Claim Missing Document
Check
Articles

FAKTOR-FAKTOR PEMILIHAN LOKASI SHOPPING MALL DI KOTA SURAKARTA Darryl Hall; Winny Astuti; Erma Fitria Rini
Desa-Kota: Jurnal Perencanaan Wilayah, Kota, dan Permukiman Vol 1, No 2 (2019)
Publisher : Urban and Regional Planning Program Faculty of Engineering Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/desa-kota.v1i2.12552.121-129

Abstract

Lokasi merupakan penentu daya tarik suatu pasar modern. Menurut (Berman & Evan, 2001), faktor yang menentukan lokasi optimum suatu retail/perdagangan yaitu aksesibilitas, specific site, kebijakan zonasi dan secara lebih detail (Marlina, 2008) dan (Kwak & dkk, 2013), menjelaskan bahwa faktor pemilihan lokasi yang mempengaruhi investor dalam menentukan lokasi Shopping Mall adalah Kesesuaian Aturan Zonasi, Aksesibilitas, Harga  Tanah, Ketersediaan Jaringan Prasarana, Kesesuaian kondisi geologi dan hidrologi, Jarak jangkauan customer, dan Tenant Mix. Shopping Mall umumnya merupakan bangunan besar, tertutup lantai lebih dari satu dengan luas minimal 9200 m2. Karakteristik utama Shopping Mall adalah merupakan pusat perbelanjaan dalam satu atap atau one stop (Levy & Weitz, 2009). Perkembangan penanaman modal di Surakarta sebagai Trade Centre membuat banyak investor yang menanamkan modalnya dibidang perdagangan. Salah satu jenis perdagangan yang sedang berkembang di Kota Surakarta adalah Shopping Mall. Perkembangan Shopping Mall diawali pada tahun 2004 ketika Solo Grand Mall berdiri, selanjutnya Solo Square pada tahun 2006 dan Solo Paragon pada tahun 2010. Ketiga Shopping Mall ini memiliki faktor pemilihan lokasi yang sama yaitu memilih lokasi di bagian selatan Kota Surakarta. Sehingga penelitian ini dilakukan untuk mengetahui Faktor Prioritas yang mempengaruhi pemilihan lokasi Shopping Mall di Kota Surakarta dengan menggunakan analisis prioritas dalam Analytic Hierarchi Process. Berdasarkan hasil analisis AHP, faktor yang menjadi prioritas bagi Shopping Mall di Kota Surakarta secara berurutan yaitu Peraturan Zonasi Daerah Setempat, Konsumen dan Ketersediaan Moda Transportasi, Tingkat Arus Lalu Lintas, Kemudahan Dicapai dari Fasilitas Umum, Ketersediaan Jaringan Listrik, Biaya (Harga Lahan), Ketersediaan Jaringan Drainase, Kesesuaian Kondisi Geologi dan Hidrologi, Suspicient, Generative, dan yang terakhir adalah Lokasi dan Jarak dengan Pesaing
Dampak perkembangan permukiman relokasi Kelurahan Mojosongo, Kota Surakarta terhadap perubahan spasial kawasan sekitarnya Ayunda Rizqa Hidayah; Winny Astuti; Hakimatul Mukaromah
Region : Jurnal Pembangunan Wilayah dan Perencanaan Partisipatif Vol 18, No 1 (2023)
Publisher : Regional Development Information Center, Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/region.v18i1.53437

Abstract

Banjir besar di Kota Surakarta pada tahun 2007 menenggelamkan 1.571 rumah ilegal yang terletak di sempadan Sungai Bengawan Solo. Menanggapi persoalan tersebut, Pemerintah Kota Surakarta melakukan program relokasi dengan memindahkan permukiman terdampak ke lokasi yang aman. Salah satu lokasi tujuan relokasi yaitu Kelurahan Mojosongo Kota Surakarta. Sebagian besar masyarakat terdampak mendiami lokasi yang baru pada tahun 2010. Dalam kurun tahun 2010-2020, permukiman relokasi di Kelurahan Mojosongo mengalami perkembangan pada aspek fisik, sosial, maupun ekonomi masyarakat. Perkembangan tersebut akan memicu konsentrasi spasial pada kawasan sekitarnya, salah satunya yaitu tumbuhnya permukiman baru yang berdampak pada meningkatnya lahan terbangun pada kawasan sekitarnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dampak perkembangan permukiman relokasi Kelurahan Mojosongo terhadap perubahan spasial kawasan sekitarnya. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif, menggunakan teknik analisis skoring, overlay, dan deskriptif kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi perkembangan permukiman relokasi yang ditandai dengan meningkatnya luas hunian, berkembangnya kondisi infrastruktur permukiman, bertambahnya kegiatan sosial masyarakat, dan meningkatnya kondisi ekonomi masyarakat. Terjadinya perkembangan pada kawasan relokasi berdampak pada perubahan penggunaan lahan, peningkatan kepadatan bangunan, serta peningkatan kondisi prasarana pada kawasan sekitar. Sementara itu, perkembangan permukiman relokasi Kelurahan Mojosongo tidak memiliki kaitan dengan terjadinya perubahan transportasi umum pada kawasan sekitar.
Penataan Permukiman Kumuh di Kawasan HP 00001 Kelurahan Mojo dan Dampaknya terhadap Kualitas Hidup Masyarakat Hariz Fakhri; Winny Astuti; Isti Andini
Desa-Kota: Jurnal Perencanaan Wilayah, Kota, dan Permukiman Vol 5, No 1 (2023)
Publisher : Urban and Regional Planning Program Faculty of Engineering Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/desa-kota.v5i1.67515.64-76

Abstract

Permukiman kumuh merupakan kawasan dengan kualitas infrastruktur yang tidak terjamah oleh pertumbuhan dan pembangunan perkotaan. Penataan permukiman kumuh merupakan proses penyelesaian permukiman kumuh dengan fokus penataan pada tujuh komponen, yaitu penataan bangunan, jalan lingkungan, air bersih, sanitasi, drainase, pengelolaan persampahan, dan proteksi kebakaran. Upaya penyelesaian permukiman kumuh dapat memberikan dampak bagi kualitas hidup masyarakat setempat. Kondisi kualitas hidup yang diteliti pada penelitian ini adalah kondisi sosial dan ekonomi pada masyarakat Kawasan HP 00001 Kelurahan Mojo, Kota Surakarta. Pemilihan kawasan tersebut didasarkan pada kondisi kawasan permukiman kumuh yang sudah selesai pada tahapan penataan. Penelitian ini bertujuan untuk melihat dampak penataan permukiman kumuh terhadap kualitas hidup pada Kawasan HP 00001 Kelurahan Mojo. Penelitian ini menggunakan pendekatan deduktif dengan metode penelitian kualitatif dan kuantitatif. Penggunaan metode penelitian kuantitatif dilakukan pada pengujian hipotesis untuk melihat perubahan kualitas hidup dengan analisis paired sample t-test. Metode penelitian kualitatif dilakukan untuk melihat dampak penataan permukiman kumuh terhadap kualitas hidup dengan analisis deskriptif. Pengumpulan data dilakukan dengan observasi lapangan, kuesioner, dan wawancara terhadap masyarakat Kawasan HP 00001. Hasil dari pengumpulan data kuesioner tersebut menjadi input untuk analisis paired sample t-test. Dari hasil pengujian hipotesis paired sample t-test, didapatkan kesimpulan bahwa pada Kawasan HP 00001 terdapat perubahan kualitas hidup baik dari kondisi ekonomi maupun sosial. Perubahan yang terjadi pada kondisi sosial yaitu kondisi kesehatan, perilaku, interaksi sosial, dan keamanan terhadap bahaya kebakaran. Perubahan yang terjadi pada kondisi ekonomi yaitu perubahan pada pendapatan dan kepemilikan aset masyarakat. Adapun pekerjaan dan kepuasan kerja masyarakat tidak mengalami perubahan sebelum dan sesudah penataan permukiman kumuh. Hal tersebut mengakibatkan adanya dampak signifikan dan dampak tidak signifikan. Dampak signifikan terjadi pada kondisi kesehatan, perilaku masyarakat, interaksi sosial, keamanan terhadap bahaya kebakaran, pendapatan, dan kepemilikan aset. Dampak tidak signifikan terjadi pada pekerjaan dan kepuasan kerja.
Potensi Peningkatan Perekonomian Pelaku Usaha Lokal sebagai Dampak Perubahan Guna Lahan pada Kawasan Wisata: Studi Kasus Kawasan Wisata Rowo Jombor, Kabupaten Klaten Zaimul Azzah Aszahro; Isti Andini; Winny Astuti
Desa-Kota: Jurnal Perencanaan Wilayah, Kota, dan Permukiman Vol 5, No 1 (2023)
Publisher : Urban and Regional Planning Program Faculty of Engineering Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/desa-kota.v5i1.67560.77-89

Abstract

Kawasan Wisata Rowo Jombor merupakan salah satu pembentuk citra wisata Kabupaten Klaten. Upaya revitalisasi Waduk Rowo Jombor dan penyusunan Masterplan Kawasan Rowo Jombor 2037 bertujuan untuk mengembalikan fungsi waduk yang menurun akibat pendangkalan dan mengembangkan objek wisata, sarana, dan prasarana penunjang wisata di Waduk Rowo Jombor. Pengembangan atraksi, objek wisata, sarana, prasarana destinasi wisata yang memindahkan aktivitas dari atas air ke daratan akan berdampak bagi perubahan guna lahan di sekitar kawasan sebagai manifestasi peningkatan aktivitas masyarakat terutama dalam bidang perekonomian. Penelitian ini bertujuan menganalisis potensi peningkatan perekonomian pelaku usaha lokal sebagai dampak perubahan guna lahan di Kawasan Wisata Rowo Jombor. Metode kuantitatif digunakan untuk menganalisis proyeksi perubahan penggunaan lahan dan proyeksi peningkatan perekonomian. Adanya perubahan penggunaan lahan untuk mengakomodasi pengembangan dan pembangunan objek wisata dan sarana penunjang wisata pada tahun 2037 diproyeksikan akan meningkatkan pendapatan pelaku usaha lokal sebesar 462% melalui peningkatan pendapatan masyarakat, kesempatan kerja baru, dan penyerapan tenaga kerja pada objek wisata maupun sarana penunjang wisata. Kontribusi terbesar terhadap peningkatan perekonomian disumbangkan oleh peningkatan pendapatan pelaku usaha pada atraksi Embung Purbosari yang diproyeksikan mengalami perluasan penggunaan lahan wisata sebesar 5,71 ha dengan peningkatan pendapatan sebesar lebih dari Rp 2.576.556.906,10.
Faktor Penyebab Permukiman Kumuh di Kawasan Semanggi, Kota Surakarta Carla Magno Araujo; Winny Astuti; Galing Yudana
Desa-Kota: Jurnal Perencanaan Wilayah, Kota, dan Permukiman Vol 5, No 2 (2023)
Publisher : Urban and Regional Planning Program Faculty of Engineering Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/desa-kota.v5i2.73074.155-169

Abstract

Kawasan perkotaan tidak terlepas dari permasalahan pertumbuhan penduduk dan urbanisasi yang meningkat, serta keterbatasan akses penduduk terhadap layanan dasar perkotaan yang kemudian berpotensi menyebabkan munculnya kawasan permukiman kumuh. Kota Surakarta merupakan salah satu kota dengan kepadatan yang cukup tinggi sehingga mempengaruhi penggunaan lahan untuk bermukim. Pemerintah Kota Surakarta telah melakukan verifikasi data lokasi perumahan dan permukiman kumuh di Kota Surakarta antara lain Kawasan Semanggi karena memiliki tingkat kepadatan penduduk serta luas permukiman yang tinggi dibandingkan dengan kawasan lain. Kawasan padat penduduk ini menjadi perhatian khusus pemerintah karena terjadi pembangunan permukiman tanpa memperhatikan aspek kelayakan hunian dan struktur tata ruang kota. Terdapat beberapa permasalahan yang ditemukan dalam Kawasan Semanggi, yaitu masih banyak bangunan yang tidak memiliki sertifikat, status lahan Ilegal, tingginya jumlah rumah tidak layak huni, ketidakteraturan bangunan, kawasan rawan banjir, dan rendahnya sosial ekonomi masyarakat. Penelitian ini fokus untuk mengetahui faktor yang menyebabkan adanya permukiman kumuh di Kawasan Semanggi, Kota Surakarta. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu pendekatan deduktif. Penelitian ini menggunakan teknik analisis Analytic Hierarchy Process (AHP) untuk menganalisis tingkat prioritas faktor yang mempengaruhi terbentuknya permukiman kumuh berdasarkan pertimbangan yang diperoleh dari responden ahli terpilih melalui expert choice. Hasil analisis AHP menunjukkan bahwa terdapat lima  faktor prioritas yang menyebabkan adanya permukiman kumuh Kawasan Semanggi. Kelima faktor tersebut yaitu faktor ekonomi, faktor sarana prasarana, faktor status kepemilikan bangunan, faktor lahan perkotaan, serta faktor lama tinggal penghuni.
PENINGKATAN KESADARAN MASYARAKAT DALAM MEWUJUDKAN PERMUKIMAN SEHAT DAN HIJAU DI RW 01, KELURAHAN MOJO, KOTA SURAKARTA Widodo, Candraningratri Ekaputri; Rahayu, Murtanti Jani; Rini, Erma Fitria; Astuti, Winny; Andini, Isti; Mukaromah, Hakimatul; Rahayu, Paramita; Permana, Raden Chrisna Trie Hadi; Pujantiyo, Bambang
Jurnal AKAL: Abdimas dan Kearifan Lokal Vol. 5 No. 2 (2024): Jurnal AKAL : Abdimas dan Kearifan Lokal
Publisher : Universitas Trisakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25105/akal.v5i2.18470

Abstract

Setiap individu pasti menginginkan tinggal di lingkungan yang bersih dan alami. Memiliki lingkungan tempat tinggal yang sehat memiliki banyak manfaat positif, seperti mendukung kesehatan fisik dan mental penghuni, mengurangi risiko kecelakaan dan bencana, mendorong produktivitas, dan membuat lingkungan terlihat indah secara visual. Menurut World Health Organization (WHO), terdapat beberapa syarat untuk memiliki lingkungan sehat, seperti udara bersih, iklim yang stabil, pasokan air yang memadai, sanitasi yang baik, penggunaan bahan kimia yang aman, perlindungan dari radiasi, lingkungan kerja yang aman, pertanian yang berkelanjutan, kota yang mendukung kesehatan, dan pelestarian alam. Mewujudkan permukiman sehat dan alami di kawasan perkotaan memiliki tantangan tersendiri karena kepadatan penduduk, pembangunan yang sudah ada, dan dampak urbanisasi. Tantangan yang sama dihadapi oleh RW 01 Kelurahan Mojo, di Kota Surakarta, yang yang merupakan kawasan yang ditata dengan konsep peremajaan dan konsoldasi lahan. Dalam upaya untuk menciptakan kesadaran dan inisiatif masyarakat di RW 01 Kelurahan Mojo untuk menciptakan lingkungan sehat dan alamiah, dilakukan kegiatan sosialisasi permukiman sehat dan kegiatan penanaman pohon bersama. Harapannya, upaya ini dapat menjadi contoh baik bagi permukiman perkotaan lain di Indonesia.
Faktor prioritas kesiapan penanganan kawasan permukiman kumuh (studi kasus: bantaran Sungai Kali Anyar, Kota Surakarta) Parithustha Mahayati; Winny Astuti; Galing Yudana
Region : Jurnal Pembangunan Wilayah dan Perencanaan Partisipatif Vol 19, No 1 (2024)
Publisher : Regional Development Information Center, Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/region.v19i1.64560

Abstract

Permukiman kumuh kawasan bantaran Kali Anyar merupakan kawasan permukiman kumuh terbesar kedua di Kota Surakarta yang ditetapkan dalam SK Walikota Tahun 2016. Pendirian bangunan ilegal, kurang memadainya infrastruktur pendukung permukiman, dan kondisi sosial ekonomi masyarakat yang rendah adalah sejumlah permasalahan yang ditemui di kawasan tersebut. Langkah penanganan seperti pemugaran hingga relokasi telah diambil oleh pemerintah Kota Surakarta, namun kawasan kumuh tetap belum dapat tertangani. Terhambatnya penanganan mengisyaratkan bahwa terdapat beberapa faktor belum diprioritaskan dalam penanganan kumuh sehingga penanganan kumuh tidak merata. Penelitian ini berfokus untuk mengetahui faktor prioritas kesiapan kawasan untuk memulai penanganan permukiman kumuh di Kawasan Bantaran Kali Anyar. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan teknik analisis AHP (Analytic Hierarchy Process) yang dilengkapi analisis deskriptif pada masing-masing faktor kesiapan. Temuan menunjukkan tujuh faktor prioritas yaitu: (1) alokasi anggaran pemerintah, (2) bentuk koordinasi antar institusi, (3) keterlibatan masyarakat dalam penanganan, (4) ketersediaan dokumen perencanaan penanganan, (5) peraturan pemerintah daerah, (6) bantuan dana swasta, dan (7) struktur kelembagaan yang berperan. Walaupun regulasi secara jelas mengatur prioritas penanganan permukiman kumuh bantaran Kali Anyar, fakta di lapangan menunjukkan beberapa faktor kesiapan penanganan kumuh masih terhambat. Hal ini menyebabkan ketidakpastian penentuan upaya penanganan kumuh bantaran Kali Anyar. Oleh karena itu, diperlukan adanya inisiasi serius pemerintah dalam merencanakan upaya pelaksanaan penanganan kumuh di bantaran Kali Anyar secara komprehensif dan terintegasi.
PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP PERUBAHAN LIVELIHOOD ASSETS DI AREA RELOKASI PADA RUMAH SUSUN JATINEGARA BARAT Rohman, Fatchur; Astuti, Winny; Rahayu, Paramita
Plano Madani : Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota Vol 13 No 2 (2024)
Publisher : Jurusan Teknik Perencanaan Wilayah dan Kota, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24252/jpm.v13i2.45186

Abstract

Settlement relocation is a program initiated by the Provincial Government of DKI Jakarta aimed at providing decent housing for the community. Kampung Melayu Village was one of the locations where relocation to the Jatinegara Barat Flats was implemented in 2015. Settlement relocation has varied impacts due to differing community perceptions. Therefore, this study aims to determine the community's perception of changes in livelihood assets resulting from the relocation of settlements along the Ciliwung River, focusing on human capital, social capital, physical capital, environmental capital, and financial capital. The method used was scoring analysis and descriptive quantitative approaches, utilizing questionnaires and open interviews with the Jatinegara Barat Flats community affected by the relocation. The results of this study indicate that the relocated residents of Jatinegara Barat Flats experienced positive changes in their livelihood assets, with an overall score of 70.99%.
Peran Organisasi Berbasis Masyarakat dalam Inovasi Keberlanjutan Komunitas UMKM Menuju Kota Cerdas Astuti, Winny; Permana, Chrisna Tri Hadi; Mukaromah, Hakimatul
Jurnal Pembangunan Wilayah dan Kota Vol 20, No 4 (2024): JPWK Volume 20 No. 4 December 2024
Publisher : Universitas Diponegoro, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/pwk.v20i4.59301

Abstract

Perwujudan Kota Cerdas di Indonesia sangat bergantung pada partisipasi aktif dari masyarakat. Kota Cerdas merupakan sebuah konsep yang mendorong pada penerapan berbagai teknologi dalam memudahkan dan mendukung aktivitas pembangunan yang dilakukan oleh stakeholder terutama yang berkaitan dengan pengembangan ekonomi, sosial, lingkungan dan tata kelola. Organisasi Berbasis Masyarakat (OBM) memiliki peran penting dalam memfasilitasi program dan kegiatan Kota Cerdas yang melibatkan partisipasi, tindakan kolektif, dan pemberdayaan masyarakat. OBM berfungsi membangun komunitas yang meningkatkan kekuatan negosiasi dalam pengambilan keputusan dan memperluas akses informasi dan jaringan. OBM dalam konteks ini termasuk organisasi profesi, pedagang, kelompok usaha, kelompok budayawan, dan lain-lain. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan kajian empiris tentang peran OBM dalam mendorong perwujudan Kota Cerdas berbasis masyarakat, dengan fokus pada pengembangan Komunitas UMKM di 4 Kampung Kreatif di Kota Surakarta: Laweyan, Sondakan, Potrojayan, dan Kauman. Penelitian menggunakan pendekatan kualitatif melalui wawancara dan focus group discussion (FGD) melibatkan perwakilan OBM, perwakilan pemerintah daerah, dan pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) di keempat lokasi studi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peran OBM dominan dalam menginisiasi inovasi dan teknologi sekaligus sebagai wadah pertukaran pengetahuan, mediator transfer teknologi dan inovasi ramah lingkungan. Namun, tingkat dominasi OBM berbeda-beda di setiap lokasi, dipengaruhi oleh dukungan dan kepercayaan dari lembaga formal di atasnya.
Developing Causal Loop Diagram for Urban Development and Land Carrying Capacity in Surakarta Arsianti, Ari; Astuti, Winny; Suryanto, Suryanto; Candraningtyas, Callista Fabiola; Primabudi, Eko
Jurnal Presipitasi : Media Komunikasi dan Pengembangan Teknik Lingkungan Vol 21, No 3 (2024): November 2024
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/presipitasi.v21i3.879-893

Abstract

Surakarta has an area of 46.72 km2 with a population of 583,961 people. The land use in Surakarta for housing is 62% and for open space is only 9.82% of the area. Meanwhile, economic growth in this city has always experienced an increasing trend, where in 2023 investment growth reached 55.82%. This study aims to determine the general picture through the causal relationship between the components of urban development and the carrying capacity of land in Surakarta. This study uses a quantitative descriptive approach. Data is obtained from identified variables which are then arranged dynamically using Causal Loop Diagram (CLD) analysis processed with Vensim software. The results show that there is a supply model (built-up area and green open space) and a demand model (population, investment, and Gross Domestic Product). The relationship between variables describes the causal relationship in Surakarta's Land Carrying Capacity divided into three rounds, namely Loop B1 (Land Carrying Capacity – Demand - Supply - Land Carrying Capacity), Loop B2 (Supply - Built-up Land - Land Conversion - Green Open Space – Supply), and Loop R1 (Population - Demand - Investment - GDP - GDP per capita – Population).
Co-Authors Abdallh Lhwaint, Abdallh Abdllah Lhwaint Agus Parwito Rahmadi Alsadik Mohamed, Alsadik Anggraeni, Okti Anis Yuniarta Antissia Meuthia Rizky Arsianti, Ari Arvia Ari Sugesti Ary Setyawan Ary Setyawan Astuti Setia Ningrum Aulia Rasma Indah Ayunda Rizqa Hidayah Candraningtyas, Callista Fabiola Carla Magno Araujo Darryl Hall Dini Nurdiani Dyah Ayu Lupitasari Erlana Citra Putri Kharisma Erma Fitria Rini Erma Fitria Rini Erma Fitria Rini Erma Fitria Rini Fatchur Rohman Fitri Nur Cahyani Galing Yudana Galing Yudana Galing Yudana, Galing Galing Yudhana Gunung Gambiro Hafiza Jasmine Azzahra Hakimatul Mukaromah Hamza Hassan Taher Haque, Aprillia Hariz Fakhri Isti Andini Isti Andini Kusumaputri, Azzahra Nugrarizky Lazuardi, Muhamad Juliarachman Lestari Hidayati Marfuah Lintang Suminar Mamok Suprapto Maresty Krisandriyana Margareta, Lauren Adellia Mukaromah, Hakimatul Murtanti Jani Rahayu Murtanti Jani Rahayu Murtanti Jani Rahayu Nur Laila Fitriana Nurul Widowati Pamungkas, Paundra Bintang Paramita Rahayu Parithustha Mahayati Permana, Chrisna Tri Hadi Permana, Chrisna Trie Permana, Chrisna Trie Hadi Permana, Raden Chrisna Trie Hadi Pratama, Afnan Budi Primabudi, Eko Priscilia Nurvita Bella, Priscilia Nurvita Pujantiyo, Bambang Rahayu, Paramita Resi Iswara, Resi Rufia Andisetyana Putri Rufia Andisetyana Putri Salsa, Annissa Salsabilla Sihite, Gabriel Vichelino Suci Kusumaningsih Suminar, Lintang Sunjaya, Nyimas Indri Suryanto Suryanto Suryono, Lintang Praharyaning Widodo, Candraningratri Ekaputri Zaimul Azzah Aszahro