Kelengkeng (Dimocarpus longan L.) merupakan tanaman yang berasal dari daratan Cina sehingga tergolong tanaman sub-tropis. Pada tahun 2022, Indonesia mampu memproduksi kelengkeng mencapai 46.096 ton/tahun. Salah satu alternatif untuk produksi dalam budidaya tanaman adalah menggunakan pupuk hayati. Penggunaan pupuk hayati diharapkan mampu menekan penggunaan pupuk anorganik dan tanaman kelengkeng dapat tumbuh lebih sehat, ramah lingkungan dan berproduksi dengan baik. Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh pupuk hayati terhadap pertumbuhan tanaman kelengkeng. Penelitian ini dilakukan pada bulan April - September 2024 di Kebun Pendidikan dan Penelitian Kelapa Sawit IPB-Cargill Kecamatan Jonggol, Kabupaten Bogor. Metode pengumpulan data dilakukan dengan melakukan percobaan Rancangan Kelompok Lengkap Teracak (RKLT). Perlakuan disusun dalam 4 taraf pemupukan pupuk hayati yaitu: (1) kontrol tanpa aplikasi pupuk (P0), (2) pupuk hayati 50 g per tanaman (P1), (3) pupuk hayati 100 g per tanaman (P2), (4) pupuk hayati 200 g per tanaman. Peubah yang diamati adalah diameter batang, tinggi tanaman, jumlah cabang dan tingkat kehijauan daun. Hasil dari penelitian ini adalah pupuk hayati tidak berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan kelengkeng. Kata kunci: budidaya, hortikultura, respons pertumbuhan, tanaman buah