Claim Missing Document
Check
Articles

Pengaruh Konsentrasi Pupuk Organik Cair Urin Kelinci dan Dosis Pupuk Kompos Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Kacang Hijau (Vigna radiata L.) Azmi, Ivan Rizky; Sugito, Yogi
Jurnal Produksi Tanaman Vol 9, No 6 (2021)
Publisher : Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/1560

Abstract

Kacang hijau (Vigna radiata L.) merupakan tanaman legum yang cukup penting di Indonesia dan posisinya menduduki tempat ketiga setalah kedelai dan kacang tanah. Pemilihan dari kacang hijau ini berdasarkan keunggulannya dari beberapa tanaman kacang yang lain yaitu mampu hidup dan berbuah di daerah kering, selain itu pada musim kemarau kacang hijau mampu hidup dengan baik dan kacang hijau juga tahan terhadap hama dan penyakit. Upaya peningkatan produktivitas kacang hijau dapat dilakukan dengan efisiensi pemupukan yaitu dengan cara pemupukan pupuk organik cair (POC) dan pupuk kompos. Pemilihan dari kedua pupuk ini karena pupuk organik dan kompos sebagai media tanam yang dicampurkan dengan tanah dapat meningkatkan kesuburan tanah, membantu memperbaiki struktur tanah, dan meningkatkan kualitas hasil panen. Pupuk organik cair yang digunakan adalah pupuk organik cair urin kelinci. Penelitian dilaksanakan di kebun percobaan Jatimulyo. Bahan yang digunakan adalah benih kacang hijau, tanah, pupuk urin kelinci, pupuk kompos. Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok Faktorial dengan 2 faktor yang masin-masing faktor terdiri dari 3 perlakuan. Faktor pertama adalah Konsentrasi POC urin kelinci 0 ml L-1, 15 ml L-1, 30 ml L-1. Faktor kedua adalah dosis pupuk kompos 0 ton ha-1, 5 ton ha-1, 10 ton ha-1. Data hasil pengamatan dianalisis menggunakan analisis sidik ragam. Apabila hasil menunjukkan pengaruh yang nyata maka di uji lanjut menggunakan uji Beda Nyata Jujur (BNJ) dengan taraf 5 %. Hasil penelitian menunjukkan ada nya interaksi pada variabel pengamatan luas daun, laju pertumbuhan relatif pada umur 35-42, panjang akar pada umur 28, 35, 42, dan bobot polong.
Pengaruh Dosis Pupuk Bekas Cacing dan Jarak Tanam Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Jagung (Zea Mays L.) Pratama, Al Ghazali Putra; Sugito, Yogi
Jurnal Produksi Tanaman Vol 9, No 10 (2021)
Publisher : Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/1587

Abstract

Penambahan bahan organik sangat diperlukan untuk memperbaiki sifat-sifat tanah, baik secara fisik, kimia maupun biologi tanah. Salah satu pupuk organik yang dapat digunakan yaitu pupuk bekas cacing (kascing). Di Indonesia, jagung merupakan komoditi pangan yang penting setelah padi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan pengaruh dosis pupuk kascing dan jarak tanam terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman jagung, serta mengetahui kombinasi perlakuan yang optimal. Penelitian ini dilaksanakan di desa Modong, Tulangan, Kabupaten Sidoarjo pada tanggal 25 September 2020. Percobaan ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) Faktorial diulang sebanyak tiga kali. Parameter pengamatan pertumbuhan terdiri dari berat kering total (g) dan luas daun (cm2). Sedangkan parameter komponen hasil meliputi berat tongkol berkelobot (g) dan berat tongkol tanpa kelobot (g). Data hasil pengamatan dianalisis dengan menggunakan analisis ragam (uji F) dengan taraf 5%. Jika hasil berbeda nyata, maka dilakukan uji lanjut dengan beda nyata jujur (BNJ) pada taraf 5%. Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa terdapat interaksi antara perlakuan dosis pupuk kascing dan jarak tanam terhadap indeks luas daun dan hasil panen jagung berkelobot. Pemberian dosis pupuk kascing 10 t ha-1 dan 20 t ha-1 dengan jarak tanam 75 cm x 30 cm dan 75 cm x 35 cm mampu meningkatkan nilai indeks luas daun dan laju pertumbuhan tanaman jagung. Pemberian dosis pupuk kascing 20 t ha-1 mampu meningkatkan hasil panen jagung berkelobot dan tanpa kelobot. Perlakuan jarak tanam 75 cm x 25 cm, 75 cm x 30 cm dan 75 cm x 35 cm mampu aatmeningkatkan hasil panen jagung berkelobot dan hasil panen jagung tanpa kelobot.
Pengaruh Dosis Mulsa Jerami Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Sawi Hijau (Brassica juncea L.) Priandi, Asril; Azizah, Nur; Sugito, Yogi
Jurnal Produksi Tanaman Vol 9, No 11 (2021)
Publisher : Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/1597

Abstract

Tanaman sawi hijau telah banyak dibudidayakan di Indonesia, namun produktivitas masih tergolong rendah. Adanya penurunan produktivitas tanaman sawi dapat disebabkan oleh beberapa kompetisi antara tanaman budidaya dengan gulma. Salah satu upaya yang dapat dilakukan dengan tidak merusak lingkungan yaitu dengan penggunaan mulsa jerami. Penelitian ini bertujuan untuk  mempelajari pengaruh dosis mulsa jerami terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman sawi hijau dan mendapatkan dosis mulsa jerami yang optimum terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman sawi hijau. Hipotesis dari penelitian ini adalah penggunaan mulsa jerami dengan dosis optimum dapat mempengaruhi pertumbuhan dan hasil tanaman sawi hijau.Penelitian dilaksanakan bulan Juni-Juli di Desa Tawangargo, Kecamatan Karangploso, Kabupaten Malang. Metode yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK), yang terdiri dari 6 perlakuan yaitu, Tanpa Mulsa, 3 ton ha-1,6 ton ha -1, 9 ton ha-1, 12 ton ha-1, 15 ton ha-1 dan 4 ulangan. Variabel pengamatan meliputi jumlah daun, luas daun, indeks luas daun, bobot kering total tanaman, laju pertumbuhan tanaman, dan bobot segar per hektar. Hasil percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa aplikasi mulsa jerami berpengaruh nyata pada luas daun, indeks luas daun, bobot kering, dan bobot segar tanaman sawi per hektar seiring dengan penambahan dosis mulsa jerami sampai dengan 12 ton ha-1 dan menurun dengan penambahan dosis 15 ton ha-1. Berdasarkan hasil analisis regresi, diperoleh dosis mulsa optimum mulsa jerami untuk pertumbuhan dan hasil sawi hijau sebesar 11,43 ton ha-1 dengan persamaan y = -0,0298x2 + 0,68x + 7,56 (R2 = 0,9108).
EFISIENSI KONVERSI ENERGI SURYA PADA TANAMAN KENTANG (Solanum tuberosum L.) (RADIATION USE EFFICIENCY IN POTATO (Solanum Tuberosum L.) Agus Suryanto; Bambang Guritno; Yogi Sugito; Yonny Koesmaryono
Agromet Vol. 19 No. 1 (2005): June 2005
Publisher : PERHIMPI (Indonesian Association of Agricultural Meteorology)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (184.358 KB) | DOI: 10.29244/j.agromet.19.1.39-48

Abstract

Efisiensi penggunaan radiasi surya adalah nilai konversi radiasi surya menjadi energi kimia melalui proses fotosintesis. Nilai ini menunjukkan persentase berapa banyak energi radiasi yang diserap tanaman mampu diubah menjadi energi dalam bentuk kimia (Lawlor, 1993). Produksi berat kering berbagai tanaman rata-rata sekitar 1,4 g berat kering per MJ radiasi surya yang diserap tanaman atau dengan kata lain mempunyai nilai Efisiensi Konversi Energi (EKE 2,5) %. Pada tanaman kentang, dengan intensitas 2 GJ m-2 selama masa pertumbuhan 120 hari umumnya diperoleh nilai EKE 1,3 % (Jones, 1992)Sampai dengan tahun 2000 perkembangan luas panen tanaman kentang di Indonesia mencapai 73.068 ha, dengan total produksi 977.349 ton, atau produksi rata-rata per hektar berkisar 13,4 ton (BPS, 2000). Di Jawa Timur, Basuki et al. (1993) melaporkan, produktifitas 10 varietas kentang pada nilai ILD 1,26 – 3,93, berkisar 11 - 27 ton per hektar. Produksi ini apabila ditinjau dari sisi penangkapan energi surya, efisiensinya sangat rendah, karena menurut Haeder dan Beringer (1983), pada kisaran ILD tersebut semestinya dapat dihasilkan umbi kentang sekitar 20 – 50 ton per hektar. Kecenderungan hasil yang rendah ini disebabkan praktek budidaya tanaman yang kurang benar sehingga memberikan nilai konversi energi surya yang sangat tidak efisien, misalnya penggunaan jarak tanam yang terlalu lebar, penanaman tanaman pada saat musim hujan dimana banyak awan yang menghalangi radiasi surya, penanaman tanaman pada dataran tinggi yang cenderung berkabut, saat tanam tanpa memperhatikan fase pertumbuhan yang peka terhadap intensitas radiasi surya, dan lainnya. Untuk meningkatkan efisiensi penggunaan radiasi surya, berbagai cara dapat dilakukan. Sugito (1999) menyarankan beberapa cara perbaikan budidaya tanaman, diantaranya dengan mengurangi energi surya yang lolos pada pertanaman dan mengoptimalkan penggunaan energi surya yang jatuh pada kanopi tanaman, diantaranya dengan meningkatkan populasi tanaman. Haeder dan Beringer (1983) menambahkan peningkatan EKE dapat juga dilakukan dengan memilih kultivar yang berumur panjang dan pemilihan lokasi bersuhu 10 – 20 C dengan intensitas cahaya tinggi. Percobaan ini bertujuan untuk menganalisis peningkatkan efisiensi energi surya melalui pengaturan saat tanam, populasi tanaman serta penggunaan varietas yang potensial.
PENGARUH APLIKASI POLIMER SUPERABSORBEN PADA BEBERAPA KADAR LENGAS TANAH TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT TANAMAN TEBU (Saccharum officinarum L.) Yohanes Kristantyo; Sri Winarsih; Setyono Yudo Tyasmoro; Yogi Sugito
PLANTROPICA: Journal of Agricultural Science Vol 1, No 2 (2016)
Publisher : Department of Agronomy, Faculty of Agriculture, Brawijaya University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (227.9 KB)

Abstract

Tanah marginal masih menjadi masalah terhadap pertumbuhan tanaman tebu. Tanah yang kering dengan kandungan air yang terbatas mengakibatkan kebutuhan air tanaman tebu tidak terpenuhi. Cara untuk mengatasi masalah tersebut ialah dengan meningkatkan kadar lengas tanah melalui penambahan polimer superabsorben. Percobaan ini bertujuan untuk mendapatkan dosis polimer superabsorben dan kadar lengas optimum  pada budidaya tanaman tebu. Bahan yang digunakan adalah tebu varietas PS 862, polimer superabsorben, dan media tanam berupa tanah 3 : 1 pasir. Percobaan ini menggunakan Rancangan Petak Terbagi yang terdiri dari dua faktor dan diulang sebanyak tiga kali. Faktor pertama adalah kadar lengas tanah (K) yang terdiri dari empat taraf yaitu 100% kapasitas lapang (K1), 75% kapasitas lapang (K2), 50% kapasitas lapang (K3) dan 25% kapasitas lapang (K4). Faktor kedua ialah dosis polimer superabsorben (P) yang terdiri dari lima taraf yaitu tanpa polimer superabsorben (P0), 0,5 g polibag-1 (P1), 1 g polibag-1 (P2), 1,5 g polibag-1 (P3) dan 2 g polibag-1 (P4). Analisis data yang digunakan adalah uji F. Percobaan ini dilaksanakan di Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia (P3GI) Pasuruan pada bulan Januari 2015 hingga April 2015. Hasil percobaan menunjukkan bahwa tidak tedapat interaksi pada persentase perkecambahan, panjang tanaman, jumlah daun, jumlah anakan, tinggi batang dan jumlah batang. Faktor tunggal kadar lengas tanah menunjukkan beda nyata  parameter panjang tanaman, jumlah daun, jumlah anakan, tinggi batang dan jumlah batang, sedangkan faktor tunggal polimer superabsorben berbeda nyata pada parameter panjang tanaman dan jumlah batang.
Pengaruh Dosis Pupuk Kandang Sapi dan Jarak Tanam Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Bawang Merah (Allium ascalonicum L.) Intan Talitha Sakti; Yogi Sugito
PLANTROPICA: Journal of Agricultural Science Vol 3, No 2 (2018)
Publisher : Department of Agronomy, Faculty of Agriculture, Brawijaya University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (550.008 KB)

Abstract

Pupuk anorganik berlebih menyebabkan penurunan kesuburan tanah. Pupuk kandang sapi sebagai alternatif untuk meningkatkan kesuburan tanah. Konversi lahan pertanian menjadi non pertanian terjadi sangat cepat. Padahal kebutuhan manusia pada komoditas pertanian khususnya bawang merah terus meningkat. Jarak tanam yang tepat penting untuk dapat memaksimalkan lahan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan pengaruh pemberian dosis pupuk kandang sapi dan jarak tanam terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman bawang merah. Penelitian dilaksanakan di Desa Dadaprejo, Kota Batu pada Februari – April 2018. Menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) Faktorial dengan 3 kali ulangan. Faktor pertama adalah pupuk kandang sapi terdiri dari 3 taraf, yaitu tanpa pupuk kandang (P0), pupuk kandang sapi 15 t ha-1 (P1), dan pupuk kandang sapi 30 t ha-1 (P2). Faktor kedua adalah jarak tanam terdiri dari 4 taraf yaitu 10 cm x 10 cm (J1), 10 cm x 15 cm (J2), 10 cm x 20 cm (J3), 10 cm x 25 cm (J4). Sehingga didapatkan 12 kombinasi perlakuan. Hasil percobaan menunjukan terdapat interaksi pada perlakuan dosis pupuk kandang dan jarak tanam terhadap laju pertumbuhan tanaman, efisiensi intersepsi radiasi matahari dan jumlah umbi. Pada parameter indeks luas daun, diameter umbi dan bobot segar umbi tidak terdapat interaksi. Pupuk kandang 30 t ha-1 dengan jarak tanam 10 cm x 20 cm mampu meningkatkan laju pertumbuhan tanaman dan jumlah umbi.
Penerapanan Analisis Twin dalam Pengembangan Desa Wisata di Desa Bokor, Kecamatan Tumpang, Kabupaten Malang Euis Elih Nurlaelih; Sitawati Sitawati; Nurul Aini; Yogi Sugito; Mudji Santoso; Medha Baskara; Dewi Ratih Rizki Damaiyanti
JAPI (Jurnal Akses Pengabdian Indonesia) Vol 6, No 1 (2021)
Publisher : Universitas Tribhuwana Tunggadewi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (706.563 KB) | DOI: 10.33366/japi.v6i1.2373

Abstract

Desa Bokor merupakan salah satu wilayah di Kecamatan Tumpang, Kabupaten Malang yang berpotensi untuk dikembangkan menjadi Desa Wisata.TWIN (Tani, Wisata, Indah, dan Nyaman) merupakan analisis potensi yang sering digunakan dalam pengembangan agrowisata yang diaplikasikan pada pengembangan Desa Wisata Bokor. Pengabdian masyarakat ini dilaksanakan melalui tahap kegiatan survei lokasi, komunikasi dan sosialisasi, FGD serta pendampingan.Tujuan yang ingin dicapai adalah adanya peningkatan pemahaman dan kesamaan visi misi antar elemen masyarakat Desa Bokor serta tersusunnya rencana pengembangan Desa Wisata berbasis pertanian. Kegiatan dilakukan pada bulan Mei sampai September 2020. Hasil analisis TWIN, Desa Bokor memiliki potensi yang besar untuk dikembangkan sebagai desa wisata berbasis pertanian dan perikanan yang ditunjang oleh budaya dan kearifan lokal. Potensi utama yang dimiliki antara lain pemandangan alam yang indah, suasana perdesaan yang alami dan asri, aksesibilitas yang mudah, masyarakat desa yang ramah serta adanya fitur atau elemen lanskap baik alami maupun budaya seperti sungai, sawah, dan perkampungan khas perdesaan. Rekomendasi yang diberikan antara lain terkait penataan area pemancingan serta fasilitas pendukung desa wisata lainnya. 
Pengaruh Dosis PGPR (Plant Growth Promoting Rhizobacteria) Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Tomat (Solanum lycopersicum L.) Pada Sistem Tanam Monokultur dan Tumpangsari Menak Simbolon; Setyono Yudo Tyasmoro; Yogi Sugito; Ninuk Herlina
Jurnal Produksi Tanaman Vol. 10 No. 9 (2022): Terbitan Bulan September
Publisher : Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.protan.2022.010.09.07

Abstract

Indonesia merupakan salah satu negara yang kaya produksi di bidang pertanian, salah satunya yaitu produksi tomat. Tujuan dari penelitian ini ialah untuk mendapatkan interaksi dosis PGPR (Plant Growth Promoting Rhizobacteria) pada sistem tanam monokultur dan tumpangsari terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman tomat (Solanum lycopersicum L.). Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah rancangan petak terbagi (split plot) dengan dua faktor yaitu sistem tanam sebagai petak utama dan konsentrasi PGPR sebagai anak petak dan diulang sebanyak 3 kali. Faktor pertama adalah perlakuan sistem tanam yang terdiri dari 2 taraf, yiatu: K1 = Monokultur, K2 = Tumpangsari. Faktor kedua adalah perlakuan konsentrasi PGPR (Plant Growth Promting Rhizobacteria) yang terdiri dari 4 taraf, yaitu: P0 = 0 ml PGPR/liter air, P1 = 5 ml PGPR/liter air, P2 = 10 ml PGPR/liter air , P3 = 15 ml PGPR/liter air. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian PGPR dengan konsentrasi 15 ml/L pada sistem tanam monokultur menunjukkan hasil pertumbuhan dan hasil tanaman tomat lebih tinggi dibandingkan dengan perlakuan lainnya. Pemberian PGPR pada sistem tanam tumpangsari menunjukkan pertumbuhan dan hasil yang berbeda dengan pemberian PGPR pada sistem tanam monokultur. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pada masing-masing perlakuan PGPR pada sistem tanam monokultur dan tumpangsari memberikan pengaruh secara nyata pada seluruh parameter pengamatan. Semakin banyak konsentrasi yang diberikan, maka hasil produksi semkain tinggi. Pemberian PGPR 15 ml/L pada sistem tanam monokultur memberikan hasil yang terbaik pada pertumbuhan dan hasil tanaman tomat. Pemberian dosis PGPR pada setiap perlakuan sistem tanam monokultur menunjukkan peningkatan pertumbuhan dan hasil tanaman tomat dibandingkan dengan setiap perlakuan sistem tanam tumpangsari.
Effect of Varieties and Plant Population Densities on Dry Matter Production, Radiation Interception and Radiation Energy Conversion in Peanut agus suprapto; Yogi Sugito; S M Sitompul; Sudaryono Sudaryono
Journal of Tropical Life Science Vol. 2 No. 2 (2012)
Publisher : Journal of Tropical Life Science

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The solar radiation is one of the major criteria to obtaining advantages on peanuts (Arachishypogaea L.). Although various combinations of crops have been reported, but variety association and plant population densities (PPD) during the periodically stage of growth on peanuts have yet to be analyzed. Dry matter production (DM), radiation energy interception, and radiation energy conversions were monitored over the growth period of two varieties of peanut. An experiment was conducted in Jambegede Research Farm, Indonesian Legume and  Tuber Crops Research Institute, Malang, East Java, Indonesia, from July until October 2011. The experiment was arranged in a Split Plot Design with three replications. Peanut varieties, as the main plot consisted of two treatments: Kelinci and Kancil variety. In addition, five PPD variations as sub plot consisted of 8.1, 11.1, 16.0, 25.0 and 44.4 plant m-2 were arranged in a square spacing. The results showed that DM production  from high PPD increased gradually to lower PPD in all varieties. Interception efficiency (IE) increased in all varieties from early sowing. A plant population density of 25.0 m-2 and 44.4 plants m-2 intercepted more radiation over 11.1 or 16.0 plants m-2. Conversion efficiency of radiation energy (CE) to total dry matter production on Kelinci variety (1.52%) indicated  a  slight higher percentage than on Kancil variety (1.41%). Moreover, the CE and IE values indicated a decrease  as the PPD  increased on maximum DM.
Kajian Penambahan Dosis Beberapa Pupuk Hijau dan Pengaruhnya Terhadap Pertumbuhan Tanaman Selada (Lactuca sativa L.) Yuni Agung Nugroho; Yogi Sugito; Lily Agustina; Soemarno Soemarno
The Journal of Experimental Life Science Vol. 3 No. 2 (2013)
Publisher : Postgraduate School, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (962.208 KB) | DOI: 10.21776/ub.jels.2013.003.02.01

Abstract

Penambahan pupuk hijau pada budidaya selada anorganik bertujuan mendapatkan dosis beberapa pupuk hijau yang dapat meningkatkan pertumbuhan selada dan meningkatkan kesuburan tanah. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok diulang tiga kali. Pemberian pupuk urea dengan dosis 100 kg.ha-1 sebagai kontrol. Perlakuan penambahan pupuk hijau adalah penambahan Tithonia 5 ton.ha-1 (OT1), 10 ton.ha-1 (OT2), Tithonia 15 ton.ha-1 (OT3); penambahan Gliricidia 5 ton.ha-1 (OG1), 10 ton.ha-1 (OG2), 15 ton.ha-1 (OG3); penambahan Cromolaena 5 ton.ha-1 (OC1), 10 ton.ha-1 (OC2), dan 15 ton.ha-1 (OC3). Pengamatan tanaman selada meliputi Bobot Segar Tanaman, Bobot Kering Tanaman, Indeks Luas Daun, Laju Pertumbuhan Tanaman, dan Laju Asimilasi Bersih. Pengamatan tanah meliputi C organik tanah, N total, KTK, pH, Bobot Isi Tanah dan CN rasio. Analisa ragam dilakukan terhadap peubah pengamatan tanaman selada dan kesuburan tanah, uji Tukey dan uji kontras dilakukan bila ada pengaruh nyata perlakuan terhadap peubah pengamatan. Uji regresi linier berganda dilakukan terhadap sekumpulan peubah kesuburan tanah terhadap hasil tanaman selada. Hasil menunjukkan bahwa penambahan Tithonia, Gliricidia dan Cromolaena sebesar 5 ton.ha-1 pada tanaman selada yang dipupuk urea meningkatkan indeks luas daun, bobot segar dan kering tanaman, dan laju pertumbuhan tanaman. Bobot segar tanaman selada tertinggi sebesar 17,18 ton.ha-1 dicapai pada penambahan Tithonia 15 ton.ha-1 yang berarti meningkat 88% dari pemupukan urea. Penambahan pupuk hijau Tithonia, Gliricidia dan Cromolaena sebesar 5 ton.ha-1 pada budidaya selada meningkatkan KTK  dan C organik tanah setelah panen. Residu C organik tanah tertinggi 2,97% meningkat 53,1% dan KTK tanah tertinggi 43,24 me.100g-1 meningkat 14,75% dari kontrol oleh penambahan Cromolaena 15 ton.ha-1. KTK tanah, N total, Bobot Isi tanah, dan pH tanah berturut-turut mempunyai pengaruh positif dan nyata terhadap bobot segar tanaman saat panen.Kata kunci: Pupuk hijau, pupuk buatan, tanaman selada.
Co-Authors Adi Prawoto agus suprapto Agus Suryanto Agus Suryanto Agus Suryanto Al Ghazali Putra Pratama Ali Djamhuri Andi Syaifur Rochman Andriani, Putri Arrosyid, Harun Asril Priandi Azmi, Ivan Rizky Bambang Guritno Baswarsiati Baswarsiati Baswarsiati, Baswarsiati Belinda, Nia Budiadi, Fitsyadina Atria Chaerunnisa, Sita Sarah Chyntia Simanjuntak Daniswara, kevin arsya Delima, Juliana Dewi Ratih Rizki Damaiyanti Diah Asih Fitriana Didik Hariyono Dinarti, Nindia Dinda Clarra Sinta Dwi Yamika, Wiwin Sumiya Effendi, Mokhtar Effendi, Mokhtar Eka Intan Kumala Putri Eko Widaryanto Eko Widaryanto Euis Elih Nurlaelih Fajri, Atikah Falia Nanda Nur Alifah Farrakhan, Muhammad Husni Febriandani, Hasna Luthfiyyan Fitriana, Diah Asih Fitriatul Mafula Fitsyadina Atria Budiadi Garfansa, Marchel Putra Hadi, Rahma Yunalia Hadzafi, Muhammad Muammar Halmedan, Jemy Harun Arrosyid Hasna Luthfiyyan Febriandani Haura, Putri Hasna Heddy, Y. B. Suwasono Hiskia Tarigan Husni Thamrin Sebayang Indanus Faried Nugroho Intan Aningrum Rengga Intan Talitha Sakti Ivan Rizky Azmi Jemy Halmedan Jen Rico Simaremare Jodi Elvin Manalu Juliana Delima Kartika Yurlisa Kartika Yurlisa Kartika Yurlisa, Kartika Klarisa Sasa Bella Lilik Setyobudi Lily Agustina M.Pd S.T. S.Pd. I Gde Wawan Sudatha . Mafula, Fitriatul Manalu, Jodi Elvin Marchel Putra Garfansa Medha Baskara Medha Baskara Melda Yuartaria Sembiring Menak Simbolon Mohamad Arik Wibowo Mokhtar Effendi Muasyaroh, Siti Mudji Santoso Muhammad Husni Farrakhan Muhammad Muammar Hadzafi Muhammad Rizky Ruliwicaksono Mukhammad Noor Arif Rakhman Nakhmiidah, Nisa Nia Belinda Nihayati, Ellis Nindia Dinarti Ninuk Herlina Ninuk Herlina Nisa Nakhmiidah Novel Akbar Velayati Nugroho, Agung Nugroho, Indanus Faried Nur Alifah, Falia Nanda Nur Azizah Nur Azizah Nurul Aini Oscar Regazzoni Oscar Regazzoni Oscar Regazzoni Pratama, Al Ghazali Putra Priandi, Asril Pribadi, Puguh Puguh Pribadi Putri Andriani Putri Hasna Haura Putri, Vandanita Permata Rahma Yunalia Hadi Rakhman, Mukhammad Noor Arif Regazzoni, Oscar Rochman, Andi Syaifur Ruliwicaksono, Muhammad Rizky Rusydah Ufairah S M Sitompul Sebayang, Husni Thamrin Sembiring, Melda Yuartaria Setyobudi, Lilik Setyono Yudo Tyasmoro Sija, Patta Simanjuntak, Chyntia Simaremare, Jen Rico Simbolon, Menak Sinta, Dinda Clarra Sirait, Stella Gaudensia Sisca Fajriani Sisca Fajriani Sita Sarah Chaerunnisa Sitawati Sitawati Siti Muasyaroh Soemarno Soemarno Sri Winarsih Stella Gaudensia Sirait Sudaryono Sudaryono Sudiarso Sudiarso Sudiarso Sudiarso Sudiarso, Sudiarso Sutopo Sutopo Sutopo, Sutopo Syamsul Arifin Tarigan, Hiskia Titiek Islami Ufairah, Rusydah Vandanita Permata Putri Velayati, Novel Akbar Wibowo, Mohamad Arik Wiwin Sumiya Dwi Yamika Y. B. Suwasono Heddy Yohanes Kristantyo Yonny Koesmaryono Yuni Agung Nugroho