Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search
Journal : Jurnal Kesehatan

HUBUNGAN ANTARA ASUPAN ZAT GIZI DAN STATUS GIZI DENGAN KEJADIAN MENARCHE DINI PADA SISWI SD NEGERI 2 DI KOTA BANDAR LAMPUNG Nugroho, Arie; Bertalina, Bertalina; Marlina, Marlina
Jurnal Kesehatan Vol 6, No 1 (2015): Jurnal Kesehatan
Publisher : Politeknik Kesehatan Tanjungkarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (501.008 KB) | DOI: 10.26630/jk.v6i1.23

Abstract

Arie Nugroho1, Bertalina2, Marlina31,2Jurusan Gizi Poltekkes Kemenkes Tanjungkarang, 3Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Tanjungkarange-mail: arienugrohosgzmgz@gmail.com Abstrak: Hubungan antara asupan zat gizi dan status gizi dengan kejadian usia menarche dini pada siswi sd negeri 2 kota Bandar Lampung. Telah terjadi penurunan umur menarche pada wanita berkaitan dengan kemajuan dan keadaan lingkungan, khususnya keadaan gizi yang makin baik sehingga mempercepat pembentukan hormon-hormon seksual manuasia. Tujuan penelitian adalah Mengetahui hubungan antara asupan zat gizi serta status gizi terhadap kejadian usia menarche pada siswi SD Negeri 2 di Kota Bandar Lampung. Rancangan penelitian ini adalah cross sectional study, dengan subjek penelitian adalah siswi SD 2 rawa laut sebanyak 63 siswi. Variabel yang dianalisis dalam penelitian ini adalah asupan zat gizi, statu gizi dengan kejadian menarche dini. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara asupan energi dan asupan karbohidrat terhadap kejadian menarche dini, sedangkan asupan protein, lemak dan status gizi siswi berhubungan dengan kejadian menarche dini. Bagi tempat penelitian dapat mengambil peran dalam memfasilitasi siswi untuk menambah pengetahuan tentang gizi seimbang terutama pada subjek yang mengalami overweight dan obesitas, serta penilaian status gizi sebaiknya dilakukan secara berkala bekerjasama dengan UKS, sehingga keadaan gizi siswi SD tersebut dapat terus dipantau dengan baik. Kata Kunci: asupan zat gizi, status gizi, menarche gizi 
Determinan Growth Faltering (Guncangan Pertumbuhan) pada Bayi Umur 2-12 Bulan yang Lahir dengan Berat Badan Normal Nugroho, Arie
Jurnal Kesehatan Vol 7, No 1 (2016): Jurnal Kesehatan
Publisher : Politeknik Kesehatan Tanjungkarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (210.388 KB) | DOI: 10.26630/jk.v7i1.113

Abstract

Gangguan pertumbuhan merupakan kejadian yang sangat umum terjadi pada usia satu tahun pertama kehidupan balita. Faktor determinan yang dinilai sangat kuat pengaruhnya adalah infeksi dan gizi. Kejadian Growth faltering pada tahun pertama kehidupan balita akan berdampak negatif terhadap pertumbuhan baik fisik maupun mental pada kehidupan balita selanjutnya. Oleh karena itu perlu diketahui faktor determinan growth faltering agar dapat dilakukan pencegahan dan penanggulangan masalah tersebut. Penelitian ini termasuk penelitian observasional dengan disain penelitian kasus-kontrol, yang dilakukan di Kecamatan Langkapura, Kota Bandar Lampung. Subjek yang dijadikan kasus adalah bayi yang mengalami growth faltering, dan kontrol adalah bayi yang mengalami pertumbuhan normal. Jumlah subjek masing-masing kelompok kasus dan kontrol adalah 32 subjek. Variabel yang diamati meliputi tidak diberikannya kolostrum, ASI tidak eksklusif, susu formula, MP-ASI dini, riwayat diare, dan riwayat ISPA. Analisis data dilakukan dengan menggunakan uji chi square dan menilai Odds Ratio (OR). Hasil: Berdasarkan analisis chi square, determinan growth faltering adalah: Pemberian ASI tidak eksklusif (OR= 2,9; 95% CI: 0,096─0,918; p= 0,031) dan ISPA (OR= 3,4; 95% CI: 1,17─9,80; p= 0,04). Variabel tidak diberikannya kolostrum, susu formula, MP-ASI dini dan kejadian diare bukan merupakan faktor determinan. Simpulan: Determinan growth faltering utama pada bayi umur 2-12 bulan di Kecamatan Langkapura adalah ASI tidak eksklusif dan kejadian ISPA. Disarankan untuk melakukan penyuluhan tentang pemberian ASI eksklusif dan pencegahan terhadap ISPA pada bayi.
Determinan Growth Failure (Stunting) pada Anak Umur 1 S/D 3 Tahun (Studi di Kecamatan Tanjungkarang Barat Kota Bandar Lampung) Arie Nugroho
Jurnal Kesehatan Vol 7, No 3 (2016): Jurnal Kesehatan
Publisher : Politeknik Kesehatan Tanjung Karang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (251.577 KB) | DOI: 10.26630/jk.v7i3.231

Abstract

Anak Stunting adalah anak yang memiliki tinggi badan lebih pendek dibandingkan dengan anak seusianya. Stunting mengindikasikan pertumbuhan yang rendah dan efek kumulatif dari kurangnya atau ketidakcukupan asupan energi, zat gizi makro atau zat gizi mikro dalam jangka panjang atau hasil dari infeksi kronis atau infeksi yang terjadi berulang kali. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan Growth Failure (Stunting) pada anak umur 1-3 tahun yang lahir dengan berat badan normal di Kecamatan Tanjungkarang Barat Kota Bandar Lampung.Penelitian ini termasuk penelitian observasional dengan disain penelitian kasus-kontrol, yang dilakukan di Kecamatan Tanjungkarang Barat, Kota Bandar Lampung. Subjek yang dijadikan kasus adalah anak usia 1-3 tahun yang mengalami growth failure (Stunting), dan kontrol adalah anak 1-3 tahun yang mengalami pertumbuhan normal. Jumlah total subjek masing-masing kelompok kasus dan kontrol adalah 84 subjek. Variabel yang diamati meliputi panjang lahir, tinggi ibu, pemberian ASI yang tidak eksklusif, pemberian MP-ASI dini, alokasi waktu asuh, dan sosial ekonomi. Analisis data dilakukan dengan menggunakan uji chi squre dan menilai Odds Ratio (OR). Berdasarkan analisis chi squre, determinan Stunting adalah: Panjang lahir (OR=3,8 95%CI: 1,11-12,98; p=0,042) Pemberian ASI tidak eksklusif (OR=3,7; 95%CI: 1,497-9,4; p=0,008), MP-ASI dini (OR=3,7; 95%CI: 1,497-9,4; p=0,008), dan Sosial Ekonomi (OR=3,4; 95%CI:1,17-9,80; p=0,04). Sedangkan variabel tinggi badan ibu dan alokasi waktu asuh bukan merupakan faktor determinan. Determinan growth faltering utama pada anak 1-3 tahun di Kecamatan Tanjungkarang barat adalah Panjang lahir, ASI tidak eksklusif, Pemberian MP ASI dini dan Sosial ekonomi. Disarankan untuk melakukan penyuluhan tentang pemberian ASI eksklusif dan MP-ASI dini serta peran serta Pemerintah daerah untuk meningkatkan status sosial ekonomi warganya.
Pengaruh Media Pendidikan Gizi (Komik) terhadap Peningkatan Pengetahuan dan Perubahan Berat Badan pada Anak Sekolah Dasar dengan Obesitas Arie Nugroho
Jurnal Kesehatan Vol 9, No 1 (2018): Jurnal Kesehatan
Publisher : Politeknik Kesehatan Tanjung Karang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (214.661 KB) | DOI: 10.26630/jk.v9i1.746

Abstract

School age is a time when children experience rapid growth. At this age of physical activity continues to increase such as play, exercise. Wrong eating habits in schoolchildren can lead to serious nutritional problems, such as obesity. Eating behavior such as consumption of junk food and fried is associated with the occurrence of obesity in school children. This study was to determine the effect of nutritional education media (comic) to increase knowledge and weight loss in elementary school children with obesity in the city of Bandar Lampung. This study included experiment research with quasi-experiment design study, conducted in Bandar Lampung City Elementary School. Subjects in the case were obese primary school children who received nutritional media (comic) intervention. The number of subjects consisted of 31 cases and 31 controls. The variables observed included weight changes and changes in knowledge of data. Data analysis was done by independent t-test and pair t-test. There was the influence of nutrition media intervention (comic) to the score of knowledge was shown with p-value=0,001. Where the increase of knowledge score only in the treatment group that was from 10,96+1,99 to 13,38+1,68. While nutrition media intervention (comic) did not give effect to changes in obese child weight shown with a p-value that is 0,491 for treatment group and 0,725 for the control group. The nutritional media (comic) interventions can improve the knowledge score of obese primary school children but have no effect on changes in child weight. The intervention should be done more than 2 weeks to see directly effect of nutritional media (comic) intervention on weight change, we should involve the professional in making comics and experiment on the use of comics as a material of intervention to the same population.
Microbiological Test and Antioxidant Activity of Moringa Leaf Brownies Substituted with Tempeh Flour which is High in Protein for Anemic Pregnant Women Nugroho, Arie; Sutrio, Sutrio; Sari, Adinda Juwita; Kusdalinah, Kusdalinah
Jurnal Kesehatan Vol 14 No 2 (2023): Jurnal Kesehatan
Publisher : Poltekkes Kemenkes Tanjung Karang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26630/jk.v14i2.3558

Abstract

Brownies are food, a distraction loved by all class ages. Most study regarding the added brownies' and other material shows that the product experience organoleptic changes and does not increase mark nutrition, including antioxidants. This study test marks microbiology and activity of leaf brownies antioxidants moringa substituted flour tempeh. This is the advanced study year, the second which brownies are the most liked, and the control will be compared in a manner mark microbiology and activity antioxidants. The research method in this study is draft random complete (RAL) with five replications. Leaf moringa, added to making these brownies, is porridge leaf moringa obtained from fresh leaf moringa, as much as 10% of the total flour. Treatment consisted of different composition bases comprising brownies from flour wheat compared flour tempeh with substitution tempeh flour, which is 100:0 (A1) and 75:25(A3), the most preferred panelist from the previous study. Good brownies products it controls, and A3 have marked microbiology following SNI standards to consume them safely. Activity value antioxidants from A3 are taller compared to controls. Recommended brownies products using leaf moringa as additional toppings to minimize decline activity antioxidants because of the oven.