Angka kejadian infeksi kulit akibat bakteri Staphylococcus aureus meningkat beberapa tahun terakhir. Dahulu, bakteri tersebut dapat diobati dengan methicillin. Namun kini ditemukan strain Staphylococcus aureus yang resisten terhadap metisilin dan disebut Methicillin-resistant Staphylococcus aureus (MRSA). Terdapat beberapa faktor risiko dan predisposisi terhadap kejadian MRSA, yaitu, kepatuhan meminum antibiotik, ketidakmampuan pasien membeli obat, jenis operasi, gizi buruk, obesitas, terapi steroid lama, pasca radiasi, multipel trauma, penyakit komorbid (diabetes mellitus, keganasan, HIV/AIDS), teknik operasi, HA-MRSA, CA-MRSA, dan prosedur invasif. Penelitian observasional dengan desain penelitian cross sectional study. Pada penelitian, alat ukur berupa kuesioner yang telah melewati uji validitas dan reliabilitas menggunakan Cronbach’s alpha kuesioner dan didapatkan hasil nilai 0,691 yang memiliki arti reliabel. Analisis data dilakukan dengan uji Fisher exact. Penelitian dilakukan terhadap 20 responden dengan teknik pengambilan accidental sampling, hasil uji statistik menunjukkan terdapat hubungan yang bermakna antara riwayat diabetes mellitus dengan angka kejadian MRSA (p=0,044).