas yang berbeda, mendapatkan jarak tanam yang efektif  dan  mendapatkan hasil produksi tertinggi pada setiap varietas. Percobaan ini merupakan percobaan faktorial yang menggunakan Rancangan Acak Kelompok  dengan 9 perlakuan yang diulang 3 kali. Penelitian dilaksanakan pada bulan Mei 2014 sampai dengan Juli  2014, di Desa Ngujung Kecamatan Bumiaji. Hasil penelitian varietas Veg-gin dan Tafung mempunyai thermal unit saat panen sebesar 600 hari 0C dan Nova memiliki thermal unit sebesar 742 hari 0C dengan waktu panen 60 hari. Setiap varietas menunjukkan respon yang berbeda terhadap jarak tanam yang berbeda hal ini ditunjukkan oleh luas daun perlakuan jarak tanam 40 cm x 25 cm dengan varietas Veg-gin sebesar 203,76 cm2 dibandingkan dengan perlakuan lainnya. Sedangkan pada indeks luas daun, pengaruh paling berbeda ditunjukkan oleh perlakuan jarak tanam 40 cm x 15 cm dengan varietas Veg-gin sebesar 0,277 cm2. Jarak tanam 40 cm x 15 cm hasil panen per hektar tertinggi sebesar 8,81 ton/ha, tetapi pada hasil panen per tanaman memberikan hasil terendah sebesar 72,60 g/tanaman. Varietas Veg-gin memberikan hasil panen per hektar tertinggi sebesar 9,74 ton/ha.
KAJIAN HASIL BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L.) DI LAHAN DAN POLYBAG DENGAN PEMBERIAN BERBAGAI MACAM DAN DOSIS PUPUK ORGANIK Rahman, Andyka Setya; Nugroho, Agung; Soelistyono, Roedy
Jurnal Produksi Tanaman Vol 4, No 7 (2016)
Publisher : Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/326

Abstract

Tanaman bawang merah  (Allium ascalonicum L.)  merupakan salah satu tanaman yang berasal dari family Lilliaceae yang tergolong populer di masyarakat Indonesia. Kebutuhan bawang merah di Indonesia cukup besar, namun kebutuhan tersebut belum mampu dipenuhi oleh produsen. Tujuan penelitian ini untuk membandingkan pertumbuhan dan hasil tanaman bawang merah dengan berbagai macam dan dosis pupuk organic pada  kondisi penanamn di lahan dan di polybag. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai Agustus 2014 di desa Ngrami, Kecamatan Sukomoro (lahan) dan desa Ploso (polybag), Kecamatan Nganjuk  dengan menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 3 kali pengulangan. Terdapat 6 perlakuan dan 1 kontrol pada kondisi penanaman di lahan (L) dan di polybag (P) ialah L0/P0 : pupuk anorganik (sebagai kontrol); L1/P1 : 15 ton ha-1 kompos kotoransapi; L2/P2 : 30 ton ha-1 kompos kotoran sapi; L3/P3 : 45 ton ha-1 kompos kotoran sapi dan L4/P4 : 15 ton ha-1 kompos kotoran ayam; L5/P5 : 30 ton ha-1 kompos kotoran ayam; L6/P6 : 45 ton ha-1 kompos kotoran ayam. Pengamatan yang dilakukan secara distruktif dan non distruktif. Hasil penelitian menunjukkan adanya pengaruh nyata pada semua variabel pengamatan kecuali panjang tanaman. Dengan pemberian pupuk kompos ayam dengan dosis 45 ton ha-1 menghasilkan bobot segar total tanman sebesar 2,93 ton ha-1 pada kondisi di penanaman lahan dan pemberian pupuk kompos ayam dengan dosis yang sama menghasilkan bobot segar total tanman sebesar 2,10 ton ha-1 pada kondisi di penanaman di polybag.
Co-Authors Achmad Sauki Adam, Khaidir Afifuddin, Agustia Agung Nugroho Agus Suryanto Agustia Afifuddin Ahsanul Falah Annas Setya Aini, Nurul Al Ghifari, Mochammad Fachrurrozi Almedi, Ariojati Andika Fajar Darmawan Andyka Setya Rahman Angger Wangsitala Anggorowati, Dian Annas Setya, Ahsanul Falah Aprilianawati, Widya Sam Ariojati Almedi Ashari, Hasim Atmasari, Ayu Ayu Atmasari Azizah, Nur Bambang Guritno Bambang Guritno Bhakti Waluyo Bimayudha Bagaskara Rizal Candra, Cindy Lodya Candra, Cindy Lodya Capter Soga Murda Carina Hesti Ratri Cindy Lodya Candra Darmawan, Andika Fajar Dewi, Suci Surya Dian Anggorowati Didik Hariyono Dwi Yamika, Wiwin Sumiya Dwijanarko, Fajar Eka Mauludina Pramasani Eko Rahmat Shoumi Eli Ando, Mikky Napda Erik Namora Siregar Eriosthafilla Wayah Fajar Dwijanarko Fauzia Hidayati Fauziah Aini Rohmawati Halifah, Unik Nur Hasim Ashari Heddy, Y.B Suwasono Hendrawan Susilo Herdina Pratiwi1* Huda, Maulana Nuril Indarwati, Lisa Dwifani Indra Maulana Indrawan, Rahadyan Rizki Islam, Adinda Mentari Khaidir Adam Koesriharti Koesriharti Laeli Nur Fajri Laili, Nur Lilik Setyobudi Maghfoer, Mochamad Dawam Maghfour, Mochammad Dawam Maulana Nuril Huda Maulana, Indra Mikky Napda Eli Ando Moch Dawam Maghfoer Moch. Dawam Maghfoer Mochamad Dawam Maghfoer Mochammad Dawam Maghfour Mochammad Fachrurrozi Al Ghifari Mudji Santosa Mudji Santosa Mudji Santoso Muhammad Muslim, Muhammad Muhammad, Cholif Fajaryan Murda, Capter Soga Ni’matillah, Zulfa Alif Ninuk Herlina Nugraha, Yoga Sasmita Nugroho, Agung Nungki Ainun Yaqin Nungki Kusuma Astuti Nur Azizah Nur Laili Nurul Aini Nurul Aini2 Panji Tamura Rahadyan Rizki Indrawan Rahman, Andyka Setya Ramdhani, Abdul Hafizh Ratri, Carina Hesti Ridlo, Rosyid Rizal, Bimayudha Bagaskara Rohmawati, Fauziah Aini Rosyid Ridlo Santoso, Mudji Sauki, Achmad Setyobudi, Lilik Setyono Yudo Tyasmoro Shoumi, Eko Rahmat Siregar, Erik Namora Sisca Fajriani Sisca Fajriani Sitopu, Ryon Nampati Suci Surya Dewi Sudiarso Sudiarso Sudiarso Sudiarso Sudiarso, Sudiarso Sunaryo Sunaryo Sunaryo, Sunaryo Suryadi Suryadi Suryadi, Suryadi Susilo, Hendrawan Tamura, Panji Titin Sumarni Unik Nur Halifah Waluyo, Bhakti Wangsitala, Angger Wayah, Eriosthafilla Widya Sam Aprilianawati Wiwin Sumiya Dwi Yamika Wiwin Sumiya Dwi Yamika Y.B Suwasono Heddy Yaqin, Nungki Ainun Yoga Sasmita Nugraha Yusuf, Andi Cakra Zulfa Alif Ni’matillah