Claim Missing Document
Check
Articles

Found 24 Documents
Search

PERGULATAN HIDUP PEREMPUAN PEMECAH BATU Suhartini, Sri
Jurnal Komunitas Vol 2, No 2 (2010): Tema Edisi: Perempuan - Perempuan Marginal
Publisher : Jurnal Komunitas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Semakin terbatasnya lahan pertanian dan berkembangnya teknologi pertanian, mengakibatkan penurunan kesempatan kerja perempuan disektor pertanian di daerah pedesaan. Oleh karena itu muncul berbagai alternatif pekerjaan yang ditekuni perempuan di pedesaan. Bidang pekerjaan yang dipilih perempuan desa umumnya sebagai buruh, salah satunya adalah buruh pemecah batu. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kehidupan sosial dan ekonomi perempuan pemecah batu, mengetahui pembagian waktu perempuan sebagai ibu rumah tangga dan sebagai pemecah batu dan mengetahui relasi antara pekerjaan menjadi pemecah batu dengan pola pengambilan keputusan dalam rumah tangga para perempuan pemecah batu. Metode yang digunakan adalah pendekatan deskriptif kualitatif dan dilakukan  pada para perempuan pemecah batu di Desa Kebondalem Kecamatan Gringsing Kabupaten Batang. Pengumpulan data menggunakan teknik wawancara mendalam dan observasi partisipasi terbatas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa para perempuan mendapat keuntungan dengan bekerja sebagai pemecah batu dan dengan pekerjaan ini mereka dapat memperluas hubungan sosial dengan masyarakat luas. Akan tetapi kehidupan ekonomi para perempuan pemecah batu tidak mengalami perubahan karena pendapatan yang diperoleh belum mampu untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Alokasi waktu yang dicurahkan perempuan pemecah batu lebih banyak jika dibandingkan oleh para pekerja laki – laki dalam sehari-hari. Dengan demikian perempuan pemecah batu memiliki beban yang lebih berat jika dibandingkan dengan suami.The more limited agricultural land and the development of agricultural technology results in the decrease of female employment in the agricultural sector in rural areas. This condition is characterized by the emergence of alternative jobs for rural women. Such an alternative is stone-breaking labor. The objective of this study is to examine the social and economic life of breaking stones women, the distribution of time of woman as housewives and stone-breakers, and the relation between the work as stone-breaker and the pattern of decision-making in the household of stone-breaker women. The reasearch method  used is descriptive qualitative approach and the research is conducted in the village of Batang Gringsing Kebondalem District. Data collection technique were in-depth interviews and limited participant observation. Research results show that women have been benefited by working as a stone-breaker from which they can expand social relations with wider community. However, the low income job does not change their life because the income has not been able to meet their needs. Reseach also finds that the allocation of time devoted by stone-breaker women is far beyond men’s time . Thus, stone-breaker women have a heavier burden compared to their husbands.
Penerapan Peta Kendali X , R Dan Sampel Penerimaan Standar Militer 414 pada Proses Grading untuk Pengendalian Mutu Udang Beku (Studi Kasus di PT SKB-Sidoarjo) Ratnawati, Ely; Lestari, Endah Rahayu; Suhartini, Sri
Jurnal Teknologi Pertanian Vol 5, No 2 (2004)
Publisher : Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (184.056 KB)

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah mengetahui tentang gambaran mutu pemeriksaan keseragaman berat produk udang beku pada proses grading dengan menerapkan peta X dan R, membandingkan metode pemeriksaan Standar Militer 414 dengan metode perusahaan dalam mengendalikan keseragaman berat produk udang beku dan melihat perbedaan jumlah produk yang tidak sesuai dengan standar perusahaan antara sebelum dan sesudah penerapan Standar Militer 414, serta melihat perbedaan biaya mutu pada proses grading antara sebelum dan sesudah penerapan Standar Militer 414. Pengamatan untuk membentuk peta X dan R dilakukan selama enam hari kerja menggunakan 30 sampel dengan 5 sub grup, tiap sub grup terdiri dari 4 observasi. Pengambilan sampel berdasarkan Standar Militer 414 menggunakan jumlah populasi (N) 47 ember udang. Pada pemeriksaan normal dan ketat jumlah sampel yang diamati (n) 7 ember udang dan pada pemeriksaan normal jumlah sampel (n) 5 ember udang. Jumlah maksimal produk tidak sesuai dengan standar yang masih dapat diterima (M) pada pemeriksaan normal 12,20%, pemeriksaan ketat 8,40% dan pemeriksaan longgar 12,19%. Tingkat Kualitas Terima (TKT) yang digunakan sebesar 4%. Hasil penerapan peta  dan R menunjukkan bahwa proses grading dalam keadaan terkendali dengan menghasilkan 5,85% produk udang tidak sesuai dengan standar berat perusahaan. Penerapan Standar Militer 414 dapat menurunkan jumlah produk udang yang tidak sesuai dengan standar berat perusahaan dari 27 ember udang/47 ember udang menjadi 12 ember udang/47 ember udang atau terjadi penurunan 32%. Biaya mutu yang dikeluarkan oleh perusahaan juga mengalami penurunan dari Rp1.377.624,64/bulan menjadi Rp1.345.173,76/bulan atau terjadi penurunan 3,47%.
Perencanaan Strategi Pengembangan Usaha Produk Jamu Suhartini, Sri; Effendi, Usman; Sukardi, Sukardi
Jurnal Teknologi Pertanian Vol 4, No 3 (2003)
Publisher : Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (163.336 KB)

Abstract

Industrial jamu and traditional medicine are one of industrial that able to existing in the middle of Indonesian economic and political crisis. This is not released from some opportunities that faced such as: trend Indonesian community to using back the nature product (back to nature), abundant material, high price of chemical medicine, plenty of community chooses traditional medicine than modern and Indonesia has great population. But, their existing not released from some constrains that faced that are high competition both domestic and abroad especially from Chinese. The enlargement imitative jamu and mixed chemical material, and world medical attitude that not fully receiving the existing of industrial jamu and traditional medicine. Those constrains not minimize industrial jamu to develop its efforts, notify available big potency. In order to develop its effort then need to be made strategic planning to make industry operating effectively and efficiently to achieve the goal. SWOT analysis used to analyze strengths, weaknesses, opportunities and threats. Likert scale was using to obtain the priority or weight for each element in internal and external factors with range scale 1 – 5. SWOT analysis result revels that the best strategy at this moment  is  stabilized strategic through beware strategic, reminding the high level of competition. The   alternative strategies using  SWOT matrix  are  depending  company’s image, depending and improving product quality, improving size and variation of product with diversification product, extended market area to the new market, developing distribution line, improving promotion, developing   human resources,  improving quality control, and using high technology.   Key words: Strategic planning, Industrial jamu and traditional medicine, competitiveness.
PERGULATAN HIDUP PEREMPUAN PEMECAH BATU Suhartini, Sri
KOMUNITAS: International Journal of Indonesian Society and Culture Vol 2, No 2 (2010): Tema Edisi: Perempuan - Perempuan Marginal
Publisher : Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/komunitas.v2i2.2280

Abstract

Semakin terbatasnya lahan pertanian dan berkembangnya teknologi pertanian, mengakibatkan penurunan kesempatan kerja perempuan disektor pertanian di daerah pedesaan. Oleh karena itu muncul berbagai alternatif pekerjaan yang ditekuni perempuan di pedesaan. Bidang pekerjaan yang dipilih perempuan desa umumnya sebagai buruh, salah satunya adalah buruh pemecah batu. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kehidupan sosial dan ekonomi perempuan pemecah batu, mengetahui pembagian waktu perempuan sebagai ibu rumah tangga dan sebagai pemecah batu dan mengetahui relasi antara pekerjaan menjadi pemecah batu dengan pola pengambilan keputusan dalam rumah tangga para perempuan pemecah batu. Metode yang digunakan adalah pendekatan deskriptif kualitatif dan dilakukan  pada para perempuan pemecah batu di Desa Kebondalem Kecamatan Gringsing Kabupaten Batang. Pengumpulan data menggunakan teknik wawancara mendalam dan observasi partisipasi terbatas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa para perempuan mendapat keuntungan dengan bekerja sebagai pemecah batu dan dengan pekerjaan ini mereka dapat memperluas hubungan sosial dengan masyarakat luas. Akan tetapi kehidupan ekonomi para perempuan pemecah batu tidak mengalami perubahan karena pendapatan yang diperoleh belum mampu untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Alokasi waktu yang dicurahkan perempuan pemecah batu lebih banyak jika dibandingkan oleh para pekerja laki – laki dalam sehari-hari. Dengan demikian perempuan pemecah batu memiliki beban yang lebih berat jika dibandingkan dengan suami.The more limited agricultural land and the development of agricultural technology results in the decrease of female employment in the agricultural sector in rural areas. This condition is characterized by the emergence of alternative jobs for rural women. Such an alternative is stone-breaking labor. The objective of this study is to examine the social and economic life of breaking stones women, the distribution of time of woman as housewives and stone-breakers, and the relation between the work as stone-breaker and the pattern of decision-making in the household of stone-breaker women. The reasearch method  used is descriptive qualitative approach and the research is conducted in the village of Batang Gringsing Kebondalem District. Data collection technique were in-depth interviews and limited participant observation. Research results show that women have been benefited by working as a stone-breaker from which they can expand social relations with wider community. However, the low income job does not change their life because the income has not been able to meet their needs. Reseach also finds that the allocation of time devoted by stone-breaker women is far beyond men’s time . Thus, stone-breaker women have a heavier burden compared to their husbands.
Rekayasa Teknologi Produksi yang Efektif dan Efisien untuk Pembuatan Produk Multiguna Berbasis Jagung {Zea Mays) Kumalaningsih, Sri; Suhartini, Sri; Pranowo, Dodyk
JURNAL PANGAN Vol 18, No 1 (2009): PANGAN
Publisher : Perum BULOG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (801.538 KB) | DOI: 10.33964/jp.v18i1.222

Abstract

Upaya untuk memecahkan masalah kerawanan pangan dan energi perlu segera dilakukan. Salah satu alternatif adalah mencari bahan baku yang dapat dimanfaatkan secara keseluruhan termasuk bagian-bagian yang selama ini dianggap sebagai limbah. Tanaman jagung (Zea mays) adalah komoditas pertanian yang sebenarnya punya prospek untuk dikembangkan produk-produknya secara luas, diikuti dengan upaya pemanfaatnya untuk menghasilkan produk olahan multiguna dengan bahan baku dari tangkai, daun, pelepah, biji jagung pipilannya serta bonggolnya. Rekayasa teknologi yang efektif dan efisien dapat diterapkan untuk menghasilkan produk pangan berbentuk ekstrudat termodifikasi dengan ubi jalar dan kedelai, pati jagung, dekstrose, sirup jagung, protein (gluten) dan minyak jagung. Tongkol jagung, disamping digunakan sebagai pakan ternak dapat juga dimanfaatkan untuk bahan baku sumber energi terbarukan antara lain bioetanol dan briket arang. Kulit jagung dapat diolah menjadi "soluble sugars". Batang jagung telah digunakan untuk bahan baku kertas. Selanjutnya dengan menggunakan mikroorganisme, daun jagung dapat diubah menjadi pakan ternak berprotein tinggi. Demikian juga jerami jagung dapat dimanfaatkan untuk pupuk organik atau kompos. Kebijakan pengembangan pertanian untuk komoditas jagung perlu didukung berbagai pihak terkait yaitu pengambil kebijakan, pengusaha dan petani, serta para peneliti, sehingga produksi produk multiguna berbasis jagung dapat lebih efektif dan efisien.
Utilization Of Kepok Banana Skin As a As a Mixture of Plastic for Biobags Ramadan, Awal; Pulungan, Maimunah Hindun; Suhartini, Sri
Journal of Food and Life Sciences Vol 3, No 1 (2019)
Publisher : University of Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.jfls.2019.003.01.06

Abstract

The research aims to get concentration of addition of Kepok banana flour and glycerol to produce good mechanical quality in the manufacture of plastic biobags. The study was designed using a randomized design group with 2 factors. The first factor used is the proportion of raw material for banana peel flour: banana starch (P) which consists of 3 levels. The second factor is the concentration of glycerol (G) which consists of 2 levels. Parameters observed for plastic biobags include: tensile strength, percentage elongation, elasticity, swelling, brightness, thickness, moisture content, and biodegradation. Analysis data obtained, processed using analysis of variance (ANOVA), If the results of the analysis of variance are significant differences between factors, it will be followed by a BNT test of 5%. Based on the results of physical and mechanical properties analysis, the best plastic biobags were found in the treatment proportion of 25% skin flour: 75% banana starch with a concentration of 2%. with a yield rate of 11,78%, tensile strength value of 0,41 N/cm2  , percentage elongation 10%, elasticity of 0,035 Mpa, swelling of 57,17%, brightness level of 29,97 thickness 0,956 mm, moisture content 11,77% and degraded completely for 22 days with percentage biodegradation 55,23%.
Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) di RSUD Soreang Kabupaten Bandung Helena, Denni Fransiska; Sarinengsih, Yuyun; Ts, Novitasari; Suhartini, Sri
Jurnal Ilmu Kesehatan Immanuel Vol 14, No 2 (2020): Jurnal Ilmu Kesehatan Immanuel
Publisher : STIK Immanuel Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36051/jiki.v14i2.143

Abstract

Bayi berat lahir rendah (BBLR) adalah bayi yang dilahirkan dengan berat lahir kurang dari 2500 gram, telah menyumbang sekitar 34% kematian bayi di Indonesia. Faktor resiko terjadinya BBLR adalah usia ibu saat hamil, tingkat pendidikan, pekerjaan, penghasilan, usia kehamilan, paritas, jumlah anak dan penyakit penyerta. Tujuan penelitian ini yaitu untuk menganalisis factor yang berhubungan dengan kejadian berat badan bayi lahir rendah di RSUD Soreang Bandung. Metoda penelitian yang digunakan yaitu cross sectional dengan tehnik pengambilan sampel accidental sampling, jumlah sampel sebanyak 41 orang dengan kriteria inklusi adalah pasien yang melahirkan di RSUD Soreang. Pengambilan data dilakukan dengan cara menyebarkan kuisioner kepada pasien yang melahirkan di RSUD Soreang Kabupaten Bandung. Analisis data dengan menggunakan uji chi square. Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan yang bermakna antara usia ibu (p-value 0,000), tingkat pendidikan (p-value 0,014), pekerjaan (p-value 0,001), penghasilan (p-value 0,021), usia kehamilan (p-value 0,000), paritas (p-value 0,014), jumlah anak (p-value 0,021) dan ada hubungan penyakit penyerta (p-value 0,000) dengan kejadian BBLR. Responden yang melahirkan hampir pada umumnya berasal dari pedesaan dengan latar belakang pendidikan rendah dan masih ada budaya nikah diusia muda, oleh karena itu pihak rumah sakit terutama bagian promosi kesehatan, perawat dan bidan pelaksana diharapkan untuk meningkatkan kegiatan skrining dan deteksi dini penyakit penyerta pada ibu hamil serta memberikan penyuluhan dan pendidikan kesehatan tentang factor-kator yang berhubungan dengan kejadian berat badan lahir rendah.
PERGULATAN HIDUP PEREMPUAN PEMECAH BATU Suhartini, Sri
Komunitas Vol 2, No 2 (2010): September 2010
Publisher : Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/komunitas.v2i2.2280

Abstract

Semakin terbatasnya lahan pertanian dan berkembangnya teknologi pertanian, mengakibatkan penurunan kesempatan kerja perempuan disektor pertanian di daerah pedesaan. Oleh karena itu muncul berbagai alternatif pekerjaan yang ditekuni perempuan di pedesaan. Bidang pekerjaan yang dipilih perempuan desa umumnya sebagai buruh, salah satunya adalah buruh pemecah batu. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kehidupan sosial dan ekonomi perempuan pemecah batu, mengetahui pembagian waktu perempuan sebagai ibu rumah tangga dan sebagai pemecah batu dan mengetahui relasi antara pekerjaan menjadi pemecah batu dengan pola pengambilan keputusan dalam rumah tangga para perempuan pemecah batu. Metode yang digunakan adalah pendekatan deskriptif kualitatif dan dilakukan  pada para perempuan pemecah batu di Desa Kebondalem Kecamatan Gringsing Kabupaten Batang. Pengumpulan data menggunakan teknik wawancara mendalam dan observasi partisipasi terbatas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa para perempuan mendapat keuntungan dengan bekerja sebagai pemecah batu dan dengan pekerjaan ini mereka dapat memperluas hubungan sosial dengan masyarakat luas. Akan tetapi kehidupan ekonomi para perempuan pemecah batu tidak mengalami perubahan karena pendapatan yang diperoleh belum mampu untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Alokasi waktu yang dicurahkan perempuan pemecah batu lebih banyak jika dibandingkan oleh para pekerja laki – laki dalam sehari-hari. Dengan demikian perempuan pemecah batu memiliki beban yang lebih berat jika dibandingkan dengan suami.The more limited agricultural land and the development of agricultural technology results in the decrease of female employment in the agricultural sector in rural areas. This condition is characterized by the emergence of alternative jobs for rural women. Such an alternative is stone-breaking labor. The objective of this study is to examine the social and economic life of breaking stones women, the distribution of time of woman as housewives and stone-breakers, and the relation between the work as stone-breaker and the pattern of decision-making in the household of stone-breaker women. The reasearch method  used is descriptive qualitative approach and the research is conducted in the village of Batang Gringsing Kebondalem District. Data collection technique were in-depth interviews and limited participant observation. Research results show that women have been benefited by working as a stone-breaker from which they can expand social relations with wider community. However, the low income job does not change their life because the income has not been able to meet their needs. Reseach also finds that the allocation of time devoted by stone-breaker women is far beyond men’s time . Thus, stone-breaker women have a heavier burden compared to their husbands.
Fostering empowerment and building capacities of rural women through community-based agroindustry: A case study in Donowarih Village, Indonesia Suhartini, Sri; Wijana, Susinggih; Putri, Widya Dwi Rukmi; Deoranto, Panji; Rohma, Rohma; Rahma, Novita Ainur; Effendi, Masud
Journal of Innovation and Applied Technology Vol 9, No 2 (2023)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.jiat.2023.9.2.08

Abstract

Donowarih village, located in Malang Regency, East Java, Indonesia, is closed to the Universitas Brawijaya’s Educational Forest (known as UB Forest). The village has various potential local commodities such as orange fruits and batik. During harvesting season, the price of orange fruits declined, and inadequate storage system has led to a rapid deterioration of orange fruits. Furthermore, various problems faced by the community, such as poverty and lack of knowledge/skills, are becoming the major challenges to be tackled. On the other hand, orange fruits and batik are potential to be diversified into high value-added products, which can be done through the introduction of post-harvesting technology and trainings for skills improvement. Furthermore, the Indonesian Government program of one village one product (OVOP) is becoming key drivers to any community engagement program in Indonesia. 
Pengetahuan Pemenuhan Gizi Pada Ibu Hamil Dalam Upaya Pencegahan Stunting Di Wilayah Kerja Puskesmas Batulicin Suhartini, Sri; Iswandari , Novita Dewi; Kurniawati, Darini
Jurnal Ilmu Kedokteran dan Kesehatan Indonesia Vol. 3 No. 3 (2023): November : Jurnal Ilmu Kedokteran dan Kesehatan Indonesia
Publisher : Pusat Riset dan Inovasi Nasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55606/jikki.v3i3.2158

Abstract

Good nutritional status is one of the determining factors for the success of health development which is an inseparable part of overall national development. Pregnant women need more nutrients than not pregnant. The purpose of the study was to determine the picture of knowledge of nutritional fulfillment in pregnant women towards stunting prevention in the Working Area of the Batulicin Health Center. Quantitative research with a cross sectional approach. There were 30 samples with accidental sampling technique. Univariate data analysis. The results of the study of respondents' characteristics based on the most age obtained the highest percentage results were at the age of not at risk (aged 20 to 35 years) as many as 25 respondents or 83.3% and at the high education level (high school to college) as many as 18 people (6%). The highest level of knowledge in the good category was 19 people or 63.3%, the other categories in the results were sufficient and lacking.