Claim Missing Document
Check
Articles

Found 26 Documents
Search

Implementation of Article 66 UUJN Related to Suits Against Notaries Without the Approval of the Honorary Council of Notaries (MKN) Pulungan*, Adnin; Suhaidi, Suhaidi; Azwar, T. Keizerina Dewi
Riwayat: Educational Journal of History and Humanities Vol 7, No 3 (2024): July, Educational and Social Issue
Publisher : Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24815/jr.v7i3.39933

Abstract

Article 66 of the UUJN mandates prior approval from the Notary Honorary Council (Majelis Kehormatan Notaris, MKN) for lawsuits against notaries in Indonesia, aiming to protect their professional independence. This study examines the effectiveness, challenges, comparative insights, and reform recommendations regarding Article 66. Effectiveness analysis reveals that while the provision shields notaries from frivolous litigation, it impedes access to justice due to procedural complexities and delays. Transparency issues in MKN decision-making and perceived biases further complicate its implementation. Comparative insights from France, Germany, and the United States highlight best practices such as independent oversight mechanisms and transparent criteria, suggesting reforms to enhance accountability and fairness. Recommendations include establishing clear, public criteria for MKN approvals, setting procedural timelines, and introducing independent review mechanisms to address bias concerns. These reforms aim to maintain notarial integrity while ensuring equitable access to justice. Thus, while Article 66 serves to safeguard notarial functions, addressing its challenges through strategic reforms can foster public trust and strengthen Indonesia's legal framework.
SOSIALISASI HUKUM DALAM UPAYA MENINGKATKAN KESADARAN LINGKUNGAN HIDUP YANG BERSIH DAN SEHAT TERHADAP WARGA KELURAHAN NANGKA KOTA BINJAI Rizky, Fajar Khaify; Suhaidi, Suhaidi; Harahap, Feby Yanti; Leviza, Jelly; Nasution, Siti Nurahmi; Nasution, Mirza
Community Development Journal : Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 6 No. 4 (2025): Volume 6 No 4 Tahun 2025
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/cdj.v6i4.49687

Abstract

Lingkungan hidup yang bersih sangat erat kaitannya dengan kesehatan. Lingkungan hidup harus dijaga dan dikelola dengan baik agar tidak memberikan dampak buruk maupun negatif terhadap makhluk hidup, serta dalam hal ini lingkungan hidup yang bersih dan tidak bersih dapat mempengaruhi kesehatan manusia dan terhindar dari penularan penyakit. Permasalahan dalam pengabdian kepada masyarakat ini adalah bagaimana pemahaman warga Kelurahan Nangka tentang regulasi hukum mengenai kesadaran lingkungan hidup yang bersih dan sehat, faktor kurangnya kesadaran warga Kelurahan Nangka terhadap lingkungan hidup yang bersih berdampak pada kesehatan, serta upaya meningkatkan kesadaran lingkungan hidup yang bersih dan sehat bagi warga Kelurahan Nangka. Metode yang digunakan dalam pengabdian ini adalah metode observasi, pemaparan/sosialisasi, diskusi/tanya jawab, dan kuesioner. Hasil dari pengabdian kepada masyarakat ini adalah pemahaman warga Kelurahan Nangka terkait regulasi hukum mengenai kesadaran lingkungan hidup yang bersih dan sehat terdapat 11 peserta yang dapat memahami dan 5 peserta yang tidak dapat memahami. Pemahaman warga Kelurahan Nangka terkait faktor kurangnya kesadaran terhadap lingkungan hidup yang bersih dan berdampak pada kesehatan terdapat 16 peserta yang dapat memahami. Pemahaman warga Kelurahan Nangka terkait upaya dalam meningkatkan kesadaran lingkungan hidup yang bersih dan sehat terdapat 15 peserta yang dapat memahami dan 1 peserta yang tidak dapat memahami.
Disparitas Pembatalan Akta Pengikatan Jual Beli yang dibuat Atas Dasar Utang Piutang: (Studi Putusan No. 364/Pdt.G/2016/Pn.Jkt.Sel Jo Putusan 539 Pk/Pdt/2020 dan Putusan 23/Pdt.G/2018/Pn.Dpu Jo Putusan No. 1615 K/Pdt/2020) Apriliandi, Ryan; Sutiarnoto, Sutiarnoto; Suhaidi, Suhaidi
Jurnal Hukum Lex Generalis Vol 6 No 9 (2025): Tema Hukum Agraria dan Pertanahan
Publisher : CV Rewang Rencang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56370/jhlg.v6i4.1292

Abstract

The Sale and Purchase Binding Agreement (PPJB) is a preliminary agreement made before the execution of the Sale and Purchase Deed to transfer land rights. However, in practice, it is often misused as a guarantee for the settlement of debts, resulting in legal uncertainty. This normative juridical research analyzes the legal standing of debt-based PPJB and finds that such agreements are null and void because they deviate from their original function. Therefore, legal protection is only available through repressive means in the form of a lawsuit for cancellation to the court. An analysis of two court decisions shows that judges will cancel the PPJB if it is proven to contain elements of debt (as in Decision No. 23/Pdt.G/2018/PN.Dpu Jo Decision No. 1615 K/Pdt/2020), but will not cancel it if there is no proven element of debt (as in Decision No. 364/Pdt.G/2016/PN.JKT.Sel Jo Decision No. 539 PK/Pdt/2020). This research concludes that to avoid legal problems, debt relationships should be set forth in a separate debt agreement deed that clearly regulates the rights and obligations of the parties, not through a PPJB which can be detrimental and does not provide legal certainty.
Pancasila Legal Theory and Indonesia's Marine Economic Rights Management in International Law Sitorus, Andi Putra; Suhaidi, Suhaidi
Media Syari'ah Vol 25 No 1 (2023)
Publisher : Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Ar-Raniry Banda Aceh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22373/jms.v25i1.15946

Abstract

As long as the government is unable to properly manage natural resources, the maritime economic rights of Indonesia will continue to be poorly managed, resulting in a significant loss of the country's marine wealth to other countries. Protecting Indonesia's marine resources requires an applicable legal theory. Pancasila's legal theory can provide answers since the principles it upholds have always been at the heart of Indonesian society. This justice and civilization need the state to correctly use its rights and obligations and not take away the maritime resources of other countries; therefore, these principles should be adopted by the entire country. By assembling information on Indonesia's marine riches and legal theory resources such as the Pancasila legal theory, this study aims to establish norms in the field.Selama pemerintah tidak mampu mengelola sumber daya alam dengan baik, hak ekonomi maritim Indonesia akan terus tidak terkelola dengan baik, sehingga kekayaan laut negara hilang secara signifikan ke negara lain. Melindungi sumber daya laut Indonesia membutuhkan teori hukum yang aplikatif. Dalam hal ini, teori hukum Pancasila dapat memberikan jawaban karena prinsip-prinsip yang dijunjungnya selalu ada di dalam jiwa masyarakat Indonesia. Keadilan dan peradaban ini membutuhkan negara untuk menggunakan hak dan kewajibannya dengan benar dan tidak merampas sumber daya maritim negara lain. Oleh karena itu, prinsip-prinsip ini harus diadopsi oleh seluruh negara. Dengan menghimpun informasi kekayaan laut Indonesia dan sumber teori hukum seperti teori hukum Pancasila, kajian ini bertujuan untuk menetapkan norma-norma pada tataran praktis. 
ANALISIS YURIDIS KEWENANGAN PENYIDIKAN TNI ANGKATAN LAUT TERHADAP TINDAK PIDANA PEMBAJAKAN KAPAL DI WILAYAH LAUT TERITORIAL Harahap, Mhd Ripai; Yunara, Edi; Suhaidi, Suhaidi
JOURNAL OF SCIENCE AND SOCIAL RESEARCH Vol 8, No 3 (2025): August 2025
Publisher : Smart Education

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54314/jssr.v8i3.4230

Abstract

Abstract: This study examines the legal authority of the Indonesian Navy (TNI AL) to investigate the crime of ship piracy in the territorial waters of Indonesia, with an emphasis on the limits of authority between law enforcement officers and the potential for regulatory conflicts. Indonesia's vast and strategic sea area involves many institutions in law enforcement functions, such as the TNI AL, Polri, Bakamla, Ministry of Transportation, and Ministry of Maritime Affairs and Fisheries. This multi-institutional involvement often results in overlapping authority, especially in the process of investigating crimes of piracy that are cross-border and international in nature. This research is to answer (this uses a normative legal method with a statute approach and a case approach. Authority is very important to be given legal rules so that there is no clash of authority and conflict between law enforcement institutions including the sea area has various types of law enforcers who on average have the authority to conduct investigations including the Indonesian Navy. However, in the crime of ship hijacking, seen from the existing law, the Indonesian Navy has not been authorized to investigate the crime, due to the absence of a legal basis that is relevant and certain to provide the authority to investigate the Indonesian Navy.Keyword: Investigative Authority, Indonesian Navy, Ship Hijacking, Territorial Sea Area, Conflict of Authority, Law of the SeaAbstrak: Penelitian ini mengkaji secara yuridis kewenangan penyidikan TNI Angkatan Laut (TNI AL) terhadap tindak pidana pembajakan kapal di wilayah laut teritorial Indonesia, dengan menitikberatkan pada batasan kewenangan antar-aparat penegak hukum dan potensi konflik regulasi. Wilayah laut Indonesia yang luas dan strategis melibatkan banyak institusi dalam fungsi penegakan hukum, seperti TNI AL, Polri, Bakamla, Kementerian Perhubungan, dan Kementerian Kelautan dan Perikanan. Keterlibatan multi-institusi ini seringkali menimbulkan tumpang tindih kewenangan, khususnya dalam proses penyidikan tindak pidana pembajakan yang bersifat lintas batas dan berskala internasional. Penelitian ini untuk menjawab (ini menggunakan metode yuridis normatif dengan pendekatan perundang-undangan (statute approach) dan pendekatan kasus (case approach). Kewenangan sangat penting diberi aturan hukum agar tidak terjadi benturan kewenangan dan konflik antar lemabaga penegak hukum termasuk wilayah laut memilik berbagai macam penegak hukum yang rata-rata memiliki kewenangan dalam melakukan penyidikan termasuk TNI Angkatan Laut. Namun pada tindak pidana pembajakan kapal dilihat dari undang-undang yang ada TNI Angkatan Laut belum berwenang menyidik Tindak Pidana tersebut, akibat ketiadaan dasar hukum yang secara relevan dan pasti memberikan kewenangan penyidikan pada TNI Angkatan Laut.Kata kunci: Kewenangan Penyidikan, TNI Angkatan Laut, Pembajakan Kapal, Wilayah Laut Teritorial, Konflik Kewenangan, Hukum Laut
Kedudukan Hukum Klausula “Penyerahan dan Pengalihan Jaminan” Pada Akta Pemberian Jaminan dan Kuasa Pada Bank Swasta di Medan Arsjad, Jesline; Sutiarnoto; Suhaidi, Suhaidi
Jurnal Hukum Lex Generalis Vol 6 No 4 (2025): Tema Hukum Perdata dan Kenotariatan
Publisher : CV Rewang Rencang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56370/jhlg.v6i4.1632

Abstract

Banks as financial institutions play an important role in channeling credit to the public with collateral to guarantee debt repayment. In practice, a private bank in Medan uses a Guarantee and Power of Attorney (PJDK) deed in take over credit schemes to bind certificated land rights as collateral. Juridical empirical research shows that using PJDK deeds deviates from the principles of Law No. 4 of 1996 on Mortgage Rights, which establishes mortgage rights as the sole security institution for registered land rights. Consequently, binding through PJDK does not fulfill the principles of legal certainty and creates risks of legal uncertainty for debtors and weak executorial power for creditors over collateral objects bound through PJDK deeds.