Claim Missing Document
Check
Articles

Found 34 Documents
Search

Evaluasi Risiko Finansial Dan Non-Finansial Pada Usaha Budidaya Ikan Nila Dengan Pendekatan Enterprise Risk Management (ERM) Supriyadi, Bambang; Nugraha, Jefri Putri; Wartini, Sri
Journal of Innovative and Creativity Vol. 5 No. 3 (2025)
Publisher : Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/joecy.v5i3.3700

Abstract

Budidaya ikan nila merupakan salah satu subsektor perikanan budidaya yang memiliki prospek ekonomi tinggi, namun rentan terhadap berbagai risiko yang dapat mengganggu keberlanjutan usaha. Risiko tersebut tidak hanya terbatas pada aspek finansial, tetapi juga mencakup risiko non-finansial seperti lingkungan, sosial, operasional, dan reputasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi risiko finansial dan non-finansial pada usaha budidaya ikan nila dengan menggunakan pendekatan Enterprise Risk Management (ERM). Metode penelitian yang digunakan adalah survei lapangan terhadap pelaku usaha budidaya ikan nila, dilengkapi dengan analisis kualitatif dan kuantitatif melalui tahapan identifikasi, pengukuran, pemetaan, serta strategi mitigasi risiko. Hasil penelitian menunjukkan bahwa risiko finansial yang dominan meliputi fluktuasi harga pakan dan ketidakstabilan harga jual, sedangkan risiko non-finansial yang signifikan mencakup serangan penyakit ikan, kualitas air, serta ketergantungan pada pasar lokal. Penerapan ERM memungkinkan pelaku usaha mengelola risiko secara lebih sistematis melalui integrasi strategi mitigasi, seperti diversifikasi produk, pemanfaatan teknologi monitoring kualitas air, dan penguatan akses pasar digital. Dengan demikian, implementasi ERM dapat meningkatkan ketahanan usaha budidaya ikan nila, sekaligus mendukung pengembangan agribisnis perikanan yang berkelanjutan.
Meningkatkan Daya Saing Budidaya Lele Melalui Analisis Usaha Dan Strategi Digital Marketing Di Desa Gelang Kabupaten Sidoarjo: Pengabdian Suseno, Dewi Alima Nostalia; Nugraha, Jefri Putri; Sasongko, Dimas Bayu; Surahmat, Djoko; Rahardjo, Sugeng; Prayoto; Wartini, Sri; Supriyadi, Bambang; Mahargyo, Dhady Pelita; Widyastuti, Rida
Jurnal Pengabdian Masyarakat dan Riset Pendidikan Vol. 4 No. 1 (2025): Jurnal Pengabdian Masyarakat dan Riset Pendidikan Volume 4 Nomor 1 (Juli 2025 -
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jerkin.v4i1.2603

Abstract

Kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat ini dilaksanakan oleh Program Studi Agribisnis Perikanan Politeknik Kelautan dan Perikanan Sidoarjo di Desa Gelang, Kecamatan Tulangan, Kabupaten Sidoarjo, yang dikenal sebagai sentra budidaya lele. Meskipun memiliki potensi produksi tinggi, pelaku usaha menghadapi tantangan dalam manajemen keuangan dan pemasaran digital. Kegiatan ini bertujuan meningkatkan daya saing usaha melalui pelatihan analisis kelayakan usaha (HPP, BEP, R/C Ratio) dan strategi pemasaran digital menggunakan platform seperti Shopee, Instagram, dan WhatsApp Business. Metode yang digunakan meliputi pendekatan partisipatif, andragogi, demonstratif, dan aplikatif. Hasilnya menunjukkan peningkatan pemahaman peserta dalam pencatatan keuangan serta keterampilan memasarkan produk secara online. Peserta mulai menerapkan pembukuan sederhana dan aktif menggunakan media digital untuk promosi. Program ini tidak hanya meningkatkan efisiensi usaha tetapi juga memperluas akses pasar. Keberhasilan kegiatan ini menjadi dasar pengembangan pendampingan lanjutan menuju kemandirian usaha berbasis digital yang berkelanjutan.
Aeroelastic Response of a Cable-Stayed Bridge Deck with Various Fairing Shape Models (Case Study of Suramadu Bridge) H, I Gede Agung Shri Parta; Supriyadi, Bambang; Triwiyono, Andreas
ASTONJADRO Vol. 14 No. 3 (2025): ASTONJADRO
Publisher : Universitas Ibn Khaldun Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32832/astonjadro.v14i3.18400

Abstract

Aerodynamic phenomena poses risks for long-span cable-stayed bridge structures, nevertheless, the prevention method is often neglected on older bridges. The effort to reduce the risk and increase the aerodynamic performance of cable-stayed bridges mostly focuses on design and construction stages. This study attempts to improve aerodynamic performance by mitigating the aeroelastic heaving response of an existing bridge structure chosen as the subject, Suramadu Bridge. The approach is made by exploring different options applicable to already built bridges, such as the addition of fairings with varying shapes to modify the shape model of the bridge deck while maintaining the value of vertical and torsional stiffness. The study finds that there is relatively no increase in the lowest margin of critical vortex velocity of the bridge deck with fairing addition compared to the original bridge deck. The amplitude of oscillation caused by aerodynamic lift force is also fairly low since critical vortex velocity occurs in the range of 9.35-9.38 m/s. Upon increasing wind velocity up to the design wind speed of 37.8 m/s, there are significant differences in lift force and amplitude of oscillations. The shape model with the steepest fairing shows a significant decrease in amplitude, up to 35.6% lower than the original bridge deck, indicating a better aerodynamic stability. Meanwhile, the other two shape models show identical and higher amplitude compared to the original bridge deck.
Penerapan Teknologi Self-healing pada Beton Ringan: Tinjauan Literatur Darmajaya, Theo Alfaro Dida; Supriyadi, Bambang
Jurnal Teknik Sipil Vol 32 No 2 (2025): Jurnal Teknik Sipil - Edisi Agustus
Publisher : Institut Teknologi Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.5614/jts.2025.32.2.14

Abstract

Abstrak Konstruksi bangunan di era modern menuntut material yang berkualitas tinggi dan berkelanjutan. Salah satu permasalahan yang telah lama ada pada struktur beton bertulang adalah munculnya retak akibat beban berulang, yang tidak hanya menurunkan kekuatan struktural, tetapi juga mempercepat proses degradasi melalui infiltrasi zat-zat agresif dari lingkungan eksternal. Salah satu upaya yang sedang dikembangkan dalam mengatasi masalah retak pada beton adalah penggunaan self-healing concrete. Perbaikan retak mikro pada beton self-healing bisa terjadi melalui aktivasi agen penyembuh (healing agent) yang dibawa ke dalam beton melalui carrier bakteri. Tinjauan literatur ini membahas penggunaan mikroorganisme (bakteri) sebagai agen penyembuh dengan agregat ringan sebagai carrier bakteri dalam beton self-healing. Penelitian terkini menunjukkan bahwa kelangsungan hidup bakteri sebagai healing agent adalah hal yang sangat vital dalam menentukan efektivitas beton self-healing. Pelapisan carrier bakteri menggunakan zat pelapis seperti silika gel dan sodium silikat terbukti bisa menjaga bakteri dan nutrisi tetap dalam kondisi dorman hingga terjadi retak dan teraktivasi. Namun, meskipun penerapan beton self-healing di beberapa proyek telah menunjukkan peningkatan durabilitas beton, kapasitas penyembuhannya masih terbatas pada retak-retak mikro. Oleh karena itu, pengembangan lanjutan diperlukan, terutama dalam memperluas kemampuan penyembuhan retakan yang lebih besar, menurunkan biaya produksi, serta mengoptimalkan penerapan teknologi ini dalam praktik konstruksi secara luas. Kata-kata Kunci: Agregat ringan, beton, healing agent, retak, self-healing Abstract Modern construction demands high-quality and sustainable materials. One of the longstanding issues in reinforced concrete structures is the formation of cracks due to repeated loading, which not only compromises structural integrity but also accelerates degradation by allowing the infiltration of aggressive external substances. In response, researchers are developing self-healing concrete to address this issue. The repair of microcracks in self-healing concrete can occur through the activation of healing agents delivered into the concrete via bacterial carriers. This paper discusses the use of microorganisms (bacteria) as healing agents with lightweight aggregates as carriers for the bacteria in self-healing concrete. Recent studies indicate that the viability of bacteria as healing agents is crucial to the effectiveness of self-healing concrete. The encapsulation of bacterial carriers using coating materials such as silica gel and sodium silicate has proven effective in preserving bacterial cells and nutrients in a dormant state until crack formation triggers their activation. Despite successful field applications demonstrating improved concrete durability, the healing capacity remains largely limited to microcracks. Thus, further advancements are necessary to enhance the healing range, reduce production costs, and optimize the integration of self-healing concrete technology into broader construction practices. Keywords: Lightweight aggregate, concrete, healing agent, crack, self-healing.