Articles
Hubungan Intensitas Penggunaan Smartphone dengan Interaksi Sosial Teman Sebaya
Kurnia Rahmadani;
Yusmansyah Yusmansyah;
Ratna Widiastuti
ALIBKIN (Jurnal Bimbingan Konseling) Vol 7, No 5 (2019): ALIBKIN
Publisher : ALIBKIN (Jurnal Bimbingan Konseling)
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (808.213 KB)
The problem with this research is peer social interaction. The purpose of this study was to determine the relationship between the intensity of smartphone use and peer social interaction. The research method used is a quantitative method. The sample of this study used a purposive sampling technique with the criteria of having a smartphone totaling 68 students. Data collection techniques use the intensity scale of smartphone use and social interaction of peers. The results of this study indicate that there is a significant negative relationship between the intensity of smartphone use and peer social interaction, this is based on the results of the analysis using product moment techniques obtained r-count = -0,819 r-table = 0.2387. The conclusion is that the higher the intensity of smartphone use, the lower the social interaction of peers in students.Permasalahan penelitian ini adalah interaksi sosial teman sebaya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara intensitas penggunaan smartphone dengan interaksi sosial teman sebaya. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kuantitatif. Sampel penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling dengan kriteria memiliki smartphone berjumlah 68 siswa. Teknik pengambilan data menggunakan skala intensitas penggunaan smartphone dan interaksi sosial teman sebaya. Hasil penelitian ini menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan negatif antara intensitas penggunaan smartphone dengan interaksi sosial teman sebaya, hal ini berdasarkan hasil analisa menggunakan teknik product moment yang diperoleh nilai r-hitung = -0,819 r-tabel = 0,2387. Kesimpulannya yaitu semakin tinggi intensitas penggunaan smartphone maka semakin rendah interaksi sosial teman sebaya pada siswa.Kata kunci: interaksi sosial, smartphone, teman sebaya
PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGUNGKAPKAN PENDAPAT DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK ASSERTIVE TRAINING
Fitri Ramadhani;
Yusmansyah Yusmansyah;
Shinta Mayasari
ALIBKIN (Jurnal Bimbingan Konseling) Vol 2, No 3 (2013): ALIBKIN
Publisher : ALIBKIN (Jurnal Bimbingan Konseling)
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (223.044 KB)
The research aims determined the increasing of expressing opinions ability by using assertive training technique. The research problem was the low of expressing opinions ability. The research problem was “was there any increasing of expressing opinions ability by using assertive training technique?”. The research method was quasi-experimental with one-group pretest-posttest design. The research subjects were six students who had low expressing opinions ability. Data collecting techniques used observation and interview. The research result showed that student’s expressing opinions ability increased after given assertive training, it proved from the result of pretest and posttest obtained Zoutput=-2.201 and Ztable 0.05= 0. ZoutputZtable, thereby Ho is rejected and Ha is received, it meant that there was significant differential between student’s expressing opinions ability before and after assertive training technique. The conclusion was that there was increasing of expressing opinions ability by using assertive training technique of the students grade VIII SMPN 3 Natar. Tujuan penelitian untuk mengetahui peningkatan kemampuan mengungkapkan pendapat dengan menggunakan teknik assertive training Masalah penelitian yaitu kemampuan mengungkapkan pendapat rendah. Permasalahannya “Apakah terdapat peningkatan kemampuan mengungkapkan pendapat dengan menggunakan teknik assertive training?”. Metode penelitian adalah quasi eksperimen dengan one group pretest-posttest. Subyek penelitian adalah enam siswa yang memiliki kemampuan mengungkapkan pendapat rendah. Teknik pengumpulan data adalah observasi dan wawancara. Hasil penelitian menunjukkan kemampuan mengungkapkan pendapat mengalami peningkatan. Hasil pretest dan posttest yang diperoleh Z hitung = -2,201 dan Z tabel = 0. Z hitung ≤ Z tabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya terdapat perbedaan dengan taraf signifikansi 5% antara kemampuan mengungkapkan pendapat sebelum dan setelah diberikan assertive training. Kesimpulannya adalah terdapat peningkatan kemampuan mengungkapkan pendapat dengan menggunakan teknik assertive training pada siswa kelas VIII di SMP Negeri 3 Natar.Kata kunci : assertive training, bimbingan dan konseling, kemampuan mengungkapkan pendapat
Bentuk dan Faktor Penyebab Perilaku Bullying
Sri Lestari;
Yusmansyah Yusmansyah;
Shinta Mayasari
ALIBKIN (Jurnal Bimbingan Konseling) Vol 6, No 2 (2018): ALIBKIN
Publisher : ALIBKIN (Jurnal Bimbingan Konseling)
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (429.609 KB)
The purpose of this study was to determine the form and factors causing bullying behavior. The problem of this research was bullying. The research method was interview and observation. The subject of this study as many as four students. The results showed the dominant forms of bullying were physical and verbal bullying and followed by relations bullying and cyber-bullying. The most dominant contributing factors were school and community factors, followed by family, peers, and media. Not only that, the author also found other factors causing bullying there were factor of personality and culture.Tujuan penelitian ini untuk mengetahui bentuk dan faktor penyebab perilaku bullying. Masalah penelitian ini adalah bullying. Metode penelitian adalah wawancara dan observasi. Subjek penelitian ini sebanyak empat siswa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bentuk bullying yang dominan terjadi adalah bullying fisik dan bullying verbal diikuti dengan bullying relasi dan cyber-bullying. Faktor penyebab yang paling dominan adalah faktor sekolah dan masyarakat lalu diikuti faktor keluarga, teman sebaya, dan media. Tidak hanya itu, penulis juga menemukan faktor lain yang menjadi penyebab terjadinya bullying adalah faktor kepribadian dan budaya. Kata kunci: bullying, bentuk bullying, faktor bullying
HUBUNGAN ANTARA PENGASUHAN ORANG TUA DENGAN KEMAMPUAN INTERAKSI SOSIAL PADA SISWA SMA
Lita Afrisia;
Yusmansyah Yusmansyah;
Ratna Widiastuti
ALIBKIN (Jurnal Bimbingan Konseling) Vol 4, No 2 (2015): ALIBKIN
Publisher : ALIBKIN (Jurnal Bimbingan Konseling)
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (63.692 KB)
The research objective was to determine the relationship between parenting with social interaction skill. The method was a quantitative study with a correlational design, and then was analyzed using statistical parametric product moment correlation. The research sample were 80 students. Statistical analysis showed if there was rxy = 0.749 and rtable 0,219; rxy rtable which meant that Ho rejected and Ha accepted. It showed us that parenting had a strong relationship with social interaction skill at senior high school students. Tujuan penelitian adalah mengetahui hubungan antara pengasuhan orang tua dengan kemampuan interaksi sosial. Metode penelitian adalah penelitian kuantitatif dengan desain korelasional, kemudian dianalisis menggunakan statistik parametrik korelasi product moment. Sampel penelitian sebanyak 80 siswa. Hasil analisis statistik menunjukkan rxy =0,749 dan rtabel = 0,219; rxy rtabel. maka Ho ditolak dan Ha diterima. Hal tersebut menunjukkan bahwa pengasuhan orang tua memiliki hubungan yang kuat dengan kemampuan interaksi sosial pada siswa SMA.Kata kunci : pengasuhan, interaksi sosial, siswa SMA
Peningkatan Personal Growth melalui Bimbingan Kelompok Teknik Diskusi Tema Gaya Belajar
Rosy Nur Afnida;
Yusmansyah Yusmansyah;
Moch Johan Pratama
ALIBKIN (Jurnal Bimbingan Konseling) Vol 7, No 4 (2019): ALIBKIN
Publisher : ALIBKIN (Jurnal Bimbingan Konseling)
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (325.873 KB)
The purpose of the research was to know the improvement of personal growth through group guidance discussion technic theme of learning styles on new college students Guidance and Counseling Lampung University. The design used in this study was nonequivalent control group design. The subject for this research consists of an experimental group of 10 college student and a control group of 10 college students,, all gathered by voluntary sampling technic. The personal growth scale is used to measure level of personal growth college student. The results of Mann Whitney test showed that personal growth on college students can be improved through group guidance discussion technic theme of learning styles with a significancy by 5% or 0.05, so the obtained result is 0.00 0.05.Tujuan penelitian ini untuk mengetahui peningkatan personal growth melalui bimbingan kelompok teknik diskusi tema gaya belajar pada mahasiswa baru Bimbingan dan Konseling Universitas Lampung. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah nonequivalent control group design. Subjek penelitian ini terdiri dari kelompok eksperimen sebanyak 10 orang mahasiswa dan kelompok kontrol sebanyak 10 orang mahasiswa yang terkumpul dengan menggunakan teknik voluntary sampling. Skala personal growth digunakan untuk mengukur tingkat personal growth mahasiswa. Hasil uji Mann Whitney test menunjukan bahwa personal growth pada mahasiswa dapat ditingkatkan melalui bimbingan kelompok teknik diskusi tema gaya belajar dengan taraf signifikasi 5% atau 0,05, maka diperoleh hasil 0,00 0,05.Kata kunci: bimbingan konseling, gaya belajar, personal growth
PENGARUH KOMUNIKASI EFEKTIF GURU BK DENGAN SISWA TERHADAP MINAT MENGIKUTI LAYANAN BK
Luluk Nandya Maharani;
Yusmansyah Yusmansyah;
Shinta Mayasari
ALIBKIN (Jurnal Bimbingan Konseling) Vol 5, No 3 (2017): ALIBKIN
Publisher : ALIBKIN (Jurnal Bimbingan Konseling)
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (278.699 KB)
The aim of this research wasdetermine effect of teachers effective communication with students interest joining BK service. Issues of study to knowinfluence of teachers effective communication with students interestjoiningBK service. This research was quantitative. Population was 350 students, 20% of samples were 70 students with simple random sampling technique.Correlation using simple linear regression, correlation value was 0.473 ,determination value was 0.224 or 22,4% interpreted effective communication contributes 22,4% to variable interest of following BK services, theres no significant influence and positive. Research results shows there was an influence between teachers effective communication with students interest joining BK service.Tujuan penelitian untuk mengetahui pengaruh komunikasi efektif guru BK dengan siswa terhadap minat mengikuti layanan bimbingan dan koseling Permasalahan penelitian apakah ada pengaruh komunikasi efektif guru bimbingan konselingBK dan koseling. Penelitian ini bersifat kuantitatif. Populasi 350 siswa, sampel 20% sebanyak 70 siswa dengan simple random sampling. Hasil korelasi menggunakan regresi linear sederhana, nilai korelasi 0,473, nilai determinasi 0,224 atau 22,4% ditafsirkan kontribusi komunikasi efektif 22,4% terhadap variabel minat mengikuti layanan bimbingan dan konseling tidak terdapat pengaruh yang positif dan signifikan. Hasil penelitian ada pengaruh komunikasi efektif guru bimbingan konseling dengan siswa terhadap minat dalam mengikuti layanan bimbingan dan koseling.Kata kunci: bimbingan konseling, komunikasi efektif, minat
PENINGKATAN KEMAMPUAN INTERAKSI SOSIAL DENGAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK
Ratih Novita Sari;
Yusmansyah Yusmansyah;
Shinta Mayasari
ALIBKIN (Jurnal Bimbingan Konseling) Vol 4, No 1 (2015): ALIBKIN
Publisher : ALIBKIN (Jurnal Bimbingan Konseling)
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (236.726 KB)
The aim of this study was to find out whether students social interaction ability can be improved by using group counseling services. The research method was quasi experiment with one-group pretest-posttest design. Subjects were 13 students of who have low social interaction ability. Data collection technique used observation. The results showed that students social interaction abilities had increased significantly after the administration of guidance counseling services. It was shown from the results obtained from pretest and posttest z output= -3,18 and z tables, with a value = 5% is 1,645.Because the z counts z table, then Ho is rejected ada Ha is accepted, it means that there was a significant increased in social interaction after being given a guidance services group.Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bahwa peningkatan kemampuan interaksi sosial dapat ditingkatkan dengan menggunakan layanan bimbingan kelompok pada siswa. Metode penelitian ini bersifat Quasi eksperimen dengan desain one-group pretest-posttest. Subjek penelitian sebanyak tiga belas siswa kelas X yang memiliki kemampuan interaksi sosial rendah. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa kemampuan interaksi sosial siswa mengalami peningkatan signifikan setelah pemberian layanan bimbingan kelompok. Hal ini ditunjukkan dari hasil pretest dan posttest yang diperoleh Z hitung = -3,18 dan Z tabel, dengan nilai ? = 5% adalah 1,645. Karena Z hitung Z tabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya terdapat peningkatan interaksi Sosial yang signifikan setelah diberikan layanan bimbingan kelompok.Kata kunci : bimbingan dan konseling, bimbingan kelompok, interaksi sosial
Hubungan antara Self Regulated Learning dengan Prokrastinasi Akademik
Noviyanti Noviyanti;
Yusmansyah Yusmansyah;
Diah Utaminingsih
ALIBKIN (Jurnal Bimbingan Konseling) Vol 7, No 4 (2019): ALIBKIN
Publisher : ALIBKIN (Jurnal Bimbingan Konseling)
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (646.611 KB)
The problem in this research is academic procrastination behavior. This study aims to find out how is a significant negative correlation between self regulated learning with academic procrastination using quantitative research methods. The sample of this study was 104 students. The instrument used a scale of self regulated learning and academic procrastination scale. The analysis technique used the product moment technique with a significance level of 5%. Based on the analysis, it is known that the value of r-count = -0.810 from the level of r-table = 0,1622. The results of this study indicate that there is a significant negative relationship between self regulated learning and academic procrastination, meaning that the higher the self regulated learning, the lower the academic procrastination in students, and vice versa is the lower the self regulated learning so the higher academic procrastination for students.Masalah dalam penelitian ini adalah perilaku prokrastinasi akademik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimanakah hubungan yang signifikan negatif antara self regulated learning dengan prokrastinasi akademik menggunakan metode penelitian kuantitatif. Sampel penelitian ini berjumlah 104 siswa. Instrumen penelitian menggunakan skala self regulated learning dan skala prokrastinasi akademik. Teknik analisa menggunakan teknik product moment dengan taraf signifikansi 5%. Berdasarkan hasil analisa diketahui nilai r-hitung = -0,810 dari taraf r-tabel = 0,1622. Hasil penelitian ini menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan negatif antara self regulated learning dengan prokrastinasi akademik, artinya semakin tinggi self regulated learning maka semakin rendah prokrastinasi akademik pada siswa, begitu juga sebaliknya yaitu semakin rendah self regulated learning maka semakin tinggi prokrastinasi akademik pada siswa.Kata kunci: bimbingan konseling, prokrastinasi akademik, self regulated learning
Peningkatan Percaya Diri Dalam Belajar Menggunakan Konseling Rational Emotive Behavior Therapy (REBT)
Siska Wiyasa Oktora;
Yusmansyah Yusmansyah;
Shinta Mayasari
ALIBKIN (Jurnal Bimbingan Konseling) Vol 5, No 5 (2017): ALIBKIN
Publisher : ALIBKIN (Jurnal Bimbingan Konseling)
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (478.223 KB)
The problem in this study was students' self-confidence in learning process. The purpose of the study was to determine the improvement in self-confidence in learning with the help of rational emotive behavior therapy counseling. The study used qualitative descriptive method with a case study. The participants consisted of 3 students with low self-confidence in learning. The data collection technique was done using the scale of confidence in learning. The results of this study indicated that there was an improvement of self-confidence in learning using rational emotive behavior therapy counseling when applied to students. It has been proven with the change showed by the three subjects, such as: the students changed their irrational thoughts into a more rational thoughts, the students showed self-confidence about their capability, no more fear of failing in doing anything. The conclusion of this study is that the rational emotive behavior therapy counseling can be used to improve students' self-confidence in learning.Masalah dalam penelitian ini adalah percaya diri siswa dalam belajar. Tujuan penelitian untuk mengetahui peningkatan percaya diri dalam belajar menggunakan konseling rational emotive behavior therapy. Metode penelitian bersifat deskriptif kualitatif dengan menggunakan studi kasus. Subjek penelitian sebanyak 3 siswa yang memiliki percaya diri dalam belajar rendah. Teknik pengumpulan data menggunakan skala percaya diri dalam belajar. Hasil penelitian konseling menunjukkan bahwa peningkatan percaya diri dalam belajar menggunakan konseling rational emotive behavior therapy dapat digunakan pada siswa. Hal ini dapat dibuktikan dengan adanya perubahan ketiga subjek, seperti siswa mengubah pikiran irasionalnya ke arah yang lebih rasional, yakin pada kemampuan yang dimiliki, tidak lagi merasa takut gagal dalam melakukan hal apapun. Simpulan penelitian ini adalah konseling rational emotive behavior therapy dapat digunakan untuk meningkatkan percaya diri dalam belajar.Kata kunci:konseling (REBT), peningkatan, percaya diri dalam belajar
Hubungan Antara Kepercayaan Diri dengan Prestasi Belajar Siswa Kelas VIII
Lisa Fatmala;
Yusmansyah Yusmansyah;
Redi Eka Andrianto
ALIBKIN (Jurnal Bimbingan Konseling) Vol 6, No 3 (2018): ALIBKIN
Publisher : ALIBKIN (Jurnal Bimbingan Konseling)
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (788.048 KB)
The problem of this research was students’ learning achievement. This research was aimed to find out the relationship between self confident and students’ learning achievement. This research was a quantitative research. The population of this research was 240 students and the sample were 48 students and those were taken by using simple random sampling. Data collecting technique used were self confident scale and the documentation of students’ report score. The data analysis used was correlation product moment. The result showed that there is a positive and significant relationship between self confident and students’ learning achievement with r-value =0.743 r-table=0.284 with the signification 0.05 so H0 is rejected and Ha is accepted. In conclusion, there is a positive and significant relationship between self confident and students’ learning achievement.Permasalahan dalam penelitian ini adalah Prestasi Belajar siswa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kepercayaan diri dengan prestasi belajar siswa. Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini bersifat kuantitatif. Populasi penelitian sebanyak 240 siswa dan sampel penelitian berjumlah 48 siswa diambil dengan menggunakan teknik simple random sampling. Teknik pengumpulan data menggunakan skala kepercayaann diri dan Dokumentasi Nilai raport siswa. Teknik analisis data menggunakan korelasi Product Moment. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara kepercayaan diri dengan prestasi belajar dengan nilai korelasi rhitung=0.743 rtabel=0.284 pada taraf signifikasi 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima. Kesimpulan hasil penelitian ini adalah terdapat hubungan positif dan signifikan antara kepercayaan diri dengan prestasi belajar siswa.Kata kunci: bimbingan konseling, kepercayaan diri, prestasi belajar