Claim Missing Document
Check
Articles

Analisis Kelayakan Tarif Berdasarkan Ability To Pay dan Willingness To Pay pada Bus Trans Jatim Koridor II Ma'arif, M. Samsul; Utomo, Nugroho; Estikhamah, Fithri
Jurnal Talenta Sipil Vol 8, No 1 (2025): Februari
Publisher : Universitas Batanghari Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33087/talentasipil.v8i1.710

Abstract

Transportation is one of the benchmarks in the economic development and development of a region. The government through the East Java Provincial Transportation Agency is developing public transportation in the form of the Trans Jatim Corridor II Bus transportation mode. However, in its operation, several problems were encountered, in general the load factor on corridor II is only 40 - 50%. This affects the low income of the Trans Jatim Bus. This study aims to determine the feasibility of fares based on the ability and willingness of passengers to pay for transportation. Primary data collection was obtained from interview surveys (questionnaires) on passengers. The data obtained were then analyzed using the ability to pay and willingness to pay approaches. The results of this study analysis obtained the amount of fares according to the ability to pay aspect for the general group is IDR 11,400 and for students is IDR 9,300. While the amount of fares according to the willingness to pay aspect for the general group is IDR 5,400 and for students is IDR 4,000. The ability and willingness of passengers to pay fares are above the current applicable rates. This shows that the current applicable rates can be increased on condition that facilities and services are improved.
Analisis Kinerja Simpang Tidak Bersinyal Jalan Menganti – Jalan Sepat – Jalan Wisma Lidah Kulon Kota Surabaya Menggunakan Metode PKJI 2023 Desanta, Dewa Fabian Firsta Desanta; Ibnu Sholichin; Fithri Estikhamah
AGREGAT Vol 9 No 2 (2024): Vol. 9 No. 2 (2024)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30651/ag.v9i2.23975

Abstract

Persimpangan Jalan Menganti – Jalan Sepat – Jalan Wisma Lidah Kulon memiliki tiga lengan yang masing-masing memiliki volume kendaraan yang padat sehingga berpotensi terjadi penumpukan kendaraan karena kurangnya sistem pengaturan sinyal. Maka perlu dilakukan analisis kinerja simpang dengan metode Pedoman Kapasitas Jalan Indonesia (PKJI) 2023 untuk mengetahui seberapa besar nilai dari kinerja lalu lintas pada persimpangan. Pada kondisi eksisting (tidak bersinyal) didapatkan hasil perhitungan yang maksimum pada hari Senin, 13 Mei 2024 jam puncak pagi (06.00-07.00) dengan nilai Derajat Kejenuhan (DJ) sebesar 1,195. Sedangkan, pada kondisi rencana (bersinyal) didapatkan hasil perhitungan yang maksimum pada hari Jumat, jam puncak sore (16.30-17.30) pada lengan pendekat B (Jalan Wisma Lidah Kulon) dengan nilai Derajat Kejenuhan (DJ) sebesar 0,848. Kinerja simpang rencana menunjukkan bahwa hasil perhitungan pada kondisi rencana memberikan hasil yang memenuhi karena berada di bawah batas standar (DJ ≤ 0,85), maka alternatif masalah dengan perencanaan simpang bersinyal dapat dijadikan acuan untuk meningkatkan kinerja simpang.
EVALUASI KINERJA PADA SUROBOYO BUS KORIDOR TERMINAL PURABAYA – HALTE RAJAWALI (R1/R2) Salsabila Kharidah Dhestanti; Utomo, Nugroho; Estikhamah, Fithri
Jurnal Teknik Sipil Vol 9 No 1 (2025): Jurnal Gradasi Teknik Sipil - Juni 2025
Publisher : P3M Politeknik Negeri Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31961/gradasi.v9i1.14342

Abstract

Suroboyo Bus merupakan transportasi darat berbasis bus modern yang dimiliki oleh Pemerintah Kota Surabaya sebagai transportasi umum seperti bus kota bagi penduduk di Kota Surabaya.  Bus ini diperkenalkan Pemerintah Kota Surabaya pada Tahun 2018, tepatnya tanggal 7 April dan merupakan salah satu bentuk manifestasi upaya dari Pemerintah Kota Surabaya untuk pemenuhan kebutuhan transportasi umum di Kota Surabaya. Pada 3 Mei 2024 rute Terminal Purabaya – Halte Rajawali (PP) diperpanjang sampai Tanjung Perak menjadi koridor Purabaya – Perak (PP). Alasan yang mendasari penulis melakukan penelitian koridor ini merupakan rute terpanjang di mana melewati pusat Kota Surabaya yang padat dan ramai penumpang setiap harinya dan menjangkau banyak tempat. Data primer diperoleh dengan membagi kuesioner kepada pengguna Suroboyo Bus dan melakukan pengamatan seacara langsung di lapangan. Sedangkan, untuk data sekunder diperoleh dari Dinas Perhubungan Pemerintah Kota Surabaya. Penelitian ini menggunakan metode revealed preference.  Hasil dari penelitian ini diperoleh load factor jam sibuk sebesar 76%, load factor di luar jam sibuk sebesar 48%, sehingga diketahui rata-rata load factor sebesar 61,7%, kecepatan perjalanan angkutan sebesar 17,27 Km/Jam, headway rata-rata 7 menit, waktu perjalanan rata-rata 0,053 menit/km, waktu pelayanan selama 16 jam, frekuensi kendaraan sebesar 8 Kend/Jam, waktu tunggu rata-rata kendaraan sebesar 3 menit, jumlah kendaraan yang beroperasi sebesar 89% dan awal pelayanan pada pukul 05.30 serta akhir pelayanan pada pukul 22.00. Persentase okupansi sebesar 247%.
Analisa Kekuatan Struktur Jalan Kereta Api dengan Penambahan Lapisan Geotekstil pada Perencanaan Jalur Ganda Jombang – Peterongan (KM.69+100 – KM.76+100) Utomo, Nugroho; Estikhamah, Fithri
KERN : Jurnal Ilmiah Teknik Sipil Vol. 6 No. 1: April 2020
Publisher : Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Pembangunan Nasional "Veteran" Jawa Timur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33005/kern.v6i1.25

Abstract

Berdasarkan Rencana Induk Perkeretaapian Nasional (RIPNAS) oleh Direktorat Jendral Perkeretaapian Kementerian Perhubungan (2011), pada tahun 2030 diperkirakan akan terjadi peningkatan jumlah pergerakan orang menggunakan kereta api di Pulau Jawa sebesar 858,5 juta orang/tahun dan pergerakan barang sebesar 534 juta ton/tahun. Sehingga untuk mengakomodasi kebutuhan ini maka prasarana jalan kereta api berupa jalur ganda (double track) pada lintas utara dan selatan di Pulau Jawa sudah harus siap untuk dioperasikan dan aman ditinjau dari kelayakan struktur. Jalur kereta api eksisting yang telah terbangun di Pulau Jawa untuk lintas utara (Surabaya – Jakarta) sepanjang 727 km sudah memenuhi terhadap kebutuhan jalur ganda (double track), sedangkan untuk lintas selatan baru terkoneksi oleh jalur ganda adalah lintas Yogyakarta sampai Nganjuk dan sudah dioperasikan. Untuk lintas Nganjuk – Jombang jalur ganda sudah selesai tetapi belum siap untuk dioperasikan dan lintas Jombang – Mojokerto sedang dalam proses penyelesaian. Fokus utama dalam penelitian ini adalah meninjau struktur jalan kereta api jalur ganda pada lintas Jombang – Mojokerto, petak Jombang – Peterongan (KM.69+100 – KM.76+100). Struktur jalan kereta api jalur ganda pada petak Jombang – Peterongan yang ditinjau ini adalah kelayakan struktur bawah jalan kereta api yang diberi penambahan lapisan geotekstil terhadap aspek pembebanan kereta api rencana KA Sancaka. Pedoman yang digunakan dalam desain ini adalah Peraturan Dinas No 10 Tahun 1986 dari PT. KAI. Sebagai hasil dari penelitian ini adalah tinjauan faktor aman akibat keruntuhan beban mati struktur jalan kereta api, faktor aman penggelinciran lereng dan lateral terhadap perkuatan lapisan geotekstil memenuhi syarat.
Analisis Kepatuhan Siswa/i Tingkat SMP dalam Berlalu Lintas Estikhamah, Fithri; Utomo, Nugroho
KERN : Jurnal Ilmiah Teknik Sipil Vol. 6 No. 1: April 2020
Publisher : Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Pembangunan Nasional "Veteran" Jawa Timur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33005/kern.v6i1.28

Abstract

Dalam memperlancar kegiatan manusia, sarana yang paling penting dan utama adalah transportasi. Terdapat beberapa macam transportasi yang dapat digunakan untuk mempermudah kegiatan manusia. Tetapi jenis kendaraan yang paling digemari masyarakat adalah  sepeda motor. Kepatuhan hukum masyarakat akan pentingnya etika dalam berlalu lintas masih dikategorikan rendah. Seperti misalnya beberapa pengendara kendaraan sepeda motor seringkali menyalip kendaraan lainnya tanpa memperhatikan marka jalan maupun rambu-rambu lalu lintas. Permasalahan dalam  penelitian ini adalah bagaimana tingkat kepatuhan hukum siswa SMP di Surabaya terhadap etika berlalu lintas menurut Undang-undang Nomor 22 Tahun 2009. Penelitian dilakukan di sekitar kampus UPN “Veteran” Jawa Timur. Sampel yang  diambil adalah sebanyak 30 siswa SMP/SLTP sederajat dengan metode acak. Berdasarkan hasil penelitian, tingkat kepatuhan hukum siswa SMP di  Surabaya terhadap etika berlalu lintas menurut Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009,  masuk dalam kategori  cukup patuh (65,57 %). Artinya siswa/i SMP dikategorikan cukup mematuhi aturan hukum sesuai dengan Undang-undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Etika Berlalu Lintas. Beberapa responden menyatakan pernah mengendarai sepeda motor tetapi untuk mengendarai sepeda motor ke sekolah memilik skor 12,16 (rendah), artinya bahwa siswa/i mematuhi aturan sekolah yang melarang siswa/i untuk membawa dan mengendarai sepeda motor. Dan secara keseluruhan responden menyatakan bahwa selalu mematuhi rambu-rambu lalu lintas, hal ini ditunjukkan dengan nilai skor sebesar 67,57  yang artinya termasuk dalam kategori cukup patuh.
Modifikasi Model Rangka Jembatan Jrebeng Sidoarjo dari Model Warren Menjadi Rangka Howe Sumaidi; Estikhamah, Fithri
KERN : Jurnal Ilmiah Teknik Sipil Vol. 7 No. 1: April 2021
Publisher : Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Pembangunan Nasional "Veteran" Jawa Timur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33005/kern.v7i1.39

Abstract

Jembatan Jrebeng 1 merupakan jembatan yang membentang di atas Sungai Legundi, Sidoarjo, menghubungkan Jl. Raya Legundi dan Jl. Gubernur Sunandar, Sidoarjo. Jembatan ini banyak dilalui oleh kendaraan bermuatan berat yang menuju ke kawasan industri. Jembatan Jebreng 1 memiliki lebar jalan 9 m dengan lebar masing-masing trotoar 1 m, lebar jalan kedaraan 7 m, dan tipe jalan 2/2 UD. Panjang 1 segmen jembatan sebesar 60 m dan tinggi 6.5 m. Model rangka yang digunakan adalah model Warren Truss. Hasil dari pembebanan yang telah dihitung dari hasil survei akan digunakan permodelan jembatan yang dikerjakan pada aplikasi SAP2000 untuk memodifikasi rangka utama jembatan menjadi model Howe.
Review Bandar Udara Dari Sisi Landside dengan Meninjau Segi Kepuasan Penumpang Estikhamah, Fithri; Aryaseta, Bagas
KERN : Jurnal Ilmiah Teknik Sipil Vol. 7 No. 2: Oktober 2021
Publisher : Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Pembangunan Nasional "Veteran" Jawa Timur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33005/kern.v7i2.48

Abstract

Bandara dibagi menjadi dua bagian: udara (sisi udara) dan sisi darat (sisi darat). Bangunan terminal menghubungkan infrastruktur sisi udara dan sisi darat bandara . Berdasarkan fitur-fitur ini, bangunan terminal dibagi menjadi empat bagian: akses antarmuka, proses, area penyimpanan, dan sirkulasi internal. Gedung terminal memiliki fasilitas pelayanan seperti tiket penumpang, penanganan barang dagangan (bagasi), ruang  tunggu, kantor imigrasi, dan kantor operasional  maskapai. Kepuasan pelanggan adalah prioritas utama di semua industri berorientasi layanan. Tak terkecuali industri penerbangan sipil. Lalu lintas udara di dunia yang sangat kompetitif berarti bahwa maskapai yang berbeda bersaing untuk posisi teratas, yang membuat layanan pelanggan menjadi sangat penting. Skytrax merespons dari bandara, yang dilengkapi dan diservis lengkap. Setiap tahun, Skytrax memberikan penghargaan kepada bandara-bandara yang telah memenuhi persyaratan menjadi bandara kelas dunia. Surat ini menargetkan untuk menemukan elemen yang dibutuhkan untuk meningkatkan kepuasan pelanggan. Dalam hal ini, penumpang dan pengunjung di bandara.
Analisis Perbandingan Gaya Dalam Aksial Pada Tower Base Transceiver Station (Bts) Kaki 4 Antara Bracing Tipe V Dengan Bracing Tipe X Sumaidi; Rumintang, Anna; Estikhamah, Fithri
KERN : Jurnal Ilmiah Teknik Sipil Vol. 8 No. 1: April 2022
Publisher : Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Pembangunan Nasional "Veteran" Jawa Timur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33005/kern.v8i1.57

Abstract

Tulisan ini  untuk membandingkan tower Base Transceiver Station( BTS) kaki 4 antara bracing jenis v dengan bracing jenis x ditinjau dari segi kekuatan serta segi biaya dengan memakai aplikasi SAP2000. Bersamaan dengan berkembangnya teknologi, kemauan warga terhadap teknologi telekomunikasi yang bagus terus menjadi bertambah. Penulis melaksanakan analisis pada tower dengan bracing jenis v danbracing jenis x dengan memakai software SAP 2000. Digunakan tower BTS dengan ketinggian 25 m, lebar 6 m, panjang 6 m, besar masing- masing segmen 2, 5 m. Setelah itu menganalisis kekuatan memakai software SAP2000 bersumber pada standar TIA/ EIA 1991 dengan displacement tidak melebihi H/ 200. Setelah selesai menjalankan program software SAP2000, maka akan  didapatkan hasil output berat sendiri bangunan yang dapat digunakan sebagai perbandingan dari segi biaya. Analisis bracing jenis v menunjukkan displacement sebesar 0, 4 mm dengan berat sendiri bangunan 123, 686 KN. Analisis bracing jenis x menunjukkan displacement sebesar 0, 6 mm dengan berat sendiri bangunan 143, 440 KN. Dari analisis yang dilakukan dapat direkomendasikan bahwa sebaiknya tower BTS memakai bracing jenis v daripada memakai bracing jenis x.
Studi Kelayakan Tarif Commuter Line Arjonegoro Rute Sidoarjo Bojonegoro Muhamad Alif Rifaldi; Fithri Estikhamah; Achmad Dzulfiqar Alfiansyah
Jurnal Civil Engineering Study Vol. 5 No. 02 (2025): Jurnal Civil Engineering Study
Publisher : Civil Engineering of Universitas Islam Nahdlatul Ulama Jepara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34001/ces.v5i02.1443

Abstract

Bojonegoro Regency, Lamongan Regency, Gresik Regency, Surabaya City, and Sidoarjo Regency are areas with very high levels of community mobility. Many migrants from Bojonegoro and Lamongan travel to Surabaya for work and further education. One of the transportation options available is the Arjonegoro Commuter Line. This study aims to determine passenger satisfaction with the appropriateness of fares based on their ability and willingness to pay. Primary data collection was obtained by distributing questionnaires to passengers. The Ability to Pay (ATP) analysis obtained a value of Rp 10,034 and analysis using the Willingness to Pay (WTP) method obtained a value of Rp 3,539. This condition indicates that the ability to pay is greater than the willingness to pay. This indicates that the current fare can be said to be appropriate because the fare is between the ATP and WTP values.
Perencanaan Angkutan Feeder dari Terminal Rajekwesi ke Stasiun Bojonegoro Berdasarkan Analisis Supply - Demand Zabda Dimas Anugrah Illahi; Nugroho Utomo; Fithri Estikhamah
Reslaj: Religion Education Social Laa Roiba Journal Vol. 7 No. 9 (2025): RESLAJ: Religion Education Social Laa Roiba Journal
Publisher : Intitut Agama Islam Nasional Laa Roiba Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47467/reslaj.v7i9.8620

Abstract

Rajekwesi Bojonegoro Terminal is a class A terminal that provides facilities and services for public transportation and passengers. This terminal functions as a destination point for village or intercity transportation that supports the needs of travelers. From the existing conditions, there are many workers from villages who go to Surabaya. They usually leave their homes to the terminal using private vehicles, motorcycle taxis, or pedicabs. Currently, there is no public transportation connecting the village with Nganjuk Terminal. Therefore, the author made a plan for passenger transportation to Nganjuk Terminal in order to meet these transportation needs. This research was conducted at Bojonegoro Station and Rajekwesi Bojonegoro Terminal through a field survey. A total of 200 respondents were taken through questionnaires and interviews to collect primary and secondary data at both locations. After the data was collected, the next step was processing and analysis by summarizing the results of the questionnaire and calculating the transportation needs and microbus fares per passenger. From the questionnaire, information was obtained about the social and economic characteristics of the respondents and their travel profiles. What is obtained from the processing and analysis of integrated transportation planning shows a load factor value of 0.7, a planned travel speed of 33 km/hour, a circulation time of 5.6 minutes, a headway of 5.1 minutes, a frequency of 8 vehicles, a maximum waiting time of 5.1 minutes, and the need for 1 vehicle with a distance of 2 km from the Station to the Rajekwesi Terminal. The fare for microbus passengers with a capacity of 16 seats in zone 1 is IDR 2,700 per passenger.