This Author published in this journals
All Journal Interaksi Online
M Bayu Widagdo
Unknown Affiliation

Published : 91 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Sosok Perempuan Pelaku Kejahatan Pada Sampul Majalah Detik (Analisis Semiotika) Syarifa Larasati; Taufik Suprihatini; Triyono Lukmantoro; M Bayu Widagdo
Interaksi Online Vol 3, No 4: Oktober 2015
Publisher : Jurusan Ilmu Komunikasi, FISIP, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (50.669 KB)

Abstract

Kasus kejahatan hampir setiap hari menghiasi media massa dan belakangan semakin intensdiberitakan. Tidak hanya laki-laki, sederet nama wanita yang terjerat kasus tindak kejahatan terusbermunculan. Meningkatnya jumlah perempuan yang terlibat kasus kejahatan baik itu sebagai pelakumaupun korban sesungguhnya mewakili gejala sosial tertentu. Dalam pemberitaan media, sosok perempuanyang lemah dan emosional, menjadikan perempuan sebagai objek. Hal inilah yang melatarbelakangipenelitian ini. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana perempuan pelaku kejahatandigambarkan dalam majalah Detik.Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif-kualitatif. Penelitian ini digunakan teori representasioleh Stuart Hall. Representasi adalah konsep yang digunakan dalam proses sosial pemaknaan melaluisistem penandaan yang tersedia. Semiotika Roland Barthes digunakan dalam penelitian ini untukmembedah teks sampul majalah Detik dan mengungkap mitos di dalamnya. Semiotika adalah salah satumetode yang paing interpretif dalam menganalisis teks. Penelitian ini menggunakan sampul pada lima edisiMajalah Detik yang dipilih dari beragam bentuk tindak kejahatan.Hasil penelitian ini ditemukan fakta bahwa Majalah Detik melakukan labeling pada perempuanpelaku kejahatan dalam sampulnya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada konstruksi perempuanpelaku kejahatan nampaknya tidak bisa lepas dari budaya patriarki, konsumerisme, dan romansa. Mitosyang muncul dalam penelitian ini adalah sosok perempuan androgini, sosok wanita pendosa dan istri yangburuk (bad wives), sosok perempuan penggoda, sosok perempuan manipulator dan penguasa yang semenamena.Selain itu, gejala meningkatnya kejahatan yang dilakukan oleh wanita tidak dapat dilepaskan dariperubahan nilai budaya dan meningkatnya peranan sosial wanita dalam kehidupan sosialImplikasi hasil penelitian ini dalam aspek teoritis ini adalah memberikan kontribusi bagi penelitiankomunikasi terkait konstruksi perempuan dalam media massa dalam sampul majalah. Implikasi praktis darihasil penelitian ini memberikan penjelasan tentang sebagai bahan evaluasi dan referensi industri mediayang bergerak di bidang serupa agar meminimalisir kecenderungan menggunakan labeling dalammemberitakan perempuan pelaku kejahatan. Sedangkan implikasi sosial dari penelitian ini adalah penelitianini dapat bermanfaat bagi masyarakat, dalam memilah produk media, masyarakat diharapkan sadar danlebih kritis untuk tidak menerima segala produk media mentah-mentah.
PRODUKSI PROGRAM NEWS FEATURE TELEVISI “IS IT YOU?” DIVISI PENULIS NASKAH Vania Ristiyana; M Bayu Widagdo; Djoko Setyabudi; I Nyoman Winata; Hedi Pudjo Santosa
Interaksi Online Vol 2, No 4: Oktober 2014
Publisher : Jurusan Ilmu Komunikasi, FISIP, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (285.647 KB)

Abstract

Program news feature merupakan salah satu program televisi yang diciptakan dan diproduksi berdasarkan realitas kehidupan sehari-hari. Dengan menghadirkan program news feature yang ringan maka suatu program bisa dengan mudah di nikmati dan dipahami oleh khalayak luas, terkhusus target audiens yang ingin dicapai. Dengan melihat keunggulan dari news feature maka dibuatlah suatu program news feature berjudul “IS IT YOU?”. “IS IT YOU?” merupakan suatu program news feature yang akan mengangkat realitas kehidupan anak muda jama sekarang, dengan kemasan yang menghibur tetapi tidak mengesampingkan unsur edukasi di dalamnya. Fenomena di sekitar anak muda sekarang ini yang nantinya akan dikritisi lewat program news feature ini.Pada program news feature “IS IT YOU?” penulis bertugas sebagai penulis naskah. Penulis naskah merupakan blueprint untuk semua tim produksi, karena naskah yang dibuat nantinya akan menjadi pedoman dalam pengambilan gambar hingga proses editing. Penulis naskah lebih banyak melakukan tugas pada saat pra produksi dengan melakukan riset naskah, riset narsumber dan juga pembuatan Standard Sequence Guide. Saat produksi berlangsung terdapat perubahan beberapa episode dan juga perubahan angel, sehingga penulis naskah harus membuat naskah yang baru, selain itu penulis naskah juga mempersiapkan list pertanyaan tambahan untuk setiap wawancara, sebagai cadangan ketika wawancara kekurangan list pertanyaan dan durasi yang dibutuhkan masih panjang. Kemudian beberapa hambatan juga dialami oleh penulis naskah kebanyakan terjadi ketika pergantian angel dan juga episode sehingga penulis naskah harus melakukan riset ulang dengan rentan waktu yang singkat. Tetapi secara keseluruhan dari testimoni yang diberikan oleh beberapa masyarakat bahwa isi dari program news feature sudah pas karena memang sekarang ini fenomena yang terjadi pada anak muda seperti itu, dan juga pertanyaan-pertanyaan yang diajukan juga sudah cukup memberikan sentilan kepada anak muda, tetapi terdapat beberapa bagian yang harus masih diperbaiki agar program news feature “IS IT YOU?” bisa lebih baik.Kata kunci : Realitas Anak Muda, Penulis Naskah, News feature, Karya Bidang
Pengembangan Website Magazine jatengtravelguide.com (Divisi Fotografer, Reporter dan Editor) Dimas Setiawan Hutomo; M Bayu Widagdo; Musyafi Tribun Jateng; Primada Qurrota Ayun
Interaksi Online Vol 4, No 1: Januari 2016
Publisher : Jurusan Ilmu Komunikasi, FISIP, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (282.564 KB)

Abstract

Di era globalisasi dan modern dimana masyarakatnya membutuhukan banyak informasi, baik dalam bentuk berita maupun dalam bentuk pengetahuan dari internet. Pengguna internet yang mayoritas remaja cenderung memilih internet sebagai sumber informasi yang cepat dan dipercayai. Untuk memenuhi kebutuhan informasi ini, banyak versi online yang dibuat dari versi cetaknya. Salah satunya adalah website magazine jatengtravelguide.com yang memberikan informasi seputar wisata Jawa Tengah.Dengan menggunakan penulisan berita secara feature yang merupakan hasil reportase atau peliputan mengenai suatu hal, biasanya sifat berita feature ini timeless, atau lebih lama relevansinya dibandingkan dengan straight news. Sedangkan untuk teknik fotografi menggunakan atau memperhatikan fotografi yang bersifat fotografi travel yang lebih menonjolkan komposisi, ukuran , dan keindahan suatu objek atau perjalanan.Berdasarkan laporan hasil karya bidang, jatengtravelguide.com berhasil memenuhi goals audiens yaitu 6000 visitor dalam kurun waktu 2 bulan, yaitu tepatnya 9123 visitor serta sudah berhasil membuat artikel dan mengunggahnya sebanyak 60 artikel. Konsep yang diambil dalam website jatengtravelguide.com sudah dianggap cocok untuk mewakili anak muda dengan angka 86% dari segi tampilan ataupun gaya penulisannya..
Karya Bidang Jurnalistik Produksi Feature TOKOH Di Cakra Semarang TV Rijalul Vikry; Tandiyo Pradekso; M Bayu Widagdo; I Nyoman Winata
Interaksi Online Vol 2, No 4: Oktober 2014
Publisher : Jurusan Ilmu Komunikasi, FISIP, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (177.303 KB)

Abstract

Program feature adalah salah satu program kreatif yang bisa menarik perhatian dan tidak membosankan untuk ditonton. Program feature dipilih karena pengemasan informasinya yang ringan dan mudah dicerna oleh masyarakat. Dengan tema human interest program ini mengangkat kisah tentang perjalanan seorang mahasiswa penulis buku best seller, penjual sayur pengasuh anak-anak jalanan, kyai penjaga makam di pulau yang terkena abrasi, komunitas makelar bantuan sosial, belajar bahasa Inggris melalui metode penginstalan otak bawah sadar, dan mantan salesman yang menjadi pengusaha sukses yang memajukan desa tempat tinggalnya. Konsep produksi feature TOKOH ini disesuaikan dengan program TOKOH yang sudah ada di Cakra Semarang TV. Namun ada beberapa tambahan dan perubahan yang membuatnya berbeda yaitu liputan singkat profil narasumber, testimonial orang-orang terdekat narasumber, perubahan komposisi segmen, tips dan pesan yang menginspirasi dan memotivasi. Ada enam episode yang ditayangkan yaitu “Sastrawan Muda Berbakat”, “Ibu Asuh Anak Jalanan”, “Kyai Penjaga Makam”, “Komunitas Tangan Kedua”, “Belajar Bahasa Inggris Melalui Otak Bawah Sadar”, “Desa BuLe”. Posisi pekerjaan dibagi berdasarkan tugas dan tanggungjawab masing-masing yaitu sutradara, penulis naskah, koordinator talent host, penata kamera, dan penyedia alat.Setelah melalui tahapan pra produksi, produksi, dan pasca produksi, produksi feature ini ditayangkan setiap hari Senin, pukul 18.00 WIB, dari tanggal 9 Juni 2014 sampai dengan 21 Juli 2014. Program feature ini diharapkan menjadi media yang mengedukasi, menginspirasi, dan memotivasi masyarakat dalam setiap episodenya.Kata kunci: feature, human interest, tokoh, prestasi, dedikasi
Branding Komunitas Lumpia Komik Melalui Kegiatan Public Relations ( Media Managers ) Aldila Leksana Wati; Tandiyo Pradekso; Djoko Setyabudi; M Bayu Widagdo; Agus Naryoso
Interaksi Online Vol 2, No 4: Oktober 2014
Publisher : Jurusan Ilmu Komunikasi, FISIP, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (296.007 KB)

Abstract

Pada awal tahun 2014 keadaan industri komik Indonesia mulai bangkit, hal ini bisa dibuktikan dengan banyaknya bermunculan judul komik lokal seperti Si Juki, Tuti and Friends, Nebi, Si Gundul, Nusantaranger dan judul komik lainnya. Hal ini menyebabkan tumbuhnya komunitas penggemar komik lokal, salah satunya adalah Lumpia Komik. Lumpia komik adalah sebuah komunitas pecinta komik yang didirikan pada bulan Maret 2014 oleh beberapa pecinta komik dan komikus yang ingin mendukung dan memajukan industri komik lokal, khususnya di kota Semarang. Masih dininya usia dari Lumpia Komik menyebabkan kurangnya awareness masyarakat terhadap komunitas ini.Tujuan dilakukannya kegiatan marketing communication ini adalah untuk menumbuhkan minat atau interest terhadap bacaan komik dan industri komik lokal Indonesia, dalam hal ini dengan cara ikut serentak menyerukan dukungan lewat Lumpia Komik.Audiens yang menjadi target primer adalah pelajar SMA dan Mahasiswa berusia 16-21 tahun yang menyukai komik dan berdomisili di Kota Semarang dan sekitarnya, target sekunder adalah adalah siswa dan siswi SMP dan masyarakat umum yang menyukai komik. Teori yang digunakan untuk mencapai tujuan adalah teori persuasif, konsep brand activationdan IMC (Integrated Marketing Communication). Strategi yang digunakan untuk mencapai tujuan adalah dengan menggunakan IMC dan tools yang digunakan adalah dengan PR dan brand activation.Taktik kegiatan marketing communication ini menggunakan strategi IMC yaitu pendekatan persuasif secara personal, menggunakan iklan berupa video, komunikasi dua arah dengan menggunakan sosial media, program Bikin Komik Besar, workshop Bebas Kumpul Bareng, Berbagi Komik Berarti dan lomba selfie bareng komik mini. Hasil kegiatan marketing communication ini adalah peningkatan awareness terhadap lumpia komik, 20 orang bergabung dalam komunitas Lumpia Komik dan menyusun konsep communication planning Lumpia Komik. Kata kunci : Public Relations, IMC (Integrated Marketing communication), Lumpia Komik
Karya Bidang Program Tayangan “Gitaran Sore – Sore” Pro TV Semarang sebagai Creative Dimas Muhammad; Tandiyo Pradekso; Agus Naryoso; M Bayu Widagdo
Interaksi Online Vol 3, No 1: Januari 2015
Publisher : Jurusan Ilmu Komunikasi, FISIP, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (161.94 KB)

Abstract

Televisi merupakan salah satu media masaa yang paling digemari oleh penduduk Indonesia. Namun tayangan yang digemari oleh masyarakat Indonesia saat ini adalah tayangan yang menghibur tanpa mengindahkan nilai edukasi didalamnya. Disini program talkshow Gitaran Sore-Sore bertujuan untuk memberikan nilai edukasi dan nilai hiburan bagi anak muda kota Semarang.Ditayangkan di Pro tv yang merupakan tv lokal di kota Semarang, membuat Gitaran Sore-Sore menggunakan unsur proximity untuk menggapai penonton. Dikemas menjadi obrolan ringan yang menjadikan program Gitaran Sore-Sore sebagai sarana untuk menyampaikan aspirasi kalangan muda kota Semarang.Dalam proses produksi, penulis disini bertugas sebagai creative. Creative adalah orang yang bertanggung jawab untuk membuat rencana dan alur program sampai dengan proses pembuatan konten kreatif di dalam program tayangan televisi.Proses produksi dilakukan mulai tanggal 29 September 2014 hingga 13 November 2014 di Pro TV Semarang pada pukul 15:00 WIB. Berdasarkan testimoni penonton, program Gitaran Sore-Sore merupakan program talkshow yang inspiratif, membuka banyak pandangan baru bagi penonton, dan dengan penyampaian yang sesuai dengan anak muda bisa memberikan nilai edukasi pada setiap tayanganya.Kata kunci : talkshow, creative, televisi, inspiratif
Father Daughter Relationship dalam Film I Am Sam Karya Jessica Nelson Bhaswarani Oktadianisty; Hapsari Dwiningtyas; Wiwid Noor Rakhmad; M Bayu Widagdo
Interaksi Online Vol 3, No 2: April 2015
Publisher : Jurusan Ilmu Komunikasi, FISIP, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (207.664 KB)

Abstract

Father daughter relationship mengacu pada Oedipus complexyang diungkapkan psikoanalis Sigmund Freud dengan menempatkan sosok ayah sebagai pusat dari kehidupan anak perempuan setelah anak perempuan tidak lagi menjadikan ibu sebagai objek cinta menjadikan ibunya sebagai saingan untuk mendapatkan cinta ayah. Film I Am Sam ini mencoba menyajikanfather daughter relationship secara berbeda dengan menghadirkan sosok ayah yang menyandang disabilitas tunagrahita. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui strategi teks yang digunakan oleh sutradara melalui film dan juga untuk mengetahui nilai-nilai dalam kultur dominan yang tidak bisa dilepaskan oleh film ini terkait dengan naturalisasi fatherdaughter relationship dengan kondisi dimana sang ayah merupakantunagrahita. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan analisis semiotika model Roland Barthes melalui tahapan analisis sintagmatik dan paradigmatik dengan menggunakan lima kode pokok pembacaan teks.Strategi film dalam melakukan naturalisasi dengan menunjukkan bahwa seorangtunagrahita mampu berfungsi sebagai ayah, anak perempuan dari tunagrahitatumbuh normal, ikatan emosional anak perempuan dengan ayahnya ketika sedang berkonflik (ditunjukkan melalui ekspresi tertawa, menangis, marah, kecewa dan bahagia), adegan-adegan yang melibatkan kontak fisik antara ayah dan anak perempuan (pelukan, ciuman, menggendong, dan bergandengan), serta adanya transformasi nilai-nilai sosial dari ayah ke anak perempuan.Dalam rangka mendukung kaum penyandang disabilitas tunagrahita dalam mengasuh anak, masih terdapat nilai-nilai penolakan terhadap penyandang disabilitas tunagrahita yang tidak bisa dilepaskan oleh film ini. Penyandang tunagrahita yang selalu membutuhkan dan mendapatkan bantuan orang lain dalam mengasuh anaknya menjadi bukti bahwa film ini masih mengadopsi nilai-nilai yang terdapat dalam kultur dominan. Namun film ini juga menunjukkan bahwa anak perempuan tidak bisa melepaskan diri dari ayahnya terlepas dari kemampuan intelektual ayah itu sendiri, apakah ayahnya seorang tunagrahita atau tidak.
REPRESENTASI IDENTITAS KEINDONESIAAN DALAM FILM MERAH PUTIH Sholakhiyyatul Khizana; Triyono Lukmantoro; Nurrist Surayya Ulfa; M Bayu Widagdo
Interaksi Online Vol 2, No 3: Agustus 2014
Publisher : Jurusan Ilmu Komunikasi, FISIP, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (127.323 KB)

Abstract

Setiap negara memiliki identitas nasionalnya sendiri, salah satu ciri yang digunakan untuk mengenali negara tersebut. Hal ini menjadi rumit ketika negara tersebut memiliki beragam kebudayaan atau multikultur. Budaya mana yang kemudian akan diangkat untuk dijadikan sebuah identitas nasional. Umumnya sebuah identitas diangkat berdasarkan budaya mayoritas yang berada dalam sebuah negara, hal inilah yang kemudian membuat masyarakat luas menyalahartikan ‘Jawa’ sebagai identitas nasional. Merah Putih merupakan film yang merepresentasikan sebuah identitas keindonesiaan melalui pluralisme. Identitas nasional tidak lagi diangkat berdasarkan sebuah kebudayaan mayoritas namun semua kebudayaan yang mendiami wilayah Indonesia termasuk budaya minoritas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui representasi identitas keindonesiaan dalam film Merah Putih.Dalam penelitian ini, pendekatan yang digunakan adalah kualitatif dengan analisis semiotika John Fiske ‘the codes of television’. Film ini diuraikan secara sintagmatik pada level realitas dan level representasi, sedangkan penguraian level ideologi menggunakan analisis secara paradigmatik.Merah Putih merepresentasikan pluralisme sebagai identitas nasional. Masing-masing karakter dalam film ini dengan baik merepresentasikan budaya asalnya, baik dengan tata cara berpakaian, bahasa yang digunakan, pola pikir,kebiasaan, ritual peribadatan dan sebagainya. Identitas asal yang disandang para karakter dalam film ini memungkinkan terbentuknya berbagai entosentrisme, prasangka, dan stereotip. Kesadaran akan identitas nasionallah yang kemudianmenyatukan berbagai perbedaan yang ada. Temuan yang menarik dalam penelitianini adalah, bagaimana identitas gender ikut terbawa dalam arus perselisihankebudayaan. Pada dasarnya lingkunganlah yang memposisikan kelas sosial laki-laki dan perempuan, dalam film perang berlatar tahun 1940-an ini maskulinitas tampak dijunjung tinggi dan peran perempuan terdiskriminasi. Pluralisme tidak berpengaruhpada kelas sosial ini karena dalam film ini baik budaya mayoritas maupun minoritas memiliki pandangan yang sama terhadap posisi laki-laki dan perempuan di dalam masyarakat.Kata kunci : film, identitas nasional, pluralisme
PRODUKSI PROGRAM BERITA FEATURE TELEVISI “IS IT YOU?” DI CAKRA SEMARANG TV Shabara Wicaksono; I Nyoman Winata; M Bayu Widagdo; Djoko Setyabudi; Hedi Pudjo Santosa
Interaksi Online Vol 2, No 4: Oktober 2014
Publisher : Jurusan Ilmu Komunikasi, FISIP, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (178.711 KB)

Abstract

Dalam kehidupan anak muda, banyak fenomena-femonema menarik yang dapat diulas. Program feature televisi menjadi salah satu media yang tepat untuk menampilkan fenomena tersebut. Program feature “IS IT YOU?” mengulas berbagai realita dalam kehidupan sehari-hari anak muda dengan tujuan memberikan nilai edukasi dan hiburan pada penonton, yaitu anak muda itu sendiri.Dalam pembuatan program feature televisi terdapat proses pra produksi,produksi dan pasca produksi. Tiap proses dikerjakan oleh masing-masing individu dalam tim berdasar pembagian tugas yang telah dibebankan. Terdapat pembagian tugas sebagai Produser, Penulis Naskah, Program Director, Juru Kamera, dan Penyunting gambar & grafis dalam tim “IS IT YOU?”. Penulis bertugas sebagai Program Director, juru kamera, dan penyunting gambar & grafis.Pada proses pra-produksi, berdasar arahan produser, Program Director memilih narasumber dan melakukan perencanaan pengarahan presenter dan juru kamera. Juru kamera melakukan riset peralatan dan menyusun rencana komposisi pengambilan gambar. Penyunting gambar & grafis menyusun rancangan struktur editing berdasar koordinasi dengan produser.Pada proses produksi, Program Director mengarahkan presenter untuk menggunakan bahasa dan pembawaan yang santai khas anak muda. Juru Kamera melakukan pengambilan gambar dengan komposisi medium shot dan medium close up untuk menghindari gesture tubuh presenter dan lebih menonjolkan ekspresi wajah presenter yang khas. Penyunting gambar & grafis memilih backsound groovy, memilih warna yang soft dan menggunakan teknik cut by cut sebagai ciri khas program.Berdasar testimoni penonton, program feature televisi “IS IT YOU?” merupakan program yang khas bergaya anak muda, mampu menghibur dan tetap memberikan nilai edukasi pada tiap tayangannya. Kata Kunci : Program Berita Feature, Anak Muda, Program Director, Juru Kamera, Penyunting gambar & Grafis
Produksi Program Acara Berita Feature “Di Balik Nama” di Cakra Semarang TV ( Camera Person ) Ibrahim Muhammad Ramadhan; I Nyoman Winata; Tandiyo Pradekso; M Bayu Widagdo
Interaksi Online Vol 3, No 4: Oktober 2015
Publisher : Jurusan Ilmu Komunikasi, FISIP, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (324.207 KB)

Abstract

Televisi memiliki peran penting dalam menyampaikan informasi sekaligus menghibur bagi masyarakat. Dari beberapa stasiun TV lokal yang ada di Semarang, belum ada tayangan news feature bertemakan sejarah lokal yang pembahasannya berangkat dari sebuah nama.“Di Balik Nama” sebagai sebuah program news feature hadir sebagai alternatif tayangan yang mengangkat tema tentang sejarah dibalik nama-nama kawasan atau tempat, kuliner, dan tradisi yang ada di kota Semarang dan sekitarnya.Pada program “Di Balik Nama”, produser bertugas untuk menentukan tema, membuat rencana kerja, membuat anggaran produksi, hingga membuat agenda wawancara kepada narasumber. Program director bertugas untuk menentukan packaging program acara, membuat shotlist liputan, hingga pengarahan liputan di lapangan. Camera person bertugas untuk mengambil gambar atau melakukan liputan lapangan. Sedangkan editor bertugas melakukan penyuntingan gambar dan grafis hingga program acara siap untuk ditayangkan.Setelah melalui tahapan praproduksi, proses produksi, dan pascaproduksi, karya bidang ini ditayangkan di Cakra Semarang TV setiap hari Jumat pukul 19.00 WIB mulai tanggal 17 April sampai dengan 24 Juli 2015. Melalui tayangan ini diharapkan masyarakat mendapatkan tayangan yang informatif mengenai sejarah lokal dari nama-nama kawasan atau tempat, kuliner, dan tradisi yang ada di kota Semarang dan sekitarnya.
Co-Authors Adi Nugroho Aditia Nurul Huda Aditya Iman Hamidi Adityo Cahyo Aji Agus Naryoso S.Sos, M.Si, Agus Naryoso Ahmad Fauzi Ahmad Fikar Harakan Aisah Putri Sajidah, Aisah Putri Aldila Leksana Wati Ambar Rakhmawati Angga Dwipa Anggia Anggraini Aprillia N S Arum Sawitri Wahyuningtias Asti Amalina Widiyasari Atina Primaningtyas Ayu Pramudhita Noorkartika Bareta Hendy Pamungkas Bayu Bagus Panuntun Bayu Hastinoto Prawirodigdo Bebby Rihza Priyono Beta Fiftina Aryani Bhaswarani Oktadianisty Budi Adityo Debi Astari Deni Arifiin Dimas Muhammad Dimas Setiawan Hutomo Distian Jobi Ridwan Diyan Krissetyoningrum Djoko Setyabudi Djoko Setyabudi DR Sunarto Dr. Sunarto Dwi Purbaningrum Dyah Mayangsari Puspaningrum Eggie Nurmahabbi Farisa Dian Utami Febryana Dewi Nilasari Fitriana Nur Indah S Fransiska Candraditya Utami Ghela Rakhma Islamey Ghita Kriska Dwi Ananda Gilang Maher Pradana Gilang Wicaksono Hapsari Dwiningtyas Hapsari Dwiningtyas Sulistyani Hedi Pudjo Santosa Hedi Pudjo Santosa Hendrikus Setya Pradhana Hilda Maisyarah I Nyoman Winata I Nyoman Winata Ibrahim Muhammad Ramadhan Ifadhah Vellayati Widjaja Imam Dwi Nugroho Imam Muttaqin Indah Pratiwi Indra Septia BW Jaza Akmala Ramada Jenny Putri Avianti Joyo NS Gono Kaisya Ukima Tiara Anugrahani Kartika Ayu Pujamurti Lintang Jati Rahina Lintang Ratri Rahmiaji Manggala Hadi Prawira Marliana Nurjayanti Nasoetion Mohammad Akbar Rizal Hamidi Much. Yulianto Muhammad Imaduddin Musyafi Tribun Jateng Nadia Dwi Agustina Nanda Ayu Puspita Ningsih Nanda Dwitiya Swastha Ni Made Dinna Caniswara Nicolas Handoko Raharjo, Nicolas Handoko Nilna Rifda Kholisha Novelia Irawan S Novi Rosmaningrum Nur Dyah Kusumawardhani Putri Nurhanatiyas Mahardika Nurist Surayya Ulfa Nuriyatul Lailiyah Nurrist Surayya Ulfa Pranamya Dewati Primada Qurrota Ayun Raynaldo Faulana Pamungkas Renis Susani Karamina Rijalul Vikry Rizki Rengganu Suri Perdana Sallindri Sanning Putri Sarah Veradinata Purba Shabara Wicaksono Sholakhiyyatul Khizana Sigit Haryadi Siska Ratih Dewanti Sri Widowati Herieningsih Stephany Alamanda Sulastri _ Syarifa Larasati Tandiyo Pradekso Taufik Indra Ramadhan Taufik Reza Ardianto Taufik Suprihartini Taufik Suprihatini Theresia Dita Anggraini Tri Utami Triyono Lukmantoro Turnomo Rahardjo Vania Ristiyana Vivitri Dewi Prasasty Wahyu Tri Oktaviani Wiwid Noor Rakhmad Yanuar Luqman Yoga M Pamungkas Yoga Yuniadi Yudi Agung Kurniawan Yuliantika Hapsari Yunita Indriyaswari Yuyun Octaviani Budiarti