Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search
Journal : MEDAN MAKNA: Jurnal Ilmu Kebahasaan dan Kesastraan

PEMERTAHANAN SASTRA LOKAL DAN SASTRA NASIONAL MELALUI PEMBELAJARAN SASTRA BANDINGAN Suyadi Suyadi
MEDAN MAKNA: Jurnal Ilmu Kebahasaan dan Kesastraan Vol 11, No 1 (2013): Medan Makna
Publisher : Balai Bahasa Sumatera Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26499/mm.v11i1.823

Abstract

Abstract :Sastra bandingan (Comparative literature) is a part of the domain or clumps of subjects in the field of literary expertise. This subject has long existed at the college as part of a study or a critical review of the literature. With a variety of approaches, research or study comparative literature today need to adjust to the times. Although still reviewing literary texts, but comparative literature still has to advance current methods. Comparative literature not only compare the intertextual literatur, but also to compare literary texts with nothing happening or are out of text and literary form. In this way, the study of comparative literature may be an attempt to maintain the existence of a national literature and local literature of siege and invasion of world literatur. Learning approach can be adapted to the curriculum-based Indonesian National Qualifications Framework (INQF) newly implemented government.Keywords : comparative literature, local literature, national literature, literary learningAbstrak :Sastra bandingan merupakan bagian dalam ranah atau rumpun mata kuliah keahlian di bidang kesastraan. Mata kuliah ini sudah lama ada pada perguruan tinggi sebagai bagian dari kajian atau telaah kritis terhadap karya sastra. Dengan berbagai pendekatan, penelitian atau kajian sastra bandingan saat ini harus mengalami penyesuaian terhadap perkembangan zaman. Meski tetap mengkaji teks-teks sastra, namun sastra bandingan tetap harus mengedepankan metode terkini. Sastra bandingan tidak hanya membandingkan antarteks sastra, tetapi juga membandingkan teks sastra dengan apa-apa yang terjadi atau terdapat di luar teks dan bentuk sastra. Dengan begini, maka pembelajaran sastra bandingan dapat menjadi satu upaya untuk mempertahankan keberadaan sastra nasional dan sastra lokal dari kepungan dan serbuan sastra dunia. Pendekatan pembelajarannya bisa disesuaikan dengan kurikulum berbasis Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI) yang baru diterapkan pemerintah.Kata kunci : sastra bandingan, sastra lokal, sastra nasional, pembelajaran sastra
Peran Orang Jawa dan Cina dalam Keruangan Kota Medan (Sebuah Studi Antropologi dalam Pengembangan dan Penataan Kota Medan) Suyadi Suyadi
MEDAN MAKNA: Jurnal Ilmu Kebahasaan dan Kesastraan Vol 5, No 1 (2008): Medan Makna
Publisher : Balai Bahasa Sumatera Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26499/mm.v5i1.806

Abstract

Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif dengan teknik sampling. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui peran orang Jawa dan Cina dalam keruangan kota Medan.Peran atau partisipasi warga dalam governance adalah keterlibatan warga dalam pembuatan keputusan mengenai penggunaan sumber daya publik dan pemecahan masalah publik untuk pembangunan daerahnya.Peran warga yang tecermin dalam sistem pengetahuan dan teknologi serta kebudayaan lokal pada masyarakat Jawa dan Cina masih mempertimbangkan nilai-nilai adat, seperti melakukan prinsip-prinsip konservasi, manajemen, dan eksploitasi sumber daya alam, ekonomi, dan sosial. Hal ini tampak jelas pada perilaku masyarakat yang memiliki rasa hormat begitu tinggi terhadap struktur ruang publik yang menjadi bagian tidak terpisahkan dari kehidupannya.Kebudayaan Jawa dan Cina merupakan nilai-nilai kebudayaan nenek moyang orang Jawa dan Cina pada zamannya masing-masing. Kebudayaan itu sendiri sebenarnya tidak semua statis tetapi berubah menurut kondisi zaman yang memberikan tantangan yang berbeda pula, namun ada nilai-nilai luhur yang perlu dilestarikan dan tentu ada yang sudah tidak relevan dengan perkembangan zaman. Kondisi ini adalah suatu hal yang tidak dapat dihindari atau dibendung, bahwa dari waktu ke waktu, lamban atau cepat, kebudayaan satu suku bangsa akan mengalami perubahan, terutama dalam kaitannya dengan ruang-ruang publik.Kata Kunci: keruangan kota, antropologi sosial
RUU Kebahasaan dan Pemertahanan Bahasa (Suatu Tinjauan Sosiologis) Suyadi Suyadi
MEDAN MAKNA: Jurnal Ilmu Kebahasaan dan Kesastraan Vol 4, No 1 (2007): Medan Makna
Publisher : Balai Bahasa Sumatera Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26499/mm.v4i1.836

Abstract

Abstrak :Pemerintah saat ini tengah menyiapkan RUU Kebahasaan. Draf RUU-nya pun menggelinding ke permukaan. Berbagai tanggapan mewarnai perangkat hukum formal kebahasaan ini. Sebagai alat komunikasi sosial pula, peranan bahasa sangat menentukan kebertahanan suatu bangsa. Karena itu, pendekatan sosiologi diharapkan mampu membuka tabir ideologi kebahasaan sebagai bentuk pemertahanan bahasa itu sendiri.KATA KUNCI : RUU, pemertahanan bahasa, sosiologi