Claim Missing Document
Check
Articles

Pengaruh Laju Aliran Udara Terhadap Efisiensi Penyisihan Organik di dalam Air Lindi dengan Menggunakan Teknik Oksidasi Lanjut (O3/H2O2) Sururi, Mohamad Rangga; Fadiyah, Mayang Afi; Saleh, Siti Ainun; Dirgawati, Mila
Jurnal Teknologi Lingkungan Vol. 22 No. 1 (2021)
Publisher : Center for Environmental Technology - Agency for Assessment and Application of Technology

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2852.641 KB) | DOI: 10.29122/jtl.v22i1.4379

Abstract

ABSTRACT Leachate has complex characteristics, and it is commonly processed biologically in the Leachate Treatment Plant (IPL) in Indonesia. However, as the landfill ages, the leachate becomes less biodegradable. An appropriate technique is needed to treat leachate at IPL, and one of the promising methods is advanced oxidation with O3/H2O2. This study examined the effect of air flow rate on the concentration of residual ozone (KSO) and its efficiency to remove organic compounds using the O3/H2O2 process. Leachate samples were collected as grab samples from TPA Sarimukti Bandung. As much as 1 L of leachate samples were placed in an ozone contactor equipped with a filter disc with a pore size of 100-160 µm. The dose of H2O2 was continuously added to 1.197 g/L. Compressor was used to provide airflow with variations of 2, 3, and 4 L/min. Dissolved Oxygen (DO) was measured to determine the concentration of residual ozone (KSO) and validated by examining KSO measurements with the Indigo colorimetric method. A strong relationship between KSO and DO (R2 = 0.99) was observed at an airflow rate of 4 L/min. The highest ozone mass transfer coefficient (KLa,O3) was recorded at a 4 L/minute flow rate with 0.0022 min-1 at 27 °C.  The best removal efficiency has occurred at the fastest air flow rate (4 L/min) with COD, and UV254 removal was 88.89% and 14.87%, respectively. Keywords: DO, flow variation, KSO, leachate, O3/H2O2, organic, mass transfer   ABSTRAK Karakteristik lindi sangatlah kompleks dan di Indonesia, Instalasi Pengolahan Lindi (IPL) pada umumnya menggunakan sistem pengolahan biologis. Namun demikian, seiring dengan pertambahan umur urugan sampah, lindi semakin tidak biodegradable. Teknik pengolahan tepat diperlukan untuk mengolah lindi di IPL. Salah satu teknik yang sering digunakan adalah oksidasi lanjut dengan O3/H2O2 dengan mentransferkan gas ozon ke dalam air lindi yang diukur sebagai Konsentrasi Sisa Ozon (KSO) dan menambahkan H2O2 untuk meningkatkan pembentukan OH? di dalam air.  Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh laju aliran udara terhadap KSO serta pengaruhnya terhadap efisiensi penyisihan senyawa organik pada proses O3/H2O2. Sampel lindi diambil secara grab sampling dari TPA Sarimukti Bandung. Sebanyak 1 L sampel ditempatkan pada kontaktor ozon yang dilengkapi filter disc dengan pori berukuran 100-160µm. Dosis H2O2 yang diberikan tetap sebesar 1,197 g/L. Udara dialirkan dengan air compressor dengan variasi debit udara 2, 3, dan 4 L/menit. Pada penelitian ini, pengukuran Dissolved Oxygen (DO) digunakan sebagai pendekatan untuk mengukur KSO. Validasi dilakukan dengan meneliti hubungan antara KSO dan DO dan pengukuran KSO dilakukan dengan metode indigo colorimetric method.  Hasil penelitian menunjukkan KSO dan DO memiliki hubungan yang kuat (R2 = 0,99) pada variasi aliran udara 4 L/menit. Laju aliran udara tercepat terjadi ketika nilai koefisien transfer masa ozon (KLa,O3) mencapai nilai tertinggi (0,0022 menit-1) pada suhu 27 oC. Hasil penelitian membuktikan efisiensi penyisihan COD (88,89%) dan UV254 (14,87%) tertinggi terjadi pada laju aliran udara tercepat selama 180 menit. Kata kunci: DO, aliran udara KSO, lindi, O3/H2O2, organik, transfer masa
EVALUASI UNIT OPERASI INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH PT. X Adam Dzaky Rahman; Muhammad Rangga Sururi
Jernih: Jurnal Tugas Akhir Mahasiswa Vol 3 No 2 (2020): JERNIH
Publisher : Prodi Teknik Lingkungan Fakultas Teknik Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/jernih.v3i2.593

Abstract

Industri tekstil memiliki kontribusi yang signifikan bagi pendapatan daerah. Namun di sisi lain, air limbah yang merupakan produksi samping industri tekstil dapat menimbulkan pencemaran apabila langsung dibuang ke badan air tanpa adanya pengolahan terlebih dahulu. Adanya IPAL sistem terpusat di daerah kawasan industri tekstil akan membantu mengolah air limbah produksi samping industri tekstil. Studi ini memiliki tujuan untuk mengevaluasi unit operasi dari IPAL PT. X dengan membandingkan data kondisi eksisting dari setiap unit instalasi pengolahan air limbah dengan kriteria desainnya. Hasil dari evaluasi unit pengolahan air limbah menyebabkan perubahan dimensi terhadap unit-unit pengolahan air limbah diantaranya perubahan dimensi panjang x lebar x tinggi pada unit bak ekualisasi (26,63 x 13,32 x 3)m, bak koagulasi (3 x 1,5 x 1)m dan bak flokulasi (10,76 x 5,38 x 4)m. selain itu, terdapat juga perubahan dimensi diameter x kedalaman dari unit bak netralisasi (26,02 x 4)m dan bak pengendap kedua (26,02 x 4)m.
An Investigation of a Conventional Water Treatment Plant in Reducing Dissolved Organic Matter and Trihalomethane Formation Potential from a Tropical River Water Source Mohamad Rangga Sururi; Suprihanto Notodarmojo; Dwina Roosmini; Prama Setia Putra; Yusuf Eka Maulana; Mila Dirgawati
Journal of Engineering and Technological Sciences Vol. 52 No. 2 (2020)
Publisher : Institute for Research and Community Services, Institut Teknologi Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.5614/j.eng.technol.sci.2020.52.2.10

Abstract

The characteristics and composition of dissolved organic matter (DOM) and trihalomethane (THM) generation during water treatment are important for producing safe drinking water. However, little information is available on this topic within the context of Indonesia. This study aimed to investigate the efficiency of a conventional drinking water treatment plant (WTP) in removing DOM and chloroform forming potential (CHCl3FP), and evaluate surrogate parameters for CHCl3FP. Samples were taken during the rainy season and the dry season from raw water, after secondary treatment and after the rapid sand filter. DOM was characterized based on the A254, A355, SUVA, dissolved organic carbon (DOC), and fluorescence DOM (FDOM) parameters. The composition of the DOM was identified using the peak picking method. Overall, from raw to finished water, the WTP performed better in the rainy season with 55.96% reduction of DOC and 63.45% reduction of A355 as compared to the dry season with 53.27% reduction of DOC and 24.18% reduction of A355.The overall removal of humic and tryptophan compounds during the rainy season was 33.33% and 37.50%, respectively. In the dry season, humic compounds were reduced by 18.80%, while tryptophan increased threefold. A355 can serve as a surrogate parameter for CHCl3FP in raw water and water after secondary treatment, containing more humic-like compounds than tryptophan-like compounds.
PENGOLAHAN LINDI DENGAN OZON DAN PROSES OKSIDASI LANJUT BERBASIS OZON Mohamad Rangga Sururi; Siti Ainun Saleh; Amalia Krisna
Reaktor Volume 15, No.1, APRIL 2014
Publisher : Dept. of Chemical Engineering, Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (311.556 KB) | DOI: 10.14710/reaktor.15.1.20-26

Abstract

Limbah industri tekstil di area pinggir kota Surabaya mempunyai karakteristik perbandingan COD dan BOD = 5.57. Limbah jenis ini sulit untuk dibiodegradasi. Studi ini mempelajari tekonologi elektrokoagulasi untuk mengolah limbah tekstil dengan menurunkan intensitas warna, Total Suspended Solid (TSS) dan Chemical Oxygen Demand (COD). Percobaan batch pada suhu kamar dilakukan untuk mempelajari pengaruh pH, jarak elektroda terhadap penurunan warna,TSS dan COD dan membandingkan biaya operasinya jika menggunakan pengolahan kimia.Effisiensi penurunan tertinggi untuk warna (91.96%),  TSS (49.17%), dan COD (29.67%) terjadi pada pH awal 4.0 dan jarak elektroda 2 cm dengan  elektroda Al/Al. Waktu optimum penurunan intensitas warna dalah 10 menit. Laju penurunan COD adalah : -dC/dt = 0.0053 C +0.056 , dengan C adalah konsentrasi COD. Jumlah sludge yang dihasilkan daripengolahan elektrokoagulasi  3.4 % lebih kecil dibandingkan menggunakan bahan kimia. Biaya yang digunakan untuk pengolahan dengan elektrokoagulasi 52.35 % lebih murah dibandingkan jika menggunakan koagulasi dengan bahan kimia ( tawas). Kata kunci : elektrokoagulasi, penurunan warna, penurunan TSS, laju degradasi COD, imbah tekstil Abstract Waste water from textile industry which is located in one suburb of Surabaya city as characteristic which the ratio of COD to BOD was 5.57. This type of waste water is difficult to be biodegraded. This study investigated elektrokoagulasi technology to treat textile waste water by removing color, total suspended solid, and Chemical Oxygen Demand. Batch experiment at room temperature was carried out to study the effect of pH, electrode distance for color, TSS and COD removal. This study also tried to compare the operation cost between elektrokoagulasi and chemical processes. The best removal efficiencies by Al electrodes was 91.96 % for color, 49.17 % for TSS and 29.67 % for COD which were under initial pH 4.0 and electrodes distance 2 cm. The optimum operation time for color removal was  found 10 minutes.The COD degradation rate was - dC/dt = 0.0053 C +0.056, with C= COD concentration. Sludge result from elektrokoagulasi was 3.4 % less than that by chemical treatment.The operation cost for elektrokoagulasi is 52.35 % less than that for chemical coagulation.
PENYISIHAN Fe-ORGANIK PADA AIR TANAH DENGAN AOP (ADVANCED OXIDATION PROCESS) Siti Ainun Saleh; Mohamad Rangga Sururi; Kancitra Pharmawati; Indra Suryana
Reaktor Volume 15 No.4 Oktober 2015
Publisher : Dept. of Chemical Engineering, Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (469.573 KB) | DOI: 10.14710/reaktor.15.4.218-223

Abstract

ORGANIC FERROUS REMOVAL IN GROUNDWATER USING ADVANCE OXIDATION PROCESS (AOP). Groundwater is usually contained a lot of iron concentration. Iron can bind organic materials which resulted in health and aesthetic problems, so it needs alternative technology to be applied for iron organic removal. The aim of the research is to gain the efficiency of iron organic (Fe2+) removal with ozone and UV light, known as advanced oxidation process (AOP). Groundwater samples were taken from Padasuka area in Bandung. Ozone was supplied continually into a semi-batch reactor with 1.5 liters of sample, then indigo colorimetric method was used to measure ozone residual concentration at contact time : 5, 10, 15, 25 and 30 minutes. Measurement of the concentration of iron and organic matter employed methods of penenthroline, followed by pemanganometri titration, consecutively. The initial concentration of iron (Fe2+) was 3.271 mg/L and the concentration of organic matter was 4.38 mg/L. The results showed that the removal efficiency was 90% for iron and 70% for organic material which gives an indication that the advanced oxidation process (AOP) with ozone and UV can remove the organic iron. Keywords: AOP; efficiency; Fe; groundwater; organic matter Abstrak Air tanah biasanya mengandung konsentrasi besi yang tinggi. Besi bisa berikatan dengan material organik yang bisa berdampak pada kesehatan dan masalah estetika sehingga perlu alternatif teknologi pengolahan untuk penyisihan besi organik. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan tingkat efisiensi terbaik dari penyisihan besi organik (Fe2+) dengan menggunakan ozon dan sinar UV sebagai proses oksidasi lanjutan (AOP). Sampel penelitian in menggunakan air tanah dari daerah Padasuka Kota Bandung. Ozon dialirkan secara kontinyu ke dalam reaktor semi-batch  dengan volume 1,5 liter. Pengukuran konsentrasi sisa ozon menggunakan metode indigo colorimetric pada waktu kontak: 5, 10, 15, 25 dan 30 menit. Pengukuran konsentrasi besi dan materi organik berturut-turut menggunakan metoda penanthroline dan titrasi pemanganometri. Konsentrasi awal besi (Fe2+) sebesar 3,271 mg/L dan konsentrasi materi organik sebesar 4,38 mg/L. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat penyisihan konsentrasi keduanya berturut turut adalah sebesar 90% untuk besi dan 70% untuk materi organik yang memberikan indikasi bahwa proses oksidasi lanjutan (AOP) dengan ozon dan UV dapat menyisihkan kandungan besi organik. Kata kunci: proses oksidasi lanjutan (AOP); tingkat efisiensi; Fe; air tanah; materi organik  
Perbandingan Kendala dan Tantangan Penerapan Konsep Green Campus di Itenas dan Unpar Nenes Anggi Puspadi; Mia Wimala; Rangga Sururi
RekaRacana: Jurnal Teknil Sipil Vol 2, No 2: Juni 2016
Publisher : Institut Teknologi Nasional, Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26760/rekaracana.v2i2.23

Abstract

ABSTRAKKonsep green campus merupakan suatu upaya pengelolahan lingkungan yang melibatkan civitas kampus dalam mewujudkan lingkungan kampus berwawasan lingkungan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan kendala dan tantangan penerapan konsep green campus di Itenas dan Unpar. Kuesioner, wawancara dan observasi langsung dilakukan untuk memperoleh data yang diinginkan. Analisis varians (Anova) untuk mengetahui perbedaan pemahaman dan perenapan konsep green campus diantara kedua PTS tersebut.Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan mengenai pemahaman dan penerapan konsep green campus. Secara umum, kendala terbesar yang dihadapi adalah tingkat pemahaman pengguna kampus yang masih rendah dan masih lemahnya kebijakan pimpinan kampus terkait konsep ini. Solusi yang dapat direkomendasikan adalah dengan memperbanyak sosialisasi kepada pengguna kampus baik secara kurikulum, penelitian dan organisasi kemahasiswaan peduli lingkungan serta memperkuat komitmen perguruan tinggi dalam melaksanakan konsep ini.Kata kunci: green campus, kendala dan tantangan, analisis varians ABSTRACTGreen campus concept is an environmental management efforts involving the campus community in creating environmentally friendly campus. This study aimed to compare the obstacles and challenges in the application of green campus at Itenas and Unpar. Survey through questionnaire, interview and site observation were conducted to obtain the desired data. Analysis of variance (ANOVA) was used to determine differences of understanding and implementation of the concept between both campuses. The result showed that there were no significant differences regarding the understanding and implementation of green campus at itenas and unpar. In general, the biggest obstacle was the poor understanding of green campus concept and lack of policies related to the concept issued by each campus. The recommended solutions to these problems were to socialize the green campus concept either through curriculum, research and student organizations concerning the environmental issues, and enhace the campus commitment to implement the green campus concept.Keyword: green campus, obstacle and challenge, analysis of variance
Menuju Pembangunan Berkelanjutan: Tinjauan Terhadap Standar Green Building Di Indonesia Dan Malaysia Heilia Nur Ruhendra; Emma Akmalah; Rangga Sururi
RekaRacana: Jurnal Teknil Sipil Vol 2, No 1: Maret 2016
Publisher : Institut Teknologi Nasional, Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26760/rekaracana.v2i1.119

Abstract

ABSTRAK Dampak pemanasan global telah mendorong pergerakan ke arah pembangunan berkelanjutan dengan meningkatkan efisiensi ekonomi, perlindungan terhadap ekosistem, dan peningkatan kesejahteraan masyarakat. Salah satu aspek penting dalam pembangunan berkelanjutan adalah proses konstruksi yang berkelanjutan. Bangunan memiliki pengaruh besar terhadap lingkungan, termasuk menghasilkan emisi karbon yang berbahaya. Hal tersebut telah mendorong dikembangkannya standar green building dan proses sertifikasinya untuk mengurangi dampak dari pembangunan terhadap lingkungan. Tulisan ini menyajikan sebuah tinjauan terhadap green building dan hubungannya dengan pembangunan berkelanjutan, khususnya mengenai standar terkait efisiensi energi dan kualitas udara, serta proses sertifikasi green building di Indonesia dan Malaysia. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan variabel dan parameter serta proses sertifikasi green building di kedua negara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa walaupun dari segi variabel Indonesia dan Malaysia memiliki kesamaan tujuan, namun dari segi parameter memiliki perbedaan yang signifikan. Malaysia memiliki standar yang lebih terukur dan proses sertifikasi yang lebih baik.Kata kunci: pemanasan global, green building, standar, sertifikasi. ABSTRACT Global warming and its consequences are encouraging the movement towards a sustainable development, with its increasing economic efficiency, environmental protection, and human well-being improvement. One of the key aspects in sustainability development is sustainable construction. Buildings have extensive impacts on the environment, which includ producing potentially harmful carbon emissions. These facts have prompted the development of green building standards and certifications to mitigate the impacts of buildings on the environment. This paper provides an overview of how green building relates to sustainable development with respect to green building standards (i.e. energy efficiency and air quality) and certification in Indonesia and Malaysia. This research aims to compare the green building variables and parameters as well as the certification procedure between the two countries. The results show that despite having the same purpose in variables, the parameters have significant differences. Malaysia has more measurable standards and improved certification process compared to Indonesia.Keywords: global warming, green building, standards.
Efek Perlakuan pH pada Ozonisasi NANDA NURITA SARI; M.RANGGA SURURI; KANCITRA PHARMAWATI
Jurnal Reka Lingkungan Vol 1, No 1 (2013)
Publisher : Institut Teknologi Nasional, Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26760/rekalingkungan.v1i1.1-12

Abstract

AbstrakOzon merupakan salah satu oksidator kuat dalam air dan dianggap sebagai desinfektan paling efektif dibandingkan dengan desinfektan lainnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh perlakuan pH pada konsentrasi sisa ozon (C) dan waktu kontak (T) optimum bagi proses penyisihan bakteri coliform dan E. Coli. Semakin tinggi kondisi pH di dalam air maka semakin besar kandungan ion hidroksida didalamnya. Ion hidroksida dalam dekomposisi ozon berperan sebagai inisiator yang  dapat mempercepat pembentukan OH radikal yang bersifat tidak selektif. Sampel air yang digunakan adalah Mata Air Cibanteng dan air Unit Filter PDAM Tirtawening Kota Bandung. Metode yang digunakan untuk mengukur C adalah Indigo Colorimetric. Penelitian dilakukan di Laboratorium Air ITENAS secara semi batch dengan perlakuan pH asam, netral dan basa pada interval waktu kontak 3,5,10 dan 15 menit. Konsentrasi sisa ozon dengan perlakuan pH basa lebih kecil nilainya dibandingkan pH netral dan asamKata kunci : desinfeksi, konsentrasi sisa ozon (C), pH, ozonisasi. AbstractOzone is a strong oxidator in water and is deemed as the most effective disinfectant compared to the others. The aim of this research were raise awareness of the pH in the residual ozone concentration (C) and optimum time (T) for the residual process of coliform bacteria and E. Coli. The higher pH in the water will raised number of hydroxide ions. Hydroxide ions inside the decomposed ozone act as the initiator which could speed up the forming of radical OH who is not selective. The water sample used was Cibanteng Spring Water and output of water filter unit in PDAM Tirtawening Kota Bandung. The method used to measure C was the Indigo Colorimetric. This research was done in water laboratorium ITENAS using the semi batch technique in regards to the acidic, the neutral and the alkali pH during the interval contact time of 3, 5, 10 and 15 minutes. Concentration of residual ozone with alkaline pH treatment is lower than than neutral and alkaline pH treatment.Key words : disinfection, residual ozone concentration (C), pH, ozonation  
Efektivitas Proses Ozonisasi Studi Kasus : IPA dan Miniplant Dago Pakar CHINDY CINTHYA; M. RANGGA SURURI; SITI AINUN
Jurnal Reka Lingkungan Vol 7, No 2 (2019)
Publisher : Institut Teknologi Nasional, Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26760/rekalingkungan.v7i2.90-99

Abstract

AbstrakIPA dan Miniplant Dago Pakar merupakan salah satu Instalasi pengolahan air minum dengan sumber air baku berasal dari Sungai Cikapundung Hulu. Keberadaan kolam retensi yang berperan sebagai pre-treatment pada air baku Miniplant diperkirakan akan mempengaruhi karakteristik bahan organik pada air baku. Proses ozonisasi digunakan sebagai alternatif pengolahan bahan organik dengan menggunakan ozon yang berperan sebagai oksidator kuat. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui efisiensi penyisihan BOD dan kekeruhan pada air baku dengan proses ozonisasi. Parameter yang diukur meliputi pH, temperatur, kekeruhan, BOD dan KSO dengan metode pengukuran mengacu kepada  SNI dan SMWW. Penelitian dilakukan skala laboratorium menggunakan reaktor sistem batch selama 60 menit pada reaktor ozon kontaktor yang bervolume 1,5 L. Pengolahan dengan proses ozonisasi dapat mengoksidasi bahan organik menjadi senyawa yang lebih sederhana. Sampel air yang digunakan berasal dari air baku yang akan diolah di IPA dan Miniplant Dago Pakar. Efisiensi penyisihan kekeruhan pada IPA dan Miniplant secara berturut-turut adalah 77% dan 39%. Nilai BOD pada IPA lebih tinggi dibandingkan dengan Miniplant yang diduga disebabkan oleh keberadaan kolam retensi. Konsentrasi BOD pada IPA setelah dilakukan ozonisasi mengalami peningkatan sebanyak 9% sedangkan pada Miniplant peningkatan nilai BOD adalah 20%.Kata kunci: Air Baku, IPA dan Miniplant Dago Pakar, Ozonisasi, BOD, Kekeruhan
Tingkat Partisipasi Masyarakat dalam Pengelolaan Air Limbah Domestik di Kelurahan Cigadung SARA NISSA FAUZAN; JULI SOEMIRAT; M. RANGGA SURURI
Jurnal Reka Lingkungan Vol 6, No 2 (2018)
Publisher : Institut Teknologi Nasional, Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26760/rekalingkungan.v6i2.%p

Abstract

AbstrakPartisipasi masyarakat dalam pengelolaan air limbah domestik diartikan sebagai kesadaran dan keterlibatan langsung masyarakat dalam mengelola air limbahsehinggamuncul rasa bertanggung jawab akan pentingnya mengelola limbah yang akan berpengaruh terhadap kesehatan masyarakat dan lingkungan sekitar. Tujuan penelitian ini adalah mengukur tingkat partisipasi masyarakat terhadap sistem pengelolaan air limbah domestik di Kelurahan Cigadung. Pengukuran tingkat partisipasi masyarakat menggunakan Konsep Arnstein(A Ladder Of Citizen Participation). Metode pengumpulan data dilakukan dengan wawancara. Teknikstratified dansistematis samplingdigunakanuntukmenentukanjumlahsampel. Hasil pengukuran menunjukkan tingkatpartisipasimasyarakattertinggiberadapada level manipulasiataurendahsebesar 90%. Disarankanadanyapendidikan formal dan informal, sertamemberikanpelayananpengelolaan air limbah yang terjangkau, handal, danbermanfaatuntukmeningkatkanpendapatanseperti biogas, komposting, dankolamstabilisasi. Kata kunci : Tingkat partisipasi, masyarakat, air limbah domestik
Co-Authors Adam Dzaky Rahman Aditya Rifqi Rizqullah Ali Djamhuri Amalia Krisna Amalia Krisnawati Andiko widyadhana Arief Dhany Sutadian CHINDY CINTHYA DELTA FITRI SARI DEWI KOMALASARI Dhama Yudha Suhendar Dhea Yafina Rinka Dimas Muhammad Rifqi Dimas Rizki Darmawan Dirgawati, Mila Djaenudin Djaenudin DODY OCTAVIANUS H. ARITONANG Dwina Roosmini Dwinda Maudila Dyah Marganingrum Eka Wardhani Emma Akmalah Etih Hartarti Etih Hartarti, Etih FADIYAH, MAYANG AFI Fahry Rachmayadi Fatinah Arina A'isyah Fauzi Fadlurrohman Fikri Abdillah FIKRI MUHAMMAD ABDILLAH Frederica Karunia Sandodo Limbong Rare Glenn Lucas Hendrajaya H. ARITONANG, DODY OCTAVIANUS Hardika Hardika, Hardika Hartati, Etih Heilia Nur Ruhendra Heilia Nur Ruhendra, Heilia Nur Henry Yosua Iftikar Rizkia Nugraha Ihsan Faturahman Indra Suryana JULI SOEMIRAT Kancitra Pharmawati, Kancitra Kasih Sakinah Irawan Lina Apriyanti Sulistiowati Lutfi Adhi Setiapraja Maulana, Yusuf Eka MAYANG AFI FADIYAH Mayla Zahra Nugraha Mia Wimala, Mia Muhammad Pramuda Nugraha Sirodz Muhammad Ridwan Mumu Sutisna MUMU SUTISNA Nanda Nurita Sari NANDA NURITA SARI Nenes Anggi Puspadi Nenes Anggi Puspadi, Nenes Anggi Nining Widiawati Nugraha, Iftikar Rizkia Pawitania Afifah Prama Setia Putra Pricilla Jihan Fadilla Putra, Prama Setia Rachmawati S. D. J Ragil Naga Lanang Ramadhan, Anugrah Ratih Nurjayat Reza Husyaeri Reza Husyaeri, Reza Ridwan, Yanti Susanti Rio Andi Suhandi Rizky Fathan Witjaksono Salma Savira Siddik Sandi Gelardiansyah SARA NISSA FAUZAN Shalahuddin Nur, Adila Shelvy Putri Pratama Siti Ainun Sukmawardani, Maharani Anastasya Sulistiowati, Lina Apriyanti Suprihanto Notodarmojo Sutadian, Arief Dhany Syanocty Putri Farah Fakhirah Veny Rachmawati Widiawati, Nining Wili Wiliana Wiliana, Wili Yusuf Eka Maulana