This Author published in this journals
All Journal Interaksi Online
M Bayu Widagdo
Unknown Affiliation

Published : 91 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Representasi Perempuan dalam Film I Don’t Know How She Does It Dyah Mayangsari Puspaningrum; Nuriyatul Lailiyah; Dr Sunarto; M Bayu Widagdo
Interaksi Online Vol 3, No 1: Januari 2015
Publisher : Jurusan Ilmu Komunikasi, FISIP, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (348.784 KB)

Abstract

Film merupakan salah satu media massa yang menyampaikan pesan yang terkandung dalam film kepada khalayak luas. Film mengangkat realitas -realitas soial yang terjadi di kehidupan masyarakat dan terselip ideologi -ideologi para pembuat film. Dalam sebuah film menyajikan tampilan audiovisual yang berisikan kode-kode serta mitos yang berasal dari kebudayaan masyarakat dalam film tersebut. Film I Don’t Know How She Does It merupakan film yang menggambarkan kehidupan perempuan pekerja dalam kebudayaan Amerika Serikat. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat bagaimana representasi permasalahan yang dialami oleh kaum ibu pekerja di Amerika melalui tanda -tanda yang terdapat dalam film dan mengetahui ideologi yang terkandung dalam film yang dianalisis menggunakan metode penelitian analisis semiotika milik Roland Barthes. Penelitian ini menunjukkan bahwa permasalahan perempuan pekerja ditunjukkan dengan berbagai konflik yang tercipta seperti konflik di lingkungan keluarga, persoalan dilematis dan pelabelan negatif. Tanda-tanda tersebut diungkapkan melalui pergerakan kamera, dialog serta kode-kode ideologi yang tedapat di dalam film I Don’t Know How She Does It. Selain itu, penelitian ini menggunakan teori Sikap dan lima kode pembacaan Roland Barthes untuk mengetahui tujuan dari penelitian. Penelitian ini menunjukkan bahwa penyebab permasalahan pada kaum ibu pekerja disebabkan oleh ideologi kapitalisme yang membuat perempuan bekerja keras agar dapat berkarya di sektor publik. Kapitalisme juga menyebabkan kaum perempuan menjadi alat produksi bagi pemilik modal untuk memperoleh keuntungan dengan membuat perempuan bekerja dengan keras dan mempertaruhkan hamper seluruh waktunya untuk bekerja sehingga tidak memberikan waktu perempuan untuk mengurusi kehidupan sektor domestiknya. Kata kunci : Semiotika, Barthes, Film, Feminisme
Representasi Rasisme Kaum Kulit Putih Terhadap Kulit Hitam dalam film 42 “Forthy Two” Bebby Rihza Priyono; M Bayu Widagdo; Taufik Suprihatini; Dr. Sunarto
Interaksi Online Vol 2, No 2: April 2014
Publisher : Jurusan Ilmu Komunikasi, FISIP, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (349.67 KB)

Abstract

Film merupakan salah satu media massa yang digunakan untuk menyampaikan pesan serta sekaligus menyebarkan ideologi kepada khalayak. Film banyak merepresentasikan kejadian-kejadian yang ada di dunia nyata dengan menyelipkan ideologi-ideologi dari para pembuat film. Di dalam film menyajikan sebuah tampilan visual yang berisi kode-kode serta mitos yang berasal dari kebudayaan. Film 42 “forthy two” merupakan film yang menggambarkan kebudayaan masyarakat Amerika yang lekat dengan hal rasisme kaum kulit putih Amerika dengan kaum Afro-Amerika. Tujuan dari penelitian ini adalah melihat bagaimana gambaran orang kulit hitam mendapat perlakuan dari orang-orang kulit putih yang direpresentasikan melalui tanda-tanda visual dan verbal. Penelitian ini juga ingin menunjukkan mitos yang ada di dalam film 42 “forthy two”. Di dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode penelitian milik Roland Barthes mengenai analisis semiotika.Penelitian ini menunjukkan hasil bahwa rasisme kaum kulit putih terhadap orang kulit hitam di Amerika ditunjukkan dengan berbagai macam cara baik secara verbal seperti menghina dan meremehkan, maupun secara nonverbal seperti melempar kepala orang kulit hitam dengan bola. Tanda-tanda komunikasi tersebut diungkap melalui pergerakan kamera, dialog, serta kode-kode ideologi di dalam film 42 “forthy two” baik secara verbal maupun secara visual. Selain itu, penelitian ini menggunakan teori Standpoint dan metode penelitian dari Rolland Barthes yang mana menggunakan lima pengkodean untuk mengatahui ideologi apa yang terdapat di dalam film. Penelitian ini juga menunjukkan hasil bahwa rasisme dari dulu sampai sekarang masih tetap ada dan hal tersebut dikarenakan oleh sejarah yang mendasarinya yaitu kapitalisme. Tetapi tidak semua orang dapat terpengaruh dengan adanya rasisme. Ada orang yang memilih untuk mundur dan lari untuk menghindari masalah, tetapi juga ada orang yang tetap pada pendiriannya dan tetap bertahan ditengah-tengah situasi rasisme yang menghimpitnya. Dalam penelitian ini, menunjukkan hasil dengan memperlihatkan pada bagaimana seseorang bertahan ditengah situasi rasisme dan pada akhirnya tetaplah berujung dengan kapitalisme. Kaum dominan menggunakan istilah “memperjuangkan hak asasi manusia” sebagai bentuk mendapat keuntungan lebih dari dunia luar dengan memanfaatkan rasisme yang terjadi terhadap kaum marjinal. Kata kunci : Semiotika, Barthes, Film, Rasisme 
REPRESENTASI MARJINALISASI ORANG JAWA DALAM FTV SCTV PULANG MALU GAK PULANG RINDU Fransiska Candraditya Utami; Hedi Pudjo Santosa; Taufik Suprihartini; M Bayu Widagdo
Interaksi Online Vol 3, No 3: Agustus 2015
Publisher : Jurusan Ilmu Komunikasi, FISIP, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (233.337 KB)

Abstract

Representasi orang Jawa dalam FTV di Indonesia banyak yang melenceng dari keadaan sebenarnya dan mengarah pada pembentukan stereotip negatif yang memarjinalkan orang Jawa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana representasi orang Jawa yang terdapat dalam FTV SCTV Pulang Malu Gak Pulang Rindu yang diindikasikan memarjinalkan orang Jawa. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan menggunakan analisis semiotika. Teknik analisis data menggunakan teori Codes of Television dari John Fiske (1987). Hasil penelitian ini menunjukkan adanya penggunaan dialek Jawa yang tidak semestinya sehingga terkesan kampungan; orang Jawa digambarkan sebagai kelompok yang buruk ketika berinteraksi dengan sesama orang Jawa; orang Jawa digambarkan berada di pihak yang salah dalam bermasyarakat; serta orang Jawa digambarkan mendapat posisi yang non-dominan ketika berinteraksi dengan etnis lain. Representasi yang memarjinalkan orang Jawa ini membawa ideologi Kelas kedalamnya. Motif dari adanya representasi marjinalisasi orang Jawa dalam FTV Pulang Malu Gak Pulang Rindu adalah adanya ideologi Kapitalisme dalam industri pertelevisian Indonesia sehingga lebih mementingkan keuntungan daripada kualitas.
Perilaku Berinternet dan Interaksi Sosial Remaja di Kota Semarang (Studi tentang Cyberbullying di Ask.fm) Debi Astari; Hedi Pudjo Santosa; Agus Naryoso; M Bayu Widagdo
Interaksi Online Vol 4, No 1: Januari 2016
Publisher : Jurusan Ilmu Komunikasi, FISIP, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (168.698 KB)

Abstract

Ask.fm dengan fitur anonim memunculkan fenomena cyberbullying yang kini tengah dihadapioleh para remaja di kota – kota besar salah satunya Semarang. Media jejaring sosial yangawalnya dibuat untuk menjadi media yang saling menghubungkan individu dalam menjalinsilaturahmi, justru digunakan untuk kegiatan negatif seperti cyberbullying. Perubahan perilakuberinternet dengan media ask.fm menjadi masalah yang akan diteliti lebih jauh dalam penelitian.Tujuan penelitian ini adalah untuk mengungkap perilaku berinternetremaja pengguna ask.fm dikota Semarang dan dampaknya terhadap interaksi sosial mereka. Ask.fm digunakan sebagaiobyek penelitian karena Ask.fm merupakan sarana yang mendominasi bagi remaja dalam melihatdan mengalami cyberbullying.Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan tipe penelitian deskriptif. Pendekatan yangdilakukan adalah fenomenologi. Subjek penelitian yaitu pelajar SMP – SMA di kota Semarangdengan rentang usia 13 – 18 tahun yang memiliki akun ask.fm dan terbilang aktif dalam artianmembuka secara rutin dalam sebulan – dua bulan terakhir. Pelajar SMP dan SMA yang akandiambil sebagai obyek penelitian adalah pelajar SMP 3, SMP 5, SMA 1, dan SMA 3.Pengumpulan data dari sumber data primer dilakukan melalui wawancara mendalam(indepthinterview) sedangkan sumber data sekunder dilakukan dengan cara eksplorasi. Metodeanalisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis data kualitatif.Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan dapat diketahui bahwa kebanyakan remaja kini tengahmemiliki dua kehidupan yang mereka jalani setiap harinya, yaitu kehidupan di dunia maya dandunia nyata. Perbedaan perilaku mereka di dunia maya dan dunia nyata cukup signifikan dandapat dikatakan cara berkomunikasi mereka turut berbeda di setiap ‘dunia’ tersebut. Perilakuberinternet di kota Semarang saat ini telah mengalami perubahan paradigma dengan munculnyaberbagai media sosial yang menarik bagi remaja.Perubahan perilaku berinternet pada remaja saatini terutama pengguna ask.fm di kota Semarang biasanya akan memiliki dampak terkait denganinteraksi sosial remaja pengguna di dunia nyata. Ask.fm menjadi media yang memudahkancyberbullying, karena memiliki fitur anonim di dalamnya.
Produksi Program Acara Berita Feature “Harmoni Islam” di Cakra Semarang TV Sebagai Program Director. Rizki Rengganu Suri Perdana; M Bayu Widagdo; Hedi Pudjo Santosa; I Nyoman Winata; Lintang Ratri Rahmiaji
Interaksi Online Vol 2, No 4: Oktober 2014
Publisher : Jurusan Ilmu Komunikasi, FISIP, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (94.547 KB)

Abstract

Menjelang Bulan Ramadhan, banyak stasiun televisi baik nasional maupun lokal yang berlomba-lomba membuat berbagai program untuk ikut memeriahkan datangnya bulan suci Ramadhan. Namun, kebanyakan stasiun televisi menampilkan program-program yang tidak sesuai dengan suasana Ramadhan yang religius seperti program acara lawak yang penuh kekerasan dan hanya menghibur saja, tanpa adanya edukasi.Oleh karena itu program kami membuat satu produk jurnalistik berupa tayangan televisi dengan format berita feature yang membahas tentang informasi-informasi seputar agama Islam untuk mengisi momentum Ramadhan yang dikemas secara santai, mudah dimengerti, dan tampilan visual yang menarik. Pengambilan target audience berdasarkan pada usia produktif dimana usia produktif merupakan usia-usia aktif, kritis dan selalu ingin tahu dan dapat menganalisis, memahami ajaran Islam sehingga dapat menerjemahkan maksud simbolik dari program acara yang disajikan.Pengerjaan tayangan Harmoni Islam melalui tahap pra produksi, produksi, dan pasca produksi, program Harmoni Islam tayang setiap hari pada bulan Ramadhan pada pukul 17.00 - 18.00 WIB, di Cakra Semarang TV, yang tergabung dalam Pelangi Ramdhan.Diharapkan masyarakat mendapatkan tayangan yang edukasi dan menambah informasi mengenai Islam.Kata kunci : Jurnalistik, Program, Feature, Islam
Produksi Program Acara Berita Feature “Di Balik Nama” di Cakra S Semarang TV (Program Director) Lintang Jati Rahina; I Nyoman Winata; Tandiyo Pradekso; M Bayu Widagdo
Interaksi Online Vol 3, No 4: Oktober 2015
Publisher : Jurusan Ilmu Komunikasi, FISIP, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (401.806 KB)

Abstract

Sebagai media audio visual, televisi dapat menjadi media yang efektif untuk menyampaikan suatu informasi mengenai sejarah karena sifat informasinya yang tidak mudah basi dan dapat menjadi media untuk bernostalgia kepada para pemirsanya dibandingkan dengan jenis media massa lainnya. Di beberapa stasiun televisi lokal di Semarang, belum ada yang menyajikan konten yang bertema sejarah yang berangkat dari sebuah kawasan, kuliner, dan tradisi. Program “Di Balik Nama” hadir untuk memuaskan pemirsanya dalam menyajikan tayangan penyampai informasi sejarah yang tidak membosankan, mengedukasi, sekaligus sebagai media untuk bernostalgia.Produksi berita feature pada karya bidang ini dibuat dengan lima posisi pekerjaan berdasarkan tugas dan tanggung jawab masing-masing, yaitu produser, program director, scriptwriter, camera person, dan editor gambar. Pada laporan ini, dijabarkan tentang job description seorang program director, camera person, produser, dan editor gambar. Program ini dibuat sebanyak 13 episode dengan menayangkan cerita sejarah yang dikemas dengan visual yang mengedepankan beauty shots, editing gambar yang sesuai alur cerita, dan konten mengenai sejarah di balik sebuah nama yang dijelaskan secara lengkap.Setelah melalui tahapan praproduksi, produksi, dan pascaproduksi, “Di Balik Nama” tayang setiap hari Jumat pukul 19.00 WIB di Cakra Semarang TV. Karya ini tayang mulai 17 April sampai dengan 24 Juli 2015. Diharapkan dengan tayangan ini, masyarakat dapat memperoleh informasi tentang sejarah di balik sebuah kawasan, kuliner, dan tradisi yang ada di Semarang dan sekitarnya, dapat teredukasi dengan menonton acara ini, sehingga dapat meningkatkan wawasan seputar sejarah yang ada di Semarang dan sekitarnya.
Public Relations Branding Komunitas Lopen Semarang ‘Semarang Historie’ Divisi Project Officer” Budi Adityo; Agus Naryoso; M Bayu Widagdo; Nuriyatul Lailiyah; Djoko Setyabudi
Interaksi Online Vol 2, No 4: Oktober 2014
Publisher : Jurusan Ilmu Komunikasi, FISIP, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (305.147 KB)

Abstract

Persuasi adalah kunci untuk meyakinkan khalayak yang menjadi sasaran untuk mengadopsi sikap, opini atau perilaku tertentu untuk meningkatkan jumlah anggota, jumlah pelanggan, atau meningkatkan citra. Aristoteles mengemukakan tiga aspek dasar persuasi, yaitu ethos (source credibility), logos (logical appeals), dan pathos (emotional appeals). Ethos memfokuskan pada kredibilitas sumber dalam penyampaian sebuah pesan. Kredibilitas sumber secara langsung berpengaruh pada daya tarik. Lopen sendiri adalah sebuah komunitas yang memiliki kredibilitas dalam bidang sejarah yang sebenarnya mampu untuk mempersuasi masyarakat namun belum memiliki wadah untuk menyalurkannya.Tujuan dari Karya bidang ini adalah untuk menarik minat target audience untuk bergabung dengan Lopen supaya tujuan Lopen untuk dapat melestarikan bangunan sejarah yang ada di Semarang dapat tercapai. Namun stereotype bahwa melestarikan bangunan bersejarah itu harus dengan datang ke lokasi danmembersihkannya ataupun mengecat ataupun merenovasinya ini adalah tidak benar ada cara lain yang sebenarnya mudah untuk melestarikan bangunan maupun warisan sejarah tersebut, maka dari itu event ini dibuat membranding bahwa stereotype ini salah lalu mengubah stereotype itu dan Dimana dalam event ini Lopen akan mempersuasi para target audience dengan memanfaatkan kredibelitas nya dalam bidang sejarah secara langsung sehingga target audience percaya dan mau untuk bergabung dengan Lopen.Hasil dari Karya Bidang ini adalah masyarakat menjadi mengetahui se kredibel apa Lopen Semarang dalam bidang sejarah, sehingga masyarakat mau bergabung dengan Lopen dan masyarakat menjadi memiliki rasa ingin melestarikan bangunan bersejarah setelah mengetahui bahwa melestarikan bangunan sejarah tidak harus dengan cara yang sulit tapi hanya dengan mendokumentasikan nya baik dalam tulisan foto maupun semudah mengetahui ceritanya dan dapat menceritakan nya kembali maka bangunan itu akan tetap lestari Kata kunci : Pelestarian, Branding, komunitas
PEMBUATAN WEBSITE MAGAZINE “IKILHO” BEKERJASAMA DENGAN EKSPRESI SUARA REMAJA (Divisi Editor, Desainer Grafis, dan Pengelola Website) Aprillia N S; Nurist Surayya Ulfa; M Bayu Widagdo; Adi Nugroho
Interaksi Online Vol 3, No 1: Januari 2015
Publisher : Jurusan Ilmu Komunikasi, FISIP, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (247.57 KB)

Abstract

Website Magazine adalah bentuk online dari majalah cetak. Website magazine saat ini dinilai lebih efisien karena sudah mulai banyak orang yang meninggalkan majalah cetak. Bekerjasama dengan Ekspresi Suara Remaja yang merupakan website magzine asal Semarang dengan target nasional, dibuatlah suatu website magazine baru bernama “Ikilho”. Berita yang ada pada “Ikilho” lebih berkonsentrasi pada informasi lokal Semarang seputar gaya hidup remaja. “Ikilho” dibuat karena belum adanya media yang menyugguhkan informasi lokal Semarang seputar gaya hidup remaja, sementara ketertarikan remaja Semarang terhadap informasi seperti itu cukup tinggi. Penulis bertugas sebagai Editor, desain grafis, dan administrator dalam website magazine “Ikilho”. Editor bertugas untuk mengedit naskah berita yang sudah ditulis oleh reporter, sedangkan desain grafis bertugas untuk membuat desain website dan mengedit foto berita. Administrator bertugas untuk mengunggah berita ke website “Ikilho” kemudian memromosikannya di media sosial. Selain itu administrator juga bertugas untuk melakukan buzzing di Twitter. Selama pelaksanaan penulis mengalami beberapa hambatan, baik hambatan tekhnis maupun hambatan non tekhnis. Tapi secara keseluruhan dari hasil riset pasca pelaksanaan yang diberikan kepada beberapa pembaca “Ikilho”, konsep website “Ikilho” sudah sesuai dengan target audiens yaitu remaja Semarang. Walaupun begitu terdapat beberapa bagian yang masih harus diperbaiki agar website magazine “Ikilho” bisa lebih baik. Kata kunci : Website Magazine, Gaya Hidup Anak Muda, Editor, Desain Grafis, Administrator
Branding Komunitas Lumpia Komik Melalui Kegiatan Public Relations (Divisi Project Officer) Ahmad Fikar Harakan; Djoko Setyabudi; Tandiyo Pradekso; M Bayu Widagdo
Interaksi Online Vol 2, No 4: Oktober 2014
Publisher : Jurusan Ilmu Komunikasi, FISIP, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (3231.301 KB)

Abstract

Pada awal tahun 2014 keadaan industri komik Indonesia mulai bangkit, hal ini bisa dibuktikan dengan banyaknya bermunculan judul komik lokal seperti Si Juki, Tuti and Friends, Nebi, Si Gundul, Nusantaranger dan judul komik lainnya. Hal ini menyebabkan tumbuhnya komunitas penggemar komik lokal, salah satunya adalah Lumpia Komik. Lumpia komik adalah sebuah komunitas pecinta komik yang didirikan pada bulan Maret 2014 oleh beberapa pecinta komik dan komikus yang ingin mendukung dan memajukan industri komik lokal, khususnya di kota Semarang. Masih dininya usia dari Lumpia Komik menyebabkan kurangnya awareness masyarakat terhadap komunitas ini apalagi ikut bergabung dalam keanggotaan Lumpia Komik.Tujuan dilakukannya kegiatan kampanye public relations ini adalah untuk memperkenalkan Lumpia Komik lebih dekat dengan melalui minat atau interest target audience terhadap bacaan komik, proses pembuatan komik yang mudah dan pengenalan industri komik lokal Indonesia. Dalam hal ini, dengan cara mengikuti seluruh kegiatan Lumpia Komik.Audiens yang menjadi target primer adalah pelajar siswa dan mahasiswa berusia 16-21 tahun yang menyukai komik dan berdomisili di Kota Semarang dan sekitarnya, target sekunder adalah adalah siswa dan siswi SMP dan masyarakat umum yang menyukai komik. Teori yang digunakan untuk mencapai tujuan adalah teori persuasif, konsep brand activation dan public relations. Strategi yangdigunakan untuk mencapai tujuan adalah dengan menggunakan PR dan brand activation.Sebagai Project Officer, penulis bertanggung jawab dalam pembuatan communication planning Lumpia Komik serta penyusunan program dan konseprangkaian acara secara keseluruhan. Taktik public relations ini menggunakan pendekatan persuasif secara personal, menggunakan iklan berupa video, komunikasi dua arah dengan menggunakan sosial media, program Bikin Komik Besar, workshop Bebas Kumpul Bareng, Berbagi Komik Berarti dan lomba selfie bareng komik mini.Hasil kegiatan kampanye public relations ini adalah peningkatan awareness terhadap Lumpia Komik sebanyak 12%, dari 8% menjadi 20%. Diikuti penambahan anggota member komunitas Lumpia Komik sebanyak 21 anggota baru.Kata kunci : Project Officer, Kampanye Public Relations, IMC (Integrated Marketing communication), Lumpia Komik, Komunitas, Komik
Representasi Kepahlawanan Orang Jawa dalam Film Java Heat Yudi Agung Kurniawan; M Bayu Widagdo; Hedi Pudjo Santosa; Hapsari Dwiningtyas Sulistyani
Interaksi Online Vol 3, No 4: Oktober 2015
Publisher : Jurusan Ilmu Komunikasi, FISIP, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (274.125 KB)

Abstract

Sebuah film yang diproduksi di negara lain tentunya turut membawa budaya lokal di daerah setempat dan setiap budaya memiliki sosok pahlawan atau tipe karakter kepahlawanan yang menggambarkan nilai budayanya. Salah satu cara menggambarkan ide dari kepahlawanan adalah dengan membandingkan dua kebudayaan, maka kemudian muncul film Java Heat yang disutradarai oleh seorang warga Amerika. Film Java Heat berusaha menyuguhkan bagaimana dua budaya yang memiliki dua karakter kepahlawanan saling bekerjasama dalam menyelesaikan sebuah kasus, dimana kasus tersebut merupakan kasus terorisme yang dilakukan oleh umat Islam. Tentunya ini mencoreng salah satu tokoh utama yang memang dalam film ini diceritakan sebagai seorang muslim, dan juga tentunya membuat berdampak negatif terhadap citra Islam dan budaya Jawa.Peneliti menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode analisis semiotika dari John Fiske dengan menggunakan the codes of television, dengan fokus penelitian bagaimana representasi nilai kepahlawanan digambarkan dan juga ideologi tersembunyi yang dikonstruksikan melalui film Java Heat. Film Java Heat diuraikan secara sintagmatik melalui analisis leksia yang setiap aspeknya dijelaskan pada level realitas dan level representasi. Selanjutnya level ideologi dianalisis secara paradigmatik.Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa film Java Heat tidak sekedar memberi gambaran kepada masyarakat tentang perbedaan nilai kepahlawanan dari dua budaya yang berbeda. Lebih dari itu, film ini dibuat seakan dengan tujuan untuk “melecehkan” Islam dan budaya Jawa dengan jalan ceritanya yang menggambarkan bagaimana Islam menjadi ancaman, namun dengan ditampilkannya sosok pahlawan lokal yang membawa unsur-unsur budaya. Pembuat film ingin menujukkan kolaborasi budaya dengan menampilkan dua sosok pahlawan dengan latarbelakang budaya yang berbeda, namun jalan cerita dalam film justru hanya menonjolkan salah satu karakter, sedangkan karakter pahlawan yang lain hanya menjadi karakter pendamping. Karena itu dapat terlihat bagaimana melalui film, orang-orang dunia timur secara tidak langsung dikendalikan oleh kaum barat dan tanpa pernah menyadari bagaimana bentuk pengendalian yang dilakukan terhadap mereka.
Co-Authors Adi Nugroho Aditia Nurul Huda Aditya Iman Hamidi Adityo Cahyo Aji Agus Naryoso S.Sos, M.Si, Agus Naryoso Ahmad Fauzi Ahmad Fikar Harakan Aisah Putri Sajidah, Aisah Putri Aldila Leksana Wati Ambar Rakhmawati Angga Dwipa Anggia Anggraini Aprillia N S Arum Sawitri Wahyuningtias Asti Amalina Widiyasari Atina Primaningtyas Ayu Pramudhita Noorkartika Bareta Hendy Pamungkas Bayu Bagus Panuntun Bayu Hastinoto Prawirodigdo Bebby Rihza Priyono Beta Fiftina Aryani Bhaswarani Oktadianisty Budi Adityo Debi Astari Deni Arifiin Dimas Muhammad Dimas Setiawan Hutomo Distian Jobi Ridwan Diyan Krissetyoningrum Djoko Setyabudi Djoko Setyabudi DR Sunarto Dr. Sunarto Dwi Purbaningrum Dyah Mayangsari Puspaningrum Eggie Nurmahabbi Farisa Dian Utami Febryana Dewi Nilasari Fitriana Nur Indah S Fransiska Candraditya Utami Ghela Rakhma Islamey Ghita Kriska Dwi Ananda Gilang Maher Pradana Gilang Wicaksono Hapsari Dwiningtyas Hapsari Dwiningtyas Sulistyani Hedi Pudjo Santosa Hedi Pudjo Santosa Hendrikus Setya Pradhana Hilda Maisyarah I Nyoman Winata I Nyoman Winata Ibrahim Muhammad Ramadhan Ifadhah Vellayati Widjaja Imam Dwi Nugroho Imam Muttaqin Indah Pratiwi Indra Septia BW Jaza Akmala Ramada Jenny Putri Avianti Joyo NS Gono Kaisya Ukima Tiara Anugrahani Kartika Ayu Pujamurti Lintang Jati Rahina Lintang Ratri Rahmiaji Manggala Hadi Prawira Marliana Nurjayanti Nasoetion Mohammad Akbar Rizal Hamidi Much. Yulianto Muhammad Imaduddin Musyafi Tribun Jateng Nadia Dwi Agustina Nanda Ayu Puspita Ningsih Nanda Dwitiya Swastha Ni Made Dinna Caniswara Nicolas Handoko Raharjo, Nicolas Handoko Nilna Rifda Kholisha Novelia Irawan S Novi Rosmaningrum Nur Dyah Kusumawardhani Putri Nurhanatiyas Mahardika Nurist Surayya Ulfa Nuriyatul Lailiyah Nurrist Surayya Ulfa Pranamya Dewati Primada Qurrota Ayun Raynaldo Faulana Pamungkas Renis Susani Karamina Rijalul Vikry Rizki Rengganu Suri Perdana Sallindri Sanning Putri Sarah Veradinata Purba Shabara Wicaksono Sholakhiyyatul Khizana Sigit Haryadi Siska Ratih Dewanti Sri Widowati Herieningsih Stephany Alamanda Sulastri _ Syarifa Larasati Tandiyo Pradekso Taufik Indra Ramadhan Taufik Reza Ardianto Taufik Suprihartini Taufik Suprihatini Theresia Dita Anggraini Tri Utami Triyono Lukmantoro Turnomo Rahardjo Vania Ristiyana Vivitri Dewi Prasasty Wahyu Tri Oktaviani Wiwid Noor Rakhmad Yanuar Luqman Yoga M Pamungkas Yoga Yuniadi Yudi Agung Kurniawan Yuliantika Hapsari Yunita Indriyaswari Yuyun Octaviani Budiarti