Claim Missing Document
Check
Articles

Hubungan Tingkat Pengetahuan Bahaya Paparan Sinar Matahari Dengan Penggunaan Sunscreen oleh Mahasiswa Kepelatihan Olahraga Angkatan 2018 Universitas Negeri Padang Sofia, Mita; Minerva, Prima
Jurnal Pendidikan Tambusai Vol. 5 No. 3 (2021): 2021
Publisher : LPPM Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai, Riau, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jptam.v5i3.2156

Abstract

Penelitian ini dilatar belakangi karena seringnya mahasiswa Kepelatihan Olahraga melakukan praktek diluar ruangaan yang berada dibawah paparan sinar matahari dan sebagian mahasiswa Kepelatihan Olahraga banyak yang tidak menggunakan sunscreen. Tujuan penelitian ini yaitu untuk 1) mengetahui tingkat pengetahuan mahasiswa Kepelatihan Olahraga terhadap bahaya paparan sinar matahari, 2) mengetahui tingkat penggunaan sunscreen oleh mahasiswa Kepelatihan Olahraga 3) mengetahui hubungan tingkat pengetahuan bahaya paparan sinar matahari dengan penggunaan sunscreen oleh mahasiswa Kepelatihan Olahraga. Jenis penelitian yang digunakan yaitu penelitian deskriptif kuantitatif dengan pendekatan korelasional. Populasi pada penelitian ini yaitu mahasiswa aktif Kepelatihan Olahraga Angkatan 2018 Universitas Negeri Padang. Sedangkan Teknik penarikan sampel dengan metode Random Sampling menggunakan rumus Slovin sehingga didapatkan sampel sebanyak 70 orang. Jenis data yaitu menggunakan data primer dan data sekunder. Teknik pengambilan data yang digunakan adalah tes dan kuisioner/angket. Uji coba instrument menggunakan uji validitas dan uji reabilitas. Teknik analisis data menggunakan deskripsi data, uji prasyarat analisis dan uji analisis koefisien korelasi. Hasil penelitian ini setelah dilakukan teknik analisis korelasi Rank Spearman maka didapatkan nilai signifikansi 0,012 artinya terdapat hubungan antara kedua variabel dengan tingkat kekuatan hubungan antara variabel sebesar 0,299 dikategorikan cukup, serta dengan arah hubungan yang positif sehingga hubungan kedua variabel tersebut bersifat searah.
Penerapan Protokol Kesehatan Covid-19 Pada Salon Kecantikan di Kecamatan Kinali Kabupaten Pasaman Barat Handayani, Fitri; Minerva, Prima
Jurnal Pendidikan Tambusai Vol. 5 No. 3 (2021): 2021
Publisher : LPPM Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai, Riau, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jptam.v5i3.2157

Abstract

Penerapan protokol kesehatan Covid-19 pada usaha salon kecantikan di Kecamatan Kinali Kabupaten Pasaman Barat masih belum diterapkan sebagaimana mestinya yang telah ditetapkan oleh Kemenkes RI. Penelitian ini bertujuan (1) untuk mengetahui bagaimana personal hygiene karyawan pada salon kecantikan di Kecamatan Kinali Kabupaten Pasaman Barat (2) untuk mengetahui bagaimana sanitasi pada salon kecantikan di Kecamatan Kinali kabupaten Pasaman Barat (3) untuk mengetahui bagaimana penerapan protokol kesehatan Covid-19 pada salon kecantikan di Kecamatan Kinali Kabupaten Pasaman Barat. Jenis penelitian menggunakan metode dekriptif kuantitatif. Populasi pada penelitian ini yaitu usaha salon kecantikan di Kecamatan Kinali Kabupaten Pasaman Barat. Sedangkan Teknik penarikan sampel dengan cara total sampling. Jenis data yaitu menggunakan data primer. Teknik pengambilan data yang digunakan adalah kuisioner/angket. Teknik analisis data menggunakan rumus persentase dan kategorian dan selanjutnya dilakukan perhitungan tingkat kemampuan dan pencapaian responden (TCR). Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penerapan protokol kesehatan Covid-19 pada salon kecantikan di kecamatan kinali kabupaten pasaman barat dikategorikan pada kategori tidak baik, hal ini dapat dilihat dari hasil penelitian yang telah dilakukan pada ,personal hygiene karyawan salon dikecamatan kinali kabupaten pasbar dengan nilai TCR 89% adalah kategori baik , sanitasi salon kecantikan dengan nilai TCR 77% adalah kategori sedang dan penerapan protokol kesehatan Covid-19 dengan nilai TCR 50% adalah kategori tidak baik. Jadi, penerapan protokol kesehatan tidak diterapkan dengan baik, maka disarankan agar salon lebih dapat mematuhi dan menerapkan protokol kesehatan covid-19.
Kelayakan Kulit Buah Melinjo (Gnetum gnemonLinn) Sebagai Pewarna Blush On Oktavia , Yola; Minerva , Prima
Jurnal Pendidikan Tambusai Vol. 5 No. 3 (2021): 2021
Publisher : LPPM Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai, Riau, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jptam.v5i3.2160

Abstract

Blush on merupakan salah satu jenis kosmetika dekoratif yang dapat digunakan untuk pewarna atau perona pipi dengan sentuhan artistik sehingga dapat meningkatkan estetika dalam tata rias wajah. Penelitian ini bertujuan untuk untuk menganalisis kelayakan kulit buah melinjo yang digunakan sebgai pewarna dalam kosmetika blush on meliputi tekstur bush on, daya lekat blush on saat pengaplikasian, warna blush on saat pengaplikasian, aroma blush on, ketahanan blush on saat digunakan serta kesukaan panelis terhadap blush on kulit melinjo tersebut. Jenis penelitian adalah penelitian kuantitatif dengan menggunakan metode eksperimen. Variabel dalam penelitian ini adalah variabel bebas (X) dan variabel terikat (Y). Teknik pengumpulan data menggunakan metode eksperimen dengan teknik pengambilan data observasi, dokumentasi dan kusioner. Penelitian ini menggunakan kuisioner atau angket. Analisis data menggunakan persentase dengan kategori yang telah ditetapkan. Hasil penelitian ini adalah 1) Hasil jadi penggunaan blush on melinjo bertekstur halus. 2) Hasil jadi penggunaan blush on melinjo kurang lekat saat diaplikasikan. 3) Hasil jadi penggunaan blush on melinjo berwaarna jelas saat diaplikasikan. 4) Hasil jadi penggunaan blush on melinjober-aroma kurang khas. 5) Hasil jadi penggunaan blush on melinjo tahan saat diaplikasikan. 6) Hasil jadi penggunaan blush on melinjo disukai oleh panelis. Disarankan agar dapat memanfaatkan penggunaan temuan blush on kulit melinjo yang menggunakan bahan pewarna alami.
Kelayakan Masker Kulit Buah Semangka untuk Perawatan Kulit Wajah Kering Gustianeldi, Leni; Minerva, Prima
Jurnal Pendidikan Tambusai Vol. 5 No. 3 (2021): 2021
Publisher : LPPM Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai, Riau, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jptam.v5i3.2165

Abstract

Masker kulit semangka cocok untuk perawatan kulit kering, karena membuat wajah lembab.Penelitian bertujuan menganalisis pembuatan masker, kelayakan kandungan vitamin, kelayakan tekstur, aroma, daya lekat, juga dilihat dari kesukaan.Penelitian menggunakan pendekatan deskriptif kuantitatif, memakai metode eksperimen. Objek penelitiankulit putih semangka dijadikan masker bubuk untuk perawatan kulit kering. Variabel penelitian yaitu variabel bebas (X) kulit semangka, variabel terikat (Y) kandungan kulit semangka. Penelitan diambil menggunakan data primer.Teknik pengambilan data memakai dokumentasi, observasi.Analisis data menggunakan rumus presentase bertujuan melihat kelayakan masker dari uji organoleptik, hedonic, masker dinilai 7 orang. Hasil penelitian menunjukkan dari 1.500 gram kulit semangka menghasilkan 60 gram masker bubuk kulit semangka.Berdasarkan uji laboratorium terdapat vitamin A sebanyak 178.20 mg, vitamin C18 mg pada kulit buah semangka. Uji organoleptik menunjukkan aroma, tekstur, daya lekat memiliki tingkat penilaian cukup tinggi,kesukaan panelis memiliki penilaian cukup tinggi.Disarankan masyarakat menggunakan masker kulit semangka untuk perawatan wajah kering.
Kelayakan Masker Mentimun untuk Perawatan Kulit Wajah Berjerawat Ningtias, Puspita; Minerva, Prima
Jurnal Pendidikan Tambusai Vol. 5 No. 3 (2021): 2021
Publisher : LPPM Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai, Riau, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jptam.v5i3.2188

Abstract

Kecantikan bagi seorang wanita sangatlah penting, sehingga seorang wanita selalu memperhatikan kecantikannya dengan baik. Tetapi karena cuaca yang tidak menentu dan banyaknya aktifitas diluar ataupun didalam ruangan dan faktor-faktor lainnya, menyebabkan banyak masalah pada kulit, salah satunya pada jenis kulit berminyak yaitu jerawat. Untuk mengatasi timbulnya jerawat maka diperlukan sebuah perawatan, salah satunya perawatan tradisional yang menggunakan bahan alami seperti mentimun. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan pendekatan deskripsi kuantitatif.Dalam penelitian ini hanya terdapat variabel bebas (x) variabel bebas dalam penelitian ini yaitu kelayakan masker mentimun untuk perawatan kulit wajah berjerawat.pengambilan data dalam penelitian ini menggunakan data primer. Pengambilan data menggunakan teknik dokumentasi dan observasi.Data dianalisis menggunakan rumus persentase yang berfungsi untuk melihat kelayakan masker dilihat dari segi uji organoleptik dan uji hedonik. Hasil penelitian uji laboratorium adalah Vitamin A yang terdapat dalam masker bubuk mentimun yaitu 1552.40 mg/100gr, vitamin C yang terdapat dalam masker bubuk mentimun 65.12 mg/100gr dan saponin yang terdapat dalam masker bubuk mentimun 157.44 mg/100gr. Berdasarkan uji organoleptik mayoritas panelis menyatakan tekstur masker mentimun cukup halus, aromanya kurang beraroma khas mentimun, dan daya lekatnya lekat. Sedangkan untuk uji hedonik (uji kesukaan panelis) mayoritas panelis menyatakan cukup menyukai masker mentimun.
Feasibility of Preparation of Celery Hair Tonic (Apium Graviolens Linn) as A Hair Loss Treatment Cosmetic Sari, Rahma; Minerva, Prima
JURNAL PENDIDIKAN DAN KELUARGA Vol 16 No 01 (2024): Jurnal Pendidikan dan Keluarga
Publisher : Fakultas Pariwisata dan Perhotelan Universitas Negeri Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24036/jpk/vol16-iss01/1134

Abstract

Hair loss is experienced by many women today, hair loss health problems caused by one of the hereditary factors and hormones. Celery (Apium Graviolens Linn) is a plant that can be used as a fertilizer and accelerate hair growth. Many people today have returned to the new concept of “back to nature” by switching to natural materials because it is relatively safer. This study aims to determine the content of vitamin A and flavonoids, and determine the feasibility of celery extract seen from the smell, color, absorption, penelis preferences and pH test. This study is an experimental study with a quantitative description of the type of research. The research instruments are laboratory test, organoleptic test, physical properties test, hedonic test and pH test. Data collection using documentation and questionnaire methods. Descriptive analysis of the percentage data to explain the content contained in the celery Hair tonic and the feasibility of celery Hair tonic seen from the smell, color, absorption, penelis preferences and pH test. The results of Vitamin A contained in celery extract of 2,26gr/100 gr, and flavonoids of 18 mg/100 gr. Based on organoleptic tests, physical and hedonic properties showed that 86% smelled typical celery, 71% celery hair tonic dark brown, 57% celery hair tonic has sufficient absorption absorb, and 71% penelis said like celery hair tonic. PH test results showed celery Hair tonic is still in the pH balance of 4.53 pH. So celery can be used as the main ingredient in making hair tonic because celery plants include groups that contain flavonoid phytochemicals and vitamin A that can be used as alternative ingredients for hair health. It is expected that for the Department of Cosmetology and beauty FPP UNP research on the feasibility of celery Hair tonic preparations for hair loss health can be used as a reference in subsequent studies and can be refined.
Utilization of Patchouly Oil as Facial Wash Cosmetic For Acne-Prone Skin Ramadani, Nesy Fitri; Minerva, Prima
MSJ : Majority Science Journal Vol. 2 No. 3 (2024): MSJ-AUGUST
Publisher : PT. Hafasy Dwi Nawasena

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61942/msj.v2i3.224

Abstract

The research on utilizing patchouli oil as a facial wash for acne-prone skin employs a quantitative approach with an experimental design. Acne issues occur in both females and males aged 17-21. Acne skin care can be addressed using natural-based facial cleansers containing antibacterial ingredients. One natural ingredient that can be used for facial wash is Patchouli leaves, which contain active compounds such as alkaloids, saponins, phenolics, flavonoids, triterpenoids, and glycosides that act as antibacterial agents. The facial wash formulation was designed by varying the concentration of patchouli oil: F1 (1%), F2 (2%), and F3 (3%). Phytochemical screening of the patchouli oil facial wash revealed that F1, F2, and F3 were negative for flavonoids, positive for saponins, and F1 was negative for alkaloids while F2 and F3 were positive. The results showed that the patchouli oil facial wash met the requirements for organoleptic tests, pH tests, homogeneity tests, and foam height tests. Among the various formulations, F3 was found to meet the requirements most effectively.
Formulation And Testing Of Flavonoid And Vitamin C Levels Of Clay Mask Of Chinese Bidara Leaf Extract (Ziziphus Mauritiana Lam) For Aging Skin Care Hannum, Lili Faridah; Minerva, Prima
Jurnal EduHealth Vol. 15 No. 03 (2024): Jurnal EduHealt (September), Year 2024
Publisher : Sean Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Aging is a gradual process of tissue disappearance to repair or replace itself and maintain its normal structure and function. The aging process is caused by exposure to UV rays, daily habits, and improper facial skin care. In addressing aging, a good treatment is the use of clay masks. Facial skin aging can be treated by utilizing natural ingredients, one of which is Chinese date leaves (Ziziphus mauritiana Lam). Chinese date leaves contain anti-inflammatory and antioxidant properties as well as phytochemical compounds such as flavonoids and vitamin C. Clay mask formulations were designed by varying the concentration of Chinese date leaf extract, namely F0 (0%), F1 (2.5%), F2 (5%), and F3 (7.5%), with the aim of determining the best clay mask formulation. The Chinese date leaf extract was tested for flavonoid content using the UV-Vis spectrophotometer method and for vitamin C content using the titration method. The clay mask preparations were examined for organoleptic properties, pH, homogeneity, adhesive power, drying time, and hedonic test. The research results showed that Chinese date leaf extract had a flavonoid content of 1.5% and a vitamin C content of 82.6%. The results of the clay mask preparation met the requirements for organoleptic properties, pH, homogeneity, adhesive power, and drying time. Based on the results of various extract concentrations, satisfactory results were obtained, with formulations F1 and F2 meeting the requirements.
The Relationship of Fast Food Towards The Event of Acne Vulgaris in Students Laila Fajri; Prima Minerva
International Journal of Natural Science and Engineering Vol. 6 No. 2 (2022): Juli
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (287.526 KB) | DOI: 10.23887/ijnse.v6i2.51640

Abstract

Acne vulgaris is a skin disease caused by inflammation of the polysebaceous follicles (skin oil glands). Acne, if left untreated, can lead to depression and a crisis of confidence for the sufferer. Acne vulgaris can occur at any age due to several factors, one of which is food. This study aimed to analyze the level of acne vulgaris, determine the consumption pattern of fast food, and the relationship between fast food and the incidence of acne (acne vulgaris) in students. This type of research is analytic with a cross-sectional approach. The research sample was 52 people using a consecutive sampling method. Data analysis used univariate analysis and bivariate analysis with a chi-square test. The results showed that the highest acne vulgaris was in the moderate category, namely 23 people (44.2%). Fast food consumption patterns were in a bad category, namely 22 people (42.3%), so there was a relationship with a significance value of 0.018 < 0 0.05 between fast food consumption behavior and the incidence of acne (acne vulgaris) in students. It was concluded that the highest incidence of acne (acne vulgaris) was in the moderate category, and the highest consumption pattern of fast food was in the bad category. There was a positive and significant relationship between fast food consumption behavior and the incidence of acne (acne vulgaris) in college students.
Utilization of Snapper Spinach Leaf Extract (Amaranthus Hybidrus L) in Peel-Off Gel Mask Preparation for Aging Face Skin Care Kartika, Ayu; Minerva, Prima
International Journal of Natural Science and Engineering Vol. 7 No. 1 (2023): April
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/ijnse.v7i1.57767

Abstract

The peel-off gel mask is a type of mask that is easy and practical to use. Besides that, it can also hydrate the skin well. Spinach contains chemicals that are good for skin health including vitamin A, vitamin E, vitamin C, and flavonoids. The purpose is to determine the feasibility of peel-off gel masks with snapper spinach leaf extract in terms of laboratory tests (vitamin A, vitamin C, flavonoids, homogeneity, pH, drying time), organoleptic tests (color, aroma, stickiness, and texture), and hedonic test (favourability level). This type of research is an experiment with quantitative analysis. The independent variable is snapper spinach leaves. The dependent variable is the content of vitamin A, vitamin C, flavonoids, homogeneity, pH, and drying time contained in the peel-off gel mask. Data analysis techniques are observation and documentation. The formulations used are X1 (1%), X2 (3%), and X3 (5%). The results showed that in the peel-off gel mask of spinach leaf extract, there was 9568,0000 ppm (9.57%) of vitamin A, 0.088% vitamin C, (+) flavonoids, the X1 and X2 formulations were homogeneous, while the X3 formulation not homogeneous, pH 4.86, and average drying time of 20 minutes. The best formulation in terms of organoleptic and hedonic tests is X2 (3%) quite colorful (55.56%), quite flavourful (66.67%), sticky (66.67%), smooth (100%), likes (66,67%). Thus, the peel-off gel mask with snapper spinach leaf extract is suitable as an aging skin treatment.