Claim Missing Document
Check
Articles

Optimizing Modem Placement in UPI Building FPMIPA using the Illumination Model Aisy, Khansa Salsabila Rohadatul; Yulianti, Kartika; Sumiaty, Encum; Yusnitha, Isnie
InPrime: Indonesian Journal of Pure and Applied Mathematics Vol 6, No 2 (2024)
Publisher : Department of Mathematics, Faculty of Sciences and Technology, UIN Syarif Hidayatullah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15408/inprime.v6i2.41452

Abstract

Since a reliable internet signal has become an essential and significant need nowadays, the existence of modems as transmitters of internet signals is also crucial; modems transmit the internet signal (without cable), which is then captured by devices. This research aims to construct a mathematical model to determine the minimum number of modems and their placement so that the entire building FPMIPA-A of UPI has a good internet signal. In this research, we assume that the modem can pass through at most two walls, and the area studied is limited to the first floor of FPMIPA-A. The model is based on the illumination problems theorems, one of which states that every monotone 6-gon can be covered by a single 2-modem point placed at one of its two leftmost (or rightmost) vertices.  By the theorem, we view the layout of the rooms in the building as a combination of polygons. The results show that 12 modems are required to cover all areas on the first floor of FPMIPA-A to get a good signal.Keywords: illumination problem; modem; polygonal regions; optimal modem placement; building FPMIPA A. AbstrakSaat ini, kebutuhan akan sinyal internet yang andal menjadi kebutuhan penting dan utama. Modem sebagai pemancar sinyal internet mengirimkan sinyal internet (tanpa kabel) dan kemudian ditangkap oleh perangkat. Penelitian ini bertujuan untuk membangun model matematika yang menentukan jumlah minimum modem dan penempatannya agar seluruh gedung FPMIPA-A UPI mempunyai sinyal internet yang baik. Pada penelitian ini diasumsikan modem dapat menembus paling banyak dua dinding dan area yang diteliti dibatasi pada lantai 1 gedung FPMIPA-A UPI. Model matematika untuk masalah penempatan modem ini didasarkan pada teorema masalah iluminasi, yang salah satunya menyatakan bahwa setiap 6-gon monoton dapat ditutupi oleh satu titik 2-modem yang ditempatkan di salah satu dari dua simpul paling kiri (atau paling kanan).  Berdasarkan teorema tersebut, tata ruang pada lantai 1 gedung FPMIPA-A UPI dipandang sebagai kombinasi poligon. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dibutuhkan 12 modem untuk mencakup seluruh area di lantai 1 FPMIPA-A guna mendapatkan sinyal yang baik. Kata Kunci: masalah iluminasi; modem, daerah poligon; penempatan modem secara optimal; gedung FPMIPA A. 2020MSC: 90C90.
ANALISIS KESALAHAN DALAM MENYELESAIKAN SOAL MATERI LINGKARAN YANG DILAKUKAN OLEH SISWA SMP BERDASARKAN TAHAPAN KASTOLAN Nadia Ulfa; Darhim; Kartika Yulianti; Ulfah Nur Azizah; Fitri Rahmawati; Yusuf Adhitya; Nurmala Setianing Putri; Bill Chairy Rizki Bustaren
AdMathEduSt: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Matematika Vol. 11 No. 3 (2024)
Publisher : Universitas Ahmad Dahlan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kemampuan siswa SMP dalam memahami konsep geometri masih tergolong rendah. Hal ini harus segera diatasi dikarenakan geometri memiliki kedudukan penting untuk diajarkan di sekolah mengingat bahwa konsep geometri sering dimanfaatkan dalam berbagai aspek kehidupan. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis kesalahan siswa dalam menyelesaikan soal lingkaran yang merupakan salah satu materi dalam konsep geometri. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif yang melibatkan 30 siswa kelas 8 di salah satu SMP kota Bandung. Triangulasi dalam pengumpulan data meliputi (1) pemberian instrumen tes kemampuan pemahaman matematis siswa terkait materi lingkaran, dan (2) instrumen non tes yang meliputi pedoman observasi dan wawancara siswa, serta studi dokumen. Berdasarkan hasil temuan dan pembahasan pada penelitian ini, diperoleh informasi bahwa dalam menyelesaikan soal lingkaran, kesalahan siswa teridentifikasi dalam 2 bentuk kesalahan dari 3 kesalahan yang dapat dikategorikan melalui tahapan Kastolan yaitu kesalahan konseptual yang meliputi kesalahan dalam menentukan definisi juring, kesalahan dalam menentukan rumus panjang busur lingkaran, dan lain-lain; serta kesalahan prosedural yang meliputi kesalahan yang diakibatkan karena tidak teraturnya langkah-langkah pengerjaan soal, dan kesalahan yang diakibatkan karena ketidaktelitian siswa memahami soal dan dalam melakukan perhitungan.
ANALISIS KEMANDIRIAN BELAJAR MATEMATIKA SISWA MENGGUNAKAN LMS DALAM BLENDED LEARNING Enmufida Enmufida; Al Jupri; Kartika Yulianti
Journal on Mathematics Education Research (J-MER) Vol 2, No 2 (2021)
Publisher : Departemen Pendidikan Matematika, FPMIPA, UPI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/j-mer.v2i2.53933

Abstract

Kemandirian belajar merupakan inisiatif siswa dalam dalam belajar, memiliki keinginan sendiri dalam menguasai materi, percaya diri terhadap kemampuan sendiri serta tidak tergantung terhadap bantuan orang lain. Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan kemandirian belajar matematika siswa menggunakan LMS (Learning Management System) dalam blended learning. Penelitian ini penelitian kualitiatif deskriptif dengan menggunakan angket dalam pengambilan data. Subjek penelitian ini adalah 32 orang siswa di salah satu SMA Negeri di Bandung, yang terdiri dari 12 siswa yang memiliki kemandirian belajar matematika siswa tinggi, 11 siswa yang memiliki kemandirian belajar matematika sedang dan 9 siswa yang memiliki kemandirian belajar matematika rendah. Kemandirian belajar matematika siswa dalam blended learning meningkat dengan menggunakan LMS karena memudahkan siswa dalam mempelajari dan memahami pelajaran matematika karena sudah memuat materi, contoh soal beserta penyelesaiannya dan tugas. Kata kunci: Kemandirian Belajar, LMS, Blended Learning.
Epistemological Obstacles of Secondary School Students in Solving PISA-Standard Mathematical Literacy Problems Related to Functions Nur Elisya; Jarnawi Afgani Dahlan; Kartika Yulianti
Jurnal Pendidikan MIPA Vol 25, No 4 (2024): Jurnal Pendidikan MIPA
Publisher : FKIP Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Mathematical literacy is an essential 21st-century competency that students must possess to address global challenges. However, results from the Programme for International Student Assessment (PISA) show that Indonesian students' mathematical literacy remains low. This study aims to explore the epistemological obstacles experienced by students in understanding and solving PISA-standard mathematical literacy problems related to functions. Employing a qualitative approach through Didactical Design Research (DDR), this study focused on identifying epistemological obstacles among four 8th-grade students at a public secondary school in Bandung. Data were collected using tests, interviews, and documentation. The research findings revealed epistemological obstacles related to both conceptual knowledge and practical application, which were detailed in five main issues: understanding the concept of functions, representing functions in the form of equations, graphs, and tables, and solving context-based problems. These obstacles arose due to limited foundational knowledge, such as the concepts of domain, range, and variables, as well as a lack of practice in solving contextual problems.      Keywords: epistemological obstacles, mathematical literacy, PISA, function, mathematic education.  DOI: http://dx.doi.org/10.23960/jpmipa/v25i4.pp1771-1786
Analyzing Cognitive Styles and Spatial Abilities in Geometry Transformations through the Problem-Based Learning Approach Fauzan Syahbudin; Nanang Priatna; Kartika Yulianti
Jurnal Pendidikan Progresif Vol 14, No 3 (2024): Jurnal Pendidikan Progresif
Publisher : FKIP Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Analyzing Cognitive Styles and Spatial Ability in Geometry Transformations Learning through PBL Approach. Objective: This study aims to investigate the spatial abilities of grade IX junior high school students using the Problem- Based Learning (PBL) approach, considering their cognitive styles: Field Independent (FI) and Field Dependent (FD). Methods: Using a descriptive qualitative approach, six students were selected based on their cognitive styles and spatial ability. Data were collected through spatial ability tests, interviews, and classroom observations. Findings: The findings highlight notable differences in spatial abilities between FI and FD students. FI students displayed strengths in spatial visualization, perception, and orientation, excelling in tasks that required analytical problem-solving and independent work. However, they faced challenges in mental rotation and proportional scaling during dilation, often struggling with complex transformations due to limited exposure and insufficient time management. FD students performed better in structured tasks, particularly spatial perception and orientation, benefiting from guided instructions and peer support. Nevertheless, FD students encountered significant difficulties in mental rotation and spatial relations, particularly in tasks requiring independent conceptual understanding. Group dynamics played a crucial role in the effectiveness of PBL. Balanced groups, consisting of both cognitive styles, fostered collaboration and improved learning outcomes. In contrast, homogeneous or imbalanced groups often resulted in reduced engagement and lower performance.Conclusion: This study underscores the necessity of adapting PBL strategies to align with the distinct needs of cognitive styles. FI students thrive with opportunities for independent exploration and structured individual feedback, while FD students require collaborative, guided discussions and supportive group settings. By integrating differentiated instructional strategies, educators can optimize spatial ability development and ensure equitable learning opportunities for all students. These insights provide a framework for enhancing geometry education through targeted, inclusive approaches. Keywords: cognitive styles, field dependent, field independent, problem-based learning, spatial ability.DOI: http://dx.doi.org/10.23960/jpp.v14.i3.2024144
Analyzing Computational Thinking Skills in 7th Grade Students: A Focus on Data Processing in Mathematics Education Nida Fitria; Al Jupri; Jarnawi Afgani Dahlan; Kartika Yulianti; Idris Iskandar
Jurnal Pendidikan MIPA Vol 25, No 4 (2024): Jurnal Pendidikan MIPA
Publisher : FKIP Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Computational Thinking (CT) skills are essential in mathematics education, particularly in data processing topics. This study aims to analyze the CT skills of 7th-grade junior high school students based on four main components: decomposing, abstraction, pattern recognition, and algorithmic thinking. A qualitative phenomenological approach was employed, involving 14 students selected purposively based on their diverse academic performance levels. Data was collected through classroom observation, CT skill tests focusing on data processing tasks, and in-depth semi-structured interviews to explore students’ problem-solving strategies and cognitive processes. The findings reveal varied CT competencies among students. For decomposing, 29% of students demonstrated high ability, effectively breaking down complex problems into manageable steps, while 36% exhibited moderate skills. In abstraction, the majority (57%) struggled to filter relevant data from irrelevant ones, highlighting this as a key area for improvement. Pattern recognition showed 36% of students in the high category, recognizing and logically explaining data trends, whereas 29% remained in the low category. Algorithmic thinking presented the strongest performance, with 43% of students categorized as high, showcasing structured and logical approaches to solving data-related problems. The study highlights the need for targeted interventions to strengthen abstraction and pattern recognition skills, crucial for comprehensive data analysis. By identifying strengths and weaknesses in CT skills, this research provides insights into designing more effective teaching strategies and developing CT-oriented curricula. The findings contribute to mathematics education by addressing 21st-century skills, equipping students with critical thinking and analytical capabilities needed in a data-driven world.         Keywords: computational thinking, mathematics, data processing, junior high school. DOI: http://dx.doi.org/10.23960/jpmipa/v25i4.pp1809-1823
Pembelajaran Project Based Learning Berbantuan Geoegebra untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Komputasi dan Resiliensi Matematis Siswa Saragih, Martin Valerian Amadeus; Nurjanah, Nurjanah; Yulianti, Kartika
Edumatica : Jurnal Pendidikan Matematika Vol 15 No 1 (2025): Edumatica: Jurnal Pendidikan Matematika (April 2025)
Publisher : Department of Mathematics Education, Faculty of Teacher Training and Education, Universitas Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22437/edumatica.v15i1.42801

Abstract

This study attempts to enhance high school learners' computational thinking and mathematical resilience skills. This study employs quantitative approaches with a quasi-experimental research design, and the type of research is Non-Equivalent Group Design. The tools used in this study were computational thinking skills tests and mathematical resilience questionnaires. From the results of the survey conducted, it is known that: 1) the Project Learning model accompanied by GeoGebra significantly improves computational thinking skills, and Project-Based Learning model has moderate improvement; 2) computational thinking skills of high school students who were taught through Project-Based Learning model aided by GeoGebra improved significantly compared to those taught with the Project-Based Learning model; 3) Project-Based Learning model aided by GeoGebra has a positive effect on the mathematical resilience of high school students, but only to a moderate extent.
MODEL MATEMATIKA JALUR EVAKUASI DINAMIS BERBASIS IMPROVED ANT COLONY SYSTEM PADA GEDUNG BERTINGKAT Azzahra, Yasmine; yulianti, kartika; Lukman, Lukman
Jurnal Matematika Integratif Vol 21, No 1: April 2025
Publisher : Department of Matematics, Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/jmi.v21.n1.63091.75-88

Abstract

Pada penelitian ini dibangun model matematika untuk menentukan jalur evakuasi yang memperhatikan adanya perubahan kepadatan jalur evakuasi. Model yang diusulkan bertujuan untuk meminimalkan waktu evakuasi dari pengungsi terakhir dalam mencapai titik kumpul, yang dibatasi beberapa kendala. Salah satu kendala tersebut adalah variasi kecepatan berjalan yang dipengaruhi oleh usia dan kepadatan kerumunan. Model diselesaikan dengan algoritma Improved Ant Colony System (IACS) dan mengintegrasikan metode Increasing Flow. Model beserta algoritma tersebut diimplementasikan pada Gedung Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) guna memberikan referensi yang lebih realistis dibandingkan dengan penelitian sebelumnya. Hasil implementasi menunjukkan jalur evakuasi dengan waktu tempuh minimum sebesar 609,47 detik (sekitar 10 menit 16 detik). Temuan ini menunjukkan bahwa algoritma IACS mampu menghasilkan jalur evakuasi yang optimal secara efektif.
PENDAMPINGAN PEMBELAJARAN DENGAN ALAT PERAGA MENARA HANOI UNTUK MENUMBUHKAN KECERDASAN LOGIS-MATEMATIS WARGA BELAJAR PAKET B Nasution, Muhammad Awaludin; Pertiwi, Mutiara; Fitri, Azela; Syahraini, Alfi; Kurniawan, Surya; Kusnandi, Kusnandi; Yulianti, Kartika
Jurnal Dedikasi untuk Negeri Vol 4, No 1 (2025)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat UML

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36269/jdn.v4i1.3178

Abstract

Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini bertujuan untuk menumbuhkan kecerdasan logis-matematis warga belajar di salah satu Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) di Kabupaten Bandung Barat, Provinsi Jawa Barat. Kegiatan ini dilatarbelakangi oleh hasil observasi bahwa pembelajaran matematika paket B belum mengoptimalisasikan media dalam proses belajarnya termasuk alat peraga. Hal ini disebabkan karena media belum terfasilitasi dengan baik, padahal belajar matematika dengan alat peraga dapat menumbuhkan tantangan bagi pembelajar termasuk alat peraga menara hanoi. Pengabdian terdiri dari beberapa tahapan yaitu observasi, pelaksanaan, dan evaluasi. Dalam pelaksanaan kegiatan warga belajar dibagi menjadi tiga kelompok dan mencoba mencari langkah minimum perpindahan dan menganalisis strategi yang harus digunakan untuk mencapai tujuan. Berdasarkan hasil angket kecerdasan logis-matematis didapatkan bahwa menara hanoi dapat menumbuhkan kecerdasan logis-matematis lebih dari 70% warga belajar, sehingga dapat dikatakan bahwa alat peraga ini cocok digunakan untuk menumbuhkan kecerdasan logis matematis dalam proses pembelajaran khususnya pada materi pola bilangan. This community service activity aims to foster the logical-mathematical intelligence of learning residents at one of the Community Learning Activity Centers (PKBM) in West Bandung Regency, West Java Province. This activity was motivated by the observation that package B mathematics learning had not optimized the media in the learning process, including teaching aids. This is because the media has not been well facilitated, even though learning mathematics with visual aids can create challenges for students, including the Hanoi tower props. The service consists of several stages: observation, implementation, and evaluation. In carrying out the activity, students are divided into three groups and try to find the minimum steps of movement and analyze the strategies that must be used to achieve the goal. Based on the results of the logical-mathematical intelligence questionnaire, it was found that the hanoi tower can foster logical-mathematical intelligence of more than 70% of the learning population, so it can be said that this teaching aid is suitable for growing logical-mathematical intelligence in the learning process, especially in number pattern material.
Analisa Kemampuan Berpikir Aljabar Siswa Ditinjau dari Efikasi Diri Syarifuddin, Syarifuddin; Darhim, Darhim; Yulianti, Kartika
Didaktis: Jurnal Pendidikan dan Ilmu Pengetahuan Vol 23 No 3 (2023): Didaktis
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30651/didaktis.v23i3.14399

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis sekaligus mendeskripsikan kemampuan berpikir aljabar siswa berdasarkan tingkat efikasi diri mereka dalam pembelajaran matematika. Metode yang digunakan adalah kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Subjek penelitian adalah siswa kelas VIII C SMP Muhammadiyah 9 Surabaya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat efikasi diri berpengaruh nyata terhadap kemampuan penyelesaian masalah matematika siswa. Siswa dengan efikasi diri tinggi mampu memahami permasalahan dengan baik, memodelkan ke dalam persamaan matematika, serta menyelesaikan masalah dengan langkah-langkah penyelesaian yang benar sehingga memperoleh jawaban yang tepat. Sementara itu, siswa dengan efikasi diri sedang relatif sudah mampu membuat pemodelan persamaan dan mengikuti prosedur penyelesaian, namun masih sering melakukan kesalahan pada operasi perhitungan maupun penulisan jawaban akibat kurang teliti dan kurang fokus. Adapun siswa dengan efikasi diri rendah menunjukkan kesulitan dalam memahami soal, kurang mampu menuliskan langkah penyelesaian dengan runtut, serta sering melakukan kesalahan dalam pemodelan maupun perhitungan sehingga tidak dapat menarik kesimpulan secara tepat. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi efikasi diri siswa, semakin baik pula kemampuan mereka dalam menyelesaikan masalah matematika, sedangkan efikasi diri rendah cenderung berdampak pada lemahnya pemahaman dan hasil penyelesaian soal.
Co-Authors Aan Hasanah Abdul Latip Abdul Latip Agus Y. Gunawan Agus Yodi Gunawan Aini, Siti Aisy, Khansa Salsabila Rohadatul Al Jupri Alfitri, Putri Armania Agustina Alivia Alivia Alvira Firjan Humaira Asyifa Rahmawati Azzahra, Yasmine Bill Chairy Rizki Bustaren Cece Kustiawan Dadang Juandi Darhim Darhim Dian Usdiyana Edy Soewono Eha Harningsih Elisabet Ivanna Grace Handayani Encum Sumiaty, Encum Enmufida Enmufida Entit puspita Erman Suherman Eyus Sudihartinih Fakhrana Nadhilah Fanny Febryani Fatimatuz Zahro Octavia Fauzan Syahbudin Fery Ferdiansyah Fitri Rahmawati Fitri Rokhmatillah Fitri, Azela Hamdan Anshory Martanegara Husty Serviana Husain Idris Iskandar Ika Zulhidayati Isnie Yusnitha, Isnie Jarnawi Afgani Dahlan Khusnul Novianingsih Kurniati, Nurdiyah Kurniawan, Surya Kusnandi Kusnandi Kusnandi, Kusnandi Lafita Rahmi LUKMAN, LUKMAN M Akbar Gulvara M. Rizqi Ramadhan Mutiara Pertiwi N. Nurjanah Nanang Priatna Nasution, Muhammad Awaludin Nida Fitria Noor Annisah Sholehah Nur Aidah, Anisa Nur Elisya Nur Hidayatullah Romadhon Nur Rofi'ah Nurmala Setianing Putri Pangestu, Herny Wulandari Pangestu, Herny Wulandari Rini Marwati Ririn Sispiyati Rokhmatillah, Fitri Sadiyyah, Fitriani Halimatus Salman, Gelar Saragih, Martin Valerian Amadeus Siti Aisah, Lusi Siti Fatimah Siti Fatimah Suci Permata Hati Sufyani Prabawanto, Sufyani Sulaiman, Faris Hasby Surya Kurniawan Syahraini, Alfi Syarifuddin Syarifuddin Taqiya, Farah Ayyun Tia Purniati Tia Purniati Turmudi Ulfa, Nadia Ulfah Nur Azizah Utari Wijayanti Wijaya, Muhammad Lutfi Wijaya, Muhammad Lutfi Lutfi Wildy Ardan Yaya S. Kusumah Yaya S. Kusumah Yaya Sukjaya Kusumah Yusuf Adhitya