Claim Missing Document
Check
Articles

EVALUASI KADAR VITAMIN C PADA BUAH NAGA PUTIH (Hylocereus undatus) DAN BUAH NAGA KUNING (Selenicereus megalanthus) DENGAN 2,6 DIKLOROFENOLINDOFENOL Nia Kurnia; Eddy Soemardi; Dwi Hartanti
PHARMACY: Jurnal Farmasi Indonesia (Pharmaceutical Journal of Indonesia) Jurnal Pharmacy, Vol. 06 No. 01 April 2009
Publisher : Pharmacy Faculty, Universitas Muhammadiyah Purwokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30595/pharmacy.v6i01.399

Abstract

Abstrak Buah Naga termasuk buah baru diIndonesia dan mengandung vitamin C. Buah Naga terdiri atas beberapa spesies, yang paling populer adalah Hylocereus undatus (buah naga putih) dan Selenicereus megalanthus (buah naga kuning). Dari dua spesies tersebut mempunyai kandungan vitamin C yang berbeda-beda. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan kandungan vitamin C pada buah Naga putih dan buah naga kuning. Pengukuran vitamin C pada buah naga dilakukan dengan titrasi 2,6 Diklorofenolindofenol. Analisis statistik yang digunakan adalah T-test untuk mengetahui apakah ada perbedaan yang bermakna antara kandungan vitamin C pada buah naga putih dan buah naga kuning. Hasil penelitian menunjukkan perbedaan bermakna antara buah naga putih (rata-rata 10,71403 mg/100g, ±SD 0,5270612) dan buah naga kuning (rata-rata 12,54929 mg/100g, ±SD 1,0806851). Kata kunci: Vitamin C, Buah Naga Putih (Hyosereus undatus), Buah Naga Kuning (Selenicereus undatus),2,6 Diklorofenolindofenol. Abstract Dragon fruit is a popular newcomer in Indonesia, beside of its interesting look, also contains various beneficial compounds such as Vitamin C. The most popular is Hylocereus undatus (white dragon fruit), and Selenicereus megalanthus (yellow dragon fruit). Those two species might contain different total concentration of vitamin C. This research was to determine the vitamin C concentration of White Dragon Fruit and Yellow Dragon Fruit. Vitamin C concentration was determined using 2,6 diclorofenolindophenol titration for three times replication. The data was then analyzed by T-test. The result showed that there was significant different of vitamin C content between white dragon fruit (mean 10,71403 mg/100g with SD=0,5270612) and yellow dragon fruit (mean 12,54929mg/100g with SD=1,0806851). Keywords: Vitamin C, White Dragon Fruit (Hylocereus undatus), Yellow Dragon Fruit (Selenicereus undatus), 2,6 diclorofenolindophenol
UJI PENDAHULUAN EFEK HAIR TONIC MINYAK BIJI WIJEN ( Sesamum indicum L ) TERHADAP PERTUMBUHAN RAMBUT KELINCI JANTAN Ratno Subekhi; Sudarso Sudarso; Dwi Hartanti
PHARMACY: Jurnal Farmasi Indonesia (Pharmaceutical Journal of Indonesia) Jurnal Pharmacy, Vol. 06 No. 03 Desember 2009
Publisher : Pharmacy Faculty, Universitas Muhammadiyah Purwokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30595/pji.v6i3.428

Abstract

Telah dilakukan uji pendahuluan efek hair tonic minyak wijen (oleum sesame) terhadap pertumbuhan rambut kelinci jantan. Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan apakah minyak dari biji tanaman wijen ( Sesamum indicum L ) mempunyai efek mempercepat pertumbuhan rambut kelinci jantan. Minyak wijen dibuat dengan memeras serbuk biji wijen yang telah dicampur air panas. Punggung kelinci dicukur persegi dengan sisi 2,5 cm. Kotak 1 diolesi minyak cem-ceman sebagai kontrol positif, kotak 2 diolesi aquades sebagai kontrol negatif, kotak 3 diolesi minyak wijen sabagai sampel. Pengukuran pertumbuhan rambut dilakukan setiap 3 hari sekali selama 18 hari. Data pertumbuhan rambut rata-rata perhari yang diperoleh kemudian dianalisis dengan analisis variansi yang dilanjutkan dengan uji tukey dengan taraf kepercayaan 95%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa minyak wijen dapat mempercepat pertumbuhan rambut kelinci jantan. Kata kunci : Biji wijen, memeras, pertumbuhan rambut, kelinci jantan.
PENGARUH GELATIN, AMILUM DAN PVP SEBAGAIBAHAN PENGIKAT TERHADAP SIFAT FISIK TABLET EKSTRAK TEMULAWAK (Curcuma Xanthorrhiza, Rxob) Widya Cahya Ariswati; Agus Siswanto; Dwi Hartanti
PHARMACY: Jurnal Farmasi Indonesia (Pharmaceutical Journal of Indonesia) Jurnal Pharmacy, Vol. 07 No. 02 Agustus 2010
Publisher : Pharmacy Faculty, Universitas Muhammadiyah Purwokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30595/pji.v7i1.557

Abstract

Abstrak Temulawak (Curcuma Xanthoriza, Roxb) merupakan salah satu obat alam yang banyak tersebar di Indonesia. Berdasarkan penelitian dan pengalaman, temulawak telah terbukti berkhasiat dalam menyembuhkan berbagai penyakit dan juga sebagai hepatoprotektor.Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui pengaruh gelatin, amilum dan PVP pada konsentrasi 5% sebagai bahan pengikat terhadap sifat fisik tablet ekstrak temulawak. Pembuatan tablet menggunakan metode granulasi basah. Dalam penelitian ini dibuat tiga formula dengan menggunakan bahan pengikat berbeda tetapi konsentrasinya sama (gelatin 5%, amilum 5%, PVP 5%).Tablet yang dihasilkan diuji sifat fisiknya yaitu keseragaman bobot, kekerasan, kerapuhan dan waktu hancur. Data yang diperoleh dilakukan uji Anava satu jalan dan apabila ada perbedaan dilanjutkan uji BNT. Berdasarkan hasil percobaan diperoleh bahwa gelatin sebagai bahan pengikat tablet ekstrak temulawak menghasilkan tablet yang kekerasannya relatif besar, kerapuhannya kecil dan waktu hancurnya lama. Amilum sebagai bahan pengikat menghasilkan tablet ekstrak temulawak yang kekerasannya kecil, kerapuhannya relatif besar, waktu hancur cepat. PVP sebagai bahan pengikat menghasilkan tablet ekstrak temulawak yang kekerasannya kecil, kerapuhannya relatif besar dan waktu hancurnya cepat. Kata kunci : Temulawak (Curcuma Xanthoriza, Roxb), gelatin, amilum , PVP Abstract Temulawak (Curcuma Xanthoriza, Roxb) is one of medicinal plant in Indonesia., temulawak has been known effective as hepatoprotector. The purpose of this study is to determine the influence of gelatin, amilum and PVP at concentration of 5% as a binder to the physical properties of temulawak extract tablets. Tablets are made using wet granulation method. There are three formulas using different binder. The resulting tablets are tested for physical properties (weight uniformity, hardness, fragility, and disintegration time). The obtained data then proceed with one way anova and BNT test. From experimental results obtained that the gelatin as binder of temulawak extract tablet produced relatively hard, small fragility and long disintegration time, amilum as a tablet binder produce temulawak ekstract tablets that had the small level of hardness, the fragility are relatifely big,quick time destruction and PVP as a binder produce temulawak extract tablet that had the small level of hardness, the fragility are relatifely big and quick time destruction. Keywoards : Temulawak (Curcuma Xanthoriza, Roxb), gelatin, amylum, PVP.
AKTIVITAS ANTIBAKTERI GEL EKSTRAK LENGKUAS (Alpinia galanga) TERHADAP Pseudomonas aeruginosa DAN Bacillus subtilis. Renny Amelia; Sudarso Sudarso; Dwi Hartanti
PHARMACY: Jurnal Farmasi Indonesia (Pharmaceutical Journal of Indonesia) Jurnal Pharmacy, Vol. 07 No. 03 Desember 2010
Publisher : Pharmacy Faculty, Universitas Muhammadiyah Purwokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30595/pji.v7i3.579

Abstract

ABSTRAK Penelitian tentang aktivitas antibakteri gel ekstrak lengkuas terhadap Pseudomonas aeruginosa dan Bacillus subtilis dilakukan untuk mengetahui aktivitas antibakteri gel ekstrak lengkuas terhadap P. aeruginosa dan B. subtilis. Dalam penelitian ini ekstraksi dilakukan dengan metode maserasi dengan pelarut etanol 70%. Uji aktivitas antibakteri menggunakan metode difusi. Sifat fisik yang diuji adalah organoleptis, pH, dan viskositas. Senyawa minyak atsiri eugenol dan flavonoid diidentifikasi menggunakan KLT. Data viskositas dianalisis dengan uji anava dua arah dengan taraf kepercayaan 95% dan dilanjutkan uji BNT. Diameter zona hambat antibakteri dianalisis dengan uji anava satu arah dengan taraf kepercayaan 95% dan dilanjutkan uji BNT. Gel ekstrak lengkuas mempunyai sifat organoleptis dan pH yang stabil selama 28 hari, tapi viskositas gel menurun seiring bertambahnya hari. Gel ekstrak lengkuas memiliki aktivitas antibakteri terhadap P. aeruginosa, tapi tidak memiliki aktivitas antibakteri terhadap B. subtilis. Kata kunci: ekstrak lengkuas, aktivitas antibakteri, minyak atsiri eugenol dan flavonoid. ABSTRACT A research on antibacterial activity of ginger extract gel was done to know antibacterial activity of gel of ginger extract against Pseudomonas aeruginosa and Bacillus subtilis. In this research extraction was done by maseration method with 70% ethanol as solvent. Antibacterial activity test used diffusion method. Gel was tested pHysical properties for organoleptic, pH, and viscosity. Volatile oil and flavonoid compound were identified by TLC method. The viscosity data was analyzed by two way anava test with 95% significance level continued by LSD. The diameter of clear zone was analyzed by one anava with 95% significance level continued by LSD. Ginger extract is stable organolepticcally and pH for 28 days storage, but viscosity of gels decreases by time. The result showes that ginger extract gel has antibacterial activity against P. aeruginosa, but does not have antibacterial activity against B. subtilis. Key words: ginger extract (Alpinia galanga), antibacterial activity, volatile oil eugenol and flavonoid.
AKTIVITAS ANTIJAMUR KRIM MINYAK ATSIRI RIMPANG LENGKUAS (Alpinia galanga L.) TERHADAP Candida albicans Rema Rahmalia; Iskandar Soedirman; Dwi Hartanti
PHARMACY: Jurnal Farmasi Indonesia (Pharmaceutical Journal of Indonesia) Jurnal Pharmacy, Vol. 07 No. 02 Agustus 2010
Publisher : Pharmacy Faculty, Universitas Muhammadiyah Purwokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30595/pji.v7i1.553

Abstract

ABSTRAK Lengkuas (Alpinia galanga L.) mengandung minyak atsiri yang berkhasiat sebagai antijamur. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui aktivitas antijamur krim minyak atsiri terhadap Candida albicans. Minyak atsiri lengkuas diperoleh dengan cara destilasi uap air. Pada penelitian ini ada lima kelompok yang diujikan, yaitu formula I (krim ketokonazol) sebagai kontrol positif, formula II (krim tanpa penambahan minyak atsiri), formula III (krim dengan penambahan minyak atsiri 2 g), formula IV (krim dengan penambahan minyak atsiri 2,75 g), formula V (krim dengan penambahan minyak atsiri 3,50 g). Krim diuji fisik (uji organoleptis, homogenitas, daya menyebar, daya lengket) dan aktivitas antijamur terhadap Candida albicans. Data yang diperoleh dianalisis dengan Anava satu arah dilanjutkan dengan menggunakan uji BNT (Beda Nyata Terkecil). Hasil penelitian menujukkan bahwa semakin banyak penambahan minyak atsiri menyebabkan kenaikan daya sebar. Aktivitas antijamur krim minyak atsiri lengkuas terhadap Candida albicans meningkat dengan naiknya konsentrasi penambahan minyak atsiri. Kata Kunci : Minyak atsiri lengkuas, krim, Candida albicans ABSTRACT Alpinia galanga L. essential oil is active as antifungal agent. This reseach was aimed to find out Antifungal Activity of Alpinia Galanga Essential Oil Cream Against Candida albicans. Alpinia galanga essential oil was obtained by steam and water destillation method. There are five groups used in this research, there were Formula I (ketokonazol cream) as positive contol, Formula II (cream without addition of essential oil), Formula III ( cream with addition of essential oil 2 g), Formula IV (cream with addition of essential oil 2.75g), Formula V (cream with addition of essential oil 3.50 g). The cream were tested for physical properties (organoleptic, homogeneity, adhesiveness, spreading) and antifungal activity on Candida albicans. Data was analyzed by one way anava and continued by LSD (Least Significant Different) test of post hoc test. Research result indicated that a higher essential oil concentration will increase cream spreading. Antifungal activity of alpinia galanga essential oil cream increase along with increasing of essential oil concentration. Keyword : Alpinia galanga essential oil, cream, Candida albicans.
DAYA REPELAN GEL MINYAK ATSIRI BUNGA KENANGA (Cananga odorata (Lmk) Hook.f & Thoms) DALAM BASIS CARBOPOL, TERHADAP NYAMUK Aedes aegypti Linda Kurniawati; Indri Hapsari; Dwi Hartanti
PHARMACY: Jurnal Farmasi Indonesia (Pharmaceutical Journal of Indonesia) Jurnal Pharmacy, Vol. 07 No. 03 Desember 2010
Publisher : Pharmacy Faculty, Universitas Muhammadiyah Purwokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30595/pji.v7i3.574

Abstract

ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh konsentrasi carbopol terhadap sifat fisik gel dan daya repelan gel minyak atsiri bunga kenanga. Minyak atsiri bunga kenanga diperoleh dengan cara penyulingan uap air. Dibuat tiga formula gel minyak atsiri bunga kenanga dengan konsentrasi carbopol yang berbeda (0,5 g, 1,0 g dan 1,5 g). Gel yang dihasilkan dievaluasi sifat fisiknya meliputi uji pH, viskositas, homogenitas, daya sebar, daya lekat dan identifikasi minyak atsiri bunga kenanga. Uji daya repelan dilakukan dengan memasukkan tangan naracoba ke dalam sangkar dengan interval waktu diluar sangkar nyamuk selama 5 menit. Ada lima kelompok yang diujikan, meliputi tangan tanpa intervensi, kontrol negatif berupa tiga formula gel tanpa minyak atsiri bunga kenanga, minyak atsiri bunga kenanga, tiga formula gel minyak atsiri bunga kenanga dan kontrol positif berupa lotion merk “X”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsentrasi carbopol berbanding terbalik dengan nilai pH dan daya sebar tetapi berbanding lurus dengan daya lekat dan viskositas gel minyak atsiri bunga kenanga. Daya repelan gel minyak atsiri bunga kenanga berbanding lurus dengan konsentrasi carbopol. Kata kunci: daya repelan gel, minyak atsiri bunga kenanga (Cananga odorata (Lmk) Hook.f & Thoms), carbopol, Aedes aegypti ABSTRACT The aim of this research is to know the influence of carbopol concentration to physical characteristic and repellency of cananga flowers volatile oil in carbopol gel base. Cananga flowers volatile oil was extracted by steam water destilation. Three formulas of gel were made by various carbopol concentration (0,5 g, 1,0 g and 1,5 g). The gels produced were tested physical characteristic (organoleptic, pH, viscosity, homogeneity, spread ability, adhesive ability and identification of cananga flowers volatile oil). Repellency was done by entering hand of person into the cage contain mosquitoes with interval five minute. This research used five groups. They were untreated hand, negative control with three formulas of gel did not used cananga flowers volatile oil, cananga flowers volatile oil, three formulas of gel contain cananga flowers volatile oil and lotion merk “X” as positive control. The result showed that the greater carbopol consentration, the smaller in pH and spread ability but the greater in adhesive ability, viscosity and repellency of gel from cananga flowers volatile oil. Key words: repellency of gel, cananga (Cananga odorata (Lmk) Hook.f & Thoms) flowers volatile oil, carbopol, Aedes aegypti
ANALISIS RESIDU PESTISIDA ORGANOFOSFAT PADA SIMPLISIA TEMULAWAK (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI VISIBEL Wiranti sri Rahayu; Dwi Hartanti; Handoyo Handoyo
PHARMACY: Jurnal Farmasi Indonesia (Pharmaceutical Journal of Indonesia) Jurnal Pharmacy, Vol. 06 No. 03 Desember 2009
Publisher : Pharmacy Faculty, Universitas Muhammadiyah Purwokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30595/pji.v6i3.429

Abstract

Temulawak merupakan salah satu jenis tanaman obat yang mempunyai prospek cerah untuk dikembangkan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui ada tidaknya residu pestisida organofosfat pada simplisia temulawak dan melakukan validasi metode analisis residu organofosfat dengan metode spektrofotometri UV-Vis. Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode destruksi basah, sampel yang diambil adalah simplisia temulawak yang diambil dari pasar Wage. Sampel kemudian ditambah asam nitrat pekat. Pengujian kadar organofosfat pada simplisia temulawak dilakukan dengan alat Spektofotometer UV-Vis Merk Shimadzu pada panjang gelombang 722 nm. Berdsarkan hasil penelitian pada simplisia temulawak terdeteksi adanya pencemaran organofosfat dengan kadar (72,678 g/g) dan hasil validasi analisis yang dilakukan didapat harga standard deviation (SD), relative standard deviation (RSD), dan ketelitian alat pada uji presisi alat pada sampel sebesar 1,4219 x 10-6; 0,2440% dan 99,997%. Nilai persen perolehan kembali (Recovery) rata-rata dan kesalahan sistemik pada uji akurasi sampel sebesar 87,72 % dan 12,28 % Uji linieritas didapatkan harga intersep sebesar 9,325.10-4, slope sebasar 0,020, koefisien korelasi (r) sebesar 0,9907 sehingga didapatkan persamaan regresi linier kurva baku y = 0,0429x + 0,0105 dengan limit deteksi dan limit kuantitasi 2,1468 ppm dan 7,1142 ppm. Berdasarkan penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pada metode analisis identifikasi residu organofosfat pada simplisia temulawak menggunakan metode spektrofotometri UV-Vis adalah valid. Kata kunci: Organofosfat, Spektrofotometri, Simplisia Temulawak, Pasar Wage.
PERBANDINGAN DAYA ANTIOKSIDAN EKSTRAK METANOL DAUN TEMBAKAU (Nicotiana tabacum L) DENGAN RUTIN TERHADAP RADIKAL BEBAS 1,1-DIPHENIL-2-PIKRILHIDRAZIL (DPPH) Rahmani Prastiwati; Wranti Sri Rahayu; Dwi Hartanti
PHARMACY: Jurnal Farmasi Indonesia (Pharmaceutical Journal of Indonesia) Jurnal Pharmacy, Vol. 07 No. 01 April 2010
Publisher : Pharmacy Faculty, Universitas Muhammadiyah Purwokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30595/pji.v7i1.549

Abstract

ABSTRAK Telah dilakukan penelitian untuk membandingkan aktivitas antioksidan ekstrak metanol daun tembakau dengan rutin. Percobaan ini dilakukan dengan membuat ekstrak metanol daun tembakau secara soxhletasi dan mengukur absorbansi DPPH dengan menggunakan spektrofotometri UV-Vis pada λ 517nm. Data yang diperoleh dianalisis dengan uji t dengan taraf kepercayaan 95%. Hasil penelitian dan analisis menunjukkan bahwa ekstrak metanol daun tembakau dan rutin memiliki aktivitas antioksidan yang berbeda. Kata kunci: Antioksidan, 1,1-diphenil-2-pikrilhidrazil, ekstrak metanol tembakau, rutin. ABSTRACT An experiment was done to compare the antioxidant activity of methanolic extract of tobacco leaves and rutin. This experiment was conducted by extracting methanolic extract of tobacco leaves with soxhletation method with methanol and measuring the absorbance of DPPH using spectrofotometry UV- Vis in λ 517 nm. The obtained data was analized by t-test with the confidence level 95%. The result showed that methanolic extract of tobacco leaves extract and rutin have the different of antioxidant activity. Key word: Antioxidant, 1,1-diphenil-2-pikrilhidrazil, methanolic extract of tobacco leafes, rutin.
PENAPISAN FITOKIMIA DAN UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL HERBA PULUTAN (Urena lobata Linn.) Roselina Wulandari; Pri Iswati Utami; Dwi Hartanti
PHARMACY: Jurnal Farmasi Indonesia (Pharmaceutical Journal of Indonesia) Jurnal Pharmacy, Vol. 06 No. 01 April 2009
Publisher : Pharmacy Faculty, Universitas Muhammadiyah Purwokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30595/pharmacy.v6i01.396

Abstract

ABSTRAK Telah dilakukan penelitian tentang penapisan fitokimia dan uji aktivitas antibakteri ekstrak etanol herba pulutan (Urena lobata Linn). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui senyawa metabolit sekunder dan aktivitas antibakteri herba pulutan. Dalam penelitian ini, ekstraksi dilakukan dengan metode Soxhletasi dengan pelarut etanol 96%. Penapisan fitokimia menggunakan metode Cannel, dan untuk uji aktivitas antibakteri menggunakan metode difusi agar menggunakan kertas cakram. Bakteri yang digunakan adalah Staphylococcus aureus (bakteri Gram positif) dan Escherichia coli (bakteri Gram negatif). Data yang diperoleh dianalisis menggunakan analisis varian satu arah dengan taraf kepercayaan 95%. Hasil penapisan fitokimia menunjukkan bahwa herba pulutan mengandung senyawa golongan alkaloid dan polifenol. Hasil uji aktivitas antibakteri menunjukkan bahwa ekstrak etanol herba pulutan memiliki aktivitas antibakteri terhadap Staphylococcus aureus dan Escherichia coli. Kata Kunci : pulutan (Urena lobata Linn), antimikroba, penapisan fitokimia. Abstract The research on phytochemical screening and antibacterial activity of ethanolic extract of pulutan (Urena lobata Linn) has been done. The purpose of this research was to explore the secondary metabolite and antibacterial activity of pulutan herbs. In this research, the extraction of pulutan herbs was using Sohletation methods with 96% ethanol as a solute. Phytochemical screening was done by Cannel methods and antibacterial activity test was done by diffusion method and use tha paper disk for the diffusion. Staphylococcus aureus (Positive Gram) and Escherichia coli (Negative Gram) were used in antibacterial activity test. The data which obtained from the research is analyzed by one way analysis of varian test with significance level in 95%. The result of phytochemical screening shown that pulutan herbs contain alkaloid and polyphenol compound. Antibacterial activity test showed that ethanolic extract of pulutan herbs has antibacterial activity againts Staphylococcus aureus and Escherichia coli. Keywords: pulutan (Urena lobata Linn), antibacterial activity, phytochemical screening.
FORMULASI TABLET EKSTRAK ETANOL BUAH MENGKUDU (Morinda citrifolia L) DENGAN VARIASI AVICEL PH 101 DAN AMPROTAB SEBAGAI BAHAN PENGERING Gustina Nurkhayatun; Agus Siswanto; Dwi Hartanti
PHARMACY: Jurnal Farmasi Indonesia (Pharmaceutical Journal of Indonesia) Jurnal Pharmacy, Vol. 07 No. 01 April 2010
Publisher : Pharmacy Faculty, Universitas Muhammadiyah Purwokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30595/pji.v7i1.537

Abstract

ABSTRAK Tanaman Mengkudu (Morinda citrifolia L) merupakan tanaman yang telah banyak digunakan sebagai obat tradisional oleh masyarakat. Agar penggunaan tanaman ini menjadi lebih praktis, perlu pengolahan menjadi bentuk sediaan yang mudah digunakan, salah satunya dalam bentuk sediaan tablet. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah kombinasi bahan pengering Avicel PH 101 dan Amprotab dapat diformulasikan menjadi sediaan tablet ekstrak etanol buah mengkudu yang memenuhi syarat sifat fisik tablet. Ekstrak etanol buah mengkudu dibuat dengan menggunakan metode maserasi. Sedangkan tablet ekstrak etanol buah mengkudu dibuat dengan cara metode granulasi basah. Tablet ekstrak etanol buah mengkudu dibuat dalam tiga formula, yaitu formula I (100 % Avicel PH 101), formula II (100 % Amprotab) dan formula III (50 % Avicel PH 101 : 50 % Amprotab). Granul kering diuji sifat alirnya sedangkan tablet diuji sifat fisisnya meliputi keseragaman bobot, kekerasan, kerapuhan dan waktu hancur. Penggunaan variasi kombinasi pengering Avicel PH 101 dan Amprotab menghasilkan waktu alir yang baik sehingga keseragaman bobot memenuhi, kekerasan tablet baik, kerapuhan semakin rendah dan waktu hancur lebih lama. Kata kunci : mengkudu, Avicel PH 101, Amprotab, tablet, granulasi basah ABSTRACT It has been conducted a research on ethanol extract of Morinda citrifolia L tablet formulation. This research was aimed to find out whether composition variation of Avicel PH 101 and Amprotab as absorber could be formulated into tablet dosage form that meet requirement of good physical characteristic. The advantages of Avicel PH101 were having good compressibility and good the flow characteristic and fastening disintegration time of tablet. The advantage of Amprotab was cheap. Morinda citrifolia L. was extracted by maceration method by ethanol 70 %. Tablet of Morinda citrifolia L. was made by wet granulation. Ethanol extract of Morinda citrifolia L tablet was made in three formulas, they were formula I (100% Avicel PH 101), formula II (100% Amprotab) and formula II (50% Avicel PH 101: 50% Amprotab). Dry granule was examined the flow characteristics whereas tablets were examined the physical characteristic (weight uniformity, hardness, brittleness and disintegration time). Various combination of Avicel PH 101 and Amprotab resulted a good flowing time so that meet weight homogeneity, a good tablet hardness, lower brittleness and longer of disintegration time. Key word: Morinda citrifolia L., Avicel PH 101, Amprotab, tablet, wet granulation.
Co-Authors Abdul Hafid Assidiq Abdullah Sajad Abetranda Saputra Defa Adi Tiyas Ahmad Fathoni Aditya Brian Salsabil Aditya Gema Pratama Afu Ichsan Pradana Agus Mulyono Agus Siswanto Agustina Niken Laraswati Ahmad Khairul Adi Aldiansah Rahmat S Aldova Herbryan Putra Alif Dimas Saputro Almaranda Aisyanissa H Alwani Hamad Amalia Yusrina Lutfiani Amanda Eka Febrianisa Andika Kristianto Andika Pratama Andreas Abi Permana Anisa Rahmawati Aprilisa Arum Sari Ardhianto, Aan Arif Wirahadi Kusuma Arimby Kusmaya Putri Arinta Azzahra Narwastika Ariya Putra Sejati Armeta Eka Putri Wibowo Artdelia Pingkan Salsabilla Ashary Vermaysha Asmiyenti Djaliasrin Djalil Asmiyenti Djaliasrin Djalil Atina, Vihi Axzara Wirid Isra Jowanka A’an Jati Susilo Bagas Setiadi Bagaskara, Mochammad Naufal Bagus Erwanto Bagus Irfanzah A.N Baskoro Adi Prayitno Basrifan Arief Bakti Chintia Lutvia Nisa Christyana Anggraeni Cikal Fauziah Fatin Sawitri Danang Nurkhalis Daniel Ade Kurniawan Dear Whizkid Aziiz Diah Permatasari Dinda Amelia Galuh Puspita Sari Dinda Rizky Asmara Diniatik Diniatik Dita Mahameru HM Ditha Ayu Pratama Divangga Revansa Arya Pradhana Eddy Soemardi Eka Prasetyo Agung Pambudi Elza Sundhani Ema Dwi Septiana Emi Rahma Wulandari Erlina Kumala Kusumawati Evi Yuliana , Margaretha Fany Kusuma Dewi Fany Lestari Farida Surya Jati Fariz Defa Sulistyawan Farrel Putra Ediansyah Farrois Qithfirul Aziz Fatimah Naim Azahara Fauziah Fanny Fitriana Sekar Kinasih Genatrika, Erza Gesang Kurniasih Gustina Nurkhayatun Habib Nur Gian Hanafi Sri Untoro Handoyo Handoyo Hanif Sangga Paramanandi Hany Arya Wardhany Hasim Azari Ika Putri Pujianti Ika Yuni Astuti Imam Purnomo Sugiarto Indri Hapsari Irfan Nurahmadi Harish Iskandar Soedirman Ivan Kurnia Wirawan Jodi Apri Setiawan Joel Adikurnia Purnama Kukuh Supriyanto Ledjar Nugroho Linda Kurniawati Linda Kusuma Dewi Lindawati Damidjan Lindha Juniarta Suseno Liza Rosyiane Lucky Marsella Ma'ruf Nur Muhammad Maulindar, Joni Melani Setiowati Miftahul Hasanah Mochamad Saefudin Moh Muhtarom Mohammad Arifin Mohammad Yusuf Nugroho Muhammad Alwan Nurdin Muhammad Dhafa Diar A Muhammad Dhito Maulidan Muhammad Frasha Candra P Muhammad Ginanjar BayuAji P Muhammad Hafizh Al Mustofa Muhammad Hashfi Rafid Muttaqin Muhammad Khabib Ikhwanudin Muhammad Khovivul Anam Muhammad Rais Ramadhani Nadia Amalia Putri Nadia Hepyntha Nasrun Hidayat Nathanael Distri Roni Christian Neha Poetri Setiawati Nia Kurnia Nunuk Aries Nurulita Nur Yulianingsih Nurbagus Saputro Nurul Muzayyana Nurul Rizak Imanuloh Permatasari, Hanifah Pramoedya Ananta Dzikri Pramono Pramudya Aziz Wisnuadi Pri Iswati Utami Putra, Hasda Surya Rahmani Prastiwati Rahmawati Desi Tri Wulandari Raihan Abdurrahim Al Ayyubi Randis Wahyuni Rani Elsa Putri Ranti Kartikasari Ratno Subekhi Rema Rahmalia Rendhiva, Lidia Reni Kuswulandari Renny Amelia Ricky Eko Novianto Ricky Ihsan Ricky ihsan a Riyad Khomsidin Rizky Rama Mulyawan Rizqi Saputra Robby Gusti Nugroho Roselina Wulandari S Sajidan Sabikis Sabikis Saputro, Khoirul Adi Saputro Selfia Yustika Rini Shella Diana Oktaviani Shinta Furry Siti Munawaroh Siti Rofida Sofa Marwati Sri Mahardhika Pratiwi Stevania Frederica Fidela Setiawan Suci Bunga Pritalina Sudarso Sudarso Sulistyo Syaiful Nur Wardani Tariska Zidny Fatikhah Tasya Tasya Taufik Hidayat Teguh Haryanto Telaga Nabila Putri Riyanto Titin Listiani Tjiptasurasa Tjiptasurasa Triyo Nova Ummi Khultsum Unik Fajriyah Vanya Tabitha Vincentius Anggarda Viona Putri Ardiana Wahyu Cahya Adi Putra Widianto Adi Nugroho Widya Cahya Ariswati Wijasena Wirahaji Wiranti Sri Rahayu Wranti Sri Rahayu Wupiwulang Tanwal Hu Yahya Aliya Rohim Zariel Ardian Ekovinh